Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH



Dalam kehidupam sehari-hari kegiatan berbahasa tercermin dalam empat
aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Kegiatan menyimak dan berbicara diperoleh seseorang sejak berada di lingkungan
rumah,. Sedangkan membaca dan menulis pada umumnya diperoleh setelah memasuki
lingkungan sekolah, sehingga keterampilan membaca dan menulis dijadikan penanda
kesuksesan seseorang. dari kedua keterampilan berbahasa membaca dan menulis,
keterampilan membaca menunjukkan frekuensi pemakaian yang lebih tinggi ketimbang
menulis. Aktivitas membaca dilakukan orang dimana saja, kapan saja dan siapa saja.
Mengingat saat ini merupakan era globalisasi, kita sebagai bangsa yang besar
dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini dapat dijangkau dengan sistem
pendidikan.
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa Negara kita ingin
mewujudkan masyarakat yang cerdas. Menurut kusdaryanti (2009: 234) untuk mencapai
negara yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat
terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan membaca yang besar.
Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa
dan merupakan komponen dari komonikasi tulisan.
Keterampilan membaca memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Membaca adalah jendela dunia, dimana dengan membaca kita bisa
mengetahui banyak hal tanpa harus mengalami secara langsung, seperti membuka
jendela saja dihadapkan pada pandangan yang luas dan bebas menjelajah. Menurut
Tarigan (1987: 135) membaca adalah kunci ke gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam
buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca.
Mengingat pentingnya Keterampilan membaca dalm kehidupan sehari-hari,
maka keterampilan membaca perlu ditumbuhkan sejak dini yaitu pembinaan dari
tingkat dasar (SD). SD merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang turut andil
di dalam menentukan keberhasilan anak didik selanjutnya. Tanpa memiliki pengetahuan
dan keterampilan membaca sejak dini maka akan mengalami kesulitan belajar
khususnya belajar Bahasa Indonesia di masa mendatang. Karena pengajaran membaca
merupakan salah satu bidang garapan yang memegang peranan penting dalam
pengajaran Bahasa Indonesia.
Menurut West (dalam Tarigan, 1991: 43) menyatakan bahwa:
Belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang-orang India
yang belajar bahasa Inggris ketimbang berbicara. West mengajukan suatu
penekanan pada membaca bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai
keterampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa
asing, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah, suatu keterampilan
dengan nilai tambah yang paling besar bagi siswa pada tahap-tahap awal
pembelajaran bahasa.

Tujuan pengajaran membaca di sekolah pada umumnya adalah untuk
meningkatkan kompetensi kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa.
Menurut Nuttall (dalam Mulyati, 2000: 5.4) menyatakan bahwa:
Tujuan program pengajaran membaca adalah meningkatkan kemampuan siswa
agar dapat membaca teks asli yang belum pernah dikenalnya dengan tingkat
kecepatan yang memadai dan dengan pemahaman yang memadai tanpa
mengalami hambatan.


Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Suparno
dalam makalahnya menjelaskan komponen ini (ruang lingkup) berisi penegasan bahwa
pengajaran Bahasa Indonesia adalah pengajaran keterampilan berbahasa, baik
keterampilan reseptif maupun produktif. Sedangkan tata bahasa, kosakata dan sastra
disajikan dalam konteks.
Membaca dalam Tarigan (1987: 136) merupakan bagian pengajaran Bahasa
Indonesia. Kualitas pengajaran Bahasa Indonesia menyangkut pula kualitas membaca.
Hasil Pengajaran Bahasa Inklusif pula hasil pengajaran membaca. Daya tangkap siswa
terhadap mata pelajaran berbeda-beda ada yang mudah menerima pelajaran dan ada juga
yang lambat mengikuti pelajaran. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh cepat lambatnya
siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Cepat lambatnya siswa dalam menguasai materi pelajaran dipengaruhi oleh
rendahnya keterampilan membaca siswa. Siswa yang lambat dalam menguasai materi
pelajaran Bahasa Indonesia akan mengalami banyak kesulitan yang mengakibatkan
rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
oleh siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
Sebaliknya Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa tinggi, apabila cenderung
lebih rajin dalam membaca karena dengan membaca siswa akan memperoleh
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan pekembangan sosial, daya
nalar dan emosionalnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul: Pengaruh Keterampilan Membaca Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten
Sampang.

B. RUMUSAN MASALAH
Pada rumusan masalah ini, akan dikemukakan fokus penelitian yang akan
diuraikan dalam bentuk pertanyaan mendasar dan akan dicari jawabannya dalam
penelitian nanti. Hal ini dimaksudkan dalam rangka memperjelas arah penelitian
sekaligus untuk membatasi masalah yang ada.
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat keterampilan membaca siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP
Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang ?
3. Adakah pengaruh keterampilan membaca terhadap prestasi belajar mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang ?

C. HIPOTESIS
Menurut Nasution (2003: 39), Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan atau perkataan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya.
Menurut Fraenkel dan wallen (Riyanto, 2001: 16), Hipotesis adalah prediksi
mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan landasan pijak
penelitian ini.
berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Ada Pengaruh Tentang Keterampilan Membaca Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten
Sampang.

D. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Variabel
Variabel merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena
merupakan suatu yang akan menjadi objek pengamatan dari seorang peneliti.
Menurut Y.W Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel
penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian, sedangkan
direktorat pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan mejadi objek pengamatan penelitian.
Kerlinger (Sugiyono, 2008: 38) mengatakan bahwa: Variabel adalah
konstruktur sifat yang akan dipelajari.
Sedangkan menurut Hadi (Arikunto, 2006: 116), Variabel adalah objek peneliti
yang bervariasi.
Menurut Fraenkel dan Wallen (Riyanto, 2001: 11), Variabel adalah sebagian
suatu konsep yang memiliki nilai ganda, dengan perkataan lain suatu faktor jika
diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi.
Berangkat dari pengertian di atas, maka variabel penelitian adalah faktor-faktor
yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Narbuko dan Abu,
2005: 118)
Berdasarkan pengertian diatas, maka variabel dalam penelitian yang penulis
lakukan ada 2 variabel yaitu:
a. Variabel Bebas (X)
Menurut Arikunto (2006: 119), variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Keterampilan
Membaca.
b. Variabel Terikat (Y)
Menurut Arikuto (2006: 19), variabel terikat adalah variabel akibat. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Bahasa Indonesia.
2. Definisi Operasional Variabel
Ada beberapa istilah yang dirasa perlu untuk didefinisikan secara optimal agar
pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki pemahaman yang sejalan dan agar tidak terjadi suatu penafsiran ganda
terhadap pengertian kedua variabel tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas, maka penulis akan memberikan suatu uraian pengertian yang dimaksud secara
terinci.
a. Keterampilan membaca
adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki seseorang/ pembaca dalam
memahami ide atau gagasan dalam suatu bacaan, sehingga pembaca bisa
memperoleh pesan/informasi dari bacaan tersebut.
b. Prestasi belajar Bahasa Indonesia
adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk
nilai atau angka.
c. Bahasa Indonesia
adalah Bahasa pemersatu bangsa, dimana setiap orang akan mengerti jika
diantara mereka menggunakan Bahasa Indonesia, dilihat dari sudut
pandangan linguistik, Bahasa Indonesia adalah suatu variasi bahasa melayu.

E. TUJUAN PENELITIAN
Setiap suatu kegiatan sudah mempunyai tujuan di dalam suatu perencanaan
yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu.
Tujuan penelitian ini merupakan deskripsi yang diperoleh dari kerja penelitian yang
mengacu pada rumusan masalah. Tujuan itu dapat diharapakan memberi arahan
pelaksanaan sehingga dalam menulis penelitian perlu kriteria yaitu: perumusan
permasalahannya yang harus jelas dan dapat diukur, berorentasi pada permasalahan
sebagai cerminan upaya pemecahan masalah penelitian, .
Berdasarkan rumusan masalah yang paparkan, maka diperoleh sebuah tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan membaca terhadap
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang
Kabupaten Sampang.
F. Pentingnnya Penelitian
1. Sekolah
a. Sebagai bahan informasi dalam meningkatkan profesionalitas guru sebagai
pengelola dan pelaksana proses belajar mengajar sehingga upaya mengantarkan
siswa yang berprestasi dapat dicapai secara optimal.
b. Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam upaya memotivasi para
siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan membaca dalam segala kegiatan
terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dan dapat juga untuk
menigkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten
Sampang
2. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesi
a. Sebagai bahan pedoman dalam meningkatkan proses belajar mengajar melalui
kerja sama dengan orang tua sehingga dapat memberikan hasil yang baik dalam
membina prestasi belajar siswa

3. Mahasiswa/Penulis
a. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat di bangku kuliah dengan
praktek di lapangan untuk menambah pengetahuan dalam aplikasi dari teori-
teori yang telah ada.
b. Sebagai bahan dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana
Sastra Satu (S1) Bahasa Indonesia.
c. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir penulis yang di peroleh dari
bangku kuliah.
d. Untuk melatih kepekaan dan keperdulian penulis dalam melihat
permasalahan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa Indonesia yang
berhubungan dengan keterampilan membaca siswa dimana penulis
merupakan calon pendidik.

4. STKIP PGRI Sampang
a. Sebagai bahan masukan bagi almamater sehingga dapat menjalin
hubungan yang harmonis dengan dunia luar khususnya masalah
Pendidikan Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten
Sampang.
b. Untuk melengkapi tugas akhir yang dibebankan kepada penulis, yang
akhirnya dapat dijadikan referensi di perpustakaan STKIP PGRI Sampang
serta dapat dijadikan renungan bagi kemajuan pendidikan pada umumnya.
5. Orang tua

Vous aimerez peut-être aussi