Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN APPENDISITIS



DISUSUN OLEH

KELOMPOK VII
RENI KURNIA PUTRI : 0309142011037
RENITA TJANGGU : 0309142011038
RIZKA AGUSTIAN : 0309142011039
ROY ENDRICO : 0309142011040
SELLY RAFIKAH : 0309142011043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH TANJUNGPINANG
PRODI S1 KEPERAWATAN
T.A 2010/2011

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin kelompok
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah dan agar pembaca dapat memperluas ilmunya,
khususnya mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan Appendisitis yang
kelompok sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh
kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kelompok
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Atas terselesaikannya makalah ini, kelompok ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. Letkol (K) Endang Abdullah, S.Kp, M.Si sebagai Ketua STIKES
2. Irma Yuni, S.kep,Ns sebagai Dosen Pembimbing Keperawatan Medikal
Bedah
3. Seluruh rekan kelas prodi S1 semester IV
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para
pembaca. Dan kelompok menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas, sehingga penyusun
mohon kritik, saran, dan komentar yang membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah ini dan lebih maju pada masa yang akan datang.
Kelompok juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang
membacanya.
Tanjungpinang, Mei 2011

Kelompok VII
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .. i
Daftar Isi .. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Metode Penulisan 3
D. Sistematika Penulisan 3

BAB II LANDASAN TEORITIS
I. KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian 4
B. Anatomi dan Fisiologi 4
C. Etiologi 5
D. Faktor Resiko 6
E. Patofisiologi 7
F. Manifestasi Klinis 9
G. Klasifikasi 10
H. Komplikasi 10
I. Pemeriksaan Penunjang 11
J. Penatalaksanaan Medis 11

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian 12
B. Diagnosa Keperawatan 13
C. Intervensi Keperawatan 13
D. Implementasi 15
E. Evaluasi 15

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 16
B. Saran 17


DAFTAR PUSTAKA .... 18















BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Appendisitis merupakan penyebab utama dari abdomen akut yang
setidaknya dialami oleh 10% dari populasi. Penyakit ini memerlukan upaya
penanganan yang tepat dan serius. Dampak penyakit tersebut akan membawa
berbagai komplikasi penyakit yang serius seperti perforasi, peritonitis,
tromboflebitis dan abses subfrenikus (Sjamsuhidajat, 2005).
Penyakit appendisitis ini adalah kedaruratan bedah yang paling sering
ditemukan dan bisa terjadi pada usia berapapun. Insidennya 120/100.000 pertahun
(walaupun jumlahnya bisa kurang). Pasien bedah appendisitis yang terbanyak
adalah rentang usia 17 tahun - 64 tahun yaitu sebesar 82,18% dengan kejadian
yang paling banyak terjadi adalah appendisitis akut tanpa penyulit (simple
appedisitis) 54,46%. Rasio insiden appendisitis antara lakilaki dan perempuan 1:1
(Siswono, 2006).
Insiden appendisitis yang terjadi lebih tinggi pada negara maju daripada
negara berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun
secara bermakna yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi menjadi 52 tiap 100.000
populasi (Injulfkua, 2009).
Sekitar 200.000 appendiktomi dilakukan tiap tahun di amerika serikat,
angka mortalitas bervariasi kurang dari 0,1% dalam kasus tak berkomplikasi
sampai 5% dalam kasus dengan perforasi. Gambaran terakhir lima kali lebih
besar tepat 25 tahun yang lalu, sehingga dibuat kemajuan besar dalam
mengurangi resiko yang berhubungan dengan appendisitis berkomplikasi.
Kecenderungan yang memuaskan ini telah mengakibatkan perbaikan
dalam semua segi perawatan prabedah, bedah dan pasca bedah. Faktor resiko
dominan yang mantap saat ini menunjukkan bahwa perbedaan jelas antara
mortalitas 0,1% dan morbiditas 5% menyertai masingmasing appendisitis tak
berkomplikasi. tantangan jelas dalam penatalaksanaan pasien appendisitis akut
adalah dalam membuang appendik secara dini dalam perjalanan penyakit
(Anonim, 2009).
Mengingat besarnya resiko kesehatan yang dialami penderita appendisitis,
pemerintah negara-negara beresiko tinggi banyak populasi appendisitis dianjurkan
menyusun strategi penanggulangan appendisitis.
Mengurangi beban kerja dalam mengontrol appendisitis
memerlukanperencanaan intensif untuk mengatasi penyakit pada penderita dan
mencegah timbulnya penyakit pada yang belum terkena. Cara yang efektif adalah
meningkatkan kesehatan penduduk misalnya lewat penyuluhan pola makan yang
berserat, dorongan untuk berolah raga diharapkan dapat membangkitkan
kesadaran masyarakat akan bahaya, pengenalan, pengelolaan dan pencegahan
penyakit appendisitis (Anonim, 2009).
Appendisitis merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai di rumah
sakit. Di Indonesia,angka yang menderita appendisitis dan appendektomi sangat
besar sekali dibandingkan penyakit lainnya. Maka itulah penulis ingin membahas
tentang asuhan keperawatan pada pasien appendisitis.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan kami dalam
membandingkan antara teori dan praktik dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien dengan appendisitis serta untuk mengetahui
informasi-informasi mengenai penyakit appendisitis lebih dalam.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian appendisitis
b. Mengetahui jenis-jenis appendisitis
c. Mengetahui penyebab dari appendisitis
d. Mengetahui tanda dan gejala penyakit appendisitis
e. Mengetahui bagaimana patofisiologi dari appendisitis
f. Mengetahui komplikasi dari appendisitis
g. Mengetahui pencegahan dari appendisitis
h. Mengetahui penatalaksanaan medis dari appendisitis
i. Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien
dengan appendisitis yang meliputi Pengkajian, Diagnosa,Intervensi,
Implementasi dan Evaluasi

C. METODE PENULISAN
Didalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode
kepustakaan yaitu dengan mempelajari dari berbagai buku dan internet sebagai
referensi dengan asuhan keperawatan pada pasien appendisitis .

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 3 BAB, untuk memudahkan proses membaca dan
memahaminya,kelompok menyusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan
sistematikia penulisan.
Bab II : Landasan teori, yang memuat Konsep dasar medik ( pengertian,anatomi dan
fisiologi, etiologi, faktor resiko, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan diagnostik ) dan Konsep
dasar keperawatan ( pengkajian, diagnosea, intervensi, implementasi dan
evaluasi ).
Bab III : Penutup, yang memuat kesimpulan, saran dan daftar pustaka.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

I. KONSEP DASAR MEDIK

A. PENGERTIAN
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah.
Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol
dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar
kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian
usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa
mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007)




Gambar Usus Buntu dilihat dengan Laparoskopi



B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior
ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada
pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara
klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis
yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.
Panjang apendiks rata-rata 6 9 cm. Lebar 0,3 0,7 cm. Isi 0,1 cc,
cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin.
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir itu secara
normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.
Hambatan aliran lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada
patogenesis appendicitis. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
GALT (Gut Associated Lymfoid Tissue) yang terdapat disepanjang saluran
cerna termasuk appendiks, immunoglobulin itu sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan appendiks tidak
mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jaringan limfa dibagian ini kecil
sekali di bandingkan jumlah di saluran cerna dan seluruh tubuh.

C. ETIOLOGI
Apendisitis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi
atau penyumbatan akibat :
1. Hiperplasia dari folikel limfoid
2. Adanya fekalit dalam lumen appendiks
3. Tumor appendiks
4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis
5. Erosi mukosa appendiks karena parasit seperti E. Histilitica.
Menurut penelitian, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan
makanan rendah serat akan mengakibatkan konstipasi yang dapat
menimbulkan apendisitis. Hal tersebut akan meningkatkan tekanan intra sekal,
sehingga timbul sumbatan fungsional appendiks dan meningkatkan
pertumbuhan kuman flora pada kolon.
Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini.
Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada
lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang
keras ( fekalit), hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda
asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering
menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia
jaringan limfoid. (Irga, 2007)

D. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terkena appendisitis :
1. Umur: Apendisitis dapat terjadi pada semua umur tapi lebih sering terjadi
antara usia 11 dan 25 tahun.
2. Jenis kelamin : sering terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan dengan rasio 3 : 2.
3. Diet: Orang yang diet rendah serat dan kaya karbohidrat olahan memiliki
peningkatan risiko terkena usus buntu.
4. Herediter : Memiliki riwayat keluarga usus buntu dapat meningkatkan
resiko keturunannya untuk terkena penyakit ini.
5. Infeksi: Infeksi saluran pencernaan seperti Amebiasis, bakteri
Gastroenteritis, Mumps, coxsackievirus B dan adenovirus dapat
mempengaruhi individu untuk terkena Apendisitis.

E. PATOFISIOLOGI
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks.
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa appendiks
mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak,
namun elasitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulaserasi mukosa.
Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri
epigastrium.
Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri
akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan
mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan
bawah yang disebut apendisitis supuratif akut.
Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding
appendiks yang diikuti ganggren. Stadium ini disebut apendisitis ganggrenosa.
Bila dinding appendiks rapuh maka akan terjadi prefesional disebut
appendikssitis perforasi.
Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak ke arah appendiks hingga muncul infiltrat appendikkularis.
Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih
panjang, dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan
tubuh yang masih kurang memudahkan untuk terjadi perforasi, sedangkan
pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.

Etiologi
Obstruksi lumen (fekalit, tumor, dan lain-lain)


Mukus yang di produksi mukosa akan mengalami bendungan


Peningkatan tekanan intra lumen / dinding appendiks


Aliran darah berkurang


Edema dan ulseri mukosa appendisitis akut fokal


Terputusnya aliran darah nyeri epigastrium


Obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri menembus dinding


Peradangan peritonium appendisitis supuratif akut


Aliran arteri terganggu nyeri didaerah kanan bawah


Infark dinding appendiks


Ganggren appendisitis ganggrenosa


Dinding appendiks rapuh


Infiltrat Perforasi


Infiltrat appendikularis appendisitis perforasi


F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dari penyakit appendisitis adalah :
Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
Mual, muntah
Anoreksia, malaise
Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
Spasme otot
Konstipasi, diare
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari :
Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa
secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu
timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri
berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini,
penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri
bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8 Celsius.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian
perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di
daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri
dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa
menyebabkan syok.

G. KLASIFIKASI
Klasifikasi appendisitis terbagi atas dua, yaitu :
1. Appendisitis akut, dibagi atas :
a. Appendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan
timbul striktur lokal.
b. Appendisitis purulenta difusi, yaitu yang sudah bertumpuk nanah.
2. Appendisitis kronis, dibagi atas :
a. Appendicitis fokalis atau parsial, yaitu setelah sembuh akan timbul
striktur local.
b. Appendisitis kronis obliteritiva, yaitu appendiks miring yang
biasanya ditemukan pada usia tua.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada klien appendisitis adalah :
Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang
menjadi peritonitis atau abses apendiks
Tromboflebitis supuratif
Abses subfrenikus
Obstruksi intestinal

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada klien appendisitis :
1. Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai
75%
2. WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya perforasi
(jumlah sel darah merah)
3. Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
4. Foto abdomen : Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus
terlokalisir
5. Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang
secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah.

J. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan
b. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan
c. Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
d. Apendiktomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko
perforasi. (Brunner & Suddart, 1997)
Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal
dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan
metode terbaru yang sangat efektif. Konsep Asuhan Keperawatan Sebelum
operasi dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis,
disamping itu juga klien perlu diberikan pengetahuan tentang peristiwa
yang akan dialami setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik
(pernafasan dalam, gerakan kaki dan duduk) untuk digunakan dalam
periode post operatif. Hal ini penting oleh karena banyak klien merasa
cemas atau khawatir bila akan dioperasi dan juga terhadap penerimaan
anastesi.


II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian menurut Wong (2003), Dongoes (1999), Catzel (1995),
Betz (2002), antara lain :
1. Wawancara
Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat khususnya mengenai :
- Keluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium
menjalar ke perut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah
mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di
epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu.Sifat keluhan nyeri
dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu
yang lama. Keluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual
dan muntah, panas.
- Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah.
kesehatan klien sekarang ditanyakan kepada orang tua.
- Diet, Kebiasaan makan makanan rendah serat.
- Kebiasaan eliminasi.

2. Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik keadaan umum klien tampak sakit
ringan/sedang/berat.
- Sirkulasi : Takikardia.
- Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.
- Aktivitas/istirahat : Malaise.
- Eliminasi : Konstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang.
- Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau
tidak ada bising usus.
- Nyeri/kenyamanan, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus,
yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney,
meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri
pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi
duduk tegak.
- Demam lebih dari 38 C.
- Data psikologis klien nampak gelisah.
- Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.
- Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita
merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
- Berat badan sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi,
peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi
2. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah
3. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d inflamasi peritoneum dengan
cairan asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca operasi


C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx 1 : Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama,
perforasi, peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi

Intervensi :
Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Waspadai nyeri yang menjadi
hebat
Awasi dan catat tanda vital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya
pernapasan cepat dan dangkal
Kaji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising usus
Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik
Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drain, eriitema
Kolaborasi: pemberian antibiotic

Dx 2 : Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah

Intervensi :
Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeri
Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
Dorong untuk ambulasi dini
Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat untuk membantu
melepaskan otot yang tegang
Hindari tekanan area popliteal
Berikan antiemetik, analgetik sesuai program

Dx 3 : Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d inflamasi peritoneum
dengan cairan asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca operasi

Intervensi :
Awasi tekanan darah dan tanda vital
Kaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refill time
Monitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasi
Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus
Berikan perawatan mulut sering
Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai dan
lanjutkan dengan diet sesuai toleransi
Berikan cairan IV dan Elektrolit

D. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan appendisitis di
sesuaikan dengan intervensi yang telah di rencanakan.

E. EVALUASI
Evaluasi yang di hasilkan :
- Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen
- Tekanan darah dalam batas normal
- Nadi < 100x/menit dengan pola dan kedalaman normal
- tidak ada distensi
- Persepsi subyektif tentang nyeri menurun
- Tampak rileks
- Turgor kulit baik
- Haluaran urin adekuat








BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Apendisitis adalah radang pada organ apendiks (usus buntu) yang
disebabkan adanya bendungan pada lumennya (saluran) karena terjadi
pembesaran kelenjar limphoid pada sub mukosa apendiks. Hal ini dapat
dipicu oleh seringnya terjadi infeksi saluran napas atas atau diare yang
berulang
Apendisitis, penyakit ini merupakan penyakit bedah mayor yang
paling sering terjadi dan tindakan bedah segera mutlak diperlukan pada
apendisitis akut untuk menghindari komplikasi yang umumnya berbahaya
seperti peritonitis generalisata.
Gejala pertama yang umum ditemukan adalah perasaan sakit pada ulu
hati atau episgastrium disertai mual dan muntah. Dua puluh empat jam
kemudian, pasien akan merasakan demam yang dilanjutkan pada rasa sakit
perut kanan bawah yang menetap. Gejala ini akan berakhirpada rasa sakit di
daerah perut kanan bawah pasien jika yang bersangkutan menginjakkan kaki
kanan ke tanah atau melipat tungkainya. Gejala-gejala tersebut termasuk ciri
yang menandakan adanya kemungkinan pasien menderita apendisitis akut.
Untuk dapat menegakkan diagnosa apendisitis, dibutuhkan
pemeriksaan yang komplet; dilakukan anamnesa mengenai lama sakitnya dan
keluhan lainnya seperti gejala yang telah disebutkan di atas. Setelah itu, akan
dilakukan pemeriksaan fisik dan dilihat apakah ada nyeri tekan pada kanan
bawah atau ada nyeri ketok pada dinding perut.
Sebagai seorang perawat, asuhan keperawatan juga harus dilakukan
dengan mengkaji riwayat kesehatan pasien dahulu dan riwayat kesehatan
sekarang,agar dapat dilakukan intervensi, implementasi dan evaluasi dengan
tujuan yang tercapai.

B. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat tim kelompok berikan kepada seluruh
pembaca makalah ini adalah :
1. Perawat hendaknya dapat membuat rencana keperawatan yang matang sesuai
prioritas agar masalah pasien teratasi dan memberikan asuhan keperawatan
secara kompherensif yang meliputi bio,psiko,sosial,dan spiritual.
2. Masalah keperawatan yang belum tercapai hasilnya diharapkan agar di
lanjutkan, supaya hasil yang telah di tetapkan tercapai.
3. Perawat hendaknya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar dapat
memberikan pelayanan yang professional pada pasien.
4. Diharapkan kepada mahasiswa S1 keperawatan dalam melaksanakan
pengkajian dan asuhan keperawatan pada pasien, hendaknya dilakukan
dengan cara pendekatan serta hubungan saling percaya sehingga
mempermudah dalam mencapai tujuan yang diharapkan.












DAFTAR PUSTAKA

1. Price,Sylvia Anderson.(2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit edisi 6. Jakarta : Buku kedokteran EGC.

2. Zaenudinmz. (2010). Asuhan keperawatan pada klien dengan apendiks. From
http://www.scribd.com/doc/29588585/asuhan- keperawatan -dengan-
apendiks. 18 April 2011

3. Nursingbegincom. (2010). Kumpulan Askep-tips Kesehatan. From
http://nursingbegin.com/askep-apendisitis/. 18 April 2011

4. Banana prince. (2009). Asuhan Keperawatan Apendisitis. From
http://www.scribd.com/doc/20949965/Asuhan keperawatan apendisitis. 18
April 2011

Vous aimerez peut-être aussi

  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Document2 pages
    Kelompok 4
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Ontoh Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
    Ontoh Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
    Document19 pages
    Ontoh Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
    Edwardi Bin Mohd Daud
    100% (1)
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Document2 pages
    Kelompok 6
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 7
    Kelompok 7
    Document3 pages
    Kelompok 7
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Document2 pages
    Kelompok 5
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 9
    Kelompok 9
    Document3 pages
    Kelompok 9
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Bab IV Tumor Otak
    Bab IV Tumor Otak
    Document4 pages
    Bab IV Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tumor Otak
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tumor Otak
    Document13 pages
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Document4 pages
    Kelompok 3
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I Tumor Otak
    Bab I Tumor Otak
    Document4 pages
    Bab I Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I Tumor Otak
    Bab I Tumor Otak
    Document4 pages
    Bab I Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Tak PK 3
    Tak PK 3
    Document13 pages
    Tak PK 3
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Document4 pages
    Kelompok 1
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Bab II Tumor Otak
    Bab II Tumor Otak
    Document21 pages
    Bab II Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III PK
    BAB III PK
    Document7 pages
    BAB III PK
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • 1 Cover Tumor Otak
    1 Cover Tumor Otak
    Document1 page
    1 Cover Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Intervensi Tumor Otak
    Intervensi Tumor Otak
    Document10 pages
    Intervensi Tumor Otak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Cover
    Cover
    Document3 pages
    Cover
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Implement As I
    Implement As I
    Document5 pages
    Implement As I
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Inter Vens I
    Inter Vens I
    Document5 pages
    Inter Vens I
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • BAB I Bab II
    BAB I Bab II
    Document13 pages
    BAB I Bab II
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Tak PK 5
    Tak PK 5
    Document10 pages
    Tak PK 5
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Tak PK 4
    Tak PK 4
    Document12 pages
    Tak PK 4
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Manifestasi Klinis TUMOR OTAK
    Manifestasi Klinis TUMOR OTAK
    Document14 pages
    Manifestasi Klinis TUMOR OTAK
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Bab V
    Bab V
    Document2 pages
    Bab V
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Tak PK 1
    Tak PK 1
    Document13 pages
    Tak PK 1
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Tak PK 2
    Tak PK 2
    Document11 pages
    Tak PK 2
    Edwardi Bin Mohd Daud
    100% (1)
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis
    Document14 pages
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Pengelolaan Sampah Kelurahan Senggarang
    Pengelolaan Sampah Kelurahan Senggarang
    Document4 pages
    Pengelolaan Sampah Kelurahan Senggarang
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien Pneumotorak
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Pneumotorak
    Document29 pages
    Asuhan Keperawatan Pada Klien Pneumotorak
    Edwardi Bin Mohd Daud
    Pas encore d'évaluation