Tursino KFA 1 STFB Analisis Unsur dalam Senyawa Organik Pendahuluan (1) Senyawa Organik : C, H, O, N, S, halogen Logam, As, Sb, Bi, Hg, Mg dll ? Unsur C dan H umum dalam senyawa organik; N, S, dan halogen yang dideteksi. informasi/petunjuk tentang golongan senyawa Prinsip Analisis : destruksi, reduksi atau oksidasi senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang larut air. Metode Destruksi : Cara Lassaigne destruksi senyawa organik dengan logam Na dan pemanasan. Cara Middleton destruksi senyawa organik dengan campuran Na2CO3 dan serbuk Zn Pendahuluan (2) Lassaigne`s Sodium Fusion Test Cara paling praktis, dapat untuk menentukan 5 unsur penyusun : C, N, S, P dan halogen Destruksi reduksi Senyawa organik + logam Na dipanaskan Mikro analisis : 10-20 mg Penentuan N pada senyawa mudah meledak (garam diazo dan senyawa polinitro) dan senyawa mudah menguap (senyawa amina) + sukrosa/ naftalen sebelum dilebur. Destruksi Cara Lassaigne Sampel : Hasil Destruksi : C, N NaCN C, N, S (Logam Na + panas) NaCNS S Na2S X NaX O NaOH Tabung : 20 mg zat + potongan logam Na panas hingga merah membara. Mortir : 15 ml air, gerus tabung yang mebara, hati-hati !!! Masukkan ke Erlenmeyer dan didihkan 5 mneit saring : filtrat Lassaigne / Sodium Fusion Extract) Bila Na berlebih, NaCNS NaCN dan Na2S Destruksi Cara Lassaigne (2) 1. Deteksi Unsur Nitrogen FeSO 4 + 6 NaCN Na 4 (Fe(CN) 6 ) + Na 2 SO 4 (panaskan !) 3Na 4 (Fe(CN) 6 ) + 2Fe 2 (SO4) 3 Fe 4 (Fe(CN) 6 ) 3 + 6 Na 2 SO 4 * endapan biru berlin *setelah didingkan dan diasamkan H 2 SO 4 : Fe 2+ Fe 3+ 2. Deteksi Unsur Sulfur Na 2 S + 2 CH 3 COOH 2CH 3 COONa + H 2 S Pb(CH3COO) 2 + H 2 S PbS (s) + 2CH 3 COOH (endapan hitam) atau Na 2 S + Na 2 (Fe(CN) 5 NO) Na 4 (Fe(CN) 5 NOS merah ungu Deteksi Unsur Hasil Destruksi (1) 3. Deteksi Unsur Nitrogen dan Sulfur 3NaCNS + FeCl 3 Fe(CNS) 3 + 3NaCl merah darah (dalam HCl encer) 4. Deteksi Unsur Fosfor (Na 3 PO 4 ) PO 4 3- + 12 MoO 4 2- + 3NH 4 + + 24 H + NH 4 ) 3 PO 4 .12MoO 3 (s) + 12H 2 O endapan kuning (dalam HNO3 pekat) Deteksi Unsur Hasil Destruksi (2) 5. Deteksi Halogen NaX + AgNO 3 AgX (s) + NaNO 3 , dalam HNO3 encer Endapan putih atau kuning AgF larut air tidak terdeteksi Kondisi asam : agar tidak ada gangguan dari CN - , S2 - , CNS - dan mencegah AgOH atau Ag 2 O NaI : 2NaI + 2NaNO 2 + 4CH 3 COOH 2NO + 4CH 3 COONa I 2 + 2H 2 O lapisan kloroform : violet NaBr : 2NaBr + PbO2 + 4CH3COOH Br2 + 2CH3COONa + Pb(CH3COO)2 +H2O Br2 + kertas fluoresein merah muda NaCl : NaCl + AgNO 3 AgCl(s) + NaNO 3 , dalam HNO 3 encer putih AgCl(s) + 2NH 4 OH Ag(NH 3 ) 2 Cl + H 2 O endapan melarut Deteksi Unsur Hasil Destruksi (3) Destruksi reduksi. Dapat digunakan untuk penentuan N pada senyawa mudah meledak (garam diazo dan senyawa polinitro) dan senyawa mudah menguap (senyawa amina) tanpa perlu penambahan sukrosa/ naftalen sebelum dilebur. Uji N tidak terganngu dengan adanya S. (Zn + Na 2 CO 3 ) N, S, X NaCN, NaX, ZnS(s) Destruksi Cara Middleton (2) Destruksi Cara Middleton (2) Tabung : 100 mg zat + campuran Na2CO3 dan serbuk Zn ( 1 cm), aduk + campuran Na2CO3 dan serbuk Zn ( 3 cm) panas hingga merah membara. Mortir : 15 ml air, gerus tabung yang mebara, hati-hati !!! Masukkan ke Erlenmeyer dan didihkan 5 mneit saring : filtrat : NaCN dan Na2S deteksi untuk CN - dan S 2- residu : ZnS asamkan : H 2 S + Pb 2+ PbS (s) Analisis Gugus Fungsi dalam Senyawa Organik Pendahuluan (1) Gugus fungsi kumpulan atom-atom dari suatu molekul yang memberikan peranan besar terhadap sifat fisikokimia suatu senyawa organik. Sifat fisikokimia : kelarutan/polaritas, reaktifitas, kereaktifan suatu pereaksi, keasaman-kebasaan, dll Analisis gugus fungsi dapat dilakukan dengan metode kimia dan metode fisikokimia (instrumentasi). Metode Kimia : reaksi antara gugus fungsi dengan pereaksi endapan, bau, warna khas Jenis pereaksi : pereaksi umum vs khusus/khas Spot test uji kimia yang dilakukan secara mikro dengan cara tetes : 2-3 tetes, tabung reaksi/plat tetes. Jenis Gugus Fungsi : Hidroksi alkana R OH Alkohol, R = alkil Fenol, R = aril Karbonil (aldehida RCHO dan keton RCOR) Karboksilat R-COOH dan ester R-COO-R Amida, R-CO-NH 2 dan amida siklik Sulfidril = merkaptam = tiol R-SH Amin, primer = - NH 2 , sekunder = - NHR, dan tersier = - NR 2 Nitro Ikatan rangkap dll Pendahuluan (2) Senyawa hidroksi yang berikatan dengan radikal alifatik, Umumnya netral atau asam sangat lemah, R OH (alkil, alifatik) RO - + H + Umumnya alkohol rantai pendek larut dalam air/dioksan, Contoh alkohol yang tidak larut air: stearil alkohol R-nya panjang namun pada umumnya larut dalam dioksan, Jenis : primer, sekunder, tersier ...? Alkohol (1) Reaksi Umum 1. Reaksi dengan Na R-OH + Na R-ONa + H 2 (dapat diamati dengan adanya gelembung H 2 ) 2. Rx oksidasi oleh Ce(IV) Ce(IV) + alkohol warna merah warna kuning Ce(IV) + Ar hijau coklat warna kuning 2ROH + (NH 3 ) 2 Ce(NO 3 ) 6 [Ce(NO 3 ) 4 (ROH) 2 ] + 2NH 4 NO 3 3. Pembentukan ester Hasil yang diamati: tercium bau ester yang khas. Reaksi ini jarang djadikan dasar analitik karena berjalan sangat lambat, sehingga kadang-kadang dimodifikasi dengan penambahan katalis, pelarut, atau bahan pengasilasi. R-OH + R-COOH R-COO-R + H2O Alkohol (2) Reaksi pembedaan jenis alkohol Dilakukan berdasarkan reaksi oksidasi alkohol. a. Oksidasi R-OH RCHO merah (menggunakan pereaksi Schiff pereaksi ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan aldehid). Untuk reaksi oksidasi alkohol dapat digunakan KMnO 4 . Alkohol primer: RCH 2 OH RHC=O + H 2 O (terbentuk warna merah ungu) Alkohol sekunder: RRCHOH RRC=O + H 2 O (setelah ditambah Na-nitroprusida dan NH 4 OH akan terbentuk warna merah violet) Alkohol tersier : R 3 COH tidak bereaksi Alkohol (3) Untuk membedakan antara alkohol monovalen dan polivalen dapat digunakan reaksi Malaprada, yaitu : R-OH direaksikan dengan NAIO4 tidak bereaksi (tidak menunjukkan hasil) -C(OH)-C(OH)- direaksikan dengan NaIO4 terbentuk aldehid Selain itu, alkohol polivalen juga dapat dideteksi dengan pereaksi H 3 BO 3 peningkatan keasaman H 3 BO 3 . CH 2 (OH)-CH(OH)-CH 2 OH + H 3 BO 3 keasaman meningkat Alkohol (4) b. Reaksi Lucas Prinsip : mengubah alkohol menjadi alkil halida Peraksi lucas : ZnCl 2 anhidrat + HCl (p) Apabila pereaksi Lucas ditambahkan kepada alkohol, dan menunjukkan ciri-ciri (kecepatan reaksi): larutan jernih (tdk ada reaksi) alkohol tersebut diduga alkohol primer larutan keruh setelah 5 - 60 menit alkohol tersebut diduga alkohol sekunder R 2 CH-OH + HCl = ZnCl2 => R 2 CH-Cl + H 2 O endapan / kekeruhan dalam waktu singkat alkohol tersebut diduga alkohol tersier R 3 C-OH + HCl = ZnCl2 => R 3 C-Cl + H 2 O Alkohol (5) c. Uji kromat Prinsip : terjadinya oksidasi brutal, terutama dalam H 2 SO 4 p Pereaksi : Krom trioksida (K 2 Cr 2 O 7 dalam H 2 SO 4 p) : Alkohol primer dan sekunder teroksidasi menjadi asam dan keton, krom akan memberikan endapan warna hijau / hijau biru setelah 5 detik penambahan pereaksi. Alkohol tersier tidak bereaksi dengan pereaksi ini. 3RCH 2 OH + 6CrO 3 3RCOOH + 2Cr 3 (SO 4 ) 2 + 9H 2 O 3RRCHOH + 3CrO 3 RCC=O + Cr 3 (SO 4 ) 2 + 6H 2 O Alkohol (6) Alkohol (7) d. Uji Vanadium Oksim Pereaksi : Campuran Amonium vanadat dan 8 hidroksi kuinolin Dalam asam encer, jika alkohol ditambahkan dengan pereaksi, akan : R-OH merah (cepat) R 2 CH-OH jingga (cepat) R 3 CH-OH lama-lama menjadi jingga Phenol Aril Alkohol (1) Senyawa fenol alkohol aromatik ( gugus fenol) : - Umumnya tidak berwarna, namun karena adanya udara dapat teroksidasi menjadi berwarna - Asam lemah pKa - Larut dalam NaOH 5% - Senyawa hidroksi yang berikatan dengan radikal aril aromatik Klasifikasi: 1. Fenol monovalen (OH = 1) 2. Fenol polivalen (OH>1), lebih reduktif daripada fenol monovalen Reaksi umum : 1. Reaksi dengan FeCl 3 (ditambahkan 1-3 tetes FeCl 3 ) Hasil: terbentuk warna yang khas (ungu) Reaksi: 6C 6 H 5 OH + FeCl 3 [Fe(OC 6 H 5 )6] 3- + 3H + + 3HCl 2. Reaksi pembentukan pembentukan garam : garam fenolat ArOH (ArO) 3 Fe + H 2 O Reaksi pada umumnya menghasilkan warna berbeda tergantung fenol yang diperiksa terutama fenol polivalen. Contoh : a. resorsinol, kresol biru + violet b. -naftol pink Phenol Aril Alkohol (2) Phenol Aril Alkohol (3) 3. Reaksi Lieberman Prinsip : Terjadi pembentukan indofenol reaksi positif untuk fenol dengan posisi para yang bebas/kosong Hasil: terbentuk warna merah NaNO2, H2SO4/HNO3 4. Uji pelelehan ftalin Pereaksi: ftalat anhidrida + H 2 SO 4 p + NaOH 5% Hasil: larutan berwarna kuning 5. Uji pengabungan dengan garam diazo Pereaksi: larutan asam sulfanilat, larutan NaNO 2 , larutan NaOH Hasil: terbentuk warna merah Ikatan Rangkap, RCOH, RCOR, RCOOH, RCOOR, dsb.? GUGUS KARBONIL : 1. Bersifat netral dan mengandung gugus RCHO (aldehid) dan CO (keton) 2. Aldehid lebih reaktif daripada keton (aldehid teroksidasi dengan mudah membentuk asam, sedangkan keton sulit teroksidasi) 3. Reaksi umum : adisi dan reduksi Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (1) Metode umum yang dapat digunakan untuk identifikasi gugus karbonil: metode berdasarkan pada reaksi kondensasi: adisi melalui ikatan rangkap C=O yang diawali dengan penyerangan nukleofilik pada karbon karbonil. Metode ini dibedakan lagi menjadi: a. oksimasi: pembentukan oksim, hasil reaksi kondensasi aldehid/keton dengan hidroksilamin (NH 2 OH) b. pembentukan hidrazon: hasil reaksi kondensasi senyawa karbonil dan hidrazin adalah hidrazon c. pembuatan semikarbazon: aldehid dan keton dengan semikarbazin membentuk endapan yang tidak larut semikarbazon metode adisi bisulfit: bisulfit menempel pada ikatan rangkap karbonil sehingga terbentuk ikatan antara karbon dengan sulfur metode oksidasi: hanya aldehid yang dapat dioksidasi membentuk asam karboksilat yang sesuai Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (2) Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (3) Aldehid (RCHO), reduktor : mengalami reaksi oksidasi a. Reaksi dengan Tollens pembentukan cermin perak Campuran AgNO 3 dalam NH 4 OH dibuat segar, maka akan terbentuk cermin perak, aldehid akan teroksidasi. RCHO + 2AgNH 3 + 2Ag (endapan) + RCOO- + NH 4 + + H 2 O + NH 3 Aldehid alifatik dan aromatik akan memberikan reaksi positif b. Fehling/Benedict/Barfoed Ketiganya mengandung Cu 2+ , hanya beda pH-nya. Fehling bersifat basa (CuSO 4 + NaOH + Na K tartrat) Benedict bersifat kurang basa karena ada sitrat (CuSO 4 + Na 2 CO 3 + Na sitrat) Barfoed bersifat sedikit asam (CuSO 4 + asam laktat + HOAc) monosakarida RCHO + Cu(OH) 2 + Cu 2 O (endapan merah) + RCOO- + 3H 2 O c. Uji Schiff Pereaksi schiff adalah larutan air yang mengandung fuchsin, akan terbentuk warna pink / merah violet untuk aldehid Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (4) d. Uji pembentukan hidrazon Pereaksi: 2,4-dinitrofenilhidrazon HCl p Hasil: endapan jingga coklat Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (5) Keton (CO) Oksidasi? a. Uji Legal-Rothera Pereaksi: Na-nitroprusida /NH 3+ Hasil: keton akan memberikan warna merah ungu b. Iodoform Pereaksi: NaOH + air iod Hasil: tercium bau khas dan terbentuk endapan kuning Positif untuk gugus CH 3 CO RCOCH 3 + NaOH 10% + KI akan terbentuk warna kuning coklat RCOCH 3 + 4NaOH + 3I 2 CHI 3 + RCOONa + 3NaI + H 2 O Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (6) c. Uji m-dinitrobenzen Reaksi spesifik untuk metil keton Metil keton + dinitrobenzen akan terbentuk violet Gugus Karbonil Aldehid dan Keton (7) RCOOH RCOO - + H + (Sifat keasaman > dari fenol) Larut dalam air s.d. C 5 , tidak larut apabila > dari C 5 Reaksi umum : a. Dengan lakmus biru akan berwarna merah b. Uji bikarbonat Pereaksi: NaHCO 3 5% Hasil: terbentuk gelembung udara yang dapat mengendapkan air kapur NaHCO 3 + RCOOH CO 2 + H 2 O + RCOOHNa CO 2 + Ca(OH) 2 CaCO 3 + H 2 O c. Esterifikasi Pereaksi: etanol atau metanol + H 2 SO 4 p (sebagai dehidrator) Hasil: tercium bau ester yang khas RCOOH + ROH RCOO-R + H 2 O Gugus Karboksil Reaksi umum a. Penyabunan (hidrolisis ester dengan NaOH) / uji fenolftalein Pereaksi: etanol + indikator fenolftalein + NaOH 5% Hasil: pada pemanasan larutan merah muda hilang RCOO-R + NaOH RCOO-Na (sabun) + R-OH b. Uji asam hidroksamat Pereaksi: larutan hidroksilamin HCl (dalam etanol) + NaOH 5% + HCl + FeCl 3 Hasil: terbentuk warna merah violet Gugus Ester GUGUS AMIN : Bersifat basa, namun sifat basa tergantung pada R. R alifatik umumnya bersifat basa tapi kalau R aromatik bersifat netral. R-NH 2 + H + RNH 3+ Memiliki bau yang khas Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam asam mineral Klasifikasi : primer, sekunder, tersier, kuarterner Gugus Amin, (R-NH 2 ) - 1 Reaksi umum : a. Diazotasi dan penggabungan Pereaksi: HCl p + NaNO 2 + larutan beta naftol dalam NaOH Hasil: warna merah atau jingga R-NH 2 + NaNO 2 + H + R-N 2+ (diazo) R alifatik cepat terbentuk dan tidak stabil : R-N 2+ + H 2 O R-OH + N 2 Gugus Amin, (R-NH 2 ) - 2 Gugus Amin, (R-NH 2 ) - 3 R aromatik tahan dibawah t = 15 0 . Jika > 15 0 terurai menjadi gas N 2 , sehingga digabung dengan -naftol biar tidak terbentuk gas N 2 R-N 2+ ( amin aromatik primer) + -naftol berwarna (merah/jingga) b. pDAB.HCl (dimetil aminobenzaldehid) Pereaksi: HCl + p-DAB HCl Hasil: endapan kuning sampai jingga R-NH 2 (amin)+ HOCR RN=CHN (imin, terbentuk endapan kuning merah) c. Reaksi korek api Dari batang korek api yang mengandung lignin. Amin dalam HCl p dicelupkan batang korek api batang korek api berwarna kuning jingga d. Uji Karbilamin Pereaksi: etanol + NaOH 5% + CHCl 3 Hasil: setelah dipanaskan, tercium bau isonitril (racun kuat) Reaksi: RNH 2 + CHCl 3 + 3NaOH RCN + 3NaCl + 3H 2 O Gugus Amin, (R-NH 2 ) - 4 SENYAWA TAK JENUH (ikatan rangkap) a. Uji Brom Pereaksi: CCl 4 atau asam asetat + larutan jenuh brom Hasil : perubahan warna dari coklat menjadi pucat atau jernih b. Uji Baeyer Pereaksi: air atau aseton + larutan KMnO 4 2% Hasil: warna ungu KMnO 4 hilang dan terbentuk endapan mangan dioksida c. Uji Deniges Pereaksi: air + pereaksi Deniges Hasil: terbentuk endapan kuning Terima Kasih