Vous êtes sur la page 1sur 23

ASTIGMATISMA

PENDAHULUAN
Astigmatisma adalah penyimpangan penglihatan yang disebabkan
oleh variasi dari berbagai kekuatan refraksi pada meridian yang
berbeda-beda.
angka kebutaan meningkat dari 1,2% (1982) menjadi 1,5%.
Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaukoma (0,20%),
kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang
berhubungan dengan lanjut usia (0,38 %).
Prevalensi 20% astigmatisma with the rule terjadi pada bulan-bulan pertama
kehidupan, 4,8% pada anak-anak prasekolah dengan sebagian besar with the rule.
10% dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi.
orang dewasa muda berusia 20-30 tahun yaitu 63%.
46 % dari total populasi memiliki silindris pada kornea > 0,5 D, tetapi hanya 4,7 %
yang memiliki silindris > 1,5 D terutama astigmatisma with the rule.
Prevalensi masalah kebutaan, gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi
22,1%
angka pemakaian kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5% dari prevalensi.
90% kebutaan dapat ditanggulangi (dicegah atau diobati)
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Mata
Media Refraksi

Kornea

Panjang Bola Mata

Panjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan.
Kelainan berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma (H. Sidarta Ilyas,
2004).
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang
terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous
(badan kaca), dan panjangnya bola mata.
Mata normal (emetropia): susunan pembiasan oleh media penglihatan dan
panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah
melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea.
bayangan benda tepat di retina pada keadaan mata tidak melakukan
akomodasi atau istirahat melihat jauh
ASTIGMATISMA
Definisi
Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan
bayangan penglihatan pada satu bidang difokuskan pada jarak yang
berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap bidang tersebut. Pada
astigmatisma, mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau
garis fokus multiple.
Penyebab umum astigmatisma adalah kelainan bentuk kornea.
Klasifikasi Astigmatisma
Menurut Ilyas
1. Astigmatisma Reguler
Astigmatisma yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu
meridian ke meridian berikutnya
Astigmatisma regular ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Within the rule astigmatism
b. Againts the rule astigmatism
c. Oblique astigmatism
2. Astigmatisma Irreguler
Suatu keadaan refraksi dimana setiap meridian mempunyai
perbedaan refraksi yang tidak teratur bahkan kadang-kadang
mempunyai perbedaan pada meridian yang sama. Principle meridian
tidak tegak lurus satu dengan lainnya.
Astigmatisma iregular terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi
atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa yang berbeda.
Pada astigmatisma ini tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, tetapi
dapat dikoreksi dengan lensa kontak sferis keras yang menggantikan
fungsi permukaan kornea yang tidak teratur.

Klasifikasi astigmatisma berdasarkan letak garis-garis fokus terhadap retina
1. Astigmatisma miopikus simpleks: satu meridian utamanya emetropik,
meridian lainnya miopik.
2. Astigmatisma miopikus kompositus: kedua meridian utamnya miopik
dengan derajat yang berbeda.
3. Astigmatisma hipermetropikus simpleks: satu meridian utamnya
emetropik, meridian yang lainnya hipermetropik.
4. Astigmatisma hipermetropikus kompositus: kedua meridian utama
hipermetropik dengan derajat yang berbeda
5. Astigmatisma mikstus: satu meridian utamanya hipermetropik, meridian
yang lainnya miopik.

Etiologi
etiologi pasti dari astigmatisma belum diketahui secara pasti. Namun,
astigmatisma hampir selalu terjadi akibat dari kelengkungan asimetris dari
permukaan bias media okular, paling sering terjadi pada permukaan anterior
kornea
Penyebab lain yang mungkin untuk astigmatisma adalah ketegangan yang tidak
sama diberikan pada kornea oleh otot-otot ekstraokular . Misalnya, ketegangan
meningkat pada otot recti medial dan lateral dapat menyebabkan lentur kornea
dalam meridian horisontal , menyebabkan astigmatisma with the rule. Teori ini
didukung oleh pengamatan bahwa silindris dan topografi kornea sering berubah
secara signifikan setelah strabismus.
Pasien dengan nistagmus juga memiliki peningkatan prevalensi tinggi derajat
astigmatisma, meskipun alasan untuk ini tidak diketahui.
Penyebab umum astigmatisma adalah kelainan bentuk kornea.
Patofisiologi
Pada mata normal, permukaan kornea yang melengkung teratur akan
memfokuskan sinar pada satu titik. Pada astigmatisma, pembiasan
sinar tidak difokuskan pada satu titik. Sinar pada astigmatisma
dibiaskan tidak sama pada semua arah sehingga pada retina tidak
didapatkan satu titik fokus pembiasan.

Apapun penyebab atau sumber kelengkungan asimetris dari
permukaan bias media okular, hasilnya adalah bahwa sistem optik
mata tidak dapat secara akurat memfokuskan cahaya ke retina,
menghasilkan gambar yang terdistorsi dan terlihat buram.

Tanda dan Gejala Klinis
melihat jauh kabur sedang melihat dekat lebih baik,
melihat ganda dengan satu atau kedua mata
melihat benda yang bulat menjadi lonjong
penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat
bentuk benda yang dilihat berubah
mengecilkan celah kelopak
sakit kepala,
mata tegang dan pegal
mata dan fisik lelah
Pemeriksaan Astigmatisma
Anamnesis
pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang: Keratometer
Pemeriksaan Fisik Oftalmologik
1. Pemeriksaan Refraksi
2. Pemeriksaan Dengan Tehnik Fogging

Tatalaksana
kacamata dan lensa kontak
Astigmatism reguler, diberikan kacamata
Astigmatism ireguler, ringan :lensa kontak keras, berat :tranplantasi
kornea.

Bedah refraktif Laser
keratectomy photorefractive ( PRK ): permukaan anterior kornea
dibentuk kembali menggunakan energi laser
laser assisted in situ keratomileusis ( LASIK ): laser digunakan untuk
menghapus jaringan dari stroma kornea setelah flap lenticular kornea
diangkat
Prognosis
Quo ad Vitam: Bonam
Quo ad Functionam: Bonam
Quo ad Sanactionam: Bonam
Kesimpulan
Pada astigmatisma, mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau
garis fokus multiple, dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik
dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling
tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan di kornea.
Pada nilai koreksi astigmatisma kecil, hanya terasa pandangan kabur. Tapi
terkadang pada astigmatisma yang tidak dikoreksi, menyebabkan sakit
kepala atau kelelahan mata, dan mengaburkan pandangan ke segala arah.
Pada anak-anak, keadaan ini sebagian besar tidak diketahui, oleh karena
mereka tidak menyadari dan tidak mau mengeluh tentang kaburnya
pandangan mereka
Astigmatisma adalah kelainan refraksi yang kondisinya relatif dapat
diprediksi sepanjang hidup

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi