Vous êtes sur la page 1sur 11

BAB II

PEMBAHASAN
A.MASYARAKAT
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut sociaty, asal katanya socius yang berarti
kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu syirkartinya bergaul.
Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan
disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan unsur-unsur kekuatan lain dalam
lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai
ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertaa
melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui
pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh
superioritas, merasakan sebagai sesuatu yang lebih tinggi nilainya daripada jumlah bagian-
bagiannya. Sesuatu yang kokoh-kuat, suatu perwujudan pribadi bukan di dalam, melainkan
di luar, bahkan di atas kita.
Kekuatan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperi adanya ungkapan-ungkapan jiwa
rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dan sebagainya. Dalam hal ini individu
berada di bawah pengaruh suatu kesatuan sosial. Jiwa masyarakat merupakan potensial yang
berasal dari unsur-unsur masyarakat, meliputi pranata, status, dan peranan sosial. Pranata
sebagai wahana berinteraksi menurut pola resmi, merupakan sistem normal khusus manusia.
Status atau kedudukan sosial dapat netral, tinggi, menengah, atau rendah. Peranan sosial
adalah tindakan atau tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu,
bersifat khas, tertentu dalam berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukan lain.
a.Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
1. Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan
sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau
kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu
daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedang
menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri
sebagai berikut :
a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat
istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang
ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang
saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih
dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan
asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam
berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri
yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan
bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang
menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi
kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa
menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini
secara menyeluruh.
Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan
desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah
wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan
social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih
modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.
Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai
kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep :Membangun desa, menumbuhkan
kota. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan,tetapi belum
dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera
dijawab.
2.Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi Talcot
Parsons menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)
yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
1. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman
persamaan.
2. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)
3. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
4. e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
b. Masyarakat Perkotaan
1. Pengertian Kota
Menurut i.Wirth, Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Max Weber, Kota
menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya dipasar lokal. Sednagkan Dwigth Sanderson mengungkapan Kota ialah tempat
yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar
yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
2.Ciri-ciri masyarakat Perkotaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena
memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung
pada orang lain (Individualisme).
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-
batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota.
5. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat
mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
6. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
c. Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-
bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada
pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan,
pada hakekatnya bersifat gradual.Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat
diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada
tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai
sakral
Kolektivisme
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep
pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada
rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai
sekular
Individualisme

d. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai
berikut ini :
a. Beranggotakan minimal dua orang.
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu
melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-
perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud atau tujuan tertentu.
Oleh karena adanya sifat memengaruhi satu sama lain, tindakan ini menyebabkan hubungan
sosial. Jika hubungan sosial ini berlangsung timbal balik maka akan menciptakan interaksi
sosial.
e. interaksi masyarakat
Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan
respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Proses interaksi
sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :
a. Adanya dua orang pelaku atau lebih
b. Adanya hubungan timbale balik antar pelaku
c. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung.
d. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
Proses interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat sebagai
berikut:
a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat
langsung, seperti dengan sentuhan, percakapn, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan
reaksi.
b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang
dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan
atau tindakan tertentu.
2. INDIVIDU, KEPRIBADIAN, dan UNSUR MANUSIA
2.1 individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa
mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan
pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif
kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi
masyarakat (Hartomo, 2004: 64).

2.2 kepribadian
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada
topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum
kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah
lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu
definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun
pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai baik atau buruk karena bersifat netral.

2.3 unsur-unsur manusia
Manusia sebagai mikrokosmos mempunyai 4 unsur pembentuk manusia yang masing-
masing memiliki energi: unsur air, tanah, api dan udara.

B. KELUARGA
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat.
Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi
terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya
mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap merupakan bagian dari
masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan
melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka ke arah pendewasaan. Keluarga
sebagai organisasi, mempunyai perbedaan dari organisasi-organisasi lainnya, yang terjadi
hanya sebagai proses. Salah satu perbedaan yang cukup penting terlihat dari bentuk hubungan
anggota-anggotanya yang lebih bersifat gemeinschaft dan merupakan ciri-ciri kelompok
primer, yang antara lain :
1. Mempunyai hubungan yang lebih intim.
2. Kooperatif.
3. Face to face.
4. Masing-masing anggota memperlakukan anggota lainnya sebagai tujuan bukannya
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu
hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan
keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Dalam bentuk dan tipe keluarga apapun, terdapat ciri-
ciri keluarga secara umum maupun khusus, yaitu :
1. Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan;
b. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara;
c. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan;
d. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak;
e. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.
2. Ciri-ciri Khusus
Organisasi keluarga dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi lainnya, di samping
memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri
khusu sebagai berikut :
a. Kebersamaan : Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal di antara
bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya, dapat diterima di semua masyarakat, juga terdapat
pada tingkatan manusia yang paling rendah sekalipun. Hampir setiap keadaan manusia
mempunyai keanggotaan dari beberapa keluarga.
b. Dasar-dasar emosional : Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan
yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan
akan maternal, dan perhatian orang tua.
c. Pengaruh perkembangan : Ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang paling
awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi, termasuk manusia, dan pengaruh
perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya.
Khususnya membentuk karakter individu lewat pengaruh kebiasaan-kebiasaan organis
maupun mental.
d. Ukuran yang terbatas : Keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya,
dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya.
Keluarga merupakan skala yang paling kecil dari semua organisasi formal yang merupakan
struktur sosial, dan khususnya dalam masyarakat beradab, dimana keluarga secara utuh
terpisah dari kelompok kekerabatan.
e. Posisi inti dalam struktur sosial : Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial
lainnya. Di dalam masyarakat yang masih sederhana, maupun masyarakat yang lebih maju,
yang mempunyai tipe masyarakat patriarkal, struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari
satuan-satuan keluarga.
C.UNSUR KEBUDAYAAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN
kebudayaan atau disingkat budaya, menurut Koentjaraningrat merupakan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi,
Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana
Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada
semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :
1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian
6. Sistem Religi
7. Kesenian
Wujud kebudayaan menurut J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000)
membedakan adanya tiga gejala kebudayaan : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3)
artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud
kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

D. NEGARA
1.pengertian
Negara adalah suatu organisasi dr sekelompok atau beberapa kelompok manusia yg
bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yg
mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
2.fungsi negara bagi keluarga
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan itu
menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan sebaliknya,
fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu. Minimal, setiap negara harus melaksanakan
fungsi:
penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya
konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator;
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.
Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah: keamanan ekstern, ketertiban
intern, keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M. MacIver berpendapat
bahwa fungsi negara adalah: ketertiban, perlindungan, pemeliharaan dan perkembangan.

Vous aimerez peut-être aussi