Vous êtes sur la page 1sur 74

BAKTERI BENTUK KOKUS

Oleh : Masfiyah
Bagian Mikrobiologi FK Unissula Semarang
BAKTERI BENTUK KOKUS
GRAM POSITIF
- Famili Micrococcaceae
- Genus Staphylococcus
- Genus Micrococcus
- Famili Streptococcaceae
- Genus Streptococcus
- Genus Aerococcus
GRAM NEGATIF
- Famili Neisseriaceae
- Genus Neisseria
- Genus Branhamella
- Genus Acinetobacter
- Genus moraxella
Staphylococcus
Terdapat tiga macam species yaitu :
Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis,
Staphylococcussaprophyticus
Bakteri Staphylococcus memiliki bentuk
sel bulat dan tersusun bergerombol
seperti anggur
Staphylococcus aureus
SIFAT UMUM
Bersifat aerob atau anaerob fakultatif
Test katalase positif
Tahan hidup dalam lingkungan garam
dengan konsentrasi tinggi misalnya
NaCl 10 %
Morfologi dan sifat pewarnaan
Berbentuk bulat (spheres) atau kokus dengan
diameter 0,4-1,2 um (rata-rata 0,8 um). Hasil
pewarnaan dari perbenihan padat memperlihatkan
bakteri yang bergerombol seperti anggur, sedangkan
dari perbenihan cair bentuk kuman sendiri-sendiri,
berpasangan atau rantai pendek yang umumnya
terdiri dari empat sel
Kuman non motil
Beberapa galur membentuk kapsul (dalam medium
perbenihan yang mengandung bikarbonat)
Dengan pewarnaan gram bersifat gram
positif, dalam keadaan tertentu dapat bersifat
gram negatif, misalnya :
- organisme yang berasal dari bagian tengah
koloni
- organisme yang mengalami fagositosis oleh
sel
- organisme yang berasal dari perbenihan
yang sudah tua

Perbenihan
Suhu optimum 28-38
0
C, jika diisolasi dari tubuh penderita
diperlukan suhu 37
0
C
pH optimum 7,4
Medium yang dipakai:
Nutrient Agar Plate ( NAP)
Penting untuk mengetahui pembentukan pigmen. S. Aureus
akan membentuk pigmen berwarna kuning emas. Koloni yang
tumbuh berbentuk bulat, berdiameter 1-2 mm, konveks dengan
tepi rata, permukaan mengkilat, dan konsistensi lunak
Blood Agar Plate (BAP)
Koloni akan tampak lebih besar , dan pada galur yang ganas
biasanya memberikan zona hemolisa yang jernih disekitar koloni
yang mirip dengan Streptococcus B-hemolyticus

Hubungan antara pigmen dan
patogenisitas
Hubungan tidak selalu tetap , sebagai contoh
Staphylococcus yang menghasilkan warna kuning
emas (aureus) tidak selalu menghasilkan tes
koagulase positif tetapi kadang kadang menghasilkan
hasil negatif, sedangkan yang menghasilkan warna
sitrun(citreus) atau yang tidak menghasilkan warna
(albus) pada umumnya menghasilkan tes koagulase
negatif dapat juga menghasilkan tes koagulase
positif. Pada umumnya bakteri yang menghasilakan
warna kuning emas (aureus) adalah patogen
Daya Tahan
Staphylococcus tahan terhadap bahan bahan kimia, sehingga
galur tertentu digunakan untuk standart tes evaluasi bahan-
bahan anti septik dan antibiotika misalnya Staphylococcus
aureus ATCC 29213
Beberapa galur dari Staphylococcus aureus menghasilkan
enzim penisilinase sehingga resisten terhadap obat penisilin,
tetapi galur ini biasanya masih peka terhadap metisilin dan
oksasilin
Beberapa galur resisten terhadap metisilin yang dikenal sebagai
MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus ) dan MRSE
(Methicillin Resistant Staphylococcus Epidermidis ) galur ini
sifatnya resisten terhadap golongan B-laktam tetapi masih peka
terhadap vankomisin dan aminoglikosida
Reaksi Biokimia
Beberapa galur dapat meragikan gula-gula
sederhana ( glukosa, laktosa, sukrosa )
Dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit
Staphylococcus aureus dapat meragikan
manitol, tetapi hal ini tidak dijumpai pada
Staphylococcus epidermidis maupun
Staphylococcus saphrophyticus ( dipakai
medium manitol Salt Agar dengan konsentrasi
garam NaCl 7,5-10 % dengan melihat adanya
halo atau daerah terang berwarna kuning
disekitar koloni Staphylococcus aureus .
Struktur Antigen
Rantz menemukan suatu antigen yang
didapat dengan cara ekstraksi safilokokus
galur tertentu menggunakan lisozim.
Staphylococcus aureus mengandung Ag-
karbohidrat ( Ag-KH) dan Ag- protein. Pada
strain yang patogen ditemukan Ag-KH tipe A.
Dinding selnya mengandung protein A, (BM
13000 Da) berikatan dengan peptidoglikan
secara kovalen . Protein A dapat berikatan
dengan fragmen Fc dari imunoglobulin.
Metabolit bakterial
Diklasifikasikan menjadi tiga bentuk :
I. Metabolit non toksin
- antigen permukaan (Ag kapsul)
- Koagulase
- Hialuronidase
- Stafilokinase (fibrinolisin)
fenomena Mueller
- Protease
- Lipase
- Foafatase
- DNase



II. Eksotoksin
Bersifat mematikan, tidak tahan panas (thermo labile ), dapt
menyebabkan nekrosis lapisan dermis. Dengan elekroforesis
dapat dipisahkan:
- Toksin alfa : bersifat mematikan leukosit, makrofag, dapat
menyebabkan lisis eritrosit kelinci dan merusak trombosit
- Toksin beta: dapat menimbulkan lisis meskipun lemah
terhadap eritrosit biri-biri
- Toksin delta : bersifat non toksik, dapat merusak eritrosit
manusia dan kuda
- Panton-Valentin (PV) atau lekosidin : bersifat tahan terhadap
pemanasan , non hemolitik, dinetralisir oleh kolesterol, bersifat
leucocidal ( mematikan sel darah putih)

III. Enterotoksin ( faga grup III, atau 30% oleh
galur dengan koagulase positif)
- Merupakan protein dengan BM 35000 Da.
- Tahan terhadap pemanasan/ pendinginan
selama 30 menit
- Merupakan penyebab kasus keracunan
makanan akibat rangsangan pada CNS (
emetic center )

IV. Toksin epidermolitik
Penyebab scalded skin syndrome, yaitu sindroma
berupa pengelupasan epidermis sebagai akibat
lisisnya perlekatan antar sel dan stratum
germinativum
V.Toxic shock syndrome toxin
Toksin ini menyebabkan terjadinya sindroma syok,
diperkirakan toksin ini merangsang sel-sel
imunokompeten dalam jumlah yang banyak

Bentuk Klinis
Bakteri ini dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk
klinis tergantung dari bagian tubuh yang terkena
Pada kulit : furunkel, karbukel, impetigo, Scalded skin
syndrome, dan lain-lain
Pada kuku: paronikhia
Pada tulang :osteomielitis
Pada sistem pernapasan :Tonsilitis, bronkhitis, dan
pneumonitis
Pada otak : meningitis dan ensefalomielitis
Pada traktus urogenitalis : sistitis, dan pielitis
Diagnosis laboratorium
Bahan pemeriksaan ( material) diambil tergantung bentuk klinisnya :
- eksudat atau pus diambil dari abses
- sputum bila terjadi infeksi saluran pernapasan
- feses terutama bila terjadi kasus keracunan makanan
- darah bila terjadi bakteriemia
- urin bila terjadi infeksi saluran kencing
Dari bahan-bahan tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan :
1. Hapusan langsung dengan pewarnaan gram
2. Perbenihan pada medium Blood Agar Plate (BAP) atau pada medium Manitol
Salt Agar (MSA)
3. Tes biokimia untuk keperluan ;
- identifikasi : dengan tes katalase yang memberikan hasil positif , hal ini
untuk membedakan denganStreptococcus yang memberikan hasil negatif
- Tes patogenitas : tes koagulase, tes produksi DNAse,fermentasi manitol
4. Penentuan tipe bakteriofaga

Staphylococcus phage typing
Menurut International Staphylococcus Typing Phages,
ada empat lytic groups
Penentuan itu berguna untuk kejadian luar biasa suatu
penyakit nosokomial yang disebabkan oleh
Staphylococcus
Group Tipe faga
I 29, 52, 52A, 79, 80
II 3A, 3B, 3C, 55, 71
III 6, 7, 42E, 47, 53, 54, 75, 77, 83A
IV 81, 187
Pengobatan, Transmisi, dan
Pencegahan
Pengobatan : sebaiknya dilakukan tes
sensitivitas. Untuk pengobatan dapat
digunakan penicillin, obat-obatan yang tahan
penicillinase, vankomisin, dan lain-lain
Transmisi : tergantung pada bentuk klinis,
misalnya kontak langsung terjadi pada
peradangan yang mengenai kuku dan kulit,
atau penularan lewat udara (airborne
infection )
Pencegahan : kebersihan dan kesehatan kulit,
pemakaian uv pada kamar operasi, dll
Staphylococcus epidermidis
Morfologi : tidak berbeda dengan
Staphylococcus aureus.
Koloni : bulat, halus pada umumnya tidak
menghasilkan pigmen dan warnanya putih
pucat.
Memberikan hasil negatif pada tes koagulase,
tes DNAse, maupun tes fermentasi manitol
Staphylococcus epidermidis merupakan
penyebab penting endokarditis bakterial pada
penderita operasi jantung
Staphylococcus saprophyticus
Mirip dengan Staphylococcus epidermidis,
keduanya dapat dibedakan dengan
menggunakan tes novobiosin.
Pada Staphylococcus saprophyticus tes
terhadap novobiosin resisten sedang
stafilokokus yang lain resisten.
Bakteri ini sering menyebabkan patogen
portunistik dan menyebabkan infeksi saluran
kemih
STREPTOKOKUS
Bakteri berbentuk bulat dengan
susunan bentuk rantai

I. Klasifikasi berdasrkan tipe hemolisis
pada lempeng agar darah (Blood Agar
Plate = BAP)
1. Streptokokus hemolitik-alfa (Partial hemolytic
Streptococcus)
Pada BAP memberikan zona hemolisis yang sempit.
Sel darah merah pada inner zone tidak mengalami
hemolisis, sedang pada outer zone mengalami
hemolisis secara komplit. Pada sekitar koloni sering
didapatkan warna kehijauan disebabkan oleh
pembentukan unidentified redoctants of
hemoglobin. Golongan ini kadang disebut grup
viridans

2. Streptokokus hemolitik-beta (Total hemolytic
Streptococcus)
Pada BAP menyebabkan zona hemolisis yang luas
dan terang pad asekitar koloni. Tidak ditemukan sel
darah merah sama sekali. Sifat hemolisis ini
disebabkan oleh adanya streptolisin yang dihasilkan
sreptokokus. Golongan bakteri ini sering disebut
grup piogenes
3. Streptokokus hemolitik-gama (Non hemolytic
Streptococcus)
Pada BAP bakteri ini tidak mengadakan hemolisis
sama sekali


II Klasifikasi berdasarkan sifat biologis
yang Khas ( menurut Bergey`s Manual
Edisi VII
1. Grup piogenes : menghasilkan hemolisis beta, mempunyai
karbohidrat C spesifik, secara serologik digolongkan menjadi
grup A
2. Grup viridans: tidak menghasilkan hemolisin dan tidak
menghasilkan karbohidrat C spesifik. Beberapa spesies
menghasilkan hemolisis alfa dan beberapa spesies tidak
menghemolisis darah yang disebut indifferent (gamma)
Streptococcus
3. Grup enterococcus : menghasilkan karbohidrat C spesifik grup
D. Merupakan flora normal saluran cerna
4. Lactic Streptococcus : menghasilkan karbohidrat spesifik grup
N, kemampuan hemolitiknya bervariasi. Jarang menimbulkan
penyakit, dan sering didapat pada susu
III. Klasifikasi berdasarkan
struktur Antigen
1. Menurut Rebecca Lancefield, berdasarkan
grup karbohidrat C spesifik yang terdapat
pada dinding sel bakteri, secara serologis
streptokokus dibagi menjadi grup A sampai
grup V
2. Menurut Griffith, streptokokus grup A dibagi
lagi menjadi tipe 1 sampai 30 berdasarkan
M protein
IV. Klasifikasi berdasarkan
kebutuhan oksigen
1. Anaerob fakultatif, misalnya
- Streptococcus pyogenes
- Streptococcus faecalis
2. Anaerob mutlak, misalnya
- Peptostreptococcus


Perbenihan
Streptokokus tumbuh dengan baik pada medium yang diperkaya
(enriched medium) yaitu medium yang mengandung darah,
serum, atau transudat misalnya cairan ascites.
P yang dibutuhkan 7,4-7,6.
Suhu optimal 37
0
C
Bentuk koloni (bila dieramkan dalam BAP adalah bulat kecil-kecil
dengan ukuran kurang dari 1 mm dengan warna bening sampai
opaque
Apabila Streptokokus dalam pertumbuhannya diberikan
penissilin atau phage associated lisis dapat membentuk
protoplas dan menghasilkan pertumbuhan bakteri yang disebut
Lform dan koloni L
Daya Tahan
Streptokokus dalam sputum, eksudat tahan
beberapa minggu, dalam suhu kamar dapat
hidup selama 10- 2 minggu
Tidak tahan terhadap panas, semua spesies
Streptokokus mati pada suhu 60
0
C selama
30 menit
Tidak tahan terhadap bahan kimia
Streptokokus peka terhadap sulfonamid
kecuali Streptococcus faecalis dan golongan
enterococcus

Struktur Antigen
1. Karbohidrat C spesifik
2. Protein M,T,R
3. Antigen kapsuler
Penentu patogenisitas
1. Protein M : antibodi yang terbentuk berumur
panjang, sifat patogenisitas meningkat
dengan adanya streptolisin, DNAse,
streptokinase, hialuronidase
2. Hemolisin (streptolisin O / SLO ): bersifat
toksik terhadap lekosit dan sel otot jantung.
Pada medium BAP SLO bertanggung jawab
terhadap hemolisis sel darah merah
permukaan maupun pada deep culture


3. Toksin pirogenik (Erythrogenic toxin) : toksin
ini bertanggung jawab atas timbulnya rash
pada scarlet fever.
4. DPNase (Diphosphopiridin nucleotidase )
atau NADase (Nicotinamid adenin
dinucleotidase) :enzim ini melepaskan
nikotinamid dari DPN, didapat pada galur
nefritogenik, belum ditemukan hubungan
dengan terjadinya glomerulonefritis
5. Streptokinase : menyebabkan darah beku menjadi
lisis. Bekerja dengan mengaktifkan plasminogen
menjadi plasmin
6. Deoksiribonuklease (Streptodornase): berperan pada
depolimerasi dari penumpukan DNA yang tertimbun
pad a pus yang disebabkan oleh pecahnya PMN.
Streptokinase dan streptodornase bertindak sebagai
ezymatic debridement
7. Hialuronidase : fungsinya menghancurkan asam
hialuronat pada sel hospes
8. Proteinase : dapat menyebabkan nekrosis miokard
pada hewan coba
Bentuk Klinis
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Streptokokus hemolitik
beta grup A
1. Erisipelas, impetigo : jalan masuknya adalah kulit
2. Demam nifas :jalan masuknya adalah uterus
3. Streptococcal sore throat : merupakan bentuk yang paling
sering. Bakteri melekat pada epitel faring, pada bayi dan anak
dapat menyebabkan komplikasimastoiditis, otitis media,
meningitis, maupun scarlet fever
4. Endokarditis : acute bacterial endokarditis
5. Sepsis.
6. Post Streptococcal Diseases : tidak disebabkan secara
langsung oleh infeksi streptokokus grup A, terjadinya penyakit
dihubungkan dengan terjadinya reaksi imunologis, contoh :
glomerulonefritis akuta dan demam rematik

Diagnosis Laboratorium
Pengambilan spesimen tergantung dari gejala
klinis
Dari spesimen dilakukan pewarnaan gram
Dari spesimen ditanam pada medium BAP
untuk melihat sifat hemolitiknya
Dari hasil biakan dilakukan tes katalase untuk
membedakan dengan bakteri stafilokokus
Dilakukan uji saring untuk Streptokokus grup
A dengan cakram basitrasin
Streptococcus grup B
Merupakan flora normal pada faring,
usus, dan vagina
Dapat menimbulkan endokarditis,
infeksi puerperalis, septikemia pada
neonatus
Streptococcus grup C
Merupakan penyebab penyakit pada
hewan
Dihubungkan dengan penyakit
erisipelas dan demam puerperalis
Streptococcus grup D
Merupakan flora normal saluran
pernapasan bagian atas, usus , dan
traktus genitalis
Diplococcus pneumoniae
Menurut Bergey`s Manual edisi VIII,
Diplococcus pneumoniae termasuk
dalam part 14 yaitu kokus gram positif,
famili Streptococcaceae sehingga
mempunyai nama lain Streptococcus
pneumoniae
Morfologi dan Pewarnaan
Diplococcus pneumoniae berbentuk diplokokus dan
memanjang seperti lanset. Dapat berbentuk tunggal
dikelilingi kapsul atau rantai yang dikelilingi oleh
sebuah kapsul, non motil, non spora
Kapsul kuman mempunyai sifat larut dalam empedu
dan mengalami otolisis pada larutan empedu 10%,
deoksikolat 10%,natrium taurokolat 1%, sifat ini
dipakai untuk membedakan dengan bakteri bentuk
kokus yang lain
Bersifat gram positif dan mudah berubah menjadi
gram negatif pad asediaan yang agak tua, atau
bakteri yang mengalami otolisis
Perbenihan dan sifat biokimia
Media yang sering dipakai adalah meat infusion broth
atau meatinfusion blood agar. Gambaran koloni pada
medium ini adalah kecil, bulat, permukaan rata,
transparan, dan tepinya meninggi
Bentuk koloninya M(mukoid, terjadi pada bakteri
yang berkapsul dan virulen), S (halus,terjadi pada
bakteri yang virulen), R(kasar, terjadi pada bakteri
yang tidak memounyai kapsul), P (Fantom terjadi
pada bakteri yang mengalami lisis). Koloni itu dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain
misalnya M S R
Daya Tahan
Diplococcus pneumoniae dapat hidup
berbulan-bulan dalam sputum kering
yang terlindung matahari
Bakteri cepat mati dalam larutan fenol,
dan antiseptik biasa
Sensitif terhadap penisilin dan sensitif
terhadap sulfonamid
Struktur Antigen
1. Antigen Kapsuler
2. Antigen somatik
3. Antigen F (antigen Forsman)
4. Protein M
Penentu Patogenisitas
1. Kapsul polisakarida : bahan ini menghambat
proses fagositosis. Didapat pada koloni tipe
M tidak didapat pada tipe R. Jika didapat
dalam jumlah yang banyak menunjukkan
infeksi yang berat dengan angka kematia
tinggi
2. Pneumolisin : bersifat toksik, sitolitik dan
menimbulkan kerusakan pada membran sel
3. Neuraminidase : merupakan faktor yang
berperan dalam proses invasi bakteri
Diagnosis Laboratorium
Pengambilan spesimen tergantung dari gejala
klinis dapat berupa : sputum, darah , cairan
pleura, atau pus, kemudian dilakukan
pemeriksaan :
Hapusan langsung dengan pewarnaan gram
Reaksi Quellung
Inokulasi pada hewan coba
Pemeriksaan untuk mengetahui spesific soluble
substance dengan menggunakan antiserum
presipitin pada bahan pemeriksaan berupa cairan
Tes-tes untuk membedakan Diplococcus
pneumoniae dan Streptococcus viridans
Tes kelarutan empedu : Pneumokokus akan
larut
Tes fermentasi inulin : Sebagian besar bakteri
ini meragikan inulin
Tes Optokhin : digunakan kertas cakram
yang mengandung optokhin. Cakram ini
diletakkan dalam medium BAP yang ditanam
dengan bakteri Diplococcus pneumoniae , maka
akan memberikan zona inhibisi seluas >18 mm
(sensitif)
Tes virulensi pada tikus putih : diambil
spesimen yang dicurigai sebanyak 1 ml
disuntikkan secara intra peritoneal, setelah 4-
6 jam pada cavum peritoneal akan didapat
biakan murni, selanjutnya dari biakan murni
dilakukan tes Quellung
ReaksiNeufeld Quellung : tes ini merupakan
reaksi presipitasi antara kapsul kuman dan
antisera. Secara mikroskopis dapat dilihat
pembengkakan kapsul
Bakteri Kokus Gram Negatif
Yang termasuk bakteri kokus gram
negatif adalah famili Neisseriaceae yang
terdiri atas :
Genus Neisseria
Genus Branhamella
Genus Acinetobacter
Genus Moraxella

Genus Neisseria
Genus Neisseria terdiri dari :
Neisseria meningitidis
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria catarrhalis
Neisseria sicca
Neisseria flavescens
Yang patogen terhadap manusia adalah Neisseria
meningitidis dan Neisseria gonorrhoeae




Neisseria meningitidis
Nama lain : meningokokus, Neisseria intracellularis, Micrococcus
meningitidis.
Neisseria sp non patogen sering di kacaukan dengan Neisseria
meningitidis, untuk membedakannya perlu dilakukan reaksi fermentasi
gula-gula
dekstrosa maltosa sukrosa laktosa NO
3
NO
2
N. meningitidis
N. gonorrhoe
N. sicca
N. flavescens
N. lactamicus
N. catarrhalis
+
+
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
+
Variasi
-
+
+
+
+





Morfologi dan Pewarnaan
Berbentuk kokus, berukuran diameter 0,6 -1,0 um,
berpasangan , akan tampak seperti biji kopi /ginjal
Apusan cairan spinal akan tampak karakteristik
intraselluler, tetapi pada stadium akut akan tampak
terletak ekstraselluler
Tidak membentuk spora
Tidak bergerak
Beberap galur mempunyai kapsul yang ditandai
dengan reaksi Quellung
Dengan pewarnaan gram bersifat gram negatif
Perbenihan dan Reaksi
Biokimia
Medium perbenihan yang umum dipakai adalah
BAP atau Chocolate agar plate
Thayer Martin selective medium
medium ini mengandung beberapa antibiotika yaitu
vankomisin, kolistin dan nistatin. Pada medium ini neisseria
non patogen dan bakteri lain akan dihambat
Mueller Hinton
Koloni yang terbentuk pada medium diatas : tampak halus,
basah , dan meninggi (konveks), berwarna keabu-abuan ,
berdiameter 1-2 mm, tidak menghemolisis pada BAP/CAP
Daya Tahan
Jika dilakukan pengeringan dengan
sinar matahari bakteri akan mati dalam
waktu 24 jam
Meningokokus cepat mati pada
pemanasan 50
0
C
Struktur Antigen
Atas dasar reaksi aglutinasi terdapat 8 grup
Neisseria meningitidis , yaitu A, B, C, D, X,Y,
Z. Secara klinis yang sering menimbulkan
penyakit adalah grup A, B, dan C
Struktur antigen grup A terdiri atas N-asetil
O- asetil manosamin fosfat
Struktur antigen grup B terdiri atas N-asetil
asam neuramat
Struktur antigen grup A terdiri atas O- asetil
asam neuramat

Metabolit Bakterial
1. Endotoksin : dapat menyebabkan
kerusakan vaskuler yang luas (extensive
vascular damage)
2. Indofenol oksidase
3. Material Shwartzman
(necropurpurogenik factor) : terjadi
suatu fenomena Shwartzman dimana
akan terjadi reaksi nekrosis dan purpura

Penentu patogenisitas
Adanya endotoksin yang menyebabkan
kerusakan vaskuler yang luas
Adanya polisakarida kapsuler yang
dapat menghambat fagositosis
Patogenesis dan Bentuk Klinis
Masuk melalui saluran pernapasan bagian
atas, kemudian menyebar ke organ lain dan
selaput otak melalui hematogen atau
limfogen
Gejala yang timbul tergantung lokasi
penyakit, bila terjadi bakteriemia akan timbul
gejala sistemik berupa panas, menggigil,
mialgia, dan sakit kepala hebat kemudian
diikuti timbulnya ptekial eruption yang
berkembang menjadi ekimosis / purpura
Diagnosis Laboratorium
Spesimen diambil dari cairan spinal, eksudat,
darah, atau apusan naso faring
Pemeriksaan langsung dengan pengecatan
gram dan didapat diplokokus gram negatif
Kultur dalam medium Thayer Martin,
BAP/CAP
Tes Oksidase : positif
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan : isolasi penderita,
pemberiaan profilaksis (masih
dipertentangkan)
Pengobatan : penicillin
Neisseria gonorrhoeae
Nama lain Micrococcus gonorrhoeae,
Diplococcus gonorrhoeae, atau
gonokokus
Penyebab penyakit gonorrhoe atau
kencing nanah
Morfologi dan Pewarnaan
Neisseria gonorrhoeae berbentuk oval dengan
ukuran 0,8 x0,6 um, berpasang-pasangan
menyerupai biji kopi
Letaknya dapat di dalam atau di luar sel PMN
Non motil, non spora
Pada pewarnaan gram bersifat gram negatif
Perbenihan dan Reaksi
Biokimia
Media selektif yang biasa digunakan adalah Thayer
Martin yang terdiri atas vankomisin ( untuk hambat
gram +), kolistimetat (hambat gram -), nistatin
(hambat jamur)
Setelah diinkubasi akan tampak koloni transparan
sedikit cembung, halus, mukoid dan kecil-kecil seperti
ujung jarum, Neisseria non patogen tidak dapat
tumbuh pada media ini
Tes oksidase : positif
Neisseria gonorrhoeae meragikan glukosa
menghasilkan asam dan gas dan tidak gula yang lain
Daya Tahan
Dalam keadaan kering mati dalam 1-2
jam
Pemanasan basah suhu 55
0
C mati
dalam 5 menit
Pemberian AgNO
3
mati dalam 2 menit
Neisseria gonorrhoeae sangat peka
terhadap penicillin dan sulfonamid
Struktur Antigen
Struktur komplek tersusun dari lipid,
karbohidrat dan nukleoprotein serta
antigen pili
Berdasarkan perbedaan antigen ada
lima tipe koloni yaitu tipe 1 dan 2 yang
virulen (resisten terhadap fagositosis
PMN, mempunyai pili) , dan tipe 3,4,5
yang avirulen
Metabolit Bakterial
Metabolit non toksik
Polisakarida spesifik
Enzim katalase
Enzim indofenol oksidase
Toksin : endotoksin

Bentuk Klinis
Masa inkubasi 1-31 hari (rata-rata 4-8 hari)
Gejala pada laki-laki
Urethritis anterior acuta : mula-mula rasa gatal dan panas
terbakar dibagian distal uretra, kadang disertai ereksi yang
nyeri, demam, lekositosis. Pada 10 % penderita
asimtomatis.Pada pemeriksaan klinis tam[pak osteum uretra
eksternum merah dan bengkak
Urethritis posterior : 2 minggu setelah uretritis akut,
keluhan yang timbul sama hanya tempat yang sakit di
bagian proksimal uretra. Terdapat keluhan miksi seperti
disuria, polakisuri, bahkan hematuria
Pan urethritis yang menahun: gejala hanya ringan berupa
tetesan-tetesan nanah atau bercak pada pagi hari yang
disebutbonjour drop, lagoutte millitaire, ataugood morning
drop

Pada wanita ( 20-80 % asimptomatis):
Gonorrhoe bagian bawah( gejala pada serviks dan organ
dibawahnya): sekret mukopurulen pada serviks, infeksi pada
kelenjar skene, bartholinitis, proktitis pada rektum,
vulvovaginitis
Gonorrhoe bagian tengah: endometritis
Gonorrhoe bagian atas : Pelvic inflamatory Disease (PID)
juga salpingitis sikatrik kemudian terjadi
kemandulan
Selain gejala diatas sering didapat ekstra genital
gonorrhoe karena hubungan seks secara oral, juga
dapat dijumpai Gonorrhoe pada konjungtiva bayi
baru lahir karena jalan lahir ibu terinfeksi gonorrhoe (
gonoblenorrhoe / conjunctivitis gonorrhoeeica)


Penularan
Hubungan seksual
Benda yang tercemar (handuk,
saputangan, bantal)
Diagnosis Laboratorium
Pengambilan spesimen , pada laki-laki
berupa nanah dari uretra,
lidi kapas basah yang dimasukkan ke dalam uretra
(uretritis posterior),
sentrifugasi dari urin,
endapan urin setelah pemijatan prostat (prostatitis)
Pada wanita dengan lidi kapas steril diambil sekret
vagina ataupun pada serviks uteri
Spesimen juga dapat diambil dari rektum (proktitis),
sendi (artritis), mata (gonoblenorrhoe), faring
(faringitis), kulit(lesi kutaneus
Selanjutnya terhadap spesimen
dilakukan
pemeriksaan langsung dengan pewarnaan
gram
Pembiakan pada medium selektif
Fermentasi gula
IFA ( imune Fluorescecce Antibody )
technique
Pengobatan
Penisilin
Obat lain : tetrasiklin, spektinomisin,
kanamisin, dan golongan quinolon

Vous aimerez peut-être aussi