Dalam kehidupam sehari-hari kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan menyimak dan berbicara diperoleh seseorang sejak berada di lingkungan rumah,. Sedangkan membaca dan menulis pada umumnya diperoleh setelah memasuki lingkungan sekolah, sehingga keterampilan membaca dan menulis dijadikan penanda kesuksesan seseorang. dari kedua keterampilan berbahasa membaca dan menulis, keterampilan membaca menunjukkan frekuensi pemakaian yang lebih tinggi ketimbang menulis. Aktivitas membaca dilakukan orang dimana saja, kapan saja dan siapa saja. Mengingat saat ini merupakan era globalisasi, kita sebagai bangsa yang besar dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini dapat dijangkau dengan sistem pendidikan. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa Negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Menurut kusdaryanti (2009: 234) untuk mencapai negara yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan membaca yang besar. Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa dan merupakan komponen dari komonikasi tulisan. Keterampilan membaca memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Membaca adalah jendela dunia, dimana dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal tanpa harus mengalami secara langsung, seperti membuka jendela saja dihadapkan pada pandangan yang luas dan bebas menjelajah. Menurut Tarigan (1987: 135) membaca adalah kunci ke gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Mengingat pentingnya Keterampilan membaca dalm kehidupan sehari-hari, maka keterampilan membaca perlu ditumbuhkan sejak dini yaitu pembinaan dari tingkat dasar (SD). SD merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang turut andil di dalam menentukan keberhasilan anak didik selanjutnya. Tanpa memiliki pengetahuan dan keterampilan membaca sejak dini maka akan mengalami kesulitan belajar khususnya belajar Bahasa Indonesia di masa mendatang. Karena pengajaran membaca merupakan salah satu bidang garapan yang memegang peranan penting dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Menurut West (dalam Tarigan, 1991: 43) menyatakan bahwa: Belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang-orang India yang belajar bahasa Inggris ketimbang berbicara. West mengajukan suatu penekanan pada membaca bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai keterampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah, suatu keterampilan dengan nilai tambah yang paling besar bagi siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran bahasa.
Tujuan pengajaran membaca di sekolah pada umumnya adalah untuk meningkatkan kompetensi kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa. Menurut Nuttall (dalam Mulyati, 2000: 5.4) menyatakan bahwa: Tujuan program pengajaran membaca adalah meningkatkan kemampuan siswa agar dapat membaca teks asli yang belum pernah dikenalnya dengan tingkat kecepatan yang memadai dan dengan pemahaman yang memadai tanpa mengalami hambatan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Suparno dalam makalahnya menjelaskan komponen ini (ruang lingkup) berisi penegasan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia adalah pengajaran keterampilan berbahasa, baik keterampilan reseptif maupun produktif. Sedangkan tata bahasa, kosakata dan sastra disajikan dalam konteks. Membaca dalam Tarigan (1987: 136) merupakan bagian pengajaran Bahasa Indonesia. Kualitas pengajaran Bahasa Indonesia menyangkut pula kualitas membaca. Hasil Pengajaran Bahasa Inklusif pula hasil pengajaran membaca. Daya tangkap siswa terhadap mata pelajaran berbeda-beda ada yang mudah menerima pelajaran dan ada juga yang lambat mengikuti pelajaran. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh cepat lambatnya siswa dalam menguasai materi pelajaran. Cepat lambatnya siswa dalam menguasai materi pelajaran dipengaruhi oleh rendahnya keterampilan membaca siswa. Siswa yang lambat dalam menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia akan mengalami banyak kesulitan yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa tinggi, apabila cenderung lebih rajin dalam membaca karena dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan pekembangan sosial, daya nalar dan emosionalnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Keterampilan Membaca Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang.
B. RUMUSAN MASALAH Pada rumusan masalah ini, akan dikemukakan fokus penelitian yang akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan mendasar dan akan dicari jawabannya dalam penelitian nanti. Hal ini dimaksudkan dalam rangka memperjelas arah penelitian sekaligus untuk membatasi masalah yang ada. Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat keterampilan membaca siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang ? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang ? 3. Adakah pengaruh keterampilan membaca terhadap prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang ?
C. HIPOTESIS Menurut Nasution (2003: 39), Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau perkataan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Menurut Fraenkel dan wallen (Riyanto, 2001: 16), Hipotesis adalah prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan landasan pijak penelitian ini. berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Ada Pengaruh Tentang Keterampilan Membaca Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang.
D. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Variabel Variabel merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena merupakan suatu yang akan menjadi objek pengamatan dari seorang peneliti. Menurut Y.W Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian, sedangkan direktorat pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan mejadi objek pengamatan penelitian. Kerlinger (Sugiyono, 2008: 38) mengatakan bahwa: Variabel adalah konstruktur sifat yang akan dipelajari. Sedangkan menurut Hadi (Arikunto, 2006: 116), Variabel adalah objek peneliti yang bervariasi. Menurut Fraenkel dan Wallen (Riyanto, 2001: 11), Variabel adalah sebagian suatu konsep yang memiliki nilai ganda, dengan perkataan lain suatu faktor jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Berangkat dari pengertian di atas, maka variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Narbuko dan Abu, 2005: 118) Berdasarkan pengertian diatas, maka variabel dalam penelitian yang penulis lakukan ada 2 variabel yaitu: a. Variabel Bebas (X) Menurut Arikunto (2006: 119), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Keterampilan Membaca. b. Variabel Terikat (Y) Menurut Arikuto (2006: 19), variabel terikat adalah variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Bahasa Indonesia. 2. Definisi Operasional Variabel Ada beberapa istilah yang dirasa perlu untuk didefinisikan secara optimal agar pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pemahaman yang sejalan dan agar tidak terjadi suatu penafsiran ganda terhadap pengertian kedua variabel tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka penulis akan memberikan suatu uraian pengertian yang dimaksud secara terinci. a. Keterampilan membaca adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki seseorang/ pembaca dalam memahami ide atau gagasan dalam suatu bacaan, sehingga pembaca bisa memperoleh pesan/informasi dari bacaan tersebut. b. Prestasi belajar Bahasa Indonesia adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. c. Bahasa Indonesia adalah Bahasa pemersatu bangsa, dimana setiap orang akan mengerti jika diantara mereka menggunakan Bahasa Indonesia, dilihat dari sudut pandangan linguistik, Bahasa Indonesia adalah suatu variasi bahasa melayu.
E. TUJUAN PENELITIAN Setiap suatu kegiatan sudah mempunyai tujuan di dalam suatu perencanaan yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu. Tujuan penelitian ini merupakan deskripsi yang diperoleh dari kerja penelitian yang mengacu pada rumusan masalah. Tujuan itu dapat diharapakan memberi arahan pelaksanaan sehingga dalam menulis penelitian perlu kriteria yaitu: perumusan permasalahannya yang harus jelas dan dapat diukur, berorentasi pada permasalahan sebagai cerminan upaya pemecahan masalah penelitian, . Berdasarkan rumusan masalah yang paparkan, maka diperoleh sebuah tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan membaca terhadap belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang. F. Pentingnnya Penelitian 1. Sekolah a. Sebagai bahan informasi dalam meningkatkan profesionalitas guru sebagai pengelola dan pelaksana proses belajar mengajar sehingga upaya mengantarkan siswa yang berprestasi dapat dicapai secara optimal. b. Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam upaya memotivasi para siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan membaca dalam segala kegiatan terutama dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dan dapat juga untuk menigkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang 2. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesi a. Sebagai bahan pedoman dalam meningkatkan proses belajar mengajar melalui kerja sama dengan orang tua sehingga dapat memberikan hasil yang baik dalam membina prestasi belajar siswa
3. Mahasiswa/Penulis a. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat di bangku kuliah dengan praktek di lapangan untuk menambah pengetahuan dalam aplikasi dari teori- teori yang telah ada. b. Sebagai bahan dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Satu (S1) Bahasa Indonesia. c. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir penulis yang di peroleh dari bangku kuliah. d. Untuk melatih kepekaan dan keperdulian penulis dalam melihat permasalahan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan keterampilan membaca siswa dimana penulis merupakan calon pendidik.
4. STKIP PGRI Sampang a. Sebagai bahan masukan bagi almamater sehingga dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan dunia luar khususnya masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sampang Kabupaten Sampang. b. Untuk melengkapi tugas akhir yang dibebankan kepada penulis, yang akhirnya dapat dijadikan referensi di perpustakaan STKIP PGRI Sampang serta dapat dijadikan renungan bagi kemajuan pendidikan pada umumnya. 5. Orang tua