Vous êtes sur la page 1sur 5

Asma Bronkial PPOK Bronkiektasis

Onset Usia Segala Usia >45 tahun Semua usia


Pencetus Partikel sensitif Partikel toksik Infeksi
Riwayat keluarga Ada Tidak ada -
Riwayat merokok +/- + +/-
Riwayat atopi Ada Tidak ada -
Demam - - +
Pola sesak Hilang timbul Terus menerus,
bertambah berat saat
aktifitas
Tergantung luas
obstruksi
Ronki + Kadang-kadang Kadang-kadang
Mengi ++ Kadang-kadang Kadang-kadang
Vesikular Normal Melemah
Spirometri Obstruksi ++ Obstruksi ++
Restriksi +
Obstruksi ++
Restriksi ++
Reversibilitas ++ Kurang irreversible
Batuk kronik
berdahak
+ ++ ++
3 lapis (busa, serosa,
pus)
Hiperreaktifitas
bronkus
+++ + ++(hemoptosis)
Gambaran radiologis Normal / hiperinflasi Tubular shadow,
corak paru bertambah
Sarang tawon
Eosinofil Sputum + - jarang
Neutrofil Sputum - + +
Makrofag Sputum + - +
Hiperinflasi Hanya saat
eksaserbasi
Persisten


Prevalensi
Asma adalah salah satu penyakit kronik yang umum terjadi secara global dan mengenai 300 juta
orang. Prevalensi asma meningkat pada negara maju dalam 30 tahun terakhir , dengan 10-12%
dewasa dan 15% anak-anak. Pada negara berkembang prevalensi lebih rendah dan insidensi
menngkat terkait dengan urbanisasi. Prevalensi atopi dan penyakit alergi lainnya juga meningkat
pada waktu yang bersamaan.
Faktor Resiko
Resiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu dan faktor lingkungan.


Faktor pejamu yaitu predisposisi genetic yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma.


Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan kecendrungan/predisposisi asma untuk
berkembang menjadi asma, menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-
gejala asma menetap.



Patofisiologi
1. Bronkokonstriksi
Pada eksaserbasi akut dari asma terjadi kontraksi sel otot polos bronkial (bronkokonstriksi)
terjadi cepat untuk menyempitkan airway pada respon terpaparnya berbagai stimuli termasuk
alergen atau iritan
alergen menginduksi bronkokonstriksi akut dihasilkan dari rilisnya IgE-dependent dari
mediator yang berasal dari sel mast meliputi histamin, tryptase, leukotrine dan
prostaglandin yang langsung menyebabkan kontraksi otot polos
aspirin dan NSAID lainnya juga dapat menyebabkan obstruksi akut airflow pada
beberapa pasien dan bukti mengindikasikan non IgE-dependent juga terlibatnya rilis
mediator dari airway sel
stimulus lainnya seperti exercise, udara dingin, iritan dapat menyebabkan obstruksi akut
airflow

2. airway edema
jika penyakit ini menjadi lebih persisten dan inflamasi menjadi lebih progresif. Faktor
lain menyebabkan limit airflow lebih lanjut meliputi: edema, inflamasi, hipersekresi
mucus dan pembentukan dari plug mucus, sama seperti perubahan struktural meliputi
hipertrofi dan hiperplasi dari otot polos airway.
3. hiperresponsive airways
respon bronkokonstriksi yang berlebih terhadap berbagai stimuli
respon kontraktil terhadap perubahan dengan keterkaitan metakolin
mekanisme yang mempengaruhi hiperesponsif adalah multipel dan menyebabkan
inflamasi, disfungsi neurologis, dan perubahan struktur, inflamasi ada sebagai faktor
utama dalam membedakan derajatnya.
4. airway remodelling
terkait dengan kehilangan fungsi paru yang progresif yang tidak dapat dicegah atau
reversibel sepenuhnya dengan diterapi
meliputi aktivasi dari banyak strutur sel dengan efek perubahan permanen pada airway
menyebabkan peningkatan obstruksi airflow dan menurunkan responsif airway dan
mengubah pasien menjadi kurang responsif terhadap terapi
perubahan struktural menyebabkan penebalan dari sub-basement membran, fibrosis
subepitel, hipertrofi dan hiperplasia otot polos airway, proliferasi, dilatasi, hiperplasia dan
hipersekresi dari kelenjar mukus.
Gejala klinis
- Klasik : batuk, mengi (wheezing : seperti bunyi pluit pada saat ekspirasi), sesak napas
- Awal serangan : gejala tidak jelas, seperti dada terasa berat, dan pada asma alergi mungkin
disertai pilek atau bersin
- Awal batuk tanpa sekret mengeluarkan sekret baik mukoid maupun purulen
- Sebagian pasien asma yang gejalanya hanya batuk disertai mengi cought variant ashma
- Batuk memberat pada malam hari membangunkan pasien
- Batuk, sesak dan wheezing terjadi berulang
Gejala terjadi / memberat tergantung pada musim

Diagnosis Asma
Diagnosis asma didasari pada riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Pada
riwayat, ditemukan adanya sesak, batuk, dan mengi atau rasa berat di dada. Tapi kadang-kadang
pasien mengeluhkan adanya batuk setelah melakukan aktivitas fisik ataupun pada saat malam
hari. Adanya penyakit alergi lainnya pada pasien atau pun pada keluarganya semakin
memberikan kekhasan adanya penyakit asma ini. Ada kalanya gejala-gejala asma sering muncul
pada musim-musim tertentu. Perlu diketahui adanya faktor- faktor pemicu seperti:
- Infeksi saluran pernafasan
- Pajanan terhadap allergen, misalnya debu
- Pajanan terhadap iritan seperti asap
- Kegiatan jasmani: lari
- Ekspresi emosional
- Obat-obat aspirin
- Lingkungan kerja
- Pengawet makanan
- Polusi udara
Yang membedakan antara asma dengan penyakit saluran napas lainnya yaitu serangan
dapat hilang dengan sendirinya tanpa diberikan obat.

Vous aimerez peut-être aussi

  • BLEFARITIS
    BLEFARITIS
    Document3 pages
    BLEFARITIS
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Pas encore d'évaluation
  • Komplikasi Pielonefritis
    Komplikasi Pielonefritis
    Document1 page
    Komplikasi Pielonefritis
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Pas encore d'évaluation
  • Gagal Ginjal Akut
    Gagal Ginjal Akut
    Document12 pages
    Gagal Ginjal Akut
    Liza Hussein
    100% (9)
  • Terapi Nutrisi Pada Stroke
    Terapi Nutrisi Pada Stroke
    Document17 pages
    Terapi Nutrisi Pada Stroke
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Pas encore d'évaluation
  • JIWAras
    JIWAras
    Document45 pages
    JIWAras
    arum_negari
    Pas encore d'évaluation
  • PRP
    PRP
    Document7 pages
    PRP
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Pas encore d'évaluation
  • Abses Serebri
    Abses Serebri
    Document20 pages
    Abses Serebri
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Pas encore d'évaluation
  • Ruptur Perineum
    Ruptur Perineum
    Document13 pages
    Ruptur Perineum
    Khalida Nacharyta Failasufi
    Pas encore d'évaluation