Vous êtes sur la page 1sur 9

Pengolahan Limbah

Proses Metalurgi


Disusun oleh:

Agung Sapto Aji
Fuji Utari Nurul H
Heriyawan
Maulana Rakhman
M. Victoryan N
Rapli Nur Ahmadi
Ratna Yuliani
Riyan Afrizal
Vanessa Intan Z. N.


Pendahuluan
Banyak limbah industri metalurgi yang masih
mengandung logam-logam berbahaya. Oleh
karena itu perlu adanya penanganan khusus
agar tidak mencemari lingkungan.

Dedusting Plant merupakan salah satu dari
system pengolahan limbah berupa debu hasil
proses peleburan baja dengan cara menghisap,
mendinginkan, menyaring, dan membuang
udara hasil pengolahan baja cair ke udara
bebas.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan
conblok : Bahan limbah gas kolektor diambil dari
pengolahan peleburan baja, pasir yang
digunakan adalah Abu Batu

Berdasarkan fungsi utamanya, unit pada dedusting plant dapat dibagi
menjadi :











Bagian penghisap debu
: Canopy, Roof Elbow dan ID
Fan

Bagian pendinginan
: Fix Elbow, Hot Gas Line (Cool
Ducting dan Uncool Ducting),
FDC

Bagian Proses Fisikal
: Mixing Chamber

Bagian pembersihan
: Filter Cleaning Unit


Bagian pembuangan limbah
: Dust Transport, Stack


Variabel pengontrolan yang ada pada Dedusting plant dan
instrument yang mengakusisi adalah :

Temperatur
: Termocouple
Resistance Temperature Detector

Perbedaan Tekanan
: Sensor Differential Pressure

Speed Monitoring
: Inductive Proximity Switch

Pemutusan Listrik
: Sistem interlocking
Proses Pembuatan Conblock/ Bata beton Pejal
Pencampuran agregat, semen, dan air.
Pada umumnya peroses pengadukan dilakukan dengan alat pengaduk manual dan alat
pengaduk mesin.
Cara pengadukan dengan alat pengaduk mesin memudahkan pekerjaan pengadukan, untuk
pengadukan dipilih mesin pengaduknya yang kering agar tidak mempengaruhi fas dari air itu
sendiri, mesin pengaduk akan berputar sehingga tercampur rata.
Pemakaian mesin dilakukan apabila campuran pengadukannya banyak.
Pada penelitian ini pengadukan dilakukan secara manual dengan Faktor Air Semen (fas)
0,5.

Pencetakan Conblok.
Pencetakan conblok dapat dilakukan dengan cara manual (tangan), semi mekanis atau
dengan alat. Pencetakan dengan tangan terlalu berat, lambat serta hasilnya kurang merata.
Cetakan dan alat pukul conblock sebaiknyya terbuat dari plat baja yang cukup kuat.
Pencetakan dengan mekanis dan semi mekanis akan lebih efisien.

Perawatan conblock
Conblok yang sudah dicetak dibiarkan ditempat yang teduh dan lembab selama 24 jam.
Setelah itu perawatan dapat dilanjutkan dengan cara menutup dengan karung basah,
disiram dengan air atau direndam dalam air selama 28 hari untuk mencapai kekuatan yang
maksimal.

GRAFIK 1.RATA-RATA PENYERAPAN AIR
CONBLOCK


16
14 13,36
12
10
8
6
4

Rata -rata Penyerapan air












10,58
14,3
9,55
Limbah 2%
Limbah 4%
Limbah 10%
Limbah 0%
13,36
Dari Grafik 1 terlihat bahwa penyerapan air pada
conblock dengan komposisi Limbah 0% sebesar
13,36% , conblock dengan limbah 2% sebesar
10,58% , conblock dengan limbah 4% sebesar 9,55%
dan conblock dengan limbah 10% sebesar
14,3%.Dari data diatas terlihat bahwa
penyerapan air terendah pada conblok dengan
komposisi limbah 4%.Ini berarti dengan
penambahan limbah 4% pada conblock ,
membuat conblock lebih kedap air
dibandingkan dengan conblock tanpa limbah. Hal
ini disebabkan dengan menambahkan limbah gas
kolektor sebesar 4%, limbah tersebut mengisi secara
optimum seluruh rongga
diantara agregat dan semen.
Sifat fisik secara visual terlihat bahwa pada
penambahan limbah sebesar 4% dan 10%
conblock mempunyai performance yang lebih
baik dibandingkan dengan conblock tanpa
limbah. (3) Kuat tekan conblock pada
penambahan limbah sebesar 2% dan 4% kuat
tekannya mengalami peningkatan dibandingkan
dengan conblock tanpa limbah, tetapi pada
penambahan limbah 10% kuat tekannya justru turun
dibawah kuat tekan conblock tanpa limbah. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak jumlah limbah
yang ditambahkan, maka jumlah agregat
pengisinya semakin sedikit sehingga akan
mengurangi kekuatan dari conblock tersebut, jadi
penambahan jumlah limbah yang optimum adalah
sebesar 4%.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi