Vous êtes sur la page 1sur 62

REFRESHING DAN LAPORAN

KASUS
SIROSIS HEPATIS
Pembimbing: dr. Hj. Ihsanil Husna Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. Unung
Usia : 57 th
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 1 maret 1953
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Teguh VI No. 61, Kelapa
Gading Barat
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pensiunan
Status Pernikahan : Menikah
No. RM : 00168409
Dokter yang merawat : dr. Ihsanil Husna, Sp.PD
Ruang : Matahari dua
ANAMNESA
Keluhan Utama : Pasien datang ke IGD RSIJ CP
dengan keluhan sesak sejak
1 minggu SMRS.


Keluhan Tambahan : Perut membesar,kaki
bengkak,Mual, Muntah,
nyeri perut kanan
atas,lemas,BAB kehitaman(-)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan Sesak sejak 1 minggu
SMRS,Sesak dirasakan semakin berambah berat sehingga membuat pasien sulit
bernafas.Sesak dirasakan terus menerus dan tidak menghilang baik saat
beristirahat.Pasien Sering mengalami sesak seperti ini,Sesak ini dirasakan sejak
perut membesar.Perut pasien tampak membesar sejak 1 tahun SMRS.Pasien
menyangkal keluhan perut membesar ini diikuti dengan Mata,kuku,kulit kuning dan
air kencing menjadi pekat kecoklatan seperti teh. Nyeri perut juga dirasakan pasien
hamper di semua bagian perut terutama perut bagian kanan atas ,nyeri perut
dirasakan terus menerus dan dirasakan bertambah apabila pasien duduk dan
berkurang saat posisi tidur.keluhan disertai rasa begah,mual dan muntah.

Pasien menyangkal buang air besar berwarna kehitaman. Keluhan
juga disertai dengan rasa lemah dan lemas pada seluruh badan.keluhan
yang sama pernah dirasakan pasien 2 bulan SMRS,keluhan juga disertai
muntah darah kurang lebih sebanyak 1 gelas. Muntah berisikan cairan dan
sisa makanan.
6 bulan lalu pasien dirawat di RSI Cempaka Putih dengan keluhan
yang sama dan didiagnosis dengan sirosis hepatis, dan sekarang pasien di
rawat kembali dikarnakan keluhan nya kembali dirasakan pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan 2 bulan lalu dirawat
dengan keluhan yang sama. Pasien juga mengatakan bahwa dia sempat
dirawat sebanyak 3 kali dengan keluhan terdapat luka di kaki kanan yang tidak
kunjung sembuh dan juga Diabetus militus. Riwayat TB disangkal, Riwayat
darah tinggi disangkal, asma disangkal.


Riwayat Penyakit Keluarga : Dikeluarga tidak ada yang sakit seperti
ini,Riwayat TB disangkal, Riwayat darah tinggi disangkal, asma disangkal,
Diabetes disangkal.




Riwayat Psikososial : Paien tinggal bersama suami dan 2
anaknya,pasien tinggal dilingkungan yang bersih, pasien juga mengatakan
jarang mengkonsumsi makanan dari luar. Pasien menyangkal memiliki
kebiasaan berganti ganti pasangan seksual sebelumnya,kebiasaan
mengkonsumsi alkohol disangkal,riwayat penggunaan narkoba suntik
disangkal,Riwayat tranfusi disangkal.


Riwayat Alergi : obat disangkal,cuaca disangkal,debu
disangkal makanan disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,8
0
C
Nadi : 86 x/ menit
Pernafasan : 24 x/menit
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 54 kg
BMI : 48,6 / (1,55)2 = 20,2 (normal)
BB sebelum sakit : 49 kg ( 6 bulan lalu)
Lingkar Perut : 115cm
Status Generalis
Kepala : normocephal
Rambut : berwarna hitam, tidak mudah dicabut
Leher : tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil
isokor kiri=kanan
Hidung : normotia, deviasi septum (-), secret -/-,
rhinore -/-
Telinga : normotia, otore -/-, serumen -/-
Mulut : caries (-), lidah kotor , tonsil T1-T1, faring tidak
hiperemis

Thorak:
Paru
Inspeksi : bentuk dada normochest. Pergerakan dinding dada
simetris, skar (-), spider navi (-)
Palpasi : vokal fremitus paru kanan dan kiri simetris
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-


Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5, pada garis midclavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternalis
dextra
Batas jantung kiri atas pada ICS IV linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah pada ICS VI linea axilla anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung reguler normal, murmur(-), gallop (-)

Abdomen:
Inspeksi : perut tampak cembung (asites ),spider navi(-)
Palpasi : hepar dan lien sulit teraba, Nyeri tekan
(+),undulasi(+),Shiftin dullness(+)
Perkusi : Peka pada keempat kuadran
Auskultasi : Bising usus (+)7 kali/ menit ( normal)


Ekstremitas atas : akar hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik,
telapak tangan pucat +/+
Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema +/+, RCT < 2 detik ,
pitting edem +/+, telapak kaki pucat +/+, jaringan
parut (+)


Tanggal Jam Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
23/04/2014 00.56 Hemoglobin 9,1 L g/dL 11,7 - 15,5
Jumlah Leukosit 5,66 Ribu/uL 3,60 11,00
Hematokrit 31 L % 35 47
Jumlah Trombosit 376 Ribu/uL 150 440
Eritrosit 5 10
6
/uL 3,80 5,20
MCV 61 L fL 80 100
MCH 18 L pg 26 34
MCHC 30 L g/dL 32 36
GDS 80 mg/dL 70 200
SGOT 23 U/L 10 31
SGPT 11 U/L 9 36
Ureum darah 9 L mg/dL 10 50
Kreatinin darah 0,7 mg/dL < 1,4
Natrium darah 144 mEq/L 135 147
Kalium darah 4,5 mEq/L 3,5 5,0
Klorida darah 106 mEq/L 94 111
25/04/2014 00.56
Hemoglobin 7,6 L g/dL 11,7 - 15,5

Jumlah Leukosit 3,11 L Ribu/uL 3,60 11,00

Hematokrit 24 L % 35 47

Jumlah Trombosit 127 Ribu/uL 150 440

Eritrosit 2,76 10
6
/uL 3,80 5,20

MCV 87 fL 80 100

MCH 29 pg 26 34

MCHC 32 g/dL 32 36

GDS 107 mg/dL 70 200

SGOT 23 U/L 10 31

SGPT 8 L U/L 9 36

Protein total
7
g/dL
6,0-8,0

Albumin
2,2 L
g/dL
4,0-5,2

Bilirubin total
0,9
mg/dL
<1,0

Bilirubin Direk
0,6 H
mg/dL
<0,3

Bilirubin Indirek
0,3
mg/dL
<0,8

Ureum darah 41 mg/dL 10 50

Kreatinin darah 1,1 mg/dL < 1,4

Natrium darah 140 mEq/L 135 147

Kalium darah 4,8 mEq/L 3,5 5,0

Klorida darah 102 mEq/L 94 111

26/04/2014
05.00 GDS 118
mg/dL

11.00 GDS 154
mg/dL

17.00 GDS 195
mg/dL

23.00 GDS 175
mg/dL



07.56 PT (Pasien) 16,0 H detik 9,8 12,6
PT (kontrol) 11 detik
APTT (pasien) 47,1 H detik 31,0 47,0
APTT (kontrol) 31 detik


Analisa Tinja


Makroskopik


Warna
Coklat

Konsistensi
Lembek

Darah (-) negatif


Lendir (-) negatif


Pus (-) negatif


Busa (-) negatif


Mikroskopik


Leukosit 2-3/
/LBP

Eritrosit
1-2/ /LBP

Bakteri (+) positif


Epitel (-) negatif


Lemak (-) negatif


Amilum (-) negatif


Serat otot (-) negatif


Serat tumbuhan (-) negatif


Jamur (-) negatif


Telur cacing (-) negatif

Parasit (-) negatif

Kimia

pH
6

Glukosa (-) negatif


Lemak (-) negatif


Pewarnaan


Gram
negatif Batang

Spora (-) negatif


Jamur (-) negatif


Diagnosis Kerja Infeksi Batang Gram negatif
27/04/2014 08.52 Analisa Urin
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Sedimen


Leukosit 1-2/ /LBP 0-5
Eritrosit 0-1/ /LBP 3
Silinder negatif
Sel epitel gepeng (1+) (1+)
Kristal (-) negatif (-) negatif
Bakteria (-) negatif (-) negatif
Berat jenis 1,015 1,005-1,030
pH 7,5 H 5,0-7,0
Protein (-) negatif negatif (<30) mg/dL
Glukosa (-) negatif negatif (<100) mg/dL
Keton (-) negatif (-) negatif
Darah samar/ Hb (-) negatif (-) negatif
Bilirubin (-) negatif (-) negatif
Urobilinogen 0,2 mg/dL 0,2-1,0
Nitrit (-) negatif (-) negatif
Leukosit estrase (-) negatif (-) negatif
28/04/2014 06.00
GDS
125
mg/dL

11.00
GDS
177
mg/dL

16.00
GDS
146
mg/dL


20.00
Analisa cairan tubuh


Makroskopik


Warna
kuning

Kejernihan
jernih

Bekuan (-) negatif

(-) negatif

Mikroskopik


Jumlah leukosit
50 /uL

Hitung jenis


Segmen
28

Limfosit
72

Jumlah eritrosit
0

Kimia

Glukosa cairan tubuh 146,2
Glukosa serum 115,9
cairan 179
serum 345
protein total cairan 2,9
protein total serum 6,9 6,0-8,0
ratio protein C/S 0,4
Rivalta (+) positif
(-) negatif
Mikrobiologi
Pewarnaan Gram
(-) negatif

Perwarnaan BTA
(-) negatif

29/04/2014 11.08 Albumin 2,3 L g/dL 4,0 5,2

09/05/2014 Hemoglobin 10,9 L g/dL 11,7 - 15,5
Jumlah Leukosit 10,46 H Ribu/uL 3,60 11,00
Hematokrit 32 L % 35 47
Jumlah Trombosit 507 H Ribu/uL 150 440
Eritrosit 5,07 L 10
6
/uL 3,80 5,20
MCV 76 L fL 80 100
MCH 26 pg 26 34
MCHC 37 H g/dL 32 36
GDS 68 L mg/dL 70 200
Ureum darah 36 mg/dL 10 50
Kreatinin darah 1,3 mg/dL < 1,4
Natrium darah 129 L mEq/L 135 147
Kalium darah 3,4 L mEq/L 3,5 5,0
Klorida darah 90 L mEq/L 94 111
RESUME
Perempuan 54 tahun datang dengan keluhan dipsneu sejak 1 minggu
SMRS,dipsneu dirasakan sejak perut membesar.Perut pasien tampak
membesar(asites) sejak 1 tahun SMRS. Nyeri perut juga dirasakan pasien
hampir di semua bagian abdomen. Pasien juga mengeluhkan nausea dan
vomitting, malaise serta kedua kaki yang membesar.
Pasien menyangkal mempunyai riwayat Hepatitis,menggunakan jarum
suntik,mengkonsumsi obat dalam jangka waktu lama, dan jajan sembarangan. 2
bulan SMRS pasien dirawat dengan keluhan yang sama, dan didiagnosis dengan
sirosis hepatis.

Lanjutan
Kesadaran CM, Lingkar perut : 115cm
Tanda vital:TD:130/80 mmHg,nadi:80x/menit,nafas:28x/menit,Suhu:37,2
o
C
Mata :Konjungtiva: Anemis +/+ ,Sklera:Ikterus (-/-)

Abdomen
Inspeksi :Contuor abdomen:Cembung,spider navi (-), Caput medusa (-)
Palpasi Nyeri tekan: (+)seluruh kuadran abdomen Hepar: Sulit dinilai,Splen: Sulit dinilai.
Perkusi :pekak diseluruh kuadran abdomen.
Pemeriksaan asites :Tes undulasi (+)positif ,Sifting dullness (+)positif

Ekstremitas
Ekstremitas atas :Ikterik :Positif (-/-)
Ekstremitas bawah :Edema: Positif (+/+),Ikterik :Positif (-/-),jaringan parut (-/+)
Lanjutan
29/04/2014 11.08 Albumin 2,3 L g/dL 4,0 5,2

09/05/2014 Hemoglobin 10,9 L g/dL 11,7 - 15,5
Jumlah Leukosit 10,46 H Ribu/uL 3,60 11,00
Hematokrit 32 L % 35 47
Jumlah Trombosit 507 H Ribu/uL 150 440
Eritrosit 5,07 L 10
6
/uL 3,80 5,20
MCV 76 L fL 80 100
MCH 26 pg 26 34
MCHC 37 H g/dL 32 36
GDS 68 L mg/dL 70 200
Ureum darah 36 mg/dL 10 50
Kreatinin darah 1,3 mg/dL < 1,4
Natrium darah 129 L mEq/L 135 147
Kalium darah 3,4 L mEq/L 3,5 5,0
Klorida darah 90 L mEq/L 94 111
Hasil CT Scan Abdomen Tanggal 1 Feb 2014
Potongan transversal. Slice 10 mm tanpa kontras
Hepar tampak mengecil, terireguler, sudut lancip. Tak tampak lesi hipo/ hiperdens. Tampak pleural
effusion kanan-kiri.
Lien tampak membesar
Parenchym normal
Kandung empedu normal. Tak tampak batu kantung empedu
Pancreas normal
Kedua ren kanan baik. Fungsi eksresi kedua ren baik. Tampak batu dikedua ren
Vesica urinaria baik. Uterus baik dengan IUD
Kelenjar para aorta dan kelenjar pelvis tidak membesar
Tampak asites luas. Usus-usus baik. Terdesak ke medial
M. psoas, M. ileo psoas dan M. obturatorius internus & eksternus kanan & kiri baik
Tulang-tulang vertebrae dan pelvis baik
Kesan : Sirosis hepatis + splenomegali + asites luas portal hipertensi
tampak massa intraabdominal
Pleural effusion bilateral

DAFTAR MASALAH

Dispneu ec asites
Sirosis hepatis
Asites e.c hipoalbumin
Anemia
Trombisitopenia
Hiperglikemia e.c Diabetes Militus tipe 2

Dipsneu ec asites
Dari anamnesis didapatkan Pasien dipsneu sejak 1 minggu SMRS,dipsneu dirasakan
sejak perut membesar.Perut pasien tampak membesar(asites) sejak 1 tahun SMRS. Sejak 1
tahun SMRS pasien sudah terdiagnosis sirosis hepatis.

CM,nafas : 28 x/menit.Lingkar perut : 115cm
Abdomen
Inspeksi :Contuor abdomen: Cembung,Venektasi: Positif(+),
Palpasi Nyeri tekan: (+)seluruh kuadran abdomen Hepar: Sulit dinilai,Splen: Sulit dinilai
Perkusi :pekak diseluruh kuadran abdomen.

Pemeriksaan asites :Tes undulasi (+)positif ,Sifting dullness (+)positif
Diagnosis : dispneu ec asites

Planing :
Pemeriksaan : Analisa gas darah,Pemeriksaan sputum,rontgen thorax.
Penatalaksanaan :
-O2 3 L/menit nasal
- Pertimbangkan punksi asites

Asites ec.hipoalbumin
Perut pasien tampak membesar(asites) sejak 1 tahun SMRS.Sejak 1 tahun
SMRS pasien sudah terdiagnosis sirosis hepatis.
Lingkar perut : 115cm

Abdomen
Inspeksi :Contuor abdomen: Cembung,Venektasi: Positif(+), Umbilikus tampak
menonjol
Palpasi Nyeri tekan: (+)seluruh kuadran abdomen Hepar: Sulit dinilai,Splen: Sulit
dinilai
Perkusi :pekak diseluruh kuadran abdomen.

Pemeriksaan asites :Tes undulasi (+)positif ,Sifting dullness (+)positif
Pemeriksaan laboratorium:,protein total5,8g/dl,albumin 1,6g/dl

USG:

A: Asites ec Hipoalbumin

Planing :
Pemeriksaan cairan asites
Penatalaksanaan :
Istirahat total
Diet rendah garam batasi asupan cairan
Ukur input dan output 24 jam
Evaluasi kadar elektrolit
Evaluasi berat badan dan lingkar pinggang
Pemberian furosamide dengan dosis 1 mg/kgbb: 1x 60 = 60 mg i.v
Pemberian antibiotika:metronidazole 3x 500 mg i.v,cefotaxim 2x 1gr i.v

Sirosis hepatis
dipsneu sejak 1 minggu SMRS,dipsneu dirasakan sejak perut membesar.Perut
pasien tampak membesar(asites) sejak 1 tahun SMRS. Nyeri perut juga dirasakan
pasien hampir di semua bagian abdomen,disertai abdominal discomfort,nausea dan
vomitting. dan malaise. Sejak 1 tahun SMRS pasien sudah terdiagnosis sirosis
hepatis.

Kesadaran CM, Lingkar perut : 115cm
Tanda vital:TD:130/80 mmHg,nadi:80x/menit,nafas :28x/menit,Suhu:37,2
o
C
Mata :Konjungtiva: Anemis +/+ ,Sklera:Ikterus (-/-)

Abdomen
Inspeksi :Contuor abdomen: Cembung,Venektasi: Positif(+),
Palpasi : Nyeri tekan (+)seluruh kuadran abdomen Hepar: Sulit dinilai,Splen: Sulit
dinilai
Perkusi :pekak diseluruh kuadran abdomen.
Pemeriksaan asites :Tes undulasi (+)positif ,Sifting dullness (+)positif

Ekstremitas
Ekstremitas atas :Ikterik :Positif (-/-)
Ekstremitas bawah :Edema: Positif (+/+),Ikterik :Positif (-/-)

Pemeriksaan:
USG:

WD/ Sirosis hepatis
DD/ Hepatitis kronis

Planing :
HbsAg, Endoskopi, USG, Biopsi Hati

Penatalaksanaan
Infus Dekstrose 5%/RL
Vitamin K
Diuretik/Punksi Asites
Edukasi Pasien: Tirah Baring
Puasa (sekurang-kurangnya 24 jam setelah perdarahan
berhenti . Setelah 24-48 jam dapat diberikan makanan
cair dan diet rendah natrium.
Anemia
Dari anamnesis didapatkan Pasien mengeluh merasa lemas dan mudah lelah
Mata :Konjungtiva: Anemis +/+
Pemeriksaan laboratorium: Hb g/dl

WD/ Anemia

Planing :
Pemeriksaan : pemeriksaan darah samar
Penatalaksanaan :
Koreksi anemia dengan tranfusi darah
(5-10)kg dapat menaikkan 2-4 mg/dl

Trombositopenia
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan trombositopenia
Pemeriksaan laboratorium: trombosit 89 ribu/ul,
WD/ Trombositopenia

Planing :
Cek trombosit/24 jam
Penatalaksanaan :
Koreksi trombosit:1 trombosit setara dengan 30-50 ml atau 10-15ml/kgBB
Dosis (unit) = BB x1/13 x 3-4 unit



Hiperglikemia e.c diabetes mellitus tipe 2
Pasien sudah mempunyai riwayat diabetes sejak 5 tahun lalu, Polidipsi (+),
polifagi(+), poliuri(+), saat ini mengkonsumsi metformin, glibenklamid tetapi tidak
rutin.
GDS: mg/dl
WD/ Hiperglikemia e.c Diabetes mellitus tipe 2
P: - Rencana diagnostik : Pemeriksaan kadar keton darah, analisa gas darah,
HbA1C.
Terapi : pemberian insulin 4 UI/6 jam
Edukasi : memberi tau pasien agar rajin kontrol ke dokter, meminum obat dengan rutin,
konsul bagian gizi

Tanggal/jam S O A P
28/4/13
Pukul 21.30
Keluhan: Sesak minimal,asites,kaki
udema,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c N:
88x/m RR: 22x/m
LP: 118
BB:57
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L, MCV
76L, GDS: 68g/dl, Na:129mEq/L,
K: 3,4 mEq/L, Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
- Periksa GDS
30/4/14
Pukul 07.30
Keluhan: Sesak
minimal,asites,kaki
udema,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c
N: 88x/m RR: 22x/m
LP: 118
BB:56
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L,
MCV 76L, GDS: 68g/dl,
Na:129mEq/L, K: 3,4 mEq/L,
Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
2/5/14
Pukul 07.30
Keluhan: Sesak
minimal,asites,kaki
udema,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c
N: 88x/m RR: 22x/m
LP: 117
BB:56
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L,
MCV 76L, GDS: 68g/dl,
Na:129mEq/L, K: 3,4 mEq/L,
Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
- Periksa GDS
3/5/14
Pukul 07.30
Keluhan: Sesak
minimal,asites,kaki mulai
mengempis, Batuk
berdahak,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c
N: 88x/m RR: 22x/m
LP: 116
BB:56
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L,
MCV 76L, GDS: 68g/dl,
Na:129mEq/L, K: 3,4 mEq/L,
Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
- Periksa GDS
4/5/14
Pukul 07.30
Keluhan: Sesak
minimal,asites,kaki mulai
mengempis, batuk
berdahak,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c
N: 88x/m RR: 22x/m
LP: 116
BB: 55
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L,
MCV 76L, GDS: 68g/dl,
Na:129mEq/L, K: 3,4 mEq/L,
Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
- Periksa GDS
11/5/14
Pukul 07.30
Keluhan: Sesak
minimal,asites,kaki udema mulai
mengempis, batuk
berdahak,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c
N: 88x/m RR: 22x/m
LP: 116
BB:54
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L,
MCV 76L, GDS: 68g/dl,
Na:129mEq/L, K: 3,4 mEq/L,
Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
- Periksa GDS
12/5/14
Pukul 07.30
Keluhan: Sesak
minimal,asites,kaki udema mulai
mengempis, batuk
berdahak,lemas,Anoreksia.
Sakit sedang, CM
TD:110/80mmhg S: 37,2c
N: 88x/m RR: 22x/m
LP: 116
BB:54
Albumin 2,3L ,Hb:10,9g/dl,
Leukosit:10,46 ribu/L,
Hematokrit 32L, Trombosit:
507ribu/L Eritrosit:5,67 L,
MCV 76L, GDS: 68g/dl,
Na:129mEq/L, K: 3,4 mEq/L,
Cl: 90mEq/L.
- Sirosis Hepatis
- DM tipe 2
- Anemia
- IVFD RL
- Lasix
- Paracetamol 3x1
- Inj ranitidine 2x1
- Ceftriaxon 2x1
- Periksa GDS
Anatomi Hepar
Fisiologi Hepar
Menghasilkan Empedu
Metabolisme Tubuh
Pembentukan Ureum
Pertahanan suhu tubuh
Detoksifikasi
Membentuk dan menghancurkan sel darah merah
Definisi
Sirosis hati adalah penyakit kronis progresif yang di karakteristikkan oleh
penyebaran inflasi dan fibrosis pada hepar. (Engram, 1999).
Sedangkan menurut Smetzler dan Bare 2002 sirosis hepatitis adalah
penyakit hati kronis yang ditandai dengan adanya kerusakan
arsitektur hati yang disertai pembentukan jaringan ikat dan nodul
sehingga merubah struktur dan fungsi hati.
Insiden
Di negara maju, sirosis hepatis merupakan salah satu penyebab
kematian terbesar pada usia 45 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler
dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab
kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.
Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika
dibandingkan dengan kaum wanita sekita 1,6 : 1 dengan umur rata-rata
terbanyak antara golongan umur 30 59 tahun dengan puncaknya sekitar
40 449 tahun
Tipe-tipe sirosis hepatis
Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional)
Sirosis yang terjadi akibat mengkonsumsi minuman beralkohol secara kronis dan berlebihan.
Sirosis portal laenec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi
daerah portal
Sirosis pasca nekrotik
Sirosis yang terjadi akibat nekrosis massif pada sel hati oleh toksin.Dimana terdapat pita jaringan
parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
Sirosis bilier
Dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran empedu. Terjadi akibat
obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
Sirosis cardiac
Sirosis ini merupakan sirosis sekunder yang muncul akibat gagal jantung dengan kongesti vena
hepar yang kronis

Sirosis portal laennec
Penyalahgunaan konsumsi alkohol kronik
Akumulasi lemak di dalam sel-sel hati
Pembentukkan jaringan parut
Fibrosis Hepatik
Sirosis hati Laennec
Sirosis pasca nekrotik
Hepatitis Virus
Nekrosis pada jaringan hati
Nodul-nodul degeneratif
Sirosis hati post-nekrotik
Sirosis bilier
Disebut kolangitis destruktif nonsupuratif kronik. Proses ini
ditandai oleh kerusakan duktus biliaris kecil dan sedang, fibrosis
ringan, dan kadang statis empedu
Stadium 1
Infiltrat peradangan berkurang, jumlah duktus biliaris menurun,
dan duktulus biliaris yang lebih kecil berproliferasi
Stadium 2
Perkembangan selama beberapa bulan sampai tahun
menyebabkan penurunan duktus interlobaris, hilangnya sel
hati, dan meluasnya fibrosis periportal menjadi jaringan parut.
Stadium 3
Terbentuk sirosis, yang dapat bersifat mikronoduler atau
makronoduler
Stadium 4
KERUSAKAN HEPAR
Ikterus Metabolisme
Bilirubun
Palmar eritema
Angioma
Ginecomastia

Perubahan
Metabolisme
Steroid
Hipertensi
Portal
Varises
Esofagus
Splenomegali
Tekanan
Hidrostatik
Sintesis
Albumin
Tekanan
Onkotik
Volume Darah
Inaktifasi aldosteron & ADH
Aldosteron & ADH
Ascites
Edema
Na & Retensi Cairan
Proses dalam patofisiologi sirosis hepatis
Diagnosis
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari7 tanda di bawah ini
sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis hati dekompensasi.
1. Asites
2. Splenomegli
3. Perdarahan varises esofagus (hematemesis)
4. Albumin yang merendah
5. Spider nevi
6. Eritema palmaris
7 Vena kolateral

Pemeriksaan Hasil yang mungkin didapat
1. Anamnesis Lesu, BB turun, anoreksia-dispepsia, nyeri perut, sebah, ikterus (BAK
coklat dan mata kuning), perdarahan gusi, perut membuncit, libido
menurun, konsumsi alkohol, riwayat kesehatan yang lalu (sakit kuning,
dll), riwayat muntah darah dan feses kehitaman.
1. Pemeriksaan Fisik - Keadaan umum & nutrisi
- Tanda gagal fungsi hati
- Tanda hipertensi portal
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Tepi
Kimia Darah
Serologi

Anemia, leukopenia, trombositopenia, PPT
Bilirubin, transaminase (hasil bervariasi), alkaline fosfatase, albumin-
globulin, elektroforesis protein serum, elektrolit (K, Na, dll) bila ada
ascites
- HBsAg dan anti HCV
- FP
1. Endoskopi saluran cerna atas Varises, gastropati
1. USG/CT scan Ukuran hati, kondisi v. Porta, splenomegali, ascites,dll
1. Laparoskopi Gambaran makroskopik visualisasi langsung hepar
1. Biopsi hati Dilakukan bila koagulasi memungkinkan dan diagnosis masih belum pasti
Diagnosis Sirosis Hepatis
Pemeriksaan Laboratorium
SGOT (serum glutamil oksalo asetat) atau AST (aspartat aminotransferase) dan
SGPT (serum glutamil piruvat transferase) atau ALT (alanin aminotransferase)
meningkat tapi tidak begitu tinggi
Alkali fosfatase (ALP), meningkat kurang dari 2-3 kali batas normal atas
Bilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata dan meningkat
pada sirosis yang lebih lanjut (dekompensata)
Globulin, konsentrasinya meningkat akibat sekunder dari pintasan, antigen
bakteri dari sistem porta masuk ke jaringan limfoid yang selanjutnya
menginduksi immunoglobulin.
Waktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis
factor koagulan akibat sirosis
Na serum menurun, terutama pada sirosis dengan asites,
dikaitkan dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas
Pansitopenia dapat terjadi akibat splenomegali kongestif
berkaitan dengan hipertensi porta sehingga terjadi
hipersplenisme.
Pemeriksaan Radiologi
Barium meal, untuk
melihat varises sebagai
konfirmasi adanya
hipertensi porta
USG abdomen untuk menilai
ukuran hati, sudut, permukaan,
serta untuk melihat adanya
asites, splenomegali, thrombosis
vena porta, pelebaran vena porta,
dan sebagai skrinning untuk
adanya karsinoma hati pada
pasien sirosis. Biopsi Hati
PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN
SPESIFIK JIKA
TERJADI
KOMPLIKASI
SUPORTIF
Suportif
Istirahat yang cukup sampai terdapat perbaikan ikterus, asites dan
demam.
Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; diet rendah protein
(diet hati III : protein 1 g/kgBB, 55 g protein, 2.000 kalori).
Bila ada asites diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III
(1.000-2.000 mg).
Bila proses tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori (2.000-3.000
kalori) dan tinggi protein (80-125 g/hari).

PENATALAKSANAAN BERDASARKAN
KOMPLIKASI
Asites
Istirahat
Diet rendah garam (200-500 mg/hari) : untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat dan diet rendah
garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderita harus dirawat. membatasi jumlah
pemasukan cairan selama 24 jam, hanya sampai 1 liter atau kurang.

Diuretik
Pemberian diuretic hanya bagi penderita yang telah menjalani diet rendah garam dan pembatasan cairan
namun penurunan berat badannya kurang dari 1 kg setelah 4 hari. pilihan utama diuretic adalah
spironolacton (50-100 mg/hari), mulai dengan dosis rendah, serta dapat dinaikkan dosisnya bertahap sampai
300 mg/ hari setelah 3-4 hari tidak terdapat perubahan, apabila dengan dosis maksimal diuresinya belum
tercapai maka dapat kita kombinasikan dengan furosemid.

PENCEGAHAN
Perilaku hidup sehat
Interferon dan antiviral bagi penderita hepatitis
B dan C
Pengobatan hepatitis harus sembuh sempurna
Follow up terapi dengan USG per 6 bulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Berg, Mause , Rockstoh, Rademeyer, Sarrazin,Hepatology a Clinical Text Book. Flying
publisher.www.hepatologytextBook.com.2009
2. Corwin,Elizabeth.Sirosis hati,buku Saku patofisiologi.Penerbit Buku kedokteran EGC Jakarta.2001
3. Hirlan. Asites. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiyati S, editor. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2007. h.
447
4. Guyton.Fisiologi Hati.Buku ajar fisiologi,Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.1997
5. Mann DL. Heart Failure and Cor Pulmonale. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, editor.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 17
th
ed. New York: Mc graw hill; 2008. p. 1443.
6. Maryani,Sri.Sirosis Hepatis.Fakultas Kedokteran Bagian Penyakit Dalam Universitas Sumatra
Utara.USU Digital Library.2003
7. Nurdjanah,Siti.Sirosis hati.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 edisi IV.Pusat penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta 2007
8. Price silvia.Hati,Saluran empedu dan pancreas.PatofisiologiKonsep Klinis Proses-proses
penyakitjilid 1 edisi IV.penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta 1995
9. Sanyal,Arun Portal Hypertension.Pathobiology,evaluation,and treathment. Humana Press.2005
10. Silbernagl,Stefan.Fibrosis dan Sirosis Hati.Teks dan Atlas Berwarna Patofisilogi.Penerbit Buku
Kedokteran EGC.Jakarta 2007

Vous aimerez peut-être aussi