(DECREASE OF CONSCIOUSNESS) Muh. Ridwan, S.Kep, Ns Intensif Care Unit RS. Bhayangkara Mappa Oudang
Derajat penurunan kesadaran terendah adalah koma. Koma merupakan suatu keadaan tanpa respon. Klien berbaring tanpa gerakan dengan mata tertutup dan tidak dapat dibangunkan meskipun dengan rangsangan nyeri 1. Mekanisme fisiologis proses kesadaran / gangguan kesadaran Kesadaran tidak terganggu baik derajat maupun kualitas kesadaran kompos mentis Kompos mentis SSP
integrasi yang baik af ef SERABUT-SERABUT EFEREN SERABUT-SERABUT AFEREN IMPULS AFEREN 2 LINTASAN Lintasan sensorik spesifik al.: Trakt.spinothalamikus Lemniscus medialis Lemniscus lateralis Radiatio optika Lintasan sensorik non spesifik
formatio retikularis
ARAS
Nukl. Intralaminaris thalami
korteks serebri bilateral ARAS : susunan penggalak kewaspadaan Neuron cortex serebri : sus.pengemban kewaspadaan Reseptor korteks perseptif (SSP) BAGAN Impuls aferen/sensorik spesifik non spesifik Korteks sensorik spesifik Korteks hemisfere difuus Ggn derajat kesadaran Ggn derajat kesadaran Integrasi / Pengelolaan tkt SSP Impuls eferen ARAS Ggn kualitas kesadaran Ingat : - derajat kesadaran menurun selalu disertai dengan kualitas kesadaran menurun - Kual. Kesadaran menurun, belum tentu derajat kesadaran menurun 2. Klasifikasi kesadaran menurun/koma Koma kortikal Bihemisferik Ggn korteks serebri difus
Ggn neuron pengemban kesadaran/kewaspadaan
Koma diensefalik Ggn pada ARAS
Ggn pada sus.penggalak kewaspadaan KOMA KORTIKAL BIHEMISFERIK ARAS tak ada gangguan Ggn metab.neuron di SSP Ggn suplai O2 dan glukosa ke otak
sel neuron tak berfungsi optimal dijumpai : ~ ggn peredaran drh hipotensi ~ ggn respirasi hipoksia ~ ggn elektrolit diare ~ ggn kadar gula DM ~ ggn renal/heart failure ~ intoksikasi Koma Metabolik KOMA DIENSEFALIK Ggn pada aras : sel neuron korteks tak dapat digalakkan
Herniasi tentorial Herniasi serebellar * Proses patologi infratentorial
- Tumor serebelli - Perdarahan/infark btg otak - trauma capitis * Proses patologi supratentorial
- Tumor otak - Perdarahan/infark btg otak - abses
Proses desak ruang KOMA KORTIKAL BIHEMISFERIK Tak ada lateralisasi Organic brain syndrome Delirium : hallusinasi/paranoid Ggn fungsi luhur Gerakan involunter/tremor KOMA DIENSEFALIK
Lateralisasi/ defisit neurologis Supra T Epileptic seizure Sindr.lob.temporal Sindr.lob.fron Papil edema Infra T Tek. Intrakranial Kel. saraf otak 4. Penyebab C = Circulation E = Encephalitis / meningkat M = Metabolisme E = Elektrolit, Endokrin N = Neoplasma T = Trauma capitis E = Epilepsi D = Drug intoxication Pemberian obat-obat anestesi A. Intrakranial 1. CVD : ~ Stroke hemoragik (PIS) ~ Perdarahan subarachnoid ~ Stroke non hemoragik ~ Hipertensive ensefalopati 2. Trauma capitis : ~ fraktura tengkorak ~ Komosio ~ Kontusio ~ hematoma intrakranial * hematoma epidural * hematoma subdural * hematoma subarachnoid * hematoma intraserebral * hematoma intraserebellaer
Apakah terdapat : 1. Trauma kepala, kejang, epilepsi, DM, pengobatan dengan obat hipoglikemik, insulin 2. Penyakit ginjal, hati, jantung dan paru 3. Penggunaan obat atau penyalaggunaan zat 4. Renjatan anafilaktik 5. Gejala kelumpuhan, demensia 6. Penyakit terdahulu yg berat serta perawatan di rumah sakit sebelumnya PEMERIKSAAN FISIK 1. pemeriksaan fisik umum 2. Penentuan derajat kesadaran : kualitatif dan kuantitatif 3. Pernafasan : jenis normal/abnormal 4. Saraf kranial fungsi batang otak MATA : - pupil : ~ fixed pupil ~ isokor/anisokor ~ midriasis/miosis ~ ref.cahaya langsung/ tak langsung - bola mata : ~ Gerakan bola mata/ ~ Dolls eyes Phenomen ~ Deviation Conjuge ~ Nistagmus (stimulasi kalor) - papil N.II : papil edema - refleks kornea Wajah : simetris / asimetris (VIII)
5. Perangsangan meningeal 6. Motorik : - posisi ekstremitas deserebrasi/ dekortikasi - pergerakan, kekuatan, tonus, refleks fisiologis/pathologis - cara lain : cubit / angkat & lepaskan Tanda lateralisasi Hemiparese URUTAN PENURUNAN DERAJAT KESADARAN MULAI DARI PALING RINGAN : Komposmentis : bereaksi segera dengan orientasi sempurna Apatis : mengantuk tp mudah dibangunkan dengan reaksi panca indera yg normal Somnolent : dpt dibangunkan jika dirangsang dgn disuruh menjawab pertanyaan. Bila rangsangan berhenti,klien tidur lagi Sopor/stupor : dapat dibangunkan jika dirangsang dengan kasar dan terus menerus Prekoma/soporo-komateus : refleks motorik terjadi hanya bila dirangsang dengan rangsangan nyeri Koma : tidak ada refleks SKALA KOMA GLASGOW ( The Glasgow Coma Scale) RESPON BUKA MATA (E) Spontan Terhadap perintah Terhadap rangsang nyeri Tidak ada respon
4 3 2 1 RESPON VERBAL (V) Orientasi baik Konfusio/tanpa arti Kata yang tidak tepat Mengeluarkan bunyi Tidak ada respon
5 4 3 2 1 RESPON MOTORIK (M) Mengikuti perintah Melokalisasi rangsangan Menarik ekstremitas yang dirangsang Fleksi terhadap rangsangan nyeri Ekstensi terhadap rangsang nyeri Tidak ada respon
6 5 4 3 2 1 Skoring penurunan derajat kesadaran Dibuat oleh Teasdale & Jennet (1974) yg dikenal sebagai Glasgow Coma Scale (GCS)
Dgn skor 15 : kesadaran penderita baik Dgn skor 3 : penderita dlm keadaan koma Skor 3 15 : menunjukkan kesadaran penderita menurun Contoh pencatatan GCS pd penderita dgn kesadaran menurun : PEMERIKSAAN PENUNJ ANG : 1. AGD : gangguan keseimbangan asam basa 2. Evaluasi kardiologis /EKG 3. Pemeriksaan Ro : foto thoraks/kepala CT scan kepala MRI / EEG 4. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap(DPL), keton, faal hati, faal ginjal, dan elektrolit 6. Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaboratif Perubahan perfusi jaringan serebral Bersihan jalan napas tidak efektif Risiko aspirasi MK/PK : Peningkatan Tekanan Intrakranial (PTIK) MK/PK : pneumonia MK/PK : hipertermia
7. Intervensi Pertahankan airway : ekstensi kepala,suctioning Nilai tingkat gangguan kesadaran Posisi lateral dekubitus dgn kepala sedikit ekstensi jika tidak ada kontraindikasi seperti PTIK atau fraktur servikal Posisi trendelenburg untuk drainage trakeobronkial
Usahakan melacak penyebab koma Terapi spesifik penyebab dari pada koma Antikonvulsan u/ epilepsi Antibiotik u/meningitis Intravena glukosa u/hipoglikemia Perawatan rutin penderita koma Airway lancar Blood : tensi Pasang NGT, berikan nutrisi/cairan Hindari obat-obat sedativa Perawatan al : kebersihan mata, mulut, bladder, bowels, kulit, suhu. Chest fisioterapi Therapi : 1. Manitol 20% dengan dosis 1-2 g/kg atau 100 g IV selama 10-20 menit lanjutkan dengan 0,25- 0,5 g/kg atau 25 g setiap 6 jam 2. Pada edema serebri karena tumor otak atau abses dapat siberikan deksametason 10 mg IV dilanjutkan setiap 4-6 jam 3. Konsultasi bedah syaraf sesuai indikasi 4. Pasang ventilator,lakukan hiperventilasi dengan target pCO2 30-35 mmHg 5. Jika CT-Scan dbn,lakukan LP 8. Brain death Kematian penghentian total dan irreversible dari fungsi-fungsi otak Kriteria klinis : koma Pernapasan spontan tidak ada (RESPIRATOR) Refleks cahaya tidak ada Refleks okulosefal tidak ada Stimulasi nyeri pada distribusi trigeminal tdk ada Refleks farings/trakhea tidak ada Kriteria tambahan : EEG isoeletrik cerebral blood flow tdk ada Apnea test : tak ada kegiatan respirasi selama 8 menit 9. Prognosis Prognosis buruk jika ditemukan : 1. Gangguan fungsi batang otak mis reflek kornea dan reflek batang otak tidak ada 2. Pupil dilatasi tanpa adanya refleks cahaya 3. GCS yg rendah