Vous êtes sur la page 1sur 37

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma merupakan suatu kondisi kronik yang melibatkan sistem respirasi
di mana saluran nafas mengalami penyempitan. Selain faktor lingkungan, faktor
genetik ikut menentukan kerentanan seseorang terhadap penyakit asma ini. Asma
adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan mayarakat hampir semua
negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit
yang ringan sampai berat, bahkan dapat mematikan (Purnomo,200!. "ahkan
banyak pula ibu hamil yang menderita asma, sehingga dalam sistem
pernafasannya akan mengalami gangguan. #bu hamil dengan asma tentu akan
lebih berisiko daripada ibu hamil yang normal, karena dalam pemenuhan oksigen
untuk tubuhnya harus berupaya lebih keras serta keadaan janin yang lebih rentan.
Penyakit ini dapat dijumpai pada ibu yang sedang hamil, dan dapat
menyebabkan komplikasi pada $% kehamilan ("laiss, 200&!. Penderita asma
yang hamil akan mengalami perbaikan gejala pada sepertiga kasus, sepertiga lagi
memburuk, dan sisanya tetap sama ('ydulka et al.,())(* +elson and
Pier,y,200(* S,hat- et al.,2000* .won et al.,200&!. Serangan asma seringkali
mun,ul pada kehamilan minggu ke-2& sampai minggu ke-/0, serangan hanya
terjadi (0% selama persalinan (1an and 1homson,2000!.
2aktor mekanik, hormonal dan stress metabolik menyebabkan serangan
asma pada kehamilan (.elsen,200/!. Serangan asma tak terkontrol pada
kehamilan meningkatkan risiko kematian perinatal, preeklampsia, kelahiran
prematur, #ntra 3terine 4rowth 5etardation (#345! dan berat bayi lahir rendah
('ydulka et al.,()))* +elson and Pier,y,200(* 4lu,k and 4lu,k,2006* 7iu et
al.,2000* "hatia and "hatia,2000!. "esar risiko diatas berhubungan dengan
derajat berat asma pada kehamilan. 8erajat asma yang lebih berat memiliki risiko
tinggi, sedangkan asma yang terkontrol dengan baik memiliki risiko rendah.
(
Penatalaksanaan yang sesuai diperlukan untuk mengatasi hal ini.
Penatalaksanaan dapat dilakukan baik oleh tenaga medis dan keluarga
3ntuk mempermudah dalam penyelesaian masalah diatas, perlu adanya
asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mendapatkan terapi optimal,
mempertahankan asma terkontrol, dan meningkatkan kualitas hidup ibu dan
janin. Asma yang terkontrol se,ara adekuat selama kehamilan penting bagi
kesehatan ibu dan janin (+A9PP, 2006!.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
:enjelaskan tentang konsep penyakit asma pada ibu hamil serta pendekatan
asuhan keperawatannya.
2. Tujuan Khusus
(. :engetahui definisi dari asma pada ibu hamil
2. :engetahui etiologi dari asma pada ibu hamil
/. :engetahui manifestasi klinis asma pada ibu hamil
&. :engetahui patofisiologi asma pada ibu hamil
6. :engetahui penatalaksanaan serta pen,egahan pada asma pada ibu hamil
0. :engetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma pada
ibu hamil
$. :engetahui asuhan keperawatan pada klien dengan asma pada ibu hamil
1.3 Rumusan Masalah
(. Apakah definisi dari asma pada ibu hamil;
2. Apakah etiologi dari asma pada ibu hamil;
/. "agaimana manifestasi klinis asma pada ibu hamil;
&. "agaimana patofisiologi asma pada ibu hamil;
6. "agaimana penatalaksanaan serta pen,egahan pada asma pada ibu hamil;
0. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma pada ibu
hamil;
2
$. "agaiman asuhan keperawatan pada klien dengan asma pada ibu hamil;
1. Man!aat
:ahasiswa mampu memahami tentang penyakit asma pada ibu hamil serta
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma pada ibu hamil
dengan pendekatan Student 'entre 7earning.
/
BAB 2
T"N#AUAN PU$TAKA
2.1 De!%n%s%
Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan
obstruksi re<ersible dari spasme, edema, dan produksi mu,us dan respon yang
berlebihan terhadap stimuli (=arney, >elen. 200/!.
Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan
bronkus yang re<ersibel, dipisahkan oleh masa di mana <entilasi jalan nafas
terhadap berbagai rangsang (Syl<ia Anderson (())6 ? (&)!.
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel
eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan
whee-ing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih
kembali dengan atau tanpa pengobatan ('ris Sin,lair, ())&!.
Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas
terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita
hamil. Asma yang terkendali dengan baik tidak memiliki efek yang berarti pada
wanita yang hamil, melahirkan ataupun menyusui. Asma mungkin membaik,
memburuk atau tetap tidak berubah selama masa hamil, tetapi pada kebanyakan
wanita gejala-gejalanya ,enderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari
masa kehamilan. 8engan pertumbuhan dan perkembangan bayi serta
membesarnya rahim, sebagian wanita mungkin semakin sering mengalami
kehabisan nafas. 1etapi ibu hamil yang tidak menderita asmapun mengalami hal
tersebut karena gerakan diafragma@sekat rongga badan menjadi terbatas.

2.2 Et%&l&g%
Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh
sema,am reaksi alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap alergen,
yakni -at--at yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang yang peka. Alergen
&
menyebabkan alergi pada orang-orang yang peka. Alergen menyebabkan otot
saluran nafas menjadi mengkerut dan selaput lendir menjadi menebal. Selain
produksi lendir yang meningkat, dinding saluran nafas juga menjadi
membengkok. Saluran nafas pun menyempit, sehingga nafas terasa sesak. Alergi
yang diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak ke,il. Asma dapat
kambuh apabila penderita mengalami stres dan hamil merupakan salah satu stress
se,ara psikis dan fisik, sehingga daya tahan tubuh selama hamil ,enderung
menurun, daya tahan tubuh yang menurun akan memperbesar kemungkinan
tersebar infeksi dan pada keadaan ini asma dapat kambuh. (#lmu Penyakit
8alam!.
"erdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu asma intrinsik dan asma ektrinsik.
(. Asma ektrinsik (atopi!
Asma yang timbul karena reaksi hipersensiti<itas yang disebabkan oleh
adanya #g9 yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara (antigen-
inhalasi! ditandai dengan reaksi alergik terhadap pen,etus-pen,etus spesifik
yang dapat diidentifikasi seperti ? serbuk-serbuk, debu, bulu binatang, susu,
telor, ikan, obat-obatan serta bahan-bahan alergen yang lain.
2. Asma #ntrinsik (non atopi!
Asma intrinsik ditandai dengan mekanisme non alergik yang bereaksi
terhadap pen,etus, antara lain ?
a. 1idak spesifik seperti ? udara dingin, -at kimia, minyak wangi, asap rokok,
polutan udara
b. "ersifat sebagai iritan seperti ? o-on ,eter, nitrogen, perubahan musim dan
,ua,a, perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban,
aktifitas fisik yang berlebih, ketegangan mental (Antoni ', ())$ dan 1jen
8aniel, ())( !
,. #nfeksi ?
(! =irus misalnya influen-a <irus, respiratory syn,ytial <irus (5S=!
2! "akteri, misalnya pertusis dan streptokokkus
6
/! Aamur, misalnya aspergillus
'akt&r Pre(%s)&s%s%
2aktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma bronkiale atau
sering disebut sebagai faktor pen,etus adalah ?
(. Alergen
Alergen adalah -at--at tertentu bila dihisap atau di makan dapat
menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu
rumah (8ermatophagoides pteronissynus!, spora jamur, serpih kulit
ku,ing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.
2. #nfeksi saluran nafas
#nfeksi saluran nafas terutama oleh <irus seperti influen-a merupakan
salah satu faktor pen,etus yang paling sering menimbulkan asthma
bronkiale. 8iperkirakan dua pertiga penderita asthma dewasa serangan
asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran nafas (Sundaru, ())(!.
/. Stres
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu
keadaan stres yang akan merangsang >PA aBis. >PA aBis yang
terangsang akan meningkatkan Adeno 'orti,otropi, >ormon (A'1>!
dan kadar kortisol dalam darah. Peningkatan kortisol dalam darah akan
mensupresi immunoglobin A (#gA!. Penurunan #gA menyebabkan
kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh
sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan
asma.
&. Clah raga@kegiatan jasmani yang berat
Sebagian penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila
melakukan olah raga atau akti<itas fisik yang berlebihan. 7ari ,epat dan
bersepeda paling mudah menimbulkan serangan asthma. Serangan asma
karena kegiatan jasmani (9Ber,ise #ndu,ed Asthma @9#A! terjadi setelah
olah raga atau akti<itas fisik yang ,ukup berat dan jarang serangan
timbul beberapa jam setelah olah raga.
0
6. Cbat-obatan
"eberapa pasien asma sensitif atau alergi terhadap obat tertentu seperti
peni,illin, salisilat, beta blo,ker, kodein dan sebagainya.
0. Polusi udara
Pasien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap
pabrik@kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran
dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.
$. 7ingkungan kerja
8iperkirakan 2-(6% pasien asma pen,etusnya adalah lingkunagn kerja
(Sundaru, ())(!.
2.3 Man%!estas% Kl%n%s
.eluhan yang biasanya dirasakan saat terjadi asma, yaitu ?
(. +afas pendek
2. Dhee-ing
/. 8yspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot asesori pernapasan.
&. Pernapasan ,uping hidung
6. "atuk kering (tidak produktif! karena sekret kental dan lumen jalan napas
sempit
0. 8iaphoresis
$. Sianosis
. +yeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
). .e,emasan, labil dan penurunan tingkat kesadaran
(0. 1idak toleran terhadap aktifitas ? makan, bermain, berjalan, bahkan bi,ara
Pada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pasa usia
kehamilan 2& minggu sampai /0 minggu dan pada akhir kehamilan serangan
jarang terjadi. Penilaian se,ara subyektif tidak dapat se,ara akurat menentukan
derajat asma. 4ejala klinik ber<ariasi mulai dari whee-ing ringan sampai
bronkokonstriksi berat. Pada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi
hiper<entilasi. +amun, bila bertambah berat akan terjadi kelelahan yang
$
menyebabkan retensi C
2
akibat hiper<entilasi. "ila terjadi gagal napas, ditandai
asidosis, hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus,
ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral,
sampai gangguan kesadaran. .eadaan ini bersifat re<ersible dan dapat
ditoleransi. +amun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya penurunan
kapasitas residu.
"erikut adalah derajat asma ?
(. 1ingkat pertama ? se,ara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor
pen,etus.
2. 1ingkat kedua ? penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik
tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas.
8isini banyak ditemukan pada penderita yang baru sembuh dari serangan
asma.
/. 1ingkat ketiga ? penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik
maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
&. 1ingkat keempat ? penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan nafas
berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan dijumpai tanda-
tanda obstruksi jalan napas.
6. 1ingkat kelima ? adalah status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat
medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter terhadap
pengobatan yang biasa dipakai.
:odifikasi asma berdasarkan +ational Asthma 9du,ation Program (+A9PP!
yaitu ?
(. Asma 5ingan
a. Singkat (E ( jam ! eksaserbasi symptomati, E dua kali@minggu
b. Pun,ak aliran udara ekspirasi F 0% diduga akan tanpa gejala
2. Asma Sedang
a. 4ejala asma kambuh F2 kali @ mingggu
b. .ekambuhan mempengaruhi akti<itasnya

,. .ekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari


d. .emampuan pun,ak ekspirasi @detik dan kemampuan <olume ekspirasi
berkisar antara 00-0%.
/. Asma "erat
a. 4ejala terus menerus menganggu akti<itas sehari-hari
b. Pun,ak aliran ekspirasi dan kemampuan <olume ekspirasi kurang dari
00% dengan <ariasi luas
,. 8iperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala
2. Pat&!%s%&l&g%
Asma adalah suatu gangguan peradangan kronik pada jalan nafas
dengan komponen herediter mayor. :enurut 7emanske dan "usse (())$!,
peningkatan responsi<itas dan peradangan jalan nafas berkaitan dengan
kromosom ((G(/ (reseptor #g9 afinitas Hkuat!, 6G (kelompok gen sitokin!, dan
(&G (reseptor antigen sel 1!. Selain itu, juga harus terdapat pemi,u di lingkungan
bagi orang yang rentan. 1anda utama adalah obstruksi re<ersible jalan napas
akibat kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mu,us, dan edema mukosa.
1erjadi peradangan jalan napas dan responsi<itas terhadap sejumlah rangsangan,
antara lain iritan, infeksi <irus, aspirin, udara dingin dan olah raga. Sel mast dan
eosino<il terangsang oleh faktor sel induk, sitokin, dan kinase (>olgate, ())$!.
Aktifasi sel mast menyebabkan bronkokonstiksi akibat pembebasan histamine,
prostaglandin 8
2
, dan leukontrien. .arena prostaglandin seri 2 dan ergono<in
menyebabkan eksaserbasi asma, kedua obat yang sering di gunakan di bidang
obstertri ini mungkin bisa dihindari.
Pada asma terdapat penyempitan saluran pernafasan yang disebabkan
oleh spasme otot polos saluran nafas, edema mukosa dan adanya hipersekresi
yang kental. Penyempitan ini akan menyebabkan gangguan <entilasi
(hipo<entilasi!, distribusi <entilasi tidak merata dalam sirkulasi darah pulmonal
dan gangguan difusi gas di tingkat al<eoli. Akhirnya akan berkembang menjadi
hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis pada tingkat lanjut.
)
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan mempengaruhi
hidung, sinus, dan paru. Peningkatan hormon estrogen menyebabkan kongesti
kapiler hidung, terutama selama trimester ketiga, sedangkan peningkatan kadar
hormon progesteron menyebabkan peningkatan laju pernapasan (A'AA#, 2002!.
.ehamilan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap fisiologi
pernapasan. Ada & faktor penting yang terjadi dalam kehamilan yang erat
hubungannya dengan fungsi pernapasan, yaitu rahim yang membesar, perubahan
hormonal, meningkatnya <olume darah dan ,ardia, output serta perubahan
imunologik. .ehamilan akan mendorong diafragma ke atas sehingga rongga
dada menjadi sempit. 4erakan paru akan terbatas untuk mengambil oksigen
selama pernapasan dan untuk mengatasi kekurangan oksigen ini, pernapasan
akan menjadi ,epat (hiper<entilasi!. Pada umumnya penyakit paru-paru tidak
banyak mempengaruhi jalannya kehamilan, persalinan dan nifas, ke,uali jika
penyakitnya berat atau proses penyakitnya luas sehingga disertai hipoksia. Asma
merupakan penyakit paru-paru yang paling sering dijumpai dalam kehamilan dan
persalinan. "ee,roft dkk mengatakan bahwa jenis kelamin janin dapat
mempengaruhi serangan asma pada kehamilan. Pada studi prospektif blind,
ditemukan 60% ibu bayi perempuan mengalami peningkatan gejala asma selama
kehamilan dibandingkan dengan 22,2% ibu bayi laki-laki. #bu dengan bayi laki-
laki menunjukkan perbaikan gejala asma (&&,&%!, sementara tidak satu pun ibu
dari bayi perempuan mengalami perbaikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
gejolak adrenergik yang dialami ibu selama mengandung janin laki-laki dapat
meringankan gejala asma (2re--o et al., 2002!.
Ada hubungan antara keadaan asma sebelum hamil dan morbiditasnya
pada kehamilan. Pada asma ringan (/% mengalami serangan pada kehamilan,
pada asma moderat 20 %, dan asma berat 60 %. Sebanyak 20 % dari ibu dengan
asma ringan dan moderat mengalami serangan intrapartum, serta peningkatan
risiko serangan ( kali lipat setelah persalinan dengan seksio sesarea jika
dibandingkan dengan persalinan per <aginam.
(0
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma pada setiap
penderita tidaklah sama, bahkan pada seorang penderita asma serangannya tidak
sama pada kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. "iasanya serangan
akan timbul mulai usai kehamilan 2& minggu sampai /0 minggu, dan akan
berkurang pada akhir kehamilan.
Penderita asma kebanyakan tidak mengalami kesulitan selama
berlangsungnya kehamilan dan nifas. #nfeksi jalan nafas seperti bronkhitis dan
bronkopneumonia, dan kadang-kadang tekanan emosional dapat menimbulkan
atau memperberat serangan asma. Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat
tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan
kekurangan oksigen (hipoksia!. .eadaan hipoksia bila tidak segera ditangani
tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering terjadi keguguran, persalinan
prematur atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (pertumbuhan
janin! (>anifa Diknjosastro, ()$0!. Penderita asma selama kehamilan perlu
mendapatkan perawatan yang baik untuk mengurangi timbulnya serangan asma
saat kehamilan.
2.* Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asma selama kehamilan membutuhkan pendekatan
kooperatif antara dokter kandungan, bidan, dokter paru serta perawat yang
khusus menangani asma dan ibu hamil itu sendiri. 1ujuan serta terapi pada
prinsipnya sama dengan pada penderita asma yang tidak hamil. 1erapi medikasi
asma selama kehamilan hampir sama dengan terapi penderita asma tidak hamil,
dengan pelega kerja singkat serta terapi harian jangka panjang untuk mengatasi
inflamasi (+elson and Pier,y, 200(!. Pentingnya pengobatan asma adalah
men,egah kematian, kegagalan pernapasan, status asmatikus, perawatan di ruang
emergensi, dan ,a,at whee-ing. Penatalaksaan asma kronis pada kehamilan harus
men,akup hal-hal berikut.
(. 1erapi +on-2armako
a. Penilaian Cbyektif 2ungsi Paru dan .esejahteraan Aanin
((
Pasien harus mengukur P925 2 kali sehari dengan target /0 H 660
liter@menit. 1iap pasien memiliki nilai baseline masing-masing sehingga
terapi dapat disesuaikan.
b. :enghindari 2aktor Pen,etus Asma
:engenali serta menghindari faktor pen,etus asma dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu dengan kebutuhan medikasi yang minimal
(+A9PP, 2006!. Asma dapat di,etuskan oleh berbagai faktor termasuk
alergi, infeksi saluran napas atas, sinusitis, exercise, aspirin, obat-obatan
anti inflamasi non steroid (+SA#8!, dan iritan, misalnya? asap rokok, asap
kimiawi, kelembaban, emosi (.ramer, 200(* A'AA#, 2002!. 8i samping
itu, pen,etus terkemuka serangan asma termasuk serbuk@tepung, tungau,
jamur, amukan hewan, makanan, dan hormone. Pada umumnya ku,ing
merupakan hewan kesayangan yang menyebabkan asma. Semua hewan
pengerat, kelin,i, dan hewan peliharaan dapat menyebabkan asma,
termasuk ke,oak.
4astroesophageal refluB (495! dikenal sebagai pen,etus asma
dan terjadi pada hampir (@/ wanita hamil. Asma yang di,etuskan oleh 495
dapat disebabkan oleh aspirasi isi lambung kedalam paru sehingga
menyebabkan bronkospasme, maupun akti<asi arkus refleks <agal dari
esofagus ke paru sehingga menyebabkan bronkokonstriksi (.ahrilas,
())0!.
Danita hamil perokok harus berhenti merokok, dan menghindari
paparan asap tembakau serta iritan lain di sekitarnya. Danita hamil yang
merokok berhubungan dengan peningkatan risiko whee-ing dan kejadian
asma pada anaknya ("laiss, 200&* +elson and Pier,y, 200(* +A9PP,
2006!.
,. 9dukasi
(2
:engontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin. #bu
hamil harus mampu mengenali dan mengobati tanda-tanda asma yang
memburuk agar men,egah hipoksia ibu dan janin. #bu hamil harus mengerti
,ara mengurangi paparan agar dapat mengendalikan faktor-faktor pen,etus
asma (+A9PP, 2006!.
2. 1erapi 2armakologi
A. Anti #nflamasi 4olongan Steroid?
a. Cbat inhalasi (:8#, +ebulisasi!, antara lain? "udesonide,
"e,lomethasone dipropionate, 2luti,asone, 2lunisolide, dll.
b. Cbat minum (oral!, antara lain? Prednison, Prednisolon,
:ethylprednisolon, dll.
,. Cbat injeksi (parenteral!? methylprednisolon, dll.
". "ronkodilator (melonggarkan saluran pernafasan!?
a. Cbat inhalasi (:8#, 8P#, nebulisasi!, antara lain? Salbutamol :8#,
2enoterol, 2ormoterol, Salmeterol, kombinasi 2ormoterol dan
budesonide, kombinasi Salmeterol dan fluti,asone, dll.
b. Cbat minum (oral!, antara lain? Salbutamol, 1erbutalin sulfat,
Aminophyllin, 1heophyllin, dll.
,. Cbat injeksi (parenteral!? 1erbutalin sulfat, Aminophyllin, dll.
'. Cbat lain? obat antikolinergik? #pratropium bromide.
8. Cbat Pen,air 8ahak ? jika asma disertai batuk, dapat ditambahkan obat
batuk pen,air dahak (eBpe,torant!, diantaranya? AmbroBol, "romheBine,
44 (4ly,eryl guaia,olate!, dll.
Serangan asma akut selama kelahiran dan persalinan sangat jarang
ditemukan. #bu hamil dapat melanjutkan penggunaan inhaler rutin sampai
persalinan. Pada ibu dengan asma yang selama kehamilan telah menggunakan
steroid oral (F$,6 mg prednisolon setiap hari selama lebih dari 2 minggu! saat
awal kelahiran atau persalinan harus mendapatkan steroid parenteral
(hidrokortison (00mg setiap 0- jam! selama persalinan, sampai ia mampu
memulai kembali pengobatan oralnya.
(/
Pada kehamilan dengan asma yang terkontrol baik, tidak diperlukan
suatu inter<ensi obstetri awal. Pertumbuhan janin harus dimonitor dengan
ultrasonografi dan parameter-parameter klinik, khususnya pada penderita-
penderita dengan asma berat atau yang steroid dependen, karena mereka
mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami masalah pertumbuhan
janin. Cnset spontan persalinan harus diperbolehkan, inter<ensi preterm hanya
dibenarkan untuk alasan obstetrik.
.arena pada persalinan kebutuhan <entilasi bisa men,apai 20 l@menit,
maka persalinan harus berlangsung pada tempat dengan fasilitas untuk
menangani komplikasi pernapasan yang berat* peneliti menunjukkan bahwa
(0% wanita memberat gejala asmanya pada waktu persalinan.
Selama persalinan kala # pengobatan asma selama masa prenatal harus
diteruskan, ibu yang sebelum persalinan mendapat pengobatan kortikosteroid
harus hidrokortison (00 mg intra<ena, dan diulangi tiap jam sampai
persalinan. "ila mendapat serangan akut selama persalinan, penanganannya
sama dengan penanganan serangan akut dalam kehamilan seperti telah
diuraikan di atas.
Pada persalinan kala ## persalinan per <aginam merupakan pilihan
terbaik untuk penderita asma, ke,uali jika indikasi obstetrik menghendaki
dilakukannya seksio sesarea. Aika dilakukan seksio sesarea. Aika dilakukan
seksio sesarea lebih dipilih anestesi regional daripada anestesi umum karena
intubasi trakea dapat mema,u terjadinya bronkospasme yang berat.
Pada penderita yang mengalami kesulitan pernapasan selama
persalinan per<aginam, memperpendek, kala ## dengan menggunakan
ekstraksi <akum atau for,eps akan bermanfaat.
Prostaglandin 92 adalah suatu bronkodilator yang aman digunakan
sebagai induksi persalinan untuk mematangkan ser<iks atau untuk terminasi
awal kehamilan. Prostaglandin 22I yang diindikasikan untuk perdarahan post
partum berat, harus digunakan dengan hati-hati karena menyebabkan
bronkospasme (+elson and Pier,y, 200(!.
(&
8alam memilih anestesi dalam persalinan, golongan narkotik yang
tidak melepaskan histamin seperti fentanyl lebih baik digunakan daripada
meperidine atau morfin yang melepas histamin.
"ila persalinan dengan seksio sesarea atas indikasi medik obstetrik
yang lain, maka sebaiknya anestesi ,ara spinal.
Selama kehamilan semua bentuk penghilang rasa sakit dapat
digunakan dengan aman, termasuk analgetik epidural. >indarkan penggunaan
opiat pada serangan asma akut. "ila dibutuhkan tindakan anestesi, sebaiknya
menggunakan epidural anestesi daripada anestesi umum karena peningkatan
risiko infeksi dada dan atelektasis. 9rgometrin dapat menyebabkan
bronkospasme, terutama pada anestesi umum. Sintometrin
(oksitosin@ergometrin! yang digunakan untuk men,egah perdarahan post
partum, aman digunakan pada wanita asma. Sebelum menggunakan obat-obat
analgetik harus ditanyakan mengenai sensiti<itas pasien terhadap aspirin atau
+SA#8 (+elson and Pier,y, 200(!.
2.+ Pen,egahan
3ntuk men,egah terjadinya serangan hebat selama hamil hendaknya asma
diperiksa dan dipantau sejak awal, termasuk derajat berat-ringannya asma.
.ategori ringan, bila gejala kambuh sampai terjadinya serangan maksimal dua
kali@minggu ditambah batuk dan mengi sehabis berlatih olahraga. .ondisi
sedang, bila gejala timbul lebih dari dua kali@minggu, kadang disertai gejala
sering ken,ing malam hari. Sementara asma dikatakan berat, kalau gejala terjadi
terus menerus selama seminggu penuh.
Pemantauan #an%n
"agi ibu hamil dengan asma sangat danjurkan untuk memeriksakan
janinnya sejak awal kehamilan. Pemeriksaan dengan 3S4 dapat dilakukan sejak
usia kehamilan (2-20 minggu untuk mengetahui pertumbuhan janin. 3S4 dapat
diulang pada trisemester ke-2 dan ke-/ terutama bila derajat asmanya berada
(6
pada tingkat sedang-berat. Pemeriksaan janin juga dapat dilakukan dengan
ele,troni, fetal heart rate monitoring untuk memeriksa detak jantung janin.
Selain pemeriksaan teratur, ibu hamil juga perlu men,ermati alergen
penyebab ter,etusnya asma, seperti? binatang piaraan, kasur kapuk, termasuk
tempat yang lembap. Soalnya, tempat yang lembab banyak ditumbuhi jamur.
Alergen pen,etus itu merupakan alergen poten yang merangsang pembentukan
-at antibodi #g9 (#munoglobulin 9!. Jat antibodi ini dibentuk untuk menjaga
kesehatan tubuh, tetapi adakalanya malah membawa ulah. #a terkadang membabi
buta, tak tahu mana kawan, mana lawan. Akhirnya tubuh menjadi korban.
Pen,etus lain bisa berasal dari latihan olahraga yang terlalu dipaksakan, infeksi
saluran pernapasan (batuk-pilek!, perubahan ,ua,a, dan emosi. .ebiasaan
merokok juga dapat memperburuk asma, karena memudahkan terjadinya
komplikasi bronkitis serta sinusitis.
Penderita juga harus berhati-hati dalam pemakaian obat. "erbagai obat
dapat menimbulkan efek sampingan pada janin ataupun ibu. :isalnya abortus,
kematian janin, kelainan kongenital (terutama pada trisemester pertama!, efek
terhadap gangguan pertumbuhan janin, dan gangguan fungsi organ seperti sistem
saraf serta otot polos uterus.
Dalaupun sejumlah ahli menyatakan sejumlah obat tidak menimbulkan
efek sampingan, tapi se,ara statistik dan pertimbangan etis tidak dapat dikatakan
bahwa semua obat aman. Pada umumnya pasien dianjurkan menggunakan obat
yang memberikan pengaruh pada kadar dalam darah sesedikit mungkin, seperti
obat suntikan, bukan oral. Cbat hirup atau inhaler yang digunakan satu-dua
semprotan tiap beberapa menit, juga a,apkali bisa membantu. Penggunaan
inhaler harus dipelajari dan dipraktikkan dengan benar agar bila kumat sewaktu-
waktu dapat mengatasi sendiri.
8alam keadaan mendesak, dapat digunakan obat steroid yang sangat
efektif sebagai antiperadangan, baik se,ara oral maupun suntikan. Sedangkan
obat mengandung tetrasiklin tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan
(0
gangguan pertumbuhan tulang pada janin, perubahan warna gigi dan
perkembangan jaringan tak normal khususnya pada email.
"agi ibu menyusui, obat asma yang mengandung teofilin sebaiknya
dihindari, karena akan masuk ke AS# sehingga bisa menimbulkan kegelisahan
pada bayi. Antihistamin juga kurang baik untuk ibu menyusui, karena di samping
mengurangi produksi AS# dapat menyebabkan bayi gelisah.
Apabila asma kambuh, sementara inhaler atau obat-obatan di rumah tidak
menolong, tentu ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit.
:engingat karena pengaruh asam ibu yang sedang hamil meyebabkan ibu
hamil lebih sensitif dan emosional, pendekatan psikologis diperlukan. 2isioterapi
nafas adakalanya diperlukan untuk membuang dahak yang berlebihan.
Stamina tubuh merupakan faktor utama lain yang perlu dipertahankan
selama hamil. Aalan kaki santai di udara yang bersih dan segar sangat dianjurkan.
:akanan dengan gi-i ,ukup dan sehat jelas akan menambah kebugaran.
Penderita asma yang hamil masih tetap bisa bekerja di kantor, namun perlu
dihindari ruangan berpolusi tinggi.
2.- K&m)l%kas%
(. Status asmatikus
2. "ronkhitis kronik bronkhiolus.
/. Ateletaksis ? lobari segmental karena obstruksi bron,hus oleh
lender
&. Pneumothoraks ? kerja pernapasan meningkat, kebutuhan oksigen meningkat.
Crang asam tidak sanggup memenuhi kebutuhan oksigen yang sangat tinggi
yang dibutuhkan untuk bernapas melawan spasme bronkhiolus,
pembengkakan bronkhiolus, dan m ukus yang kental. Situasi ioni dapat
menimbulkan pneumothoraks akibat besarnya teklanan untuk melakukan
<entilasi
($
6. .ematian
Se,ara umum, wanita dengan asma dan bayinya tidak memiliki
komplikasi kehamilan. 8ibandingkan dengan wanita yang tidak punya asma,
maka wanita dengan asma sedikit lebih memiliki risiko kelainan sbb?
(. 1ekanan darah tinggi atau preeklampsia
2. Persalinan kurang bulan
/. Persalinan dengan ,esar
&. 3kuran bayi yang lebih ke,il dibanding usia kehamilan
(
2.. /01
3.
.
6.
0.
$.
()
2aktor 9kstrinsik ?
serbuk-serbuk, debu,
bulu binatang, susu,
telor, ikan, obat-obatan
serta bahan-bahan
alergen yang lain
2aktor #ntrinsik ?
udara dingin, -at kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara,
o-on ,eter, nitrogen, perubahan musim dan ,ua,a, perubahan
tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban, aktifitas fisik
yang berlebih, ketegangan mental, <irus (influen-a <irus,
respiratory syn,ytial <irus!, bakteri (pertusis dan streptokokkus!
jamur (aspergillus!
Alergi
5eaksi Ag Ab sel mast paru
Pelepasan mediator inflamasi (>istamin, "radikinin, Prostaglandin!
.ehamilan (2&-/0 minggu!
>ipereakti<itas
bronkus
9dema mukosa dan
dinding bronkus
>ipersekresi
mukus
Spasme otot
saluran nafas
"( ("reath!
.ebutuhan C2 tubuh tidak
ter,ukupi
Pen2em)%tan 3r&nkus4asma
Saluran nafas
terhambat
MK 5 Bers%han #alan
Na!as T%(ak E!ekt%!
"( ("reath!
4angguan <entilasi (hipo<entilasi!
"6 ("owel!
.ompensasi tubuh (>iper<entilasi!
+afas pendek, whee-ing, dispnea,
pernapasan ,uping hidung,
MK 5 P&la
Na!as T%(ak
E!ekt%!
Penggunaan otot-
otot asesori
pernapasan
:ual
20
MK 5 6angguan
Kesa(aran
MK 5 Peru3ahan Nutr%s%
Kurang (ar% Ke3utuhan Tu3uh
.ebutuhan C2 tubuh tidak
ter,ukupi
MK 5 Penurunan
Per!us% $ere3ral
Ctak Aaringan
kekurangan
C2
Sianosis
MK 5
6angguan
Per!us%
#ar%ngan
Per%!er
#bu
.elemahan@
.elelahan
Pu,at
MK 5
"nt&lerans%
Akt%7%tas
Aanin
MK 5 Res%k&
1e(era
8istress fetus >ipoksia
>ipoksia
MK 5 6angguan
Pertukaran 6as
MK 5 Peru3ahan P&la $eksual%tas
.urangnya keinginan melakukan
hubungan seksual
Perkembangan sel
dan jaringan
terhambat
MK 5 6angguan
Pertum3uhan (an
Perkem3angan
'0RMAT PEN6KA#"AN KEPERA/ATAN MATERN"TA$
PR06RAM $TUD" "LMU KEPERA/ATAN
'AKULTA$ KEPERA/ATAN UN"8ER$"TA$ A"RLAN66A
Pengkajian tanggal? 2/ Aanuari 200 Aam ?
1anggal :5S ? 2/ Aanuari 200 +o. 5: ?
5uang@.elas ? "/ 4inekology 8B. :edis?
"
(
e
n
t
%
t
a
s
+ama #bu? +y. A
3mur? /0 tahun
Agama? #slam
Pendidikan? S:A
Pekerjaan? -
Suku@"angsa? Aawa@ #ndonesia
Alamat? Surabaya
+ama Suami? 1n. .
.e? ##
3mur? /0 1ahun
Agama? #slam
Pendidikan? S:A
Pekerjaan? Swasta
Suku@"angsa? Aawa@#ndonesia
Alamat? Surabaya
R
%
9
a
2
a
t

$
a
k
%
t

(
a
n

K
e
s
e
h
a
t
a
n
.eluhan 3tama? pasien mengatakan sesak dan lemah
5iwayat penyakit@prenatal@ intranatal@ postpartum (,oret yang tidak perlu! saat ini?
+y. A yang hamil /& minggu mengalami sesak napas saat tidur, kesulitan
bernapas jika berjalan jauh dan bekerja agak berat, serta menderita batuk pilek
sehingga hidung tersumbat. .ehamilan +y A adalah kehamilan pertama, belum
pernah melahirkan sebelumnya serta tidak pernah melakukan aborsi
Penyakit@operasi yang pernah diderita?
asma
Penyakit yang pernah diderita keluarga?
.eluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
5iwayat alergi? 0 2a C tidak .eterangan? alergi debu, asap rokok, ,ua,a
dingin
7ain-lain?
R
%
9
a
2
a
t

M
e
n
s
t
r
u
a
s
%
:enar,he? 3sia (2 tahun Siklus? 2 hari
"anyaknya? 7ama? $ hari
>P>1? 2& :aret 200$ 8ismenorhea? kadang-kadang
3sia .ehamilan? /& minggu 1aksiran Partus? ( Auli 200
7ain-lain?
2(
R
%
9
a
2
a
t

0
3
s
t
e
t
r
%
4.# P 0
>amil
ke-
3sia
kehamilan
Aenis
persalinan
Penolong Penyulit ""@P"
3sia
anak
saat ini
."@ Aenis@
7ama
( /& mgg
6
e
n
&
g
r
a
m
.eterangan? Pasien ?

7aki-laki ?

Perempuan

:eninggal

1inggal serumah
0
3
s
e
r
7
a
s
%
.eadaan umum? lemah .esadaran? ,ompos mentis
"erat badan? $6 kg * 1inggi badan?(6& ,m
1anda =ital? 18?(/0@)0 mm>g * +adi? )0 B@mnt * Suhu? /0,
0
' * 55? /0B@mnt
'51? /detik * Akral?lembab, basah * 4'S? &60
7ain-lain?
22
K
e
)
a
l
a

(
a
n

l
e
h
e
r
5ambut?
:ata? konjungti<a ? normal* Sklera ? normal* Pupil ? simetris
C 9dema palpebra * C Penglihatan kabur * lain-lain? KKKKKKKKKKKKKKKKK
>idung? C 9pistaksis * lain-lain? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
:ulut? mukosa bibir ? lembab * lidah? lembab * gigi ? normal
.ebersihan mulut? bersih* lain-lain?-
1elinga? gangguan pendengaran?tidak ada * C Ctorhea * C otalgia * C tinitus *
kebersihan? KKKKKKKKKKKKKKKK * lain-lain? KKKKKKKKKKKKKKKKK
'loasma? Ada * Aerawat? KKKKKKKKKKKKKKKK
C +yeri telan * tidak ada pembesaran kelenjar tiroid * ada C =ena jugularis
7ain-lain?
:asalah keperawatan?
4angguan ,itra diri
D
a
(
a

:
T
h
&
r
a
k
s
;
Aantung? #rama? regular * S(@S2? normal * +yeri dada? tidak ada
"unyi? normal @ murmur @ gallop *
+afas? Suara nafas? <esikuler @ whee-ing @ stridor @ 5on,hi, .eterangan?
Aenis? dispnoe @ kusmaul @ ,eyne stokes, .eterangan?
"atuk? ada(kering! * Sputum? kental * +yeri? tidak ada
Payudara? membesar, tegang, sakit * areola ? hiperpigmentasi * papilla ? menonjol
Simetris@asimetris * Produksi AS# belum * +yeri tekan ? ada
7ain-lain?
:asalah keperawatan?
Pola nafas tidak efektif
2/
P
e
r
u
t

:
A
3
(
&
m
e
n
;
4inekologi?
Pembesaran? ada @ tidak * benjolan? ada @ tidak , area? mammae
As,ites? ada @ tidak * Peristaltik? * +yeri tekan? ada
7uka? tidak ada
7ain-lain? -
Prenatal dan #ntranatal?
#nspeksi? Striae? Ada * 7Lnea? ada
Palpasi? 7eopold # ? .epala janin teraba di fundus
7eopold ## ? "agian punggung teraba jelas, ,embung
1angan dan kaki teraba ke,il dg bentuk@posisi tidak jelas
dan menonjol
7eopold ###? 1eraba kepala, masih dapat digerakkan
7eopold #=? 1eraba kepala, kon<ergen
8AA? (60 B@menit
7ain-lain? -
Postpartum?
2undus uteri? 123? &0 ,m * kontraksi uterus? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
7uka? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK * 7ain-lain? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
7ain-lain?
:asalah keperawatan?
4angguan rasa nyaman
4angguan ,itra tubuh
6
e
n
%
t
a
l
%
a
.eputihan? tidak ada * Perdarahan? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
7aserasi? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK * =1? M KKKKKKKKKKKK* eff? KKKKKKKKKKK
:iksi? KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK * 8efekasi?
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
7ain-lain?
:asalah keperawatan?
1idak ada
T
a
n
g
a
n

(
a
n

k
a
k
%
.emampuan pergerakan? bebas @ terbatas * .ekuatan otot?
5efleks? Patella KKKK * 1ri,eps KKKK * "i,eps KKKK * "abinsky? KKKKK
"rud-insky? KKKK * .ernig KKKK .eterangan?
9dema? N * 7uka? -
7ain-lain?
:asalah keperawatan?
4angguan perfusi jaringan
2&



As)ek $e3elum
ham%l<4melah%rkan<4sak%t<
$esu(ah
ham%l<4melah%rkan<4sak%t<
+utrisi /B sehari, porsi normal habis /B sehari, porsi normal tidak
habis
9limi asi
(600 ml@hari
2000ml@hari
#stirahat@tidur 0 jam sehari, teratur 6 jam, tidak teratur
Akti<itas Akti<itas normal Akti<itas berkurang
Seksual Sering "erkurang
.ebersihan
8iri
"aik "aik
.oping "aik "aik
#badah 1idak pernah meninggalkan
ibadah
.adang-kadang
meninggalkan ibadah
.onsep diri "aik :erasa malu (gemuk, besar!
O! ,oret yang tidak perlu
O! .eterangan?
(. .adang-kadang meninggalkan ibadah karena ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu hamil, terasa beban tubuhnya yang berat ditambah bila ibu
mangalami asma akan merasa sesak nafas.
2. :erasa malu? parubahan fisik yang dialami ibu hamil tidak jarang
menimbulkan perasaan yang tidak per,aya diri atau menjadikan seorang ibu
hamil merasa malu dengan perubahan badannya yang menjadi besar.
26
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n

(
a
n

P
e
r
%
l
a
k
u

K
e
s
e
h
a
t
a
n
.ontrasepsi? +y. A belum memiliki pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi
karena masih hamil pertama.
Perawatan bayi@diri? +y. A belum mengerti mengenai perawatan bayi yang baik
karena belum berpengalaman untuk mengurus bayi.
:erokok? suami seorang perokok sehingga menambah faktor pen,etus terjadinya
asma.
Cbat-obatan@Aamu? obat asma ("ronkodilator spiri<a!
7ain-lain?-
:asalah keperawatan?
.urang Pengetahuan
P
e
m
e
r
%
k
s
a
a
n

P
e
n
u
n
j
a
n
g

(
a
n

T
e
r
a
)
%
7aboratorium 2oto@5adiologi 3S4 7ain-lain
1erapi@ 1indakan medis?
20
Surabaya,PPPPPPPP.
+ers,
'0RMAT ANAL"$A DATA
DATA ET"0L06" MA$ALAH
D$5 pasien mengeluh
sesak nafas
D05
frekuensi pernafasan ? /0
B@menit, penggunaan otot-
otot asesori pernapasan,
nafas pendek, whee-ing,
dispnea
Penyempitan bronkus@asma
Q
>ipo<entilasi
Q
.ompensasi tubuh (hiper<entilasi!
Q
Penggunaan otot-otot asesori
pernapasan, nafas pendek,
whee-ing, dispnea,
Pola nafas tidak
efektif
D$5
>idung tersumbat
D05
frekuensi pernafasan ? /0
B@menit, batuk kering
Alergen
Q
Pelepasan mediator inflamasi
Q
5eaksi Ag Ab sel mast paru
Q
9dema mukosa dan dinding
bronkus
Q
Saluran nafas terhambat
"ersihan jalan
nafas tidak efektif
D$5
.lien mengeluh tidak bisa
mengeluarkan sekret
D05
frekuensi pernafasan ? /0
B@menit, adanya sputum
kental
Penyempitan bronkus@asama
Q
4angguan <entilasi (hipo<entilasi!
Q
1ubuh kekurangan C2
Q
Suplai C2 ke otak tidak adekuat
Q
>ipoksia
4angguan
pertukaran gas
D$5
Pasien mengatakan tidak
memiliki keinginan untuk
melakukan hubungan
Asma
Q
R 55
Q
.urangnya keinginan untuk
melakukan hubungan seksual
Perubahan pola
seksualitas
2$
seksual ketika asma
mun,ul.
D05
Pasien mengatakan
tentang frekuensi
seksualitas kepada
perawat
Q
Perubahan pola seksual
D$5 .lien menyatakan
bahwa klien tidak nafsu
makan
D05 porsi makan hanya
separuh yang dihabiskan,
mual, muntah
Penyempitan bronkus@asma
Q
4angguan <entilasi (hipo<entilasi!
Q
.ompensasi tubuh
(>iper<entilasi!
Q
+afas pendek, whee-ing, dispnea
Q
:ual
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
3.1 D%agn&sa Ke)era9atan
(. Pola napas tak efektif berhubungan dengan bronkospasme
2. "ersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret
/. 4angguan pertukaran gas berhubungan dengan spasme@penyempitan bronkus
&. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan sesak nafas akibat asma.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah akibat dispnea
0. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit (kehamilan disertai asma!
$. .urang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah mengerti
. 4angguan pola tidur berhubungan dengan dispnea
). 5isiko ,idera pada janin berhubungan dengan fetal distress.
3.2 "nter7ens% Ke)era9atan
2
(. 8iagnosa ? Pola napas tak efektif berhubungan dengan
bronkospasme.
1ujuan ? Perbaikan pola napas.
.riteria hasil ?
a. :empertahankan <entilasi adekuat dengan menunjukan 55?(-20 B@menit
dan irama napas teratur
b. 1idak terjadi whee-ing.
,. 1idak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain.
d. Pasien dapat melakukan pernafasan dalam.
e. 9kspansi paru mengembang.
#nter<ensi 5asional
K&la3&ras%
"erikan oksigen tambahan.
Man(%r%
a. 1inggikan kepala dan bantu
:engubah posisi. "erikan posisi
semi fowler.
b. Ajarkan pasien pernapasan dalam.
,. Auskultasi bunyi nafas dan ,atat
adanya bunyi nafas seperti
whee-ing.
d. .aji frekuensi kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada.
e. Cbser<asi pola batuk dan karakter
sekret.
:emaksimalkan bernapas dan
menurunkan kerja napas.
a. 8uduk tinggi memungkinkan
ekspansi paru dan memudahkan
pernapasan.
b. :embantu pasien memperpanjang
waktu ekspirasi sehingga pasien
akan bernapas lebih efektif dan
efisien.
,. Dhee-ing menyertai obstruksi jalan
nafas atau kegagalan pernafasan.
d. .e,epatan biasanya men,apai
kedalaman pernafasan ber<ariasi
tergantung derajat gagal nafas.
9Bpansi dada terbatas yang
berhubungan dg nyeri dada.
e. .ongesti al<eolar mengakibatkan
2)
batuk sering@iritasi.
2. 8iagnosa ? "ersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret.
1ujuan ? Pen,apaian bersihan jalan napas.
.riteria hasil ?
a. :empertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih atau jelas.
b. :enunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas misalnya
batuk efektif dan mengeluarkan sekret.
/0
#nter<ensi 5asional
K&la3&ras%
"ronkodilator, misal albuterol
(Ventolin!
Man(%r%
a. 1inggatkan masukan ,airan
terutama air hangat.
b. "erikan pasien posisi yang nyaman,
misal peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat
tidur.
,. Pertahankan polusi lingkungan
minimum, misal debu, asap dan
bulu bantal yang berhubungan
dengan kondisi indi<idu.
:emberikan pasien beberapa ,ara
untuk mengatasi dan mengontrol
dispnea. :erilekskan otot halus
dan :enurunkan kongesti lokal,
menurunkan spasme jalan napas,
mengi dan produksi mukosa.
a. Penggunaan ,airan hangat dapat
menurunkan spasme bronkus,
kekentalan skret dan
mempermudah penggeluaran.
b. Peninggian kepala tempat tidur
mempermudah fungsi pernapasan
dengan menggunakan gra<itasi.
,. Pen,etus tipe reaksi alergi
Pernapasan.
/. 8iagnosa ? 4angguan pertukaran gas berhubungan dengan spasme@penyempitan
bronkus
1ujuan ? Pertukaran gas adekuat
.riteria hasil ? perbaikan <entilasi (dispnea hilang, oksigenasi adekuat!, 48A
rentang normal (PC2 ? 0-(00 mmhg, P'C2 ? /6-&6 mm>g, >'C/ ? 22-20 ,
SaC2 ? F)6 %!
#nter<ensi 5asional
Man(%r%
a. 8orong pasien untuk
mengeluarkan sputum
b. 1inggikan kepala dan bantu
:engubah posisi. "erikan posisi
semi fowler
,. Auskultasi bunyi nafas
K&la3&ras%
a. "erikan oksigen tambahan
a. Sekresi yang kental dan banyak
adalah sumber utama gangguan
pertukaran gas pada jalan nafas
ke,il
b. 8uduk tinggi memungkinkan
ekspansi paru dan memudahkan
pernapasan
,. Adanya mengi mengindikasikan
spasme bronkus atau tertahannya
sekret
a. :emaksimalkan bernapas dan
menurunkan kerja napas.
&. 8iagnosa ? Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan sesak nafas akibat
asma.
/(
1ujuan ? Setelah dilakukan tindakan keperawatan (B2& jam klien dan pasangan
dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas pada akti<itas
fisik.
.riteria hasil ?
Suami memberikan dukungan psikologis terhadap pengobatan istri.
#nter<ensi 5asional
(. 'iptakan hubungan terapeutik atas
dasar saling per,aya dan saling
menghargai, berikan pri<asi dan
keper,ayaan diri klien.
2. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan ketakutan dan
menanyakan masalah.
/. 8iskusikan bentuk alternatif
ekspresi seksual yang dapat
diterima pada klien sesuai
kebutuhan.
&. 7ibatkan pasangan dalam diskusi.
(. :empermudah asuhan
keperawatan untuk pasien.
2. :enggali masalah yang dihadapi
klien.
/. :enyesuaikan ren,ana tindakan
dengan kebutuhan klien.
&. Akan meningkatkan moti<asi klien
dalam proses penyembuhan.
6. 8iagnosa ? Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah akibat dispnea.
1ujuan ? :emenuhi kebutuhan nutrisi adekuat.
.riteria hasil ?
a. :enunjukkan berat badan yang stabil atau meningkat sesuai dengan
yang diharapkan nilai laboratorium normal.
b. 1idak mengalami tanda-tanda malnutrisi.
,. .lien mengetahui makanan yang dapat menyebabkan serangan asma.
/2
#nter<ensi 5asional
Man(%r%
a. "erikan makan porsi ke,il tapi
sering.
b. >indari makanan penghasil gas dan
minuman karbonat.
,. 1imbang berat badan sesuai
indikasi.
d. Anjurkan klien untuk menghindari
alergen berupa makanan yang dapat
menimbulkan serangan asma.
K&la3&ras%
.onsul ahli gi-i@nutrisi untuk
memberikan makanan yang mudah
,erna, se,ara nutrisi seimbang.
a. :emberikan kesempatan untuk
meningkatkan masukan kalori total.
b. 8apat menghasilkan distensi
abdomen yang mengganggu napas
abdomen dan gerakan diafragma,
dan dapat meningkatkan dispnea.
,. "erguna untuk menentukan
kebutuhan kalori, menyusun tujuan
berat badan dan e<aluasi
keadekuatan ren,ana nutrisi.
d. :enghindari alergen akan
men,egah timbulnya serangan
asma.
:etode makan dan kebutuhan kalori
didasarkan pada situasi@kebutuhan
indi<idu untuk memberikan nutrisi
maksimal dengan upaya minimal
pasien.
//
BAB
PEMBAHA$AN
&.( Analisis .asus Asma pada #bu >amil
a. Apakah sudah benar pengkajian yang diberikan kepada pasien;
Sudah benar, karena semua sistem sudah terkaji dan sudah didapatkan
datanya. 8ata fokus yang menjadi tanda khas klien penderita asma sudah
didapatkan yaitu whee-ing dan terjadi peningkatan 55. +amun, untuk data
laboratorium belum ada sehingga perlu ditambahkan karena data ini dapat
membantu untuk menegakkan diagnose.
b. Apakah sudah benar analisis data yang telah dibuat;
Sudah benar, karena Analisa data yang telah dibuat sudah berdasarkan data
obyektif dan data subyektif yang didapat dari hasil pengkajian klien. 8ari
hasil analisa data prioritas masalah keperawatan yang didapat pada kehamilan
dengan asma adalah pola nafas tidak efektif.
,. Apakah sudah benar diagnosa yang diangkat;
8iagnosa yang diangkat sudah benar dan sudah sesuai prioritas, namun perlu
ditambahkan masalah keperawatan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada janin. >al ini dikarenakan hipoksia yang kebanyakan
terjadi pada ibu sehingga akan terjadi hipoksia pula pada janin, jika hal ini
tidak ditangani se,ara efektif akan menyebabkan janin lahir prematur dan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Apakah sudah benar penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien;
Sudah benar, karena pada pasien asma frekuensi pernafasan meningkat
sehingga pasien membutuhkan terapi yang ditujukan untuk memperbaiki
frekuensi pernafasannya. Sebenarnya ada berbagai ma,am terapi yang bisa
/&
diberikan pada klien namun menurut kami terapi yang paling baik untuk klien
dengan kondisi diatas adalah terapi pemberian oksigen, terapi farmako
(bronkodilator!, dan pengaturan posisi klien yang tepat.
d. Apakah asuhan keperawatan yang diberikan sudah sesuai;
(. Se,ara keseluruhan askep yang diberikan sudah sesuai, namun pada
inter<ensi pola nafas tidak efektif b.d anoreksia seharusnya disebutkan
se,ara spesifik nilai "" normal klien. Selain itu dapat diberikan
inter<ensi tambahan berupa >9 tentang pentingnya asupan nutrisi yang
adekuat untuk menunjang kesembuhan pasien, libatkan juga keluarga
dalam menyediakan menu makanan yang disukai oleh pasien selama
menu tersebut tidak dilarang oleh rumah sakit.
2. #nter<ensi pertama yang dapat diberikan untuk gangguan integritas kulit
adalah perawatan luka khemo agar terhindar dari kerusakan @ infeksi,
setelah itu integritas kulit dapat dipantau se,ara teratur dan tindakan
terakhir adalah pemberian >9 kepada pasien ataupun keluarga pasien
tentang pentingnya perawatan kulit pas,a khemoterapi.
/. 8iagnosa kurangnya pengetahuan tentang pelaksanaan pengobatan, dapat
ditambahkan inter<ensi berupa e<aluasi terhadap pemahaman klien dan
keluarga tentang informasi yang telah diberikan dengan memberikan
pertanyaan terkait penyakit dan pengobatan yang akan dilaksanakan.
/6
BAB *
PENUTUP
.1 Kes%m)ulan
Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas
terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita
hamil.
"erdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu asma intrinsik ( disebabkan oleh allergen antara lain ? serbuk-serbuk, debu,
bulu binatang, susu, telor, ikan, obat-obatan serta bahan-bahan alergen yang lain!
dan asma ektrinsik (udara dingin, -at kimia, polutan udara, perubahan tekanan
udara, aktifitas fisik yang berlebih, ketegangan mental dan lain-lain!.
:anifestasi klinis dari asma antara lain ? nafas pendek, whee-ing, dispnea
dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot asesori pernapasan, pernapasan
,uping hidung, batuk kering (tidak produktif! karena sekret kental dan lumen
jalan napas sempit, sianosis, ke,emasan dan lain-lain.
2aktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma bronkiale atau
sering disebut sebagai faktor pen,etus adalah ? allergen, infeksi saluran nafas,
stress, olah raga@kegiatan jasmani yang berat, obat-obatan, polusi udara, dan
lingkungan kerja.
.2 $aran
Perawat dalam membuat asuhan keperawatan sebaiknya benar-benar
memperhatikan setiap keluhan dari pasien sehingga nantinya tidak akan
/0
melewatkan hal-hal penting yang mungkin dapat berakibat buruk bagi janin.
Selain itu, perawat juga harusberkolaborasi dengan tim medis lain untuk
memberi terapi pada ibu dan janin serta keluarga sehingga akan dapat
memperbaiki kualitas hidup dari ibu maupun janinnya.
DA'TAR PU$TAKA
2akultas .edokteran 3nair.(20((!. Asma. 8iakses tanggal 0 Cktober 20((, dari
www.fk.unair.a,.id@do,files@AS:A %20patol.do,B
.han-ima.(20(0!. Asma dalam Kehamilan. 8iakses tanggal 0 Cktober 20((, dari
http?@@khan-ima.wordpress.,om@20(0@(0@20@asma-dalam-kehamilan@
2akhrudin.(200)!. Hamil dengan Asma. 8iakses tanggal $ Cktober 20(, dari
http?@@www.emir-fakhrudin.,om@200)@(2@hamil-dengan-asma-bronkhial.html
=itahealth.200.Informasi Lengkap Untuk Penderita & Keluargana Asma. Aakarta ?
4:.
2akultas .edokteran 3nair.(20((!. Asma. 8iakses tanggal 6 Cktober 20((, dari
www.fk.unair.a,.id@pptfiles@asma%20new%20baruSSS.ppt
'unningham, 2. 4ary dkk. 2006. !bstetri "illiams. 9disi 2(. 94'? Aakarta.
:ansjoer, Arief. Kapita #elekta Kedokteran. ())). Aakarta? :edia Aes,ulapius.
/$

Vous aimerez peut-être aussi