Di susun oleh Kelompok 1 : 1. Edi ali samjaya (11.033) 2. Irma yanti hidayah (11.060) 3. Irwinsyah azizul hakim (11.061) 4. Meilina eka purnama (11.073) 5. Muhammad Alfan (11.076) 6. Muhammad faris yusuf (11.077) 7. Nur azizah (11.084) 8. Renita Kumara Dewi (11.090) 9. Riska ajeng fitria (11.092) 10. Wiwin nursaidah (11.017) 11. Zillva fairiza hudha (11.125)
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DINAS KESEHATAN AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG Jalan Brigjend Katamso (0334) 882262, Fax. (0334) 882262 Lumajang 67312 KASUS 1 Mr. R, 22 tahun dibawa ke IGD RS. Pasti Sembuh setelah mengalami KLL dan tertusuk ranting pohon pada dada kanannya. Oleh warga sekitar yang menolong, ranting pohon yang menancap di cabut. Klien seketika merasa sesak yang hebat pada dada kanannya. Pada area luka terdengar bunyi menghisap. Setelah dilakukan tindakan emergency, pada area luka terpasang WSD dan kemudian dipindahkan ke instalansi rawat inap bedah flamboyan. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan setelah klien berada di ruangan didapatkan, suhu 38 O C, Sesak +, RR : 32x/menit, Nadi : 94x/menit, TD : 130/90 mmHg. Hasil foto rontgen ada gambaran difus radio lusen, paru kanan kolaps, tanpa disertai mediastinal shift.
1. Pengkajian Keperawatan 1. Identitas Pasien
Inisial : Tn. R Jenis kelamin : laki laki Umur : 22 tahun
2. Keluhan Klien mengatakan nyeri pada dada kanannya dan sesak secara tiba tiba.
3. Riwayat penyakit sekarang Tn R mengalami post kecelakaan lalu lintas dan tertusuk benda tajam dan benda yang menancap lalu dicabut oleh warga dan luka dibiarkan terbuka, klien merasa nyeri dan sesak yang hebat pada dada sebelah kanan, pada area luka terdengar bunyi menghisap, karena kondisi semakin parah, pasien dibawa ke Rumah Sakit PASTI SEMBUH, untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Setelah dilakukan tindakan emergency kemudian pasien dipindahkan ke Ruang Inap bedah Flamboyan.
4. Pengkajian Keperawatan a. Breath Inspeksi : Perubahan pergerakan dinding dada, perubahan pola pernafasan, tampak terpasang WSD Palpasi : Krepitasi pada daerah luka Perkusi : Hiperresonan pada area luka Auskultasi : Terdengar bunyi menghisap pada luka. Gambaran Radiologi : Difus radio lusen, paru kanan kolaps, tanpa disertai mediastinal shift b. Blood Hipoksia
c. Brain Perubahan suhu tubuh,suhu pasien 38 0 C
d. Bone and Integumen Kelemahan pada saat aktivitas Kerusakan integritas kulit karena luka tusukan
2. Analisa Data NO DATA ETIOLOGI PROBLEM 1. DS : Klien mengatakan sesak yang hebat pada dada kanannya. DO : 1. Sesak (+) 2. Terdengar bunyi menghisap yang khas pada area luka (sucking chest wound). Penurunan pengembangan paru
Gangguan pola napas 3. TTV : RR : 32x/menit N : 94 x/menit TD : 130/90 mmHg S : 38 0 C 4. Terpasang WSD 5. Gambaran foto radiologi : Ada gambaran difus radio lusen, paru kanan kolaps, tanpa disertai mediastinal shift 2. DS : Klien mengatakan nyeri pada dada kananya karena tertusuk ranting,seketika nyeri bertambah saat ranting dicabut DO : 1. Terdapat luka (open pneumotoraks) di dada sebelah kanan 2. Wajah klien menyeringai 3. skala nyeri 7 TTV : RR : 32x/menit N : 94 x/menit TD : 130/90 mmHg S : 38 0 C Trauma jaringan Nyeri 3. DS : Klien mengatakan oleh warga sekitar yang menolong, ranting pohon yang menancap di dada kanannya dicabut dan lukanya dibiarkan terbuka DO : 1.Area luka mengalami inflamasi,hiperemi 2. Terjadi perdarahan pada Port de entry mikro organisme patogen Resiko Infeksi area tusukan TTV : RR : 32x/menit N : 94 x/menit TD : 130/90 mmHg S : 38 0 C
3. Masalah keperawatan 1. Gangguan Pola nafas 2. Nyeri 3. Resiko infeksi 4. Intoleransi aktivitas 5. Ansietas 6. Defisit pengetahuan
4. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Pola nafas b.d penurunan pengembangan paru 2. Nyeri b.d trauma jaringan 3. Resiko infeksi b.d port de entry m.o patogen
5. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan Pola nafas b.d penurunan pengembangan paru
Tujuan : Pola pernapasan efektive.
Kriteria hasil : Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektive. Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru. Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi : 1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dnegan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Obsservasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebgai akibat stress fifiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru- paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6. Perhatikan alat bullow drainase berfungsi baik, cek setiap 1 2 jam : a. Periksa pengontrol penghisap untuk jumlah hisapan yang benar.
R/ Mempertahankan tekanan negatif intrapleural sesuai yang diberikan, yang meningkatkan ekspansi paru optimum/drainase cairan.
b. Periksa batas cairan pada botol penghisap, pertahankan pada batas yang ditentukan.
R/ Air penampung/botol bertindak sebagai pelindung yang mencegah udara atmosfir masuk ke area pleural.
c. Observasi gelembung udara botol penempung.
R/ gelembung udara selama ekspirasi menunjukkan lubang angin dari penumotoraks/kerja yang diharapka. Gelembung biasanya menurun seiring dnegan ekspansi paru dimana area pleural menurun. Tak adanya gelembung dapat menunjukkan ekpansi paru lengkap/normal atau slang buntu.
d. Posisikan sistem drainage slang untuk fungsi optimal, yakinkan slang tidak terlipat, atau menggantung di bawah saluran masuknya ke tempat drainage. Alirkan akumulasi dranase bela perlu.
R/ Posisi tak tepat, terlipat atau pengumpulan bekuan/cairan pada selang mengubah tekanan negative yang diinginkan.
e. Catat karakter/jumlah drainage selang dada.
R/ Berguna untuk mengevaluasi perbaikan kondisi/terjasinya perdarahan yang memerlukan upaya intervensi . 7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : 1) Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi. Pemberian antibiotika. Pemberian analgetika. Fisioterapi dada. Konsul photo toraks.
R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
2) Nyeri b.d trauma jaringan
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria hasil : Nyeri berkurang/ dapat diadaptasi. Dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan/ menurunkan nyeri. Pasien tidak gelisah. Intervensi : 1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif.
R/ Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri . 2. Ajarkan Relaksasi : Tehnik-tehnik untuk menurunkan ketegangan otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatkan relaksasi masase.
R/ Akan melancarkan peredaran darah, sehingga kebutuhan O2 oleh jaringan akan terpenuhi, sehingga akan mengurangi nyerinya.
3. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
R/ Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan.
4. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman ; misal waktu tidur, belakangnya dipasang bantal kecil.
R/ Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.
5. Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri, dan menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung.
R/ Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya. Dan dapat membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
R/ Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang.
7. Observasi tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. Serta setiap 1 - 2 jam setelah tindakan perawatan selama 1 - 2 hari.
R/ Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.
3) Resiko infeksi b.d port de entry m.o patogen
Tujuan : infeksi tidak terjadi / terkontrol.
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. luka bersih tidak lembab dan tidak kotor. Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi : 1. Pantau tanda-tanda vital.
R/ mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat.