Meskipun perekonomian dunia di tahun 2011 mengalami perlambatan karena ketidakpastian pemulihan ekonomi dan keuangan di Eropa dan Amerika, tetapi pertumbuhan ekonomi nasional sangat baik, stabil, dan kondusif. Badan pemeringkat internasional pun kembali menaikkan peringkat Indonesia masuk ke zona aman berinvestasi (investment grade). Hal ini ditandai pula dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto menjadi 6,5%, penurunan tingkat inflasi menjadi 3,79%, stabilnya nilai tukar rupiah terhadap USD di kisaran Rp 9.068, dan menurunnya suku bunga Bank Indonesia ke level 6%. Semua faktor tersebut turut memberikan efek positif bagi dunia usaha pada umumnya dan industri properti pada khususnya.
Secara umum kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2011 dapat dikatakan kondusif dan stabil, ditandai dengan Produk Domestik Bruto Indonesia tumbuh sebesar 6,50% dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu 6,10%. Pertumbuhan PDB terutama didukung oleh permintaan domestik yang masih kuat dan kinerja ekspor yang masih terjaga. Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp 30,8 juta atau USD 3.543, meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 27,1 juta atau USD 3.010. Menurunnya tingkat inflasi dari 6,96% di tahun 2010 menjadi 3,79% di tahun 2011. Nilai tukar IDR terhadap USD dapat dikatakan stabil dan ditutup menguat di Rp 9.068. Suku bunga Bank Indonesia turun dari 6,50% di tahun 2010 ke 6,00% di tahun 2011. Indeks Harga Saham Gabungan menguat 2,59% menjadi 3.821,99. Semua faktor diatas turut memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan dapat mengurangi dampak dari memburuknya krisis di Eropa dan Amerika. Stabilitas ekonomi nasional juga memberikan optimisme bagi perusahaan properti dan dunia usaha di Indonesia.
Produk Domestik Bruto tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% dibadingkan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7% dan terendah di sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%. Sementara PDB tahun 2011 tumbuh 6,9%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7%, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2% dan komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 13,3% Pada tahun 2011, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 54,6%, konsumsi pemerintah 9,0%, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32 % ekspor 26,3% dan impor 24,9% .
Siklus Bisnis
Alam Sutera adalah salah satu perusahaan Indonesia pertama yang mengembangkan dan mengelola pengembangan kawasan dalam skala besar dan mandiri yang mencakup area residensial dan komersial yang dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur di dalam kawasan. Kawasan Alam Sutera di Serpong, Tangerang memiliki luas kurang lebih 800 hektar dan telah berkembang sejak 1994. Alam Sutera terletak 15 kilometer sebelah barat Jakarta Pusat dan merupakan pengembangan skala besar dengan akses langsung ke Jalan tol Jakarta Merak, sebuah jalan tol utama ke pusat kota Jakarta. Saat ini, Perusahaan secara aktif memfokuskan diri pada pengembangan kawasan Pasar Kemis, yang terletak 15 kilometer di sebelah barat Alam Sutera. Sampai dengan 31 Desember 2011, Perusahaan telah memperoleh tanah yang berlokasi di Tangerang (Serpong & Pasar Kemis); Cibitung-Bekasi, Cianjur-Jawa Barat; Tanjung Pinang-Riau, Sanur- Bali.
Area Residensial
Sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2011 Perusahaan telah mengembangkan 30 cluster residensial. Dalam satu cluster terdapat 150 sampai 500 rumah yang dibangun diatas lahan seluas 4 sampai 23 hektar. Setiap cluster memiliki satu gerbang untuk akses keluar masuk, dengan sistem kemanan yang terjamin. Lingkungan yang hijau dan asri dengan fasilitas dan area komersial yang lengkap menjadikan nilai tambah bagi kawasan Alam Sutera. Tahun 2011, Perusahaan kembali mengembangkan beberapa cluster baru seperti Sutera Sitara dan Suvarna Padi Golf Estate di kawasan Pasar Kemis.
Area Komersial
Sampai dengan 31 Desember 2011, Perusahaan sudah menjual 1.231 unit ruko. Secara umum ruko dibangun dengan tinggi 3 atau 4 lantai dan luas bangunan sekitar 220 m2. Ruko-ruko terletak secara strategis di sepanjang jalan arteri utama. Secara mayoritas ruko digunakan untuk kebutuhan komersial seperti toko-toko eceran, grosir maupun kantor.