Audiologi (Audio-Logos) Definisi (BOIES): llmu tentang pendengaran, menyangkut evaluasi pendengaran dan rehabilitasi penderita dengan problem komunikasi sehubungan dengan gangguan pendengaran Alat / organ Pendengaran 1. Telinga 2. Saraf Telinga Luar : aurikula dan CAE Telinga Tengah : MT & osikula auditiva Telinga dalam : Koklea/ organon korti Saraf Tepi : N. VIII Saraf Pusat : Otak Fungsi Pendengaran Umum / prinsip : penangkap fenomena alam yang berupa suara / bunyi Lebih rinci : 1. Alat komunikasi 2. Alat Proteksi 3. Alat pendidikan : verbal, intelektual 4. Alat mendapatkan kepuasan Gangguan Pendengaran : 1. KP (HL)/ Tuli (deafness) gangguan ketajaman 2. Tinitus ( berdenging ) PEMBAGIAN KURANG PENDENGARAN Bedasarkan tipe / jenis ( kualitas) 1. KP tipe hantaran : "conductive hearing loss" (CHL) 2. KP tipe sensorineural / perseptive: sensory-neural hearing loss" (SNHL) 3. KP tipe campuran,- "Mixed HL (MHL) Berdasarkan derajat (kuantitas) 1. KP/HL ringan 20 - 40 dB 2. KP/HL sedang 40 - 60 dB 3. KP/HL berat 60 - 80 dB 4. KP/HL berat sekali (total) > 80 dB Pembagian KP Berdasarkan Jenis Yang Lebih Menyeluruh: I. KP organik (ada kelainan anatomik) 1. KP Sentral di otak : - traktus serebri - serebrum 2. KP perifer di telinga dan saraf VIII a. CHL b. SNHL: - koklear (di organon corti) - Retrokoklear (di n.VIII) c. MHL II. KP Fungsional tanpa kelainan anatomik KP psikogenik III. Simulasi. Pembagian berdasarkan saat terjadi : 1. Kongenital 2. Akuisita KURANG PENDENGARAN TIPE HANTARAN (CHL) Sebab : Gangguan pada sistem konduksi dalam mekanisme mendengar Telinga luar dan / Telinga tengah. Ciri / sifat- sifat antara lain : 1. Berderajat ringan sampai sedang 2. Umumnya mengenai nada/frekuensi rendah 3. Correctable" 4. Dengan " hearing aid" (ABD) baik. KURANG PENDENGARAN TIPE SENSORI NEURAL (SNHL) / PERSEPTIF : Sebab : Gangguan / lesi pada sistem sensorineural (Telinga dalam / koklea dan N.VIII) Bedasarkan letak lesi SNHL dapat dibagi: 1. SNHL tipe koklear : bila lesi di telinga dalam (koklea) 2. SNHL tipe retrokoklear : bila lesi di N. VIII (N. koklearis) Beberapa ciri / sifat : 1. Derajat bisa dari ringan sampai berat sekali 2. Umumnya mengenai nada tinggi 3. Umumnya "uncorrectable" 4. "Hearing aid" /ABD umumnya tidak banyak membantu
SEBAB KURANG PENDENGARAN: A. Berdasarkan patologi 1. Kongenital 2. Trauma 3. Radang 4. Benda asing 5. Neoplasma B. Berdasarkan anatomi (Letak lesi) 1. Lesi di TL CHL 2. Lesi di TT CHL 3. Lesi di TD SNHL koklear 4. Lesi N. VIII SNHL retrokoklear 5. Lesi di Trunkus serebri & serebrum sentral BEBERAPA ASPEK LAIN (DARI) KP : KP adalah gejala / simptom; bukan tanda/ sign dan bukan penyakit/"disease". KP adalah gangguan fungsi pendengaran akibat peny./kelainan KP bisa merup. Keluhan utama, keluhan tambahan/ penyerta Adanya KP bisa diketahui: 1.Pada dewasa : keluhan penderita 2. Pada bayi/anak : kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya KP Bayi dan anak perlu dicurigai KP bila : * Tidak ada respon terhadap suara * Ada gangguan perkembangan bicara. Bentuk-bentuk respon terhadap suara pada bayi / anak a.l : 1. Refleks moro 2. Refleks koklea-palpebra (kedipan) 3. Perubahan ekspresi wajah 4. Perubahan sikap / gerak 5. Terjaga dari "light sleep". Bayi/anak ber risiko tinggi KP bila, a.l: 1. Riwayat KP keluarga (+) 2. Riwayat "maternal rubella (+) 3. Ada kelainan anatomik : - telinga - sekitar telinga : labioskisis / palatoskisis, uvula bifida 4. BB< 1500 gram 5. Riwayat meningitis & ensefalitis. EVALUASI PENDENGARAN TUJUAN EVALUASI: A. Normal / KP? B. Bila KP: 1. Jenisnya? 2. Derajatnya ? 3. Sebabnya? 4. Rehabilitasinya MODEL DASAR EVALUASI/ TES PENDENGARAN : 1. Membandingkan ketajaman pendengaran penderita dengan pemeriksa syarat: pendengaran pemeriksa harus normal ("golden ear") 2. Membandingkan " air conduction" (AC) dengan " bone conduction"(BC). Cara ini untuk menetapkan jenis KP. 1. AC merupakan transmisi / konduksi suara ke TD secara "alamiah" yaitu melalui CAE & TT ; sedangkan BC merupakan transmisi "buatan" melalui tulang tengkorak. 2. Tes AC menilai "total system"(konduksi & sensorineural); 3. Tes BC hanya menilai sistem sensorineural saja Tes AC : Normal sistem C dan SN : Normal Tes BC : Normal sistem SN : Normal, sistem C : Normal / ab(N).
VOICE TEST : (Tes suara / bicara/bisik) : Sensasi/rangsang: suara / kata pemeriksa (harus normal) yang dapat berupa : bisikan, suara pelan, keras atau teriakan. Manfaat : 1. Mengetahui KP/tidak 2. Bila KP, bisa juga untuk menetapkan : a. derajatnya secara kasar b. kemungkinan jenisnya. Yang Populer : Tes Bisik Ruang hening, minimal 6 meter. Penderita tidak melihat pemeriksa Tes satu persatu (sisi non tes tutup) Kata bisikan : 2 suku, pada akhir ekspirasi Bila belum mendengar jarak didekatkan sampai mendengar (menirukan dengan benar). Penilaian: 6/6 : ideal 3-2/6 : KP sedang 5/6 : normal 1/6 : KP berat 4/6 : KP ringan 1/3/6 : KP berat sekali "TUNING FORK TEST" (Tes-tes Garputala):
* Sensasi: Bunyi garputala (GT) yang digetarkan (pada siku cegah "over tone') * Satu set garputala terdiri dari 6 dengan frekwensi 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096 Hz... * Frekuensi bicara adalah 512, 1024 sampai dengan 2048 Hz. * Frekuensi: 1024 : Batas nada tinggi dan rendah
Manfaat: 1. Dapat menetapkan KP / tidak. 2. Bila KP dapat menetapkan jenisnya (CHL / SNHL) Cara tes: 1. Cara sederhana / dasar / umum : Membandingkan AC penderita dan pemeriksa (normal) untuk berbagai frekuensi. Dapat diketahui normal / KP pd nada rendah / tinggi / semua nada. 2. Cara modifikasi / pengembangan - khusus: Yang dipakai cukup satu garputala saja yaitu frekuensi 512 Hz (paling optimal) . Ada bermacam-macam: A. Utama Rinne Schwabach Weber B. Tambahan Bing Gele