Vous êtes sur la page 1sur 9

Analisis cerpen JAKARTA karya Totilawati Tjitrawasita

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pesikologi Sastra







Oleh

Ahmad Muchlis Fitradani
110110201044





JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS JEMBER
2013
Cerpen Jakarta karya Totilawati Tjitrawasita

SINOPSIS :
Seorang lelaki bernama Waluyo (biasa dipanggil Pak Pong) yang berasal dari Desa Nggesi
(terletak di Jawa Timur) datang ke Jakarta untuk menemui adik sepupunya, Paijo. Paijo adalah
seorang jenderal di Jakarta. Yang membiayai sekolah Paijo dari SD sampai menjadi jenderal
adalah keluarga Anotoboto (orang tua Pak Pong) karena sejak kecil Paijo yatim-piatu.
Paijo dan adik perempuannya, Tinah, diambil dan dibesarkan oleh orang tua Pak Pong. Mereka
adalah keluarga petani. Karena Paijo sangat cerdas, keluarga Anotoboto sepakat mengirim Paijo
ke kota untuk meneruskan sekolah. Pak Pong sendiri setelah menjadi guru SD, membantu
membiayai sekolah Paijo dengan mengirimkan seluruh gajinya. Setelah itu selama beberapa
tahun Pak Pong tidak bertemu dengan Paijo. Karena itulah dia pergi ke Jakarta untuk melihat
adiknya.
Ketika tiba di Jakarta, Pak Pong mengalami beberapa keganjilan atau keanehan. Pertama,
sebelum bertemu Paijo dia harus mengisi buku tamu terlebih dahulu dan menunggu dalam waktu
yang cukup lama. Kedua, ketika tiba giliran bertemu Paijo, Pak Pong merasakan sikap yang
berbeda dari Paijo. Hal ini terlihat ketika Pak Pong hendak merangkul Paijo untuk melepas
kerinduannya, Paijo tetap tidak beranjak dari kursinya.
Paijo juga menyapa dirinya dengan panggilan kakak dan menanyakan kabar keluarganya dengan
sebutan ibu, bapak, dan dik. Padahal dulu biasanya Paijo sering memanggil kakang dan
menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan embok, bapak, dan genduk.
Pak Pong juga menangkap sesuatu yang lain dari wajah adiknya, yaitu ketidakwajaran. Akhirnya
hilanglah kegembiraannya dan keinginan untuk mengungkapkan banyak cerita berhenti sampai
di tenggorokan.
Pak Pong merasakan keasingan dan ada batas yang terentang antara dirinya dan Paijo. Mereka
hanya bertemu sebentar karena Paijo harus rapat di Bina Graha. Kemudian, Pak Pong segera
pamit dan diantarkan oleh sopir dan penjaga Paijo menuju stasiun Gambir dengan memakai
mobil. Ternyata kereta api Jakarta akan berangkat pukul lima pagi keesokan harinya sehingga
Pak Pong menerima tawaran menginap di rumah si penjaga.
Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan kaki mereka
berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah Pak Pong mengetahui suatu
hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan bahwa Paijo sering ke night club.
Dari situ Pak Pong merasa telah kehilangan adiknya, Paijo tercinta. Titipan dari emboknya untuk
Paijo akhirnya diberikan kepada si penjaga.
MENGANALISIS SECARA INTERAKSI SOSIAL
Pengertian interaksi sosial
Hubungan individu yang satu dengan individu yang lain, individu dengan
kelompok, atau kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, yang masing-masing
dapat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu atau kelompok
yang lain.
Didalam cerpen diatas menunjukan interaksi social antara individu dengan individu yang
laen, interaksi tersebut adalah antara Pak Pong dengan Paijo dan interaksi antara Pak
Pong dan Penjaga.
Intraksi antara Pak Pong dan Paijo
Paijo juga menyapa dirinya dengan panggilan kakak dan menanyakan kabar
keluarganya dengan sebutan ibu, bapak, dan dik. Padahal dulu biasanya Paijo
sering memanggil kakang dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan
embok, bapak, dan genduk.
Interaksi antara Pak Pong dan Penjaga
Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan
kaki mereka berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah
Pak Pong mengetahui suatu hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan
bahwa Paijo sering ke night club.
Beberapa pengaruh didalam interaksi sosial yaitu:
Imitasi
Pengertian imitasi
o Dorongan untuk meniru orang lain
Persyaratan
o Cenderung bersifat fisik
o Minat/perhatian yang cukup besar
o Sikap menjunjung tinggi/mengagumi
o Adanya penghargaan sosial yang tinggi
Dalam cerpen diatas tidak ada pengaruh interaksi sosial Imitasi
Sugesti
Pengertian sugesti
o Proses penerimaan suatu cara pandang atau pedoman-pedoman tingkah laku
(pengaruh psikis) terutama yang datang dari orang lain tanpa adanya kritik dari
individu yang bersangkutan
Jenis sugesti
o Autosugesti: datang dari dalam individu yang bersangkutan
o Heterosugesti: datang dari orang lain
Pak Pong mengikuti apa yang dikatakan oleh petugas dengan keadaan bingung akan
tetapi Pak Pong dengan suka rela mengisi buku tamu yang disediakan oleh pihak kantor.
Ketika tiba di Jakarta, Pak Pong mengalami beberapa keganjilan atau keanehan.
Pertama, sebelum bertemu Paijo dia harus mengisi buku tamu terlebih dahulu
dan menunggu dalam waktu yang cukup lama.
Silakan tulis :Nama, alamatnya, keperluanya.
Tiba-tiba ditulisnya di situ: Nama : Soeharto (bukan presiden). Keperluan :
Keluarga.

Identifikasi
Pengertian identifikasi
o Dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain
Proses identifikasi
o Berlangsung secara tidak sadar (dengan sendirinya)
o Berlangsung secara irasional (berdasarkan perasaan/kecenderungan yang tidak
diperhitungkan secara rasional)
o Berfungsi untuk melengkapi sistem norma, cita-cita, & pedoman tingkah laku
o Identifikasi memiliki ikatan batin yang lebih mendalam daripada sugesti dan
imitasi
Didalam cerpen diatas tidak terdapat pengaruh interaksi sosial identifikasi
Simpati
Pengertian simpati
o Perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain
Timbulnya simpati
o Bukan atas dasar logika/rasio, melainkan berdasarkan penilaian perasaan/emosi
(sebagaimana dalam identifikasi)
o Melalui proses yang sadar/kesadaran (berlainan dengan identifikasi)
o Dorongan utama simpati berorientasi pada keinginan untuk mengerti & kerja
sama, sedangkan dorongan utama identifikasi berorientasi pada ingin mengikuti
jejak, mencontoh, & belajar
o Simpati >< antipati
o Antipati: cenderung untuk menghambat atau meniadakan pergaulan antar sesama

Pak Pong menaruh simpati kepada penjaga karena pemjaga yang telah menemani Pak
Pong selama dijakarta dan mengisi kekosongan hati akibat kebingungan Pak Pong
dengan keadaan Paijo yang berubah semenjak tinggal didesa akhirnya Pak Pong
memberikan bingkisan yang seharusnya diberikan ke Paijo akhirnya diberikan ke
penjaga.
Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan kaki
mereka berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah Pak Pong
mengetahui suatu hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan bahwa Paijo
sering ke night club.
Dari situ Pak Pong merasa telah kehilangan adiknya, Paijo tercinta. Titipan dari
emboknya untuk Paijo akhirnya diberikan kepada si penjaga.
karena sikap si penjaga yang ramah,
Giliran untuk Pak Pong, mari saya antarkan. Ada keramahan yang tulus
terlempar dari mulut si penjaga. Bibirnya menyunggingkan senyum, ikut merasa
bahagia.
SIKAP SOSIAL
o Aspek kognitif
Pak Pong memiliki keinginan yang besar yaitu ingin bertemu dengan Paijo yang
telah lama tidak bertemu selama Paijo tinggal dikota, Pak Pong optimis kalau
bertemu Paijo maka akan memeluknya dan bercerita semua tentang kerinduan
yang terpendam dalam dri Pak Pong dan juga keluarganya.

Seorang lelaki bernama Waluyo (biasa dipanggil Pak Pong) yang berasal dari
Desa Nggesi (terletak di Jawa Timur) datang ke Jakarta untuk menemui adik
sepupunya, Paijo. Paijo adalah seorang jenderal di Jakarta. Yang membiayai
sekolah Paijo dari SD sampai menjadi jenderal adalah keluarga Anotoboto
(orang tua Pak Pong) karena sejak kecil Paijo yatim-piatu.
Paijo dan adik perempuannya, Tinah, diambil dan dibesarkan oleh orang tua Pak
Pong. Mereka adalah keluarga petani. Karena Paijo sangat cerdas, keluarga
Anotoboto sepakat mengirim Paijo ke kota untuk meneruskan sekolah. Pak Pong
sendiri setelah menjadi guru SD, membantu membiayai sekolah Paijo dengan
mengirimkan seluruh gajinya. Setelah itu selama beberapa tahun Pak Pong tidak
bertemu dengan Paijo. Karena itulah dia pergi ke Jakarta untuk melihat adiknya.
Pak Pong menceritakan cemua tentang Paijo waktu masih hidup didesa kepada si
penjaga yang ramah tersebut.
o Aspek efektif
Pak Pong merasa kebingungan dengan sikap adiknya yang berubah berbeda
dengan yang dulu, Pak Pong mulai membenci kehidupan Paijo dan juga perkotaan
yang sudah merubah kehidupan paijo.

Pak Pong merasakan sikap yang berbeda dari Paijo. Hal ini terlihat ketika Pak
Pong hendak merangkul Paijo untuk melepas kerinduannya, Paijo tetap tidak
beranjak dari kursinya.
Paijo juga menyapa dirinya dengan panggilan kakak dan menanyakan kabar
keluarganya dengan sebutan ibu, bapak, dan dik. Padahal dulu biasanya Paijo
sering memanggil kakang dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan
embok, bapak, dan genduk.
Pak Pong juga menangkap sesuatu yang lain dari wajah adiknya, yaitu
ketidakwajaran. Akhirnya hilanglah kegembiraannya dan keinginan untuk
mengungkapkan banyak cerita berhenti sampai di tenggorokan.
Pak Pong merasakan keasingan dan ada batas yang terentang antara dirinya dan
Paijo. Mereka hanya bertemu sebentar karena Paijo harus rapat di Bina Graha.
Kemudian, Pak Pong segera pamit dan diantarkan oleh sopir dan penjaga Paijo
menuju stasiun Gambir dengan memakai mobil. Ternyata kereta api Jakarta akan
berangkat pukul lima pagi keesokan harinya sehingga Pak Pong menerima
tawaran menginap di rumah si penjaga.
Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan
kaki mereka berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah
Pak Pong mengetahui suatu hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan
bahwa Paijo sering ke night club.

o Aspek konatif
Si penjaga menawarkan ke pada Pak Pong untuk menginap ditempatnya, Pak
Pong merasa tersanjung dengan kebaikan si penjaga yang mau menampung
dirinya walau satu malam.

Pak Pong., sapa penjaga itu dengan lirih, kalau Pak Pong mau, biyarlah
kita bersempit-sempit di gubukku. Kereta meninggalkan Jakarta besok pagi jam
lima. Ada yang jalan sore, tapi karcisnya sepuluh ribu.
Allhamdulillah. Kamu tidak keberatan menerima aku satu malam saja ?
penjaga itu menggeleng lemah tanpa berbicara, hanya saja mata yang menatap
sedih pada seseorang yang duduk didekatnya.

MOTIF SOSIAL
o Motif Biogenetis
Saat Pak Pong menunggu dengan jenuh tiba tiba si penjaga menawarkan minum
ke Pak Pong karena menunggu terlalu lama dan haus. Hal itu menunjukkan bahwa
tubuh membutuhkan pemenuhan kebutuhan biologis, yakni minum.

Pak Pong mau minum apa? seperti tadi si penjaga nyelonong dan
menegurnya, membubarkan angan-angan masa silamnya.
Pak Jendral bilang saya harus menemani bapak, sebab Pak Jendral lagi sibuk.
Sebentar lagi ada tamu istimewa, Pak Mentri. Minimnya apa, Pak? Juice, Coca
Cola?
Apa saja boleh, kopi kalau ada, ujarnya merendah.
Aih, Jakarta panas , kenapa kopi ? Tapi apa bapak saudaranya Pak Jendral?
ujarnya sambil menyorongkan cangkir kedepan tamunya.
o Motif Sosiogenetis
Si penjaga begitu peduli kepada Pak Pong yang senantiyasa mau mengajak Pak
Pong untuk tinggal dirumahnya. Si penjaga memiliki rasa sosial kepada Pak Pong.
Pak Pong., sapa penjaga itu dengan lirih, kalau Pak Pong mau, biyarlah
kita bersempit-sempit di gubukku. Kereta meninggalkan Jakarta besok pagi jam
lima. Ada yang jalan sore, tapi karcisnya sepuluh ribu.
Allhamdulillah. Kamu tidak keberatan menerima aku satu malam saja ?
penjaga itu menggeleng lemah tanpa berbicara, hanya saja mata yang menatap
sedih pada seseorang yang duduk didekatnya.

SITUASI SOSIAL
Pengertian situasi sosial
o Situasi yang di dalamnya terdapat hubungan antara manusia yang satu dan
manusia yang lain
Jenis situasi sosial
o Situasi kebersamaan: interaksi yang berlangsung kurang mendalam, belum
mempunyai hubungan yang teratur, & hanya didasari kepentingan bersama
o Situasi kelompok sosial: interaksi yang berlangsung mendalam, merupakan satu
kesatuan (struktur & hierarkis), atas dasar kepentingan bersama, memiliki
mekanisme/peraturan yang khas.

Didalam cerpen diatas menunjukan interaksi social antara individu dengan individu yang
laen, interaksi tersebut adalah antara Pak Pong dengan Paijo dan interaksi antara Pak
Pong dan Penjaga.
o Intraksi antara Pak Pong dan Paijo
Paijo juga menyapa dirinya dengan panggilan kakak dan menanyakan kabar
keluarganya dengan sebutan ibu, bapak, dan dik. Padahal dulu biasanya Paijo
sering memanggil kakang dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan
embok, bapak, dan genduk.
o Interaksi antara Pak Pong dan Penjaga
Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan
kaki mereka berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah
Pak Pong mengetahui suatu hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan
bahwa Paijo sering ke night club.

Vous aimerez peut-être aussi