Vous êtes sur la page 1sur 5

AKI BAT PERGAULAN BEBAS

BAB 1
1.1Pendahuluan
Latar Belakang
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rasa kepedulian kami terhadap dampak dari pergaulan
bebas jaman sekarang.
Hal-hal yang dibahas dalam kegiatan ini:
1. Penyakit-penyakit yang di akibatkan karena dampak pergaulan bebas
2. Pendapat dari para ahli tentang pergaulan bebas
Cara kami melakukan pengamatan ini dengan membaca informasi yang telah kami peroleh.

1.2 Rumusan Masalah
Kami meneliti Akibat Pergaulan Bebas ini disebabkan karena banyak pelajar yana menjadi
korbannya.Namun,dari coba-coba pasti akan terbiasa."Apa ada pengaruh dari pergaulan bebas
terhadap remaja?"

1.3 Tujuan Penelitian
Kami ingin tahu kanapa remaja banyak menjadi korban dari pergaulan bebas dan dampaknya.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari Pergaulan Bebas ini adalah:
Mengetahui dampaknya
Mengetahui cara menghindari dari pergaulan bebas
BAB 2

Metode Penelitian

2.1 Populasi dan Sampel
Dalam penilitian ini populasi yang diambil adalah di lingkungan Mojokerto.Sementara
sampelnya mengambil dari orang yang menjadi korban.


2.2 Rancangan dan Pelaksanaan Penelitian
Pada rancangannya, penelitian akan terbagi menjadi beberapa tahap.Tahap yang pertama
adalah pengumpulan data.Pada tahap ini langkah pertama dilaksanakan adalah membuat dan
membagikan anget.Setelah itu, tahap ini dilanjutkan dengan mewawancarai beberapa
remaja.
Setelah tahap pertama selesai penelitian ini dilanjutkan dengan mengolah data yang telah
tersedia. Pada tahap ini dilakukan pengubahan data.Dari data tulisan ke data angka.
Setelah tahapan dua selesai dilanjutkan dengan tahap ketiga.Pada tahapan ini dimulailah
pengeditan kata-kata.Selain itu ditahapan ini mulai dilakukan pembuatan karya tulis.
2.3 Data dan Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari angket, wawancara, buku-buku serta
internet. Angket yang digunakan disini adalah angket terbuka (angket tidak berstruktur)
artinya angket disajikan dalam bentuk isian sehingga bisa diisi sekehandak hati pengisi.
Sementara wawancara yang dilaksanakan merupakan wawancara bebas.

2.4 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber lalu
menarik rata-rata dan kesimplan dari data tersebut.

BAB 3

Hasil Penelitian

Dampak dari Pergaulan Bebas

Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency
Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat
pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-
31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di
kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.
Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita
HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya
tubuh pada usia remaja.
Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin
memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat
623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14
tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185
orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.
semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak
permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu
mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui
pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.

Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan
solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi.
Pelatihan Managemen tersebut diikuti 24 peserta utusan dari delapan kabupaten dan satu
kota di Bali berlangsung selama empat hari.
Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi
dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Ini terjadi karena tiap
tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan
di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di
legalkan sebgaimana yang terjadi di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan
agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah
lama mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong terhadap
pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat.
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung
jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-masalah
kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu pemaksaan gaya hidup
kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui ICDP (International Conference on
Development and Population) tahun 1994 di Kairo Mesir.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan
kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai
bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa
menikmati hubungan seksual (59%).
Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja
sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;
Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya,
kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan
yang salah dan keracunan.
Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa
seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau
dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.
Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun
keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang
melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang .
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang
sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko
kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara
fisik dan gangguan psikologis.



Dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan
keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah
melakukan aborsi adalah ;
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai
Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus
dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.
Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara
meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya
yakni hamil dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan
pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari
informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.






Penutup

Kesimpulan
Telah jelas bagi kita tidak ada dasar bagi Rancangan pembentukan Undang-undang legalisasi
aborsi karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Agama dan Hukum yang
berlaku. Legalisasi aborsi akan mendorong pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat.
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung
jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Sedangkan dilarang saja masih banyak terjadi
aborsi, bagaimana jika hal ini dilegalkan? Legalisasi akan berakibat orang tidak lagi takut
untuk melakukan hubungan intim pranikah, prostitusi karena jika hamil hanya tinggal datang
ke dokter atau bidan beranak untuk menggugurkan, dengan kondisi ini dokter ataupun bidan
dengan leluasa memberikan patokan harga yang tinggi dalam sekali melakukan pengguguran.
Jika perharinya yang melakukan aborsi 7 s/d 8 orang dan harga sekali aborsi sebesar Rp.
4.000.000,-, berarti dalam satu harinya dokter ataupun bidan bisa meraup keuntungan
sebesar Rp. 32.000.000,-. Jika di legalkan hal tersebut lebih berdampak negatif bagi
pertumbuhan dan perkembangan remaja, legalisasi tidak memberikan manfaat bagi
masyarakat dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Agama, jika bertentangan tidak
perlu diterima/dibentuk peraturan tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks
yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa
terkecuali, agar menjadi sebuah proritas dalam penanganannya agar tidak terjadi kematian
disebabkan aborsi tersebut.

Dengan tersusunnya laporan ini, kami selaku penyusun mengucapkan syukur atas karunia dan
hidayah-Nya. Kami menyadari bahwa dalam membuat laporan ini ada salah penulisan kata,
dan masih ada yang kurang. Kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian
sekilas kata penutup dari kami. Atas perhatian teman-teman kami ucapkan terima kasih.

Vous aimerez peut-être aussi