Vous êtes sur la page 1sur 2

Nama : Edison

NIM : 1302750
Program Srudi : Pendidikan Dasar
Mata Kuliah : Teori dan praktek pembelajaran matematika SD
Dosen Pengampu : Turmudi, M.Edu, M.Sc, P.hd

ANALISIS VIDEO KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
Berdasarkan video pembelajaran matematika materi mengenal bangun datar
simetris yang penulis tonton, maka ada hal yang perlu disampaikan terkait dengan
kegiatan pembelajaran tersebut yaitu: pada pembagian kelompok dalam kegiatan
pembelajaran ini sudah heterogen jika dilihat dari pembagian berdasarkan jenis kelamin,
namun penulis tidak dapat menjelaskan berdasarkan dari aspek intelegensi, keragaman
suku dan lain sebagainya. Pada saat mengawali kegiatan pembelajaran, di menit ke 2,
guru menjelaskan tentang definisi dari bangun simetris, alangkah baiknya definisi dari
bangun datar simetri ini tidak dideskripsikan terlebih dahulu, namun dapat diarahkan
dengan cara mengajukan sebuah pertanyaan terkait dengan bangun datar simetri
tersebut, kemudian sebelum menjawab apa itu bangun datar simetri, siswa diberikan
permasalahan terlebih dahulu dengan memilih salah satu bangun datar yang akan
dijadikan sebagai contoh dengan cara melipat salah satu bangun yang diperagakan.
Berdasarkan apa yang guru peragakan di depan kelas, sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru bagi siswa, jika sebuah bangun datar dilipat menjadi dua bagian sama
persis baik bentuk dan ukurannya maka bangun tersebut disebut bangun datar simetris.
Jika sebuah bangun datar tidak dapat dilipat menjadi dua bagian dan bentuknya tidak
sama besar maka disebut bangun asimetri.
Jadi dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagaimana penulis sampaikan,
siswa tidak lagi membaca di buku paket yang hanya berupa narasi tentang pengertian
dari bangun datar simetris tersebut, namun lebih dipahami dengan mengamati langsung
dan dapat membedakannya berdasarkan apa yang telah dicobakan. Sehingga pada
kegiatan inti, siswa sudah memiliki pengetahuan awal untuk mengidentifikasi bangun
lain yang termasuk kedalam bangun datar simetris atau a simetris.
Pada kegiatan diskusi, guru terlihat berkeliling dan tergoda untuk membantu
siswa menyelesaikan persoalan yang diberikan. Sebagaimana Walle (2007:45) dalam
bukunya Elementary and Middle School Mathematics kemukakan, bahwa pada fase
selama pelajaran berlangsung, terdapat agenda yang dapat guru buat yakni:
1. Memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa petunjuk dari guru. Hindari
bantuan di awal kerja siswa.
2. Pada saat-saat tertentu berikan bantuan yang sesuai tetapi hanya didasarkan pada ide
siswa dan cara siswa berpikir. Hati-hati jangan memberikan metode untuk
menyelesaikan soal.
Sedangkan pada kegiatan diskusi ini, guru cenderung untuk tidak membiarkan
siswanya membuat kesalahan. Padahal kesalahan justru akan menguntungkan bagi anak.
Diskusi terbaik terjadi ketika anak-anak tidak setuju. Jika guru mengoreksi semua
pemikiran yang salah, maka guru akan mendapat lebih sedikit ketidak setujuan dan
memiliki lebih sedikit ide untuk diskusi.
Pada kegiatan akhir diskusi, terlihat siswa menyampaikan hasil diskusinya,
namun pada bagian ini, siswa tidak memperagakan atau membuktikan hasil yang
diperoleh serta guru hanya mengonfirmasi dengan menanyakkan ke kelompok lain
tentang kebenaran dari hasil yang diperoleh tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

Vous aimerez peut-être aussi