SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS Cu/SILIKA GEL DAN
APLIKASINYA PADA REAKSI HIDROKSILASI BENZENA MENJADI
FENOL Ari Setiani 4311411018 Abstrak Silica gel dipreparasi dari pasir silica dan digunakan sebagai penyangga untuk ion Cu menggunakan metode impregnasi. Katalis Cu/silica dapat digunakan untuk hidroksilasi langsung benzene menjadi fenol menggunakan H 2 O 2 sebagai oksidan. XRD dan adsorpsi N 2 menunjukkan bahwa proses impregnasi berhasil dilakukan, dan FTIR dan BET test digunakan untuk mengkarakterisasi katalis. Efek dari doping Cu, pelarut, temperature benzene:H 2 O 2 molar rasio juga telah dipelajari. Kata kunci : Silika gel, Cu/silica gel, hidroksilasi benzena 1. Latar belakang : Hidroksilasi benzena adalah salah satu reaksi terpenting dan menarik dalam industri fenol. Fenol merupakan produk perantara yang penting dalam produksi resin phenolic, nilon, resin polikarbonat serta digunakan sebagai antioksidan dan stabilisator. Reaksi hidroksilasi langsung dari benzena ke fenol telah menarik minat besar selama puluhan tahun (Leng dkk, 2008). Oksidan yang sering digunakan adalah H 2 O 2 karena H 2 O 2 diketahui bersifat stabil, memiliki kandungan oksigen aktif lebih tinggi, serta ramah lingkungan, sehingga sangat sesuai digunakan sebagai oksidan dalam penelitian hidroksilasi benzena (Widiarti, 2011). Selain itu, beberapa katalis heterogen juga telah digunakan dan dikembangkan untuk reaksi hidroksilasi benzene dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan katalis heterogen untuk reaksi satu tahap hidroksilasi benzene menjadi fenol diantaranya CuO berpendukung MCM-41 menghasilkan konversi 21 % dan selektivitas terhadap fenol 94 %, dengan waktu reaksi 70 menit pada 60C (Parida, 2007), Cu terpilar Al (Pan dkk, 2008) dengan konversi fenol 55% serta selektivitas terhadap fenol 80%. Sebelumnya Bengoa dkk, (1998) telah menggunakan TS-1 untuk mengkatalisis reaksi hidroksilasi benzene dengan H 2 O 2 . Dari penelitian tersebut diketahui bahwa TS-1 mempunyai selektivitas terhadap fenol 74% dan waktu reaksi 4 jam. Sedangkan Gao dan Xu, (2006) melaporkan bahwa reaksi hidroksilasi benzene yang menggunakan katalis TS-1 menghasilkan produk hingga 97 %. Dalam penelitian tersebut, TS-1 merupakan katalis yang paling baik dalam reaksi hidroksilasi benzene secara langsung (Widiarti, 2011). Namun, metode preparasi TS-1 yang sulit dan mahal membuat TS-1 kurang diinginkan untuk reaksi hidroksilasi dari benzene. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan penggunaan katalis bependukung silica yang analog dengan sifat TS-1 yang berbahan dasar silika. Sebelumnya Iwamoto dkk (1983) telah menggunakan V 2 O 5 /SiO 2 untuk mengkatalis reaksi hidroksilasi benzene dengan N 2 O dan O 2 yang menghasilkan konversi 10% dan selektivita terhadap fenol 70% pada suhu 823 K. Badiei dkk (2009) menggunakan VOx/LUS-1 nanoporous silica untuk oksidasi langsung benzene menjadi fenol dengan H 2 O 2 dan berbagai macam pelarut (methanol, aseton, asam asetat, dan asetonitryl) menghasilkan konversi dan selektivitas terhadap fenol masing-masing adalah 13,5% dan 74,8% ; 10,5% dan 76,2% ; 4,8% dan 66,7% ; serta 5,6% dan 69,7%. Dari penelitian tersebut, menunjukkan bahwa silica (SiO 2 ) dapat digunakan sebagai katalis untuk reaksi hidroksilasi benzene. Selain itu, bahan baku yang murah dan preparasi yang terbilang mudah menjadikan silica lebih menarik untuk dikembangkan dan dipelajari aktivitasnya. Dari beberapa penelitian yang telah dilaporkan, tembaga, baik sebagai ion logam maupun sebagai oksida logam, mempunyai peran sebagai sisi aktif pada reaksi katalitik hidroksilasi fenol, maupun benzena (Widiarti, 2011). Beberapa katalis Cu yang telah dilaporkan meliputi CuO berpendukung MCM-41 menghasilkan konversi 21 % dan selektivitas terhadap fenol 94 %, dengan waktu reaksi 70 menit pada 60C (Parida, 2007), Cu terpilar Al (Pan dkk, 2008) dengan konversi fenol 55% serta selektivitas terhadap fenol 80%, Cu/Al 2 O 3 dengan yield fenol sebanyak 0,9 % (Konzaki. dkk, 2001), CuAPO-5 dengan yield fenol 0,7 % (Chou, dkk, 2001), dan CuOAl 2 O 3 dengan yield fenol 0,9% (Miyahara dkk, 2001). Berdasarkan sifat Cu dan oksida CuO yang telah dijelaskan pada penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan dipelajari aktivitas katalis silica gel yang dimodifikasi dengan CuO, dengan silika yang diperoleh dari pasir silica reaksi hidroksilasi benzena. 2. Metode Penelitian : 2.1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain botol ampul, gelas beker 250 mL, Coldplate magnetic stirrer, tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, batang pengaduk, oven, neraca analitis, termometer, reaktor autoklaf stainless steel, dan instrumen X-Ray Diffraction Phillips Expert, FTIR Shimadzu 8400S, Quantachrome Instruments untuk adsorpsi N 2 ,reaktor batch, labu bulat 50 mL, kondensor refluks, kromatografi gas Agilent 6890 Seriesdan BET test. Bahan-bahan yang diperlukan untuk penenlitian adalah g digunakan adalah yang berderajat pro analis yaitu: CH 3 OCH, CH 3 CH 2 OH, Cu(NO 3 ) 2 .3H 2 , HCl, HNO 3 , H 2 SO 4 , Na 2 CO 3 ,gas N 2 , piridin (Merck, 99,5%), asetonitril (Merck, 99,5%), benzena (Merck, 99,7%), fenol (Merck, >99%), hidrogen peroksida (H 2 O 2 , Merck, 30%), dan tembaga nitrat trihidrat (Merk) etilen glikol danaquades. Sampel yang digunakan adalah pasir kuarsa.
2.2 Prosedur Kerja 2.2.1 Pemurnian Pasir Silika Pemurnian pasir silika
disiapkan berdasarkan prosedur Lubis (2009).Sebanyak 25 g pasir kuarsa yang telah diayak dengan ayakan 100 mesh dicampur dengan 25 mL HCl pekat. Campuran direfluks pada suhu 120 o C selama 2 jam. Campuran didinginkan sambil ditambahkan aquades. Setelah disaring endapan dicuci dengan aquades sampai bebas asam (filtrat pH = 7) kemudian dikeringkan di dalam oven. 2.2.2 Pembentukan Na 2 SiO 3
Silika, SiO 2 yang diperoleh dari hasil refluks pasir kuarsa dimasukkan ke dalam krusibel lid dan ditambahkan natrium hidroksida dengan perbandingan mol 1 : 2. Campuran tersebut digerus dan diaduk sampai homogen, kemudian dilebur di dalam tanur pada suhu 800
o C selama 3 jam. Campuran kemudian didinginkan dan dikarakterisasi dengan XRD (Lubis, 2009). 2.2.3 Pembentukan Silika Gel Natrium silikat, Na 2 SiO 3 dari hasil peleburan ditambahkan aquades sampai padatan terendam dan dibiarkan semalaman. Campuran disaring dan residu dibilas dengan aquades. Hasil cucian dicampurkan ke dalam filtrat. Ke dalam filtrat ditambahkan H 2 SO 4 6 N setetes demi setetes sampai mencapai pH = 6. Larutan kemudian didiamkan selama 12 jam. Gel yang terbentuk disaring dan dibilas dengan aquades hangat sampai diperoleh gel yang tidak berwarna. Gel dipanaskan dalam oven pada suhu 110 o C dan setelah dingin digerus dengan mortar dan diayak dengan ayakan berukuran 100 mesh. Silika gel dikarakterisasi dengan spektroskopi FT-IR. 2.2.4 Preparasi Cu/Silika Gel Katalis Cu/Silika Gel disiapkan berdasarkan prosedur (Lubis, 2008) dengan metode impregnasi. Larutan tembaga 0,03 M dibuat dengan melarutkan 3,605 gram Cu(NO 3 ) 2 .3H 2 O dalam labu ukur 500 mL. Kemudian ditambahkan NH 4 OH sampai pH mencapai 12 sehingga didapatkan kompleks Cu(NH 3 ) 4 2+ . Diambil 100 mL larutan tersebut dan ditambahkan pada 5 gram silika gel. pH diatur kembali sampai 12 dengan menambahkan NH 4 OH. Campuran diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam dan dibiarkan kontak dengan larutan selama 60 jam. Campuran disaring, residu yang diperoleh dikeringkan pada suhu 110 C selama 2 jam. Katalis Cu/Silica Gel yang diperoleh dikalsinasi selama 3 jam pada suhu 300 o C kemudian pada suhu 450 o C selama 4 jam. 2.2.5 Karakterisasi Katalis Katalis Cu/Silika gel dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR untuk mengetahui spektrum Inframerah. Analisis dilakukan dengan metode pellet KBr dan spektrum diukur pada bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Sedangkan luas permukaan silica gel dianalisis dengan metode BET. Untuk analisis struktur padatan dari Cu/Silika gel dilakukan dengan difraksi sinar X untuk identifikasi fase kristal dan kekristalan katalis dengan radiasi Cu K ( = 1.5405) pada 40 kV dan 30 mA, 2 = 550o dengan kecepatan scan 0,04 o/detik. Adsorpsi nitrogen digunakan untuk analisis struktur pori. Sampel sebanyak 0,2 gram diberi perlakuan dengan gas nitrogen dengan laju aliran 30 cm3/menit pada suhu 300 o C selama 1 jam dan didinginkan untuk adsorpsi dan desorpsi nitrogen pada suhu 77 o C. 2.2.6 Uji Aktivitas Katalis Uji aktivitas katalitik dilaksanakn berdasarkan prosedur Widiarti (2011) yang dimodifikasi dengan Badiei (2009). Uji aktivitas katalitik dilakukan pada semua sampel katalis hasil sintesis melalui reaksi hidroksilasi benzena dengan H 2 O 2 sebagai oksidan menggunakan metode batch. Uji aktivitas katalitik dilakukan pada katalis 2%Cu/Silika Gel dengan tiga macam pelarut yaitu metanol, asetonotril dan asam asetat untuk mengetahui pengaruh pelarut. Eksperimen hidroksilasi benzena ini dilakukan dalam reaktor gelas berupa labu bulat 50 mL yang dihubungkan dengan kondensor refluks dan pengaduk magnet. Dalam setiap eksperimen 1 g benzena dilarutkan dengan 5 g pelarut dalam labu bulat, diikuti dengan penambahan 0,1 g katalis. Campuran kemudian diaduk sebentar dan ditambahkan 2 ml H 2 O 2 (30 % ), diaduk. Setelah itu campuran direfluks selama 23 jam. Analisa hasil reaksi dilakukan dengan teknik kromatografi gas (KG). 3. Hasil dan pembahasan Pembuatan silica gel dilakukan berdasrakan reaksi : SiO 2 + 2 NaOH Na 2 SiO 3 + H 2 O (1) H 2 SiO 3 SiO 2 . x H 2 O (2) Silika gel yang diperoleh dianalisis dengan uji BET dan spektroskopi IR. Hasil uji BET menunjukkan bahwa silika gel yang diperoleh mempunyai luas permukaan spesifik 260,04 m 2 /gram dan jari-jari ukuran pori rata-rata adalah 1,086 nm. Silika gel yang diperoleh mempunyai luas permukaan yang tergolong tinggi karena luas permukaannya berada diantara 200 500 m 2 /gram. Berdasarkan ukuran pori-pori maka silika gel yang diperoleh digolongkan sebagai mesopori karena ukuran porinya berada diantara 1,0 3,0 nm. Hasil analisis spektroskopi FT-IR dapat dilihat pada spektrum FT-IR silika gel pada Gambar 2. Puncak-puncak pada spektrum IR silika yang diperoleh pada penelitian dibandingkan dengan puncak-puncak pada spektrum silika gel standar. Gambar 2 menunjukkan munculnya puncak pada bilangan gelombang 3460 cm -1 yang disebabkan oleh gugus OH yang terdapat pada silika gel. Puncak pada bilangan gelombang 1099 964 cm - 1 disebabkan oleh SiO dan pada bilangan gelombang 466 cm -1 dan 617 cm -1 disebabkan oleh gugus OSiO. Hasil XRD pada sudut yang lebih besar yaitu 10-60 o sebuah bukit(punggung) terlihat pada 15-30 o untuk semua material.
Gambar 1. Spektrum FTIR Silika Gel
Gambar 2. XRD dari material Cu/Si dengan berbagai konsentrasi
Reaksi hidroksilasi dilakukan pada temperature 30-70 O C, hal ini dilakukan karena selektivitas fenol akan meningkat berangsur-angsur dari 30-70 O C. Pada temperature rendah, selektivitas fenol rendah berhubungan dengan fakta bahwa fenol lebih reaktif daripada benzene dan menghasilkan produk samping. Selektifitas terhadap fenol dari Cu/silica gel pada reaksi hidroksilasi benzene menurun seiring kenaikan penambahan Cu pada silica gel. Dan sebaliknya, nilai konversi benzene naik. 4. Simpulan Katalis Cu/silica gel dapat digunakan untuk reaksi hidroksilasi benzene menjadi fenol dengan oksidan H 2 O 2 dan pelarut asetonitril merupakan pelarut yang baik dalam hidroksilasi. Kenaikan temperature reaksi akan memberikan selektifitas fenol yang besar, namun terlalu tinggi temperature menyebabkan konversi benzene menurun.
Daftar Pustaka Badiei, Alireza., Javad Gholami, Alireza Abbasi, Ghodsi Mohammadi Ziarani. 2009. Synthesis And Characterization Of Vox/LUS-1 Nanoporous Silica And Application For Direct Oxidation Of Benzene To Phenol. Int.J. ChemTech Res.2009,1(3) Bengoa, J.F., Gallegos, N. G., Marchetti, S. G., Alvarez, A. M., Cagnoli, M. V., Yeramian, A. A., (1998), Influence of Structural Properties and Operation Conditions on Benzena Catalytic Oxidation with H 2 O 2 , Microporous and Mesoporous Materials, Vol. 24, hal. 163-172. Chou, Berryinne., Tsai, Jai-Long,. Cheng, Soofin., 2001. Cu-substituted Molecular Sieves as Liquid Phase Oxidation Catalysts, Microporous and Mesoporous Materials, 48, 309-317. Gao, X., Xu, J., (2006), A new application of clay-supported vanadium oxide Catalyst to Selective Hydroxylation of Benzena To Phenol, Applied Clay Science, Vol. 33, hal. 1-6. Iwamoto, Masakaru, Jun-lchlro Hlrata, Kazuto Matsukaml, and Shulchl Kagawa. 1983. Catalytic Oxidation by Oxide Radical Ions. 1. One-Step Hydroxylation of Benzene to Phenol over Group 5 and 6 Oxldes Supported on Silica Gel. The Journal of Physical Chemistry, Vol. 87, No. 6, 1983. Leng, Yan, Hanqing Ge, Changjiang Zhou, Jun Wang. 2008. Direct Hydroxylation Of Benzene With Hydrogen Peroxide Over PyridineHeteropoly Compounds. Chemical Engineering Journal 145 (2008) 335339 Lubis, Surya. 2009. Preparasi Katalis Cu/Silika Gel dari Kristobalit Alam Sabang serta Uji Aktivitasnya pada Reaksi Dehidrogenasi Etanol. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7, No. 1, hal. 29-35, 2009. Miyahara, T., Kanzaki, H., Hamada, R., Kuroiwa, S., Nishiyama, S., Tsuruya, S., (2001), Liquid-phase Oxidation of Benzena to Phenol by CuO-Al 2 O 3
Catalysts Prepared by Co-precipitation Methode, Journal of Molecular Catalysis A : Chemical, Vol. 176, hal. 141-150. Pan, Jingxue, Chao Wang, Shipeng Guo, Jinhua Li, Zhengyu Yang. 2008. Cu Supported Over Al-Pillared Interlayer Clays Catalysts For Direct Hydroxylation Of Benzene To Phenol. Catalysis Communications 9 (2008) 176181. Parida, K. M., Rath, D., (2007), Structural Properties and Catalytic Oxidation of Benzene to Phenol over CuO-Impregnated Mesoporous Silika, Applied Catalysis A: General, Vol. 321, hal. 101-108. Tang, Huili, Yu Ren, Bin Yue , Shirun Yan, Heyong He, (2006), Cu incorporated mesoporous materials: Synthesis, characterization and catalytic activity in phenol hydroxylation. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 260 (2006) 121127 Widiarti, Nuni., Ediati, Ratna., Fansuri, Hamzah,. Prasetyoko, Didik., 2011. Preparation, Characterization and catalytic activity of CuO/TS-1 on benzene hydroxylation, Makara, Sains, 15, 135-147
Fenol Merupakan Salah Satu Senyawa Organik Yang Bersifat Karsinogenik Dan Merusak Kesehatan Manusia Berupa Kerusakan Hati Dan Ginjal Hingga Kematian Meskipun Dalam Konsentrasi Yang Rendah