Vous êtes sur la page 1sur 16

Audiologi

Dr. Yuslam Samihardja, PAK, SpTHT


Audiologi (Audio-Logos)
Definisi (BOIES):
llmu tentang pendengaran, menyangkut evaluasi
pendengaran dan rehabilitasi penderita dengan problem
komunikasi sehubungan dengan gangguan pendengaran
Alat / organ Pendengaran
1. Telinga
2. Saraf
Telinga Luar : aurikula dan CAE
Telinga Tengah : MT & osikula auditiva
Telinga dalam : Koklea/ organon korti
Saraf Tepi : N. VIII
Saraf Pusat : Otak
Fungsi Pendengaran
Umum / prinsip : penangkap fenomena alam
yang berupa suara / bunyi
Lebih rinci :
1. Alat komunikasi
2. Alat Proteksi
3. Alat pendidikan : verbal, intelektual
4. Alat mendapatkan kepuasan
Gangguan Pendengaran :
1. KP (HL)/ Tuli (deafness) gangguan ketajaman
2. Tinitus ( berdenging )
PEMBAGIAN KURANG PENDENGARAN
Bedasarkan tipe / jenis ( kualitas)
1. KP tipe hantaran : "conductive hearing loss" (CHL)
2. KP tipe sensorineural / perseptive: sensory-neural
hearing loss" (SNHL)
3. KP tipe campuran,- "Mixed HL (MHL)
Berdasarkan derajat (kuantitas)
1. KP/HL ringan 20 - 40 dB
2. KP/HL sedang 40 - 60 dB
3. KP/HL berat 60 - 80 dB
4. KP/HL berat sekali (total) > 80 dB
Pembagian KP Berdasarkan Jenis Yang Lebih
Menyeluruh:
I. KP organik (ada kelainan anatomik)
1. KP Sentral di otak : - traktus serebri
- serebrum
2. KP perifer di telinga dan saraf VIII
a. CHL
b. SNHL: - koklear (di organon corti)
- Retrokoklear (di n.VIII)
c. MHL
II. KP Fungsional tanpa kelainan anatomik KP psikogenik
III. Simulasi.
Pembagian berdasarkan saat terjadi :
1. Kongenital
2. Akuisita
KURANG PENDENGARAN TIPE HANTARAN (CHL)
Sebab : Gangguan pada sistem konduksi
dalam mekanisme mendengar Telinga luar
dan / Telinga tengah.
Ciri / sifat- sifat antara lain :
1. Berderajat ringan sampai sedang
2. Umumnya mengenai nada/frekuensi rendah
3. Correctable"
4. Dengan " hearing aid" (ABD) baik.
KURANG PENDENGARAN TIPE SENSORI NEURAL
(SNHL) / PERSEPTIF :
Sebab : Gangguan / lesi pada sistem sensorineural
(Telinga dalam / koklea dan N.VIII)
Bedasarkan letak lesi SNHL dapat dibagi:
1. SNHL tipe koklear : bila lesi di telinga dalam (koklea)
2. SNHL tipe retrokoklear : bila lesi di N. VIII (N. koklearis)
Beberapa ciri / sifat :
1. Derajat bisa dari ringan sampai berat sekali
2. Umumnya mengenai nada tinggi
3. Umumnya "uncorrectable"
4. "Hearing aid" /ABD umumnya tidak banyak membantu

SEBAB KURANG PENDENGARAN:
A. Berdasarkan patologi
1. Kongenital
2. Trauma
3. Radang
4. Benda asing
5. Neoplasma
B. Berdasarkan anatomi (Letak lesi)
1. Lesi di TL CHL
2. Lesi di TT CHL
3. Lesi di TD SNHL koklear
4. Lesi N. VIII SNHL retrokoklear
5. Lesi di Trunkus serebri & serebrum sentral
BEBERAPA ASPEK LAIN (DARI) KP :
KP adalah gejala / simptom; bukan tanda/ sign
dan bukan penyakit/"disease".
KP adalah gangguan fungsi pendengaran akibat
peny./kelainan
KP bisa merup. Keluhan utama, keluhan
tambahan/ penyerta
Adanya KP bisa diketahui:
1.Pada dewasa : keluhan penderita
2. Pada bayi/anak : kewaspadaan terhadap
kemungkinan adanya KP
Bayi dan anak perlu dicurigai KP bila :
* Tidak ada respon terhadap suara
* Ada gangguan perkembangan bicara.
Bentuk-bentuk respon terhadap suara pada bayi /
anak a.l :
1. Refleks moro
2. Refleks koklea-palpebra (kedipan)
3. Perubahan ekspresi wajah
4. Perubahan sikap / gerak
5. Terjaga dari "light sleep".
Bayi/anak ber risiko tinggi KP bila, a.l:
1. Riwayat KP keluarga (+)
2. Riwayat "maternal rubella (+)
3. Ada kelainan anatomik :
- telinga
- sekitar telinga : labioskisis / palatoskisis, uvula bifida
4. BB< 1500 gram
5. Riwayat meningitis & ensefalitis.
EVALUASI PENDENGARAN
TUJUAN EVALUASI:
A. Normal / KP?
B. Bila KP: 1. Jenisnya?
2. Derajatnya ?
3. Sebabnya?
4. Rehabilitasinya
MODEL DASAR EVALUASI/ TES PENDENGARAN :
1. Membandingkan ketajaman pendengaran penderita
dengan pemeriksa syarat: pendengaran pemeriksa
harus normal ("golden ear")
2. Membandingkan " air conduction" (AC) dengan " bone
conduction"(BC). Cara ini untuk menetapkan jenis KP.
1. AC merupakan transmisi / konduksi suara ke TD
secara "alamiah" yaitu melalui CAE & TT ;
sedangkan BC merupakan transmisi "buatan"
melalui tulang tengkorak.
2. Tes AC menilai "total system"(konduksi &
sensorineural);
3. Tes BC hanya menilai sistem sensorineural saja
Tes AC : Normal sistem C dan SN : Normal
Tes BC : Normal sistem SN : Normal,
sistem C : Normal / ab(N).

VOICE TEST : (Tes suara / bicara/bisik) :
Sensasi/rangsang: suara / kata pemeriksa
(harus normal) yang dapat berupa : bisikan,
suara pelan, keras atau teriakan.
Manfaat :
1. Mengetahui KP/tidak
2. Bila KP, bisa juga untuk menetapkan :
a. derajatnya secara kasar
b. kemungkinan jenisnya.
Yang Populer : Tes Bisik
Ruang hening, minimal 6 meter.
Penderita tidak melihat pemeriksa
Tes satu persatu (sisi non tes tutup)
Kata bisikan : 2 suku, pada akhir ekspirasi
Bila belum mendengar jarak didekatkan sampai
mendengar (menirukan dengan benar).
Penilaian:
6/6 : ideal 3-2/6 : KP sedang
5/6 : normal 1/6 : KP berat
4/6 : KP ringan 1/3/6 : KP berat sekali
"TUNING FORK TEST" (Tes-tes Garputala):

* Sensasi: Bunyi garputala (GT) yang digetarkan
(pada siku cegah "over tone')
* Satu set garputala terdiri dari 6 dengan frekwensi
128, 256, 512, 1024, 2048, 4096 Hz...
* Frekuensi bicara adalah 512, 1024 sampai dengan
2048 Hz.
* Frekuensi: 1024 : Batas nada tinggi dan rendah

Manfaat:
1. Dapat menetapkan KP / tidak.
2. Bila KP dapat menetapkan jenisnya (CHL / SNHL)
Cara tes:
1. Cara sederhana / dasar / umum :
Membandingkan AC penderita dan pemeriksa (normal)
untuk berbagai frekuensi.
Dapat diketahui normal / KP pd nada rendah / tinggi /
semua nada.
2. Cara modifikasi / pengembangan - khusus:
Yang dipakai cukup satu garputala saja yaitu frekuensi 512
Hz (paling optimal) .
Ada bermacam-macam:
A. Utama
Rinne
Schwabach
Weber
B. Tambahan
Bing
Gele

Vous aimerez peut-être aussi