Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan status sosial
ekonomi yang semakin meningkat, masalah kesehatan juga semakin meningkat di masyarakat yang disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan terutama tentang pola hidup yang sehat sehingga berbagai macam masalah mulai timbul dari saluran pernapasan, sistem sirkulasi dan system pencernaan. Penyakit dari saluran pencernaan yang salah satunya adalah apendiksitis. Apendiksitis atau inflamasi pada usus buntu adalah merupakan suatu peradangan pada daerah umbai cacing di saluran pencernaan. Dampak yang terjadi akibat dari apendiksitis adalah muncul berbagai macam gejala yang dapat membuat penderita tidak merasa nyaman, yaitu: gejalagejala yang mengganggu akti!itas kehidupan seharihari seperti nyeri dengan tibatiba didaerah abdomen dan ulu hati, bila dibiarkan terus menerus apendiksitis dapat terjadi obstruksi lumen usus. "ika Apendiksitis tidak dilakukan penanganan segera akan terjadinya infeksi berat, bisa menyebabkan pecahnya lumen usus sehingga memerlukan penanganan yang khusus yaitu #aparatomi. Apendiksitis merupakan kasus ga$at bedah abdomen yang paling sering terjadi. %ejadian paling tinggi ditemukan pada usia dekade kedua dan ketiga, apendiksitis didapatkan &,'&,( kali lebih sering pada lakilaki dari & pada $anita. Penyebab apendiksitis yaitu berupa fekalit, cacing ascariasis, dan hiperplasia jaringan limfe. Pre!alensi di Inggris, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Douglas et al., terdapat ')* pasien yang terkena suspek apendiksitis setelah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Dan untuk mengatasi apendiksitis tersebut telah dilakukan apendiktomi dengan angka kegagalan sekitar + , &&-, dan .+- berhasil untuk mengatasi apendiksitis. Dan penelitian lain yang dilakukan oleh /ielke et al, sekitar *))) pasien mengatakan bah$a sekitar (- ultrasonografi mendeteksi apendiksitis 0Sari 1irya 2etty, *))+3. * II Tujuan A Tujuan Umum 4embantu mahasis$a dalam memahami materi dari pengertian sampai pada asuhan kepera$atan yang holistik dan komprehensif. 5Tujuan Khusus ' &4ahasis$a memahami dan dapat menjelaskan mengeni pengertian dari apendiksitis. *4ahasis$a memahami dan dapat menjelaskan penatalaksanaan maupun pencegahan penyakit apendiksitis. '4ahasis$a dapat memberikan asuhan kepera$atan pada pasien dengan apendiksitis dengan benar. III Tinjauan Pustaka A Defenisi Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kirakira &) cm 06 inci3, melekat pada sekum tepat diba$ah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur kedalam sekum. %arena 6 pengosongan tidak efektif, dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi 0apendiksitis3 0Smelt7er, *))&3. Apendiksitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks !ermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi apendiks sebenarnya. 2amun demikian, organ ini sering sekali menimbulkan masalah kesehatan 0Sjamsuhidajat, 8., "ong, 1.D, *))93. 5Etiologi :erjadinya apendiksitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. 2amun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. ;bstruksi pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras 0 fekalit3, hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. 2amun yang paling sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid 04ansjoer et al. *)))3. <Patofisisologi Apendiksitis umumnya di sebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Akibat dari adanya penyumbatan atau obstruksi, mengakibatkan mucus yang di produksi mengalami bendungan. Adanya bendungan ini lama kelamaan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen yang akan menghambat aliran limfe sehingga menyebabkan 9 edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendiksitis akut fokal yang di tandai oleh nyeri epigastrium. Apabila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan intralalumen akan terus meningkat dan akan menyebabkan terjadinya obstruksi !ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan ba$ah. %eadaan ini di sebut dengan apendiksitis supuratif akut 0=enderson &++*3. "ika sampai menyebabkan aliran arteri terganggu maka akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendiksitis gangrenosa. Apendiksitis perforasi akan terjadi bila dinding yang telah rapuh itu pecah. 5ila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu masalah local yang di sebut infiltrat apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. Pada anakanak, karena ometum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. %eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orangtua perforasi lebih mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah 04ansjoer et al.*)))3. ( PATHWAYS Post operasi Apeniktomi!#aparatomi Infeksi akibat bakteri, !irus, jamur, feses yang membatu, pola hidup, benda asing 4ukus terbendung #uka insisi :ekanan intralumen > :indakan pera$atan nonaseptik Aliran limfe terhambat edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa, obstruksi !ena 8isiko Infeksi ? ;bs. usus Infeksi Abses sekunder Apendiksitis akut fokal 5akteri flora usus meningkat Perforasi Pel!is =ati Diafragma Peritonitis %onstipasi 8angsang saraf reseptor . @angguan eliminasi 5A5 A leukosit > 2yeri 8esti kekurangan !olume cairan Dehidrasi =ipertermi + D "anifestasi Klinik Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : 4ual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian ba$ah. 2yeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian ba$ah. "ika tertekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai '?,.'.,.B <elsius. Pada bayi dan anakanak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan $anita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. 5ila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok. #$ Pemeriksaan Diagnostik Adapun pemeriksaaan yang biasa dilakukan untuk menegakkan diagnostik dari apendiksitis ialah &Pemeriksaan #aboratorium C Pemeriksaan darah : akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada kasus dengan komplikasi. Pada appendicular infiltrat, #DD akan meningkat. C Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis. &) *Abdominal E8ay Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis. Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anakanak. 'FS@ 5ila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan FS@, terutama pada $anita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan FS@ dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya. 65arium Dnema Gaitu suatu pemeriksaan E8ay dengan memasukkan barium ke colon melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasikomplikasi dari appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding. 9#aporoscopi Gaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam abdomen, appendiH dapat di!isualisasikan secara langsung.:ehnik ini dilakukan di ba$ah pengaruh anestesi umum. 5ila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendiH maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan apendiks. (<:Scan Dapat menunjukkan tandatanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses. && %$ Penatalaksanaan "eis Pasien yang telah terdiagnosa apendiksitis, dapt ditangani dengan: &Pembedahan a Appendiktomi b #aparatomi yaitu dengan melakukan insisi di abdomen dan mencari appediks yang kembali meradang, dan dilalukan pengangkatan apendiks kemudian abdomen ditutup. #aparatomi dilakukan dengan menggunakan alat lapariscop. *Penatalaksanaan farmakologi a Antibiotic iC Sefalosporin generasi III: sefotaksim dan sefriakson iiC Sefalosporin generasi II: sefpirom iiiC 4etronida7ol i!C Aminoglikosida 0gentamisin3 !C Penisilin 0ampisilin3 !iC %arbapenem 0meropenem3 bAnalgetik 0ketorolak trometamin, metami7ol 2a, dan tramadol =<l3 c :erapi cairan infuse sesuai ad!is dokter &* dAntiulser e Antiemetika H$ Proses Kepera&atan &Pengkajian data kepera$atan a. 8i$ayat biodata klien 2ama, umur, jenis kelamin, status perka$inan, agama, sukuJbangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register. b. Identitas penanggung ja$ab c. 8i$ayat kesehatan sekarang. %eluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan ba$ah. :imbul keluhan 2yeri perut kanan ba$ah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa $aktu lalu. Sifat keluhan 2yeri dirasakan terusmenerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam $aktu yang lama. %eluhan yang menyertai 5iasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas. d. 8i$ayat kesehatan masa lalu e. Pemeriksaan fisik: i. %eadaan umum ii. Sirkulasi : %lien mungkin takikardia. iii. 8espirasi : :akipnoe, pernapasan dangkal. &' i!. Akti!itasJistirahat : 4alaise. !. Dliminasi: %onstipasi pada a$itan a$al, diare kadangkadang. Distensi abdomen, nyeri tekanJnyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus. !i. 2yeriJkenyamanan: 2yeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik 4c. 5urney, meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. 2yeri pada kuadran kanan ba$ah karena posisi ekstensi kaki kananJposisi duduk tegak. !ii. %eamanan : Demam, biasanya rendah. !iii. Data psikologis: %lien nampak gelisah. Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang. &6 &9 Analisis data '($ DATA P)(BLE" ET*(L(%* D*A%'(SA KEPE)AWATA' &. Subjektif 0S3: %lien mengatakan nyeri hebat di bagian perut kanan ba$ah %lien berteriak sakit sakitK ;bjektif 0;3: %lian tampak memegang bagian yang sakit. 1ajah kalien mengkerut Skala nyeri ? dari rentang nyeri 0)&)3 %len tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena nyeri. @angguan rasa nyaman: nyeri abdomen kanan ba$ah Distensi jaringan interstitial @angguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan distensi jaringan interstitial di tandai oleh skala nyeri ?, $ajah mengkerut, memegang daerah yang sakit. &( *. Subjektif 0S3: %lien mengatakan tidak suka makan %lien mengatakan mual dan muntah. ;bjektif 0;3: %lien tidak menghabiskan makanan yang di berikan %lien 2ampak lemas karena tidak suka makan. @angguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Penurunan intake makanan @angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan di tandai dengan klien tidak menghabiskan makanan yang di berikan,, nampak lemas karena tidak suka makan. '. Subjektif 0S3: %lien mengatakan tidak bisa melakukan akti!itas karena nyeri %lien mengatakan lemah dan tidak bisa melakukan akti!itas pera$atan diri sendiri. ;bjektif 0;3: %lien nampak meringis kesakitan karena nyeri. Defisit pera$atan diri %elemahan yang dirasakan Defisit pera$atan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan di tandai dengan klien nampak lemah, kegiatan seharihari di bantu untuk sementara $aktu, meringis kesakitan. &? %egiatan seharihari seperti mandi, ganti baju dan makan di bantu oleh keluarga %ien nampak lemah 6 . Subjektif: %lien mengatakan badanya panas. %lien mengatakan nyeri di perut kanan ba$ah. ;bjektif: Suhu tubuh L'? ) < 2adi cepat Adanya distensi abdomen Adanya luka post operasi. 8esiko infeksi Post apendiktomi. 8esiko infeksi berhubungan dengan post apendiktomiJ &. *Inter!ensi kepera$atan 'o $ Diagnosa Kepera&atan an Tujuan *nter+ensi )asional &. @angguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan distensi jaringan interstitial di tandai oleh skala nyeri ?, $ajah mengkerut, memegang daerah yang sakit. :ujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera$atan, selama &H*6 jam rasa nyeri klien dapat teratasi %riteria hasil: Skala nyeri ) %lien nampak rileks 1ajah klien tidak mengkerut &%aji tingkat nyeri, lokasi nyeri dan karakteristik nyeri. *Anjurkan dan latih pernapasan dalam '%olaborasi untuk pemberian analgeti &Fntuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.. *Pernapasan yang dalam dapat menghirup ;* secara adekuat sehingga otototot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. 'Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri 0apabila sudah mengetahui gejala pasti3. &+ *. @angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan di tandai dengan klien tidak menghabiskan makanan yang di berikan,, nampak lemas karena tidak suka makan. :ujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera$atan selam * H *6 jam kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi. %riteria hasil: %lien tidak mual, muntah %lien menghabiskan makanan yang di berikan &%aji sejauh mana tingkat ketidakadekuatan nutrisi klien *Perkirakan J hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal%olaborasi pemberian obat antipiretik ':imbang berat badan sesuai indikasi 65eri makan sedikit tapi sering 9Anjurkan kebersihan oral sebelum makan (:a$arkan minum saat makan bila toleran. ?%onsul tetang kesukaanJ ketidaksukaan pasien yang menyebabkan distres. &4enganalisa penyebab melaksanakan inter!ensi. *4engidentifikasi kekuranganJkebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan.. '4enga$asi keefektifan secara diet. 6:idak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan. 94ulut yang bersih meningkatkan nafsu makan (Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas. ?4elibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan. '. Defisit pera$atan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan di tandai dengan klien nampak lemah, &4emnadikan klien setiap hari sampai klien mampu melaksanakan sendiri serta mencuci rambut dan potong &Agar badan menjadi segar, melancarkan peredaran darah, dan menjaga kesehatan. *) kegiatan seharihari di bantu untuk sementara $aktu, meringis kesakitan. :ujuan: Setelah dilakukan tindakan kepera$atan selam ' H *6 jam klien mampu mera$at diri sendiri. %riteria hasil: %lien dapat melakukan akti!itas dengan sendiri. kuku. *@anti pakaian yang kotor dengan yang bersih '5erikan =D pada klien dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan diri. 65erikan pujian pada klien tentang kebersihannya. 95imbing keluarga J istri klien memandikan (5ersihkan dan atur posisi serta tempat tidur klien. *Fntuk melindungi klien dari kuman dan meningkatkan rasa nyaman 'Agar klien dan keluarga dapat termoti!asi untuk menjaga personal hygiene. 6Agar klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam kebersihan 9Agar keterampilan dapat diterapkan (%lien merasa nyaman dengan tenun yang bersih serta mencegah terjadinya infeksi. 6. 8esiko infeksi berhubungan dengan post apendiktomi. :ujuan: Stelah di berikan tindakan kepera$atan selama 'H*6 jam tidak terjadi infksi. %riteria hasil: %lien tidak menunjukkan tandatanda terjadinya infeksi &8a$at luka post operasi dengan prinsip steril. *<uci tangan sebelum melakukan tindakan. '5erikan pendidikan kesehtan kpada klien untuk tetap menjaga kebersihan diri. &Fntuk menghindari pertumbuha bakteri dan kuman pada luka. *4embantu mencegah terjadinya infeksi. '4emberikan kesempatan kepada klien untuk terlibat dalam proses pera$atan luka. *& ** Daftar Pustaka 5lack, "oyce 4. &++?. 4edical Surgical 2ursing fifth edition : clinical managemen for continuity of care. Philadelfia : 15. Saunders company. <arpenito, #ynda "uall. *))&. Buku saku Diagnosa Keperawatan. "akarta : D@<. Doengoes, 4arilynn D, "acobs, Dster 4atasarrin. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. *))). "akarta : Penerbit 5uku %edokteran D@<. Smelt7er <. Su7anne, 5runner M Suddarth, 5uku Ajar %epera$atan 4edikal 5edah, "akarta, D@<, *))*. *'