Pengertian Merupakan peradangan atau infeksi jaringan paru oleh mikobakterium tuberkolosa.
Patofisiologi Pada tahapan awal masuknya kuman ke dalam bronchus, alviolous menyebabkan reaksi radang yang disebut pneumonitis non spesifik. Bila daya tahan tubuh menurun sehingga virulensi kuman akan meningkat, maka proses infeksi akan berlanjut menjadi radang kronis, dimana lesi dikelilingi oleh jaringan kolagen, fibroblast dan limphosit. Bagian tengah lesi akan mengalami nekrosis caseosa yang disebut lesi primer. Lesi primer mengalami pengapuran dan pencairan serta mengisi bronchus. Lesi primer menjadi rongga-rongga, serta jaringan nekrotik yang sudah mencair keluar bersama dengan batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura akan menjadi efusi pleura tuberkulosa. uberkulosa milier atau disebut juga tuberkulosa hematogen jika organisme !mikro bacterium tuberkulosa" masuk ke dalam sirkulasi dan menyebabkan penyebaran infeksi. empat infeisi sekunder tuberkulosa adalah usus, tulang, ginjal, dan kulit. Pada kondisi yang lanjut akan terjadi penghancuran jaringan paru sehingga gambaran paru menyerupai rongga-rongga daam jaringan. #engan semakin hilangnya jaringan paru maka fungsi paru sebagai tempat difusi gas akan terganggu. Sifat mikroakteri!m t!erk!losa Bakteri tahan asam, gram positif idak bergerak idak berspora Klasifikasi t!erk!losa $lasifikasi uberkulosa berdasarkan perhimpunan uberkulosa bangsa %mirika sebagai berikut& ' ( idak terpapar dengan B), tidak terinfeksi * ( erpapar dengan B), tidak terinfeksi + ( ,nfesi B), tidak sakit - ( ,nfeksi B) secara klinik dinyatakan B aktif !dari test tuberculin dan rongent photo" . ( ,nfeksi B) sama dengan secara klinis tidak aktif !pasien dengan riwayat B) atau /0 photo, tetapi tuberculin test positif" 1 (,nfeksi uberkulosis & suspect !#iagnosis sementara" biasanya digunakan selama masa diagnosis, tidak lebih dari waktu - bulan. "anifestasi Klinis Banyak individu yang terinfeksi tuberkulosis asymptomatis. Pada individu lainnya, gejala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak dikenali sampai penyakit telah masuk tahap lanjut. Bagai manapun, gejala dapat timbul pada individu yang mengalami immunosupresif dalam beberapa minggu setela oleh basil. Manifestasi klinis yang umum adalah keletihan, penurunan berat badan, letargi, anoreksia, dan demam ringan pada siang hari. Berkeringat malam dan ansietas umum sering tampak. #ispnea, nyeri dada dan hemoptisis adalah juga temuan yang umum. Pemeriksaan Diagnostik $ultur sputum2 positif untuk M uberkulosis pada tahap aktif penyakit. 3iehl-4eelsen !pewarnaan tahan asam "2 positif untuk Basil tahan asam est kulit mantou5 ! PP#, 0"& reaksi yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukkan B #orman atau infeksi yang disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda. /ongent #ada2 menunjukkan infiltrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru, doposit kalsium dari lesi primer yang telah menyembuh, atau cairan dari suatu efusi. Perubahan yang menandakan B lebih lanjut mencakup kavitasi, area fibrosa. Biopsi jarum jaringan paru2 positif untuk granuloma B. %danya sel-sel raksasa menunjukkan nekrosis. %6#2 mungkin abnormal bergantung pada letak, keparahan, dan kerusakan paru residual. Pemeriksaan Laju 7ndap #arah !L7#" dan jumlah sel. 8eperti halnya infeksi kronis lainnya L7# penderita ini sangat tinggi bias mencapai 91 ml : jam atau lebih. ;umlah sel juga meingkat !leukositosis" Pemeriksaan fungsi pulmonal2 penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara residual terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder akibat infiltrasi atau fibrosis parenkim. Penatalaksanaan #$ Penatalaksanaan "e%is Berdasarkan petunjuk pengobatan B Paru #it ;en P+M PLP, #ep $es /,, *<<< bahwa saat ini pengobatan pilihan dalam program pemberantasan B, menggunakan paduan 0bat %nti uberkulosis !0%" jangka pendek selama = bulan yang terdiri atas isonia>it !?", refamfisin !/", pyra>inamide !3", streptomicine !8" dan etahambutol !7". #i ,ndonesia paduan 0% yang disediakan oleh program ada tiga jenis yaitu & a. $ategori * b. $ategori + c. $ategori - d. 8isipan !?/73" 0bat-obat ini diberikan secara gratis. 8etiap kategori pengobatan terdiri atas + tahap pemberian yaitu fase a&al intensi'e %an fase lan(!tan erkala$ Pada fase awal, penderita makan obat setiap hari dengan pengawasan penuh sedangkan fase intermitten penderita minum obat - kali seminggu. Kategori # Paduan ini terdiri atas& + bulan fase awal intensive dengan meminum ?/37 dimunum setiap hari dan fase lanjutan selama . bulan dengan ?/ - kali seminggu. $ategori * diberikan untuk & Penderita baru B% Positif Penderita baru B% 4egatif : /ongent Positif yang sakit berat dan ekstra paru berat yang belum pernah menelan 0% atau kalau pernah kurang dari * bulan. Kategori ) Paduan ini terdiri atas& + bulan fase awal intensive dengan ?/37 diminum setiap hari, dan setiap kali habis minum obat diberi suntikan streptomicine di puskesmas terdekat. $emudian * bulan lagi dengan ?/37 diminum setiap hari tanpa suntikan. $emudian dilanjutkan dengan fase intermitten selama 1 bulan dengan ?/7 - kali seminggu. Pada fase awal dosis ? -'' mg !satu butir", / .1' mg !* butir", 3 *1'' mg !- butir", 7 91' mg !- butir". Pada fae lanjutan dosis ? ='' mg !+ butir" dan dosis / .1' mg !* butir". $ategori + diberikan pada& Penderita kambuh relaps B% positif 6agal, B% Positif Lain-lain Kategori * Paduan obat ini terdiri atas + bulan fase awal intensive dengan ?/3 diminum setiap hari kemudian diteruskan dengan fase lanjutan selama . bulan dengan ?/ diminum - kali seminggu. #osis fase awal ? -'' mg !* butir", / .1' mg !* butir" dan 3 *1'' mg !- butir". #osis fase lanjutan ? ='' mg !+ butir" dan / .1' mg !* butir". $ategori - diberikan untuk& Penderita baru B% negative : rongent positif Penderita dengan ekstra paru ringan Oat sisi+an HR,E #iberikan bila pengobatan kategori * dan + pada fase awal masih B% positif, diberikan obat sisipan selama * bulan setiap hari. #osis obat sisipan ? -'' mg !* butir", / .1' mg !* butir" 3 *1'' mg !- butir" dan 7 91' mg !- butir". Penatalaksanaan Ke+era&atan Pengka(ian Ke+era&atan Data S!(ektif- *. /iwayat kontak dengan penderita B) +. Pekerjaan dan konsisi tempat tinggal -. 8ejak kapan keluhan dirasakan .. $eluhan pasien& Batuk yang persisten, biasanya berminggu-minggu. idak sembuh dengan pengobatan infeksi pernafasan yang lain. %noreksia Berat badan menurun Berkeringat malam @ever Lemah 1. /iwayat vaksinasi B)6 kususnya pada bayi dan balita. Data O(ektif- *. Pasien tampak lemah +. 4ausea, anoreksia -. Berat badan menurun .. Menstruasi tidak teratur !pada wanita" 1. Batuk dengan sputum yang kental, kadang-kadang bercampur darah =. #ullness pada area yang terkena karena konsolidasi paru 9. erdengar adanya ralles A. 6anguan pernafasan yang ditimbulkannya terkantung pada jaringan paru yang rusak. Bila cukup luas baru tampak tanda-tanda kesulitan bernafas. Diagnosa Ke+era&atan *. 4utrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia, proses infeksi yang berlanjut +. Potensial penularan penyakit kepada orang lain sehubungan dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang penularan& penyebaran spesisimen yang terinfeksi -. Potensial terjadi komplikasi yang lebih lanjut !efusi pleura" sampai dengan pengobatan yang tidak sempurna .. Potensial terjadinya gangguan pertukaran gas sehubungan dengan kerusakan atau hilangnya jaringan paru yang berat Peren.anaan Ke+era&atan D$/$ #$ 4utrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia, proses infeksi yang berlanjut ujuan 4utrisi pasien terpenuhi #aya tahan tubuh meningkat ,ntervensi *. Berikan makanan $P dan berfariasi. ;umlah kalori dan nilai protein + kali kebutuhan tubuh +. idak ada makanan yang dipentang, pasien boleh makan makanan yang disukai namun harus bernilai gi>i tinggi -. Bpayakan untuk meningkatkan selera makan pasien& o 8ajikan hangat dengan porsi yang kecil tapi sering o ?indarkan minuman caffeine dan alcohol o ?indarkan makanan yang terlalu manis o Lingkungan bersih o ?igiene oral terjaga o Bila perlu kolaborasi pemberiam multi vitamin D$/$ ) Potensial penularan penyakit kepada orang lain sehubungan dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang penularan& penyebaran spesisimen yang terinfeksi ujuan idak terjadi penularan baik terhadap pasien lain, pengunjung dan petugas kesehatan Pengetahuan pasien bertambah kususnya upaya pencegahan infeksi atau penularan penyakit ,ntervensi *. Bila memungkinkan rawat pasien di ruangan kusus : isolasi +. Menampung bahan dan alat yang kontak dengan sputum, air ludah, muntahan, kemudian membarkarnya -. Mendesinfeksi alat-alat makan sebelum dicuci .. Pakaian dan alat tenun yang baru habis dipakai ditempatkan tersendiri dan dibubuhi label sebelum dikirim ke wasray. 1. Perawat menggunakan masker dan barakshort di dalam ruang isolasi =. Pengunjung menggunakan Barakshort bila mengunjungi pasien 9. 8etiap kontak dengan pasien salalu cuci tangan dengan menggunakan desinfekstan A. ?indarkan kontak dengan orang-orang dengan daya tahan tubuh yang menurun seperti sedang sakit, baru sembuh, anak balita dan bayi, serta usia lanjut <. Berikan obat-obatan sesuai program !,4?& P%8& /femficine& 7thambutol" *'. Berikan penyuluhan kesehatan tentang cara- cara mengurangi penularan penyakit !kususnya di rumah"& Menampung sputum di tempat tertutup Menutup mulut bila bersin dan batuk Menghindarkan penggunaan alat-alat tenun : pakaian secara bergantian dengan orang lain ingkatkan nutrisi Menggunakan obat sesuai jadwal dan dosis pemberian D$/$ * Potensial terjadi komplikasi yang lebih lanjut !efusi pleura" sampai dengan pengobatan yang tidak sempurna ujuan idak terjadi komplikasi Penyumbuhan penyakit lebih cepat dan sempurna ,ntervensi *. $aji pengetahuan pasien tentang pengobatan yang akan dijalani +. @asilitasi pasien untuk mendapatkan pengobatan di tempat pelayanan terdekat -. ;elaskan mamfaat pengobatan yang teratus dan tuntas, cara memperoleh obat, lamanya pengobatan, bahaya bila putus obat. .. Lakukan kunjungan rumah atau rujuk ke tempat pelayanan kesehatan terdekat !Puskesmas" 1. #orong pasien untuk memeriksakan diri ke Puskesmas secara teratus minimal setiap bulan sekali. LATIHAN BATUK E0EKTI0 Batuk merupakan rangsagan fisiologik yang secara reflek:otomatis terjadi bila terdapat benda asing di saluran nafas. Benda asing dapat berupa >at- >at:material ataupun sekret:mukus yang dihasilkan oleh mukosa saluran pernafasan yang berlebihan dan tertahan. Batuk efektif mengandung makna dengan batuk yang benar, akan dapat mengeluarkan benda asing:sekret semaksimal mungkin dengan penggunaan tenaga seminimal mungkin. Te1nik menga(arkan klien at!k efektif *. ;elaskan kepada klien tentang pentingnya batuk efektif +. Pakai masker, gaun, sarung tangan atau pelindung lainnya jika ada indikasi -. Bantu klien untuk batuk. ,nstruksikan klien untuk melakukan dua atau tiga kali nafas dalam $etika klien menghirup nafas berikutnya instruksikan klien untuk condong ke depan, tahan nafas dalam selama satu detik, dan mengontraksikan otot-otot abdomennya. ,nstruksikan klien untuk batuk dengan kuat, dan mengeluarkan sekresi ke dalam tisu atau basin emisis ketika anda membuat bidang toraks dan abdomennya. Bebat abdomen dan dada klien ketika ia batuk dengan menekan dinding dada bagian bawah serta abdomennya menggunakan tangan, bantal, atau handuk yang dilipat selama ekspirasi Blangi langkah-langkah sebelumnya sesuai kebutuhan %uskultasi paru-paru klien untuk mengkajipengeluaran sekresi yang adekuat. .. Buang tisu dan bersihkan basin 1. Lakukan perawatan mulut =. $embalikan klien ke posisi yang aman 9. Lepaskan pakaian pelindung yang anda kenakan dan cuci tangan anda A. %njurkan klien untuk banyak minum jika tidak ada kontra indikasi.