Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma merupakan suatu kondisi kronik yang melibatkan sistem respirasi
di mana saluran nafas mengalami penyempitan. Selain faktor lingkungan, faktor
genetik ikut menentukan kerentanan seseorang terhadap penyakit asma ini. Asma
adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan mayarakat hampir semua
negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit
yang ringan sampai berat, bahkan dapat mematikan (Purnomo,200!. "ahkan
banyak pula ibu hamil yang menderita asma, sehingga dalam sistem
pernafasannya akan mengalami gangguan. #bu hamil dengan asma tentu akan
lebih berisiko daripada ibu hamil yang normal, karena dalam pemenuhan oksigen
untuk tubuhnya harus berupaya lebih keras serta keadaan janin yang lebih rentan.
Penyakit ini dapat dijumpai pada ibu yang sedang hamil, dan dapat
menyebabkan komplikasi pada $% kehamilan ("laiss, 200&!. Penderita asma
yang hamil akan mengalami perbaikan gejala pada sepertiga kasus, sepertiga lagi
memburuk, dan sisanya tetap sama ('ydulka et al.,())(* +elson and
Pier,y,200(* S,hat- et al.,2000* .won et al.,200&!. Serangan asma seringkali
mun,ul pada kehamilan minggu ke-2& sampai minggu ke-/0, serangan hanya
terjadi (0% selama persalinan (1an and 1homson,2000!.
2aktor mekanik, hormonal dan stress metabolik menyebabkan serangan
asma pada kehamilan (.elsen,200/!. Serangan asma tak terkontrol pada
kehamilan meningkatkan risiko kematian perinatal, preeklampsia, kelahiran
prematur, #ntra 3terine 4rowth 5etardation (#345! dan berat bayi lahir rendah
('ydulka et al.,()))* +elson and Pier,y,200(* 4lu,k and 4lu,k,2006* 7iu et
al.,2000* "hatia and "hatia,2000!. "esar risiko diatas berhubungan dengan
derajat berat asma pada kehamilan. 8erajat asma yang lebih berat memiliki risiko
tinggi, sedangkan asma yang terkontrol dengan baik memiliki risiko rendah.
(
Penatalaksanaan yang sesuai diperlukan untuk mengatasi hal ini.
Penatalaksanaan dapat dilakukan baik oleh tenaga medis dan keluarga
3ntuk mempermudah dalam penyelesaian masalah diatas, perlu adanya
asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mendapatkan terapi optimal,
mempertahankan asma terkontrol, dan meningkatkan kualitas hidup ibu dan
janin. Asma yang terkontrol se,ara adekuat selama kehamilan penting bagi
kesehatan ibu dan janin (+A9PP, 2006!.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
:enjelaskan tentang konsep penyakit asma pada ibu hamil serta pendekatan
asuhan keperawatannya.
2. Tujuan Khusus
(. :engetahui definisi dari asma pada ibu hamil
2. :engetahui etiologi dari asma pada ibu hamil
/. :engetahui manifestasi klinis asma pada ibu hamil
&. :engetahui patofisiologi asma pada ibu hamil
6. :engetahui penatalaksanaan serta pen,egahan pada asma pada ibu hamil
0. :engetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma pada
ibu hamil
$. :engetahui asuhan keperawatan pada klien dengan asma pada ibu hamil
1.3 Rumusan Masalah
(. Apakah definisi dari asma pada ibu hamil;
2. Apakah etiologi dari asma pada ibu hamil;
/. "agaimana manifestasi klinis asma pada ibu hamil;
&. "agaimana patofisiologi asma pada ibu hamil;
6. "agaimana penatalaksanaan serta pen,egahan pada asma pada ibu hamil;
0. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma pada ibu
hamil;
2
$. "agaiman asuhan keperawatan pada klien dengan asma pada ibu hamil;
1. Man!aat
:ahasiswa mampu memahami tentang penyakit asma pada ibu hamil serta
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma pada ibu hamil
dengan pendekatan Student 'entre 7earning.
/
BAB 2
T"N#AUAN PU$TAKA
2.1 De!%n%s%
Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan
obstruksi re<ersible dari spasme, edema, dan produksi mu,us dan respon yang
berlebihan terhadap stimuli (=arney, >elen. 200/!.
Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan
bronkus yang re<ersibel, dipisahkan oleh masa di mana <entilasi jalan nafas
terhadap berbagai rangsang (Syl<ia Anderson (())6 ? (&)!.
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel
eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan
whee-ing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih
kembali dengan atau tanpa pengobatan ('ris Sin,lair, ())&!.
Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas
terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita
hamil. Asma yang terkendali dengan baik tidak memiliki efek yang berarti pada
wanita yang hamil, melahirkan ataupun menyusui. Asma mungkin membaik,
memburuk atau tetap tidak berubah selama masa hamil, tetapi pada kebanyakan
wanita gejala-gejalanya ,enderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari
masa kehamilan. 8engan pertumbuhan dan perkembangan bayi serta
membesarnya rahim, sebagian wanita mungkin semakin sering mengalami
kehabisan nafas. 1etapi ibu hamil yang tidak menderita asmapun mengalami hal
tersebut karena gerakan diafragma@sekat rongga badan menjadi terbatas.
2.2 Et%&l&g%
Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh
sema,am reaksi alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap alergen,
yakni -at--at yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang yang peka. Alergen
&
menyebabkan alergi pada orang-orang yang peka. Alergen menyebabkan otot
saluran nafas menjadi mengkerut dan selaput lendir menjadi menebal. Selain
produksi lendir yang meningkat, dinding saluran nafas juga menjadi
membengkok. Saluran nafas pun menyempit, sehingga nafas terasa sesak. Alergi
yang diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak ke,il. Asma dapat
kambuh apabila penderita mengalami stres dan hamil merupakan salah satu stress
se,ara psikis dan fisik, sehingga daya tahan tubuh selama hamil ,enderung
menurun, daya tahan tubuh yang menurun akan memperbesar kemungkinan
tersebar infeksi dan pada keadaan ini asma dapat kambuh. (#lmu Penyakit
8alam!.
"erdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu asma intrinsik dan asma ektrinsik.
(. Asma ektrinsik (atopi!
Asma yang timbul karena reaksi hipersensiti<itas yang disebabkan oleh
adanya #g9 yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara (antigen-
inhalasi! ditandai dengan reaksi alergik terhadap pen,etus-pen,etus spesifik
yang dapat diidentifikasi seperti ? serbuk-serbuk, debu, bulu binatang, susu,
telor, ikan, obat-obatan serta bahan-bahan alergen yang lain.
2. Asma #ntrinsik (non atopi!
Asma intrinsik ditandai dengan mekanisme non alergik yang bereaksi
terhadap pen,etus, antara lain ?
a. 1idak spesifik seperti ? udara dingin, -at kimia, minyak wangi, asap rokok,
polutan udara
b. "ersifat sebagai iritan seperti ? o-on ,eter, nitrogen, perubahan musim dan
,ua,a, perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban,
aktifitas fisik yang berlebih, ketegangan mental (Antoni ', ())$ dan 1jen
8aniel, ())( !
,. #nfeksi ?
(! =irus misalnya influen-a <irus, respiratory syn,ytial <irus (5S=!
2! "akteri, misalnya pertusis dan streptokokkus
6
/! Aamur, misalnya aspergillus
'akt&r Pre(%s)&s%s%
2aktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma bronkiale atau
sering disebut sebagai faktor pen,etus adalah ?
(. Alergen
Alergen adalah -at--at tertentu bila dihisap atau di makan dapat
menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu
rumah (8ermatophagoides pteronissynus!, spora jamur, serpih kulit
ku,ing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.
2. #nfeksi saluran nafas
#nfeksi saluran nafas terutama oleh <irus seperti influen-a merupakan
salah satu faktor pen,etus yang paling sering menimbulkan asthma
bronkiale. 8iperkirakan dua pertiga penderita asthma dewasa serangan
asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran nafas (Sundaru, ())(!.
/. Stres
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu
keadaan stres yang akan merangsang >PA aBis. >PA aBis yang
terangsang akan meningkatkan Adeno 'orti,otropi, >ormon (A'1>!
dan kadar kortisol dalam darah. Peningkatan kortisol dalam darah akan
mensupresi immunoglobin A (#gA!. Penurunan #gA menyebabkan
kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh
sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan
asma.
&. Clah raga@kegiatan jasmani yang berat
Sebagian penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila
melakukan olah raga atau akti<itas fisik yang berlebihan. 7ari ,epat dan
bersepeda paling mudah menimbulkan serangan asthma. Serangan asma
karena kegiatan jasmani (9Ber,ise #ndu,ed Asthma @9#A! terjadi setelah
olah raga atau akti<itas fisik yang ,ukup berat dan jarang serangan
timbul beberapa jam setelah olah raga.
0
6. Cbat-obatan
"eberapa pasien asma sensitif atau alergi terhadap obat tertentu seperti
peni,illin, salisilat, beta blo,ker, kodein dan sebagainya.
0. Polusi udara
Pasien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap
pabrik@kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran
dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.
$. 7ingkungan kerja
8iperkirakan 2-(6% pasien asma pen,etusnya adalah lingkunagn kerja
(Sundaru, ())(!.
2.3 Man%!estas% Kl%n%s
.eluhan yang biasanya dirasakan saat terjadi asma, yaitu ?
(. +afas pendek
2. Dhee-ing
/. 8yspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot asesori pernapasan.
&. Pernapasan ,uping hidung
6. "atuk kering (tidak produktif! karena sekret kental dan lumen jalan napas
sempit
0. 8iaphoresis
$. Sianosis
. +yeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
). .e,emasan, labil dan penurunan tingkat kesadaran
(0. 1idak toleran terhadap aktifitas ? makan, bermain, berjalan, bahkan bi,ara
Pada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pasa usia
kehamilan 2& minggu sampai /0 minggu dan pada akhir kehamilan serangan
jarang terjadi. Penilaian se,ara subyektif tidak dapat se,ara akurat menentukan
derajat asma. 4ejala klinik ber<ariasi mulai dari whee-ing ringan sampai
bronkokonstriksi berat. Pada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi
hiper<entilasi. +amun, bila bertambah berat akan terjadi kelelahan yang
$
menyebabkan retensi C
2
akibat hiper<entilasi. "ila terjadi gagal napas, ditandai
asidosis, hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus,
ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral,
sampai gangguan kesadaran. .eadaan ini bersifat re<ersible dan dapat
ditoleransi. +amun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya penurunan
kapasitas residu.
"erikut adalah derajat asma ?
(. 1ingkat pertama ? se,ara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor
pen,etus.
2. 1ingkat kedua ? penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik
tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas.
8isini banyak ditemukan pada penderita yang baru sembuh dari serangan
asma.
/. 1ingkat ketiga ? penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik
maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
&. 1ingkat keempat ? penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan nafas
berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan dijumpai tanda-
tanda obstruksi jalan napas.
6. 1ingkat kelima ? adalah status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat
medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter terhadap
pengobatan yang biasa dipakai.
:odifikasi asma berdasarkan +ational Asthma 9du,ation Program (+A9PP!
yaitu ?
(. Asma 5ingan
a. Singkat (E ( jam ! eksaserbasi symptomati, E dua kali@minggu
b. Pun,ak aliran udara ekspirasi F 0% diduga akan tanpa gejala
2. Asma Sedang
a. 4ejala asma kambuh F2 kali @ mingggu
b. .ekambuhan mempengaruhi akti<itasnya