Vous êtes sur la page 1sur 8

Gejala Oklusi Arteri Sentralis Retina

Umumnya pasien akan mengeluhkan penurunan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba,
tanpa disertai rasa nyeri dan menetap pada salah satu mata. Pada 90% penderita, kemampuan visus
menurun hingga menghitung jari, persepsi cahaya, bahkan kebutaan.
Keluhan nyeri pada pesien lebih mengarahkan pada proses iskemik okular yang sedang
berlangsung. al ini umumnya disebabkan oleh gangguan sirkuasi pada arteri karotis dan bukan
disebabkan suatu oklusi arteri retina.
Pada beberapa pasien dapat dijumpai amaurosis !uga", merupakan proses penurunan
penglihatan secara transien yang dapat terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit, namun
dapat pula bertahan hingga # jam. Umumnya penglihatan dapat kembali seperti sebelumnya setelah
serangan amaurosis !uga" berakhir.
$onokular amaurosis !uga" dapat pula terjadi akibat hipotensi ortostatik, spasme pembuluh
darah, aritmia, migren retina, anemia, arteritis dan koagulopati. ilangnya penglihatan jarang
mencapai total dan dapat merupakan gejala a%al dari obstruksi dini arteri sentral. &maurosis !uga"
merupakan tanda yang paling sering dijumpai pada insu!isiensi arteri karotis atau terdapatnya emboli
pada arteri o!talmika retina.
Pada ameurosis !uga" umumnya tidak dijumpai kelainan !undus karena pendeknya serangan.
Kadang-kadang terlihat adanya pla'ue putih atau cerah atau suatu embolus di dalam arteriol.
Penting untuk menanyakan ri%ayat penyakit penderita yang dapat menjadi predisposisi
pembentukan trombus, seperti atrial !ibrilasi, endokarditis, penyakit-penyakit atherosklerosis,
keadaan koagulopati ataupun hiperkogulasi. (egitu pula dengan ri%ayat pengobatan.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada penderita yang diduga mengami )*&+ meliputi,
Penilaian visus, umumnya menurun hingga menghintung jari, lambaian tangan ataupun tanpa
persepsi cahaya.
Pemeriksaan reaksi pupil, menjadi lambat atau menghilang dan dapat anisokor.
Permeriksaan de!ek pada pembuluh retina dengan !unduskopi, dapat memberikan gambaran,
- -eluruh retina menjadi pucat akibat edema dan gangguan nutrisi.
- .ambaran cherry-red spot pada makula lutea. al ini muncul setelah terjadi in!ark pada
lapisan retina yang menyebabkan terjadi edema. &kibatnya lapisan retina akan tampak
pucat kecuali pada daerah makula yang tetap ber%arna merah karena lapisannya yang
tipis.
- /anda (o"car dapat terlihat pada arteri maupun vena, dimana hal ini menunjukkan
adanya obstruksi yang berat.
- 0mboli dapat terlihat pada #0% kasus.
1+phthalmology at a .lance2
3akukan pemeriksaan kardiovaskular untuk mendengar adanya murmur jantung ataupun bruit
karotis.
Pemeriksaan menyeluruh untuk menilai kelemahan otot, demam, nyeri tekan pada temporal
ataupun adanya arteri yang teraba, jaw claudication, untuk menyingkirkan adanya arteritis
temporal.
Gejala Oklusi Vena Sentralis Retina
Pasien mengeluhkan kehilangan penglihatan parsial atau seluruhnya mendadak. Penurunan tajam
penglihatan sentral ataupun peri!er mendadak dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi
cahaya. /idak terdapat rasa sakit. 4an hanya mengenai satu mata.
Pasien harus menjalani pemeriksaan mata lengkap, termasuk ketajaman penglihatan, re!le" pupil,
pemeriksaan slit lamp segmen anterior dan posterior mata, dan pemriksaan !unduskopi.
Ketajaman penglihatan merupakan salah satu indicator penting pada prognosis penglihatan akhir
sehingga usahakan untuk selalu mendapatkan ketajaman penglihatan terkoreksi yang terbaik.
*e!le" pupil bisa normal dan mungkin ada dengan re!le" pupil a!eren relative. 5ika iris memiliki
pembuluh darah abnormal maka pupil dapat tidak bereaksi.
Konjungtiva, kongesti pembuluh darah konjungtiva dan siliar terdapat pada !ase lanjut
6ris dapat normal. Pada !ase lanjut dapat terjadi neovaskularisasi.
Pada pemeriksaan !unduskopi terlihat vena berkelok-kelok, edema macula dan retina, dan
perdarahan berupa titik terutama bila terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.
Perdarahan retina dapat terjadi pada keempat kuadran retina. Perdarahan bisa super!isial, dot dan
blot, dan atau dalam.
Cotton wool spot umumnya ditemukan pada iskemik )*7+. (iasanya terkonsentrasi di sekitar
kutub posterior. Cotton wool spot dapat menghilang dalam #-8 bulan.
9eovaskularisasi disk 19742, mengindikasikan iskemia berat dari retina dan bisa mengarah pada
perdarahan preretinal:vitreus.
Perdarahan dapat terjadi di tempat lain 1970, 9eovasculari;ation o! else%here2
Perdarahan preretinal:vitreus
0dema macula dengan tanpa eksudat.
Cystoid macular edema
Lamellar or full thickness macular hole
Optic atrophy
Perubahan pigmen pada makula
/idak ada pemeriksaan laboratorium yang rutin didindikasikan untuk diagnosis )*7+. Pada
pasien tua, pemeriksaan laboratorium diarahkan pada identi!ikasi masalah sistemik vascular. Pada
pasien muda, pemeriksaan laboratoriumnya tergantung pada temuan tiap pasien, termasuk di
antaranya, hitung darah lengkap 1complet blood cell count2, tes toleransi glukosa, pro!il lipid,
elektro!oresis protein serum, tes hematologi, serologis si!ilis.
.ambar <. +klusi vena sentral retina.
.ambar =. +klusi cabang vena retina.
)*7+ dibagi dua berdasarkan jenis respon pada angiogra!i !luoresein,
>. /ipe non iskemik 1$ild2
4icirikan oleh ketajaman penglihatan yang masih baik, de!ek pupil a!eren ringan, dan perubahan
lapangan pandang yang ringan. Pada pemeriksaan !unduskopi ditemukan adanya dilatasi ringan
dan cabang vena retina sentral yang berkelok-kelok, serta dot-and-flame hemorrhages pada
seluruh kuadran retina. 0dema macula dengan penurunan ketajaman penglihatan dan
pembengkakan optic disk dapat ada atau tidak.
.ambar 8. )*7+ non iskemik
#. /ipe iskemik
(iasanya dihubungkan dengan penglihatan yang buruk, de!ek pupil a!eren, dan skotoma sentral.
/erlihat dilatasi vena, perdarahan pada empat kuadran yang lebih luas, edema retina, dan ditemukan
cotton wool spot. 7isual prognosis pada tipe ini jelek, dengan rata-rata hanya kurang dari >0%
)*7+ tipe iskemik memiliki ketajaman penglihatan akhir lebih baik dari #0:800.
Gejala Ablasio Retina
4iagnosis ablasio retina ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan o!talmologi dan
pemeriksaan penunjang, sebagai berikut ,
1. Anamnesis
.ejala yang sering dikeluhkan pasien, adalah,
- Floaters 1terlihat benda melayang-layang2, yang terjadi karena adanya kekeruhan di
vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri.
- Fotopsia/ light flashes 1kilatan cahaya2 tanpa adanya cahaya di sekitarnya, yang
umumnya terjadi se%aktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau dalam
keadaan gelap.
- Penurunan tajam penglihatan. Pasien mengeluh penglihatannya sebagian seperti
tertutup tirai yang semakin lama semakin luas. Pada keadaan yang telah lanjut dapat
terjadi penurunan tajam penglihatan yang lebih berat.
2. Pemeriksaan oftalmologi
- Pemeriksaan isus, dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula
lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang menghambat
sinar masuk. /ajam penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea ikut terangkat.
- Pemeriksaan lapangan pan!ang, akan terjadi lapangan pandang seperti tertutup tabir
dan dapat terlihat skotoma relati! sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada lapangan
pandang akan terlihat pijaran api seperti halilintar kecil dan !otopsia.
Pemeriksaan fun!uskopi, yaitu salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis ablasio retina
dengan menggunakan binokuler indirek o!talmoskopi. Pada pemeriksaan ini ablasio retina
dikenali dengan hilangnya re!leks !undus dan pengangkatan retina. *etina tampak keabu-
abuan yang menutupi gambaran vaskuler koroid. 5ika terdapat akumulasi cairan bermakna
pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak. -uatu
robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid diba%ahnya.
$ungkin didapatkan debris terkait pada vitreus yang terdiri dari darah dan pigmen atau ruang
retina dapat ditemukan mengambang bebas.
Gejala "o#oplamosis Okular
.ejala subyekti! berupa,
a. Penurunan tajam penglihatan
? 3esi retinitis atau retinokoroiditis di daerah sentral retina yang disebut makula atau daerah antara
makula dan 9. optikus yang disebut papilomuskular:bundle.
? /erkenanya nervus optikus.
? Kekeruhan vitreus yang tebal.
? 0dema retina
b. (iasa tidak ditemukan rasa sakit, kecuali bila sudah timbul gejala lain yang menyertai yaitu
iridosiklitis atau uveitis anterior yang juga disertai rasa silau. Pada keadaan ini ,mata menjadi merah.
c. @AloatersB atau melihat bayangan-bayangan yang bergerak-gerak oleh adanya sel-sel dalam korpus
vitreus.
d. Aotopsia, melihat kilatan-kilatan cahaya yang menunjukkan adanya tarikan-tarikan terhadap retina
oleh vitreus.
.ejala obyekti! berupa,
a. $ata tampak tenang.
b. Pada pemeriksaan o!talmoskop tampak gambaran sebagai berikut ,
? *etinitis atau retinikoroiditis yang nekrotik.
? 3esi berupa !okus putih kekuningan yang soliter atau multipel, yang terletak terutama di polus
posterior, tetapi dapat juga di bagian peri!er retina.
? Papilitis atau edema papil.
? Kelainan vitreus atau vitritis. Pada vitritis yang ringan akan tampak sel-sel. -ering sekali vitritis
begitu berat, sehingga visualisasi !undus okuli terganggu.
? Uveitis anterior atau iridosiklitis, dan skleritis .ejala ini dapat mengikuti kelainan pada segmen
posterior mata yang mengalami serangan berulang yang berat
1<2
.
.ambaran /o"oplasmosis +kular pada Aunduskopi. 1-umber,
http,::%%%.clinicavalle.com:galeria-alteraciones-oculares:retina:images:to"oplasmosis-ocular.jpg2
Korioretinitis merupakan gejala klinis yang paling sering ditemukan dan dapat pula merupakan
gejala satu-satunya. $akula merupakan daerah yang paling sering terkena dan lesi biasanya
ditemukan bilateral. 3esi akti! pada mulanya ber%arna kekuningan dengan batas tidak jelas tertutup
eksudat.
=
3esi dapat pula multipel atau unilateral, atau lesi mengenai makula pada satu mata dn mengenai
bagian peri!er retina pada mata lain
=
. Pecahnya kista pada tepi berpigmen dari jaringan parut retina
menyebabkan lepasnya organisme kemudian membentuk lesi satelit kecil di sekitar lesi primer.
.angguan visus dapat berupa skotoma sampai buta total tergantung luasnya lesi. 4apat pula
bermani!estasi sebagai miopia atau strabismus. *eaktivasi korioretinitis dapat terjadi setiap %aktu
=
.
Keterlibatan okular dalam kasus kongenital adalah selalu bilateral dan tidak mudah dibedakan
1dalam !ase akti!2 dengan to"oplasmosis okular didapat. 6n!eksi okular yang ganas sering
menimbulkan nistagmus, katarak,membran pupilar, organisasi vitreus, dan mikro!thalmus.
Untuk mendapatkan diagnosis pasti dapat digunakan beberapa cara sebagai berikut ,
a. Pemeriksaan langsung tropo;oit atau kista
b. 6solasi parasit
c. (iopsi kelenjar
d. Pemeriksaan serologi
e. Pemeriksaan radiologis
#. Pemeriksaan -erologis
>,<,=
a. Uji pe%arnaan -abin C Aeldman adalah sensitive dan spesi!ik.
Uji ini terutama mengukur antibody 6g.. asilnya harus dinyatakan dalam Unit 6nternasional 1U6 :
m32, hal ini didasarkan pada rujukan standar internasional serum dari +rganisasi Kesehatan
-edunia 1D+2. /idak dipakai lagi karena pelaksanaannya sulit.
b. Uji antibody !luoresens 6g. 16g. C 6A&2
Uji antibodi !luoresen 6g. mengukur antibodi yang sama seperti pada ujipe%arnaan, dan titernya
cenderung parallel. &nti body ini biasanya tampak >-# minggu sesudah in!eksi, mencapai titer tinggi
1E>,>0002 sesudah =-F minggu, dan kemudian menurun dalam %aktu berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun.
c. Uji aglutinasi 1 (io C $erieu", 3yon, Prancis 2
Uji aglutinasi tersedia di pasaran 0ropa 1misalnya, !ormalin, preserved %hole parasite digunakan
untuk mendeteksi 6g.2. Uji ini tepat, sederhana untuk dilakukan, dan tidak mahal.
d. Uji antibody !luoresens 6g$ 1 6g$ C 6A& 2
Uji antibodi !luoresens 6g$ berguna untuk diagnosis in!eksi /. gondii akut pada anak yang lebih tua
karena antibodi 6g$ tampak lebih a%al 1 sering pada < harisesudah in!eksi2 dan menghilang lebih
cepat dari pada antibody 6g.. (aik uji 6g. C 6A& maupun 6g$ C 6A& dapat menunjukan hasil positi!
C palsu yang disebabkan oleh !aktor rheumatoid.
e. Double sandwich enzyme linked immunosorbent assay 1036-& C 6g$2
036-&-6g$ lebih sensiti! dan spesi!ik dari pada uji 6g$ C 6A& untuk deteksi antibody 6g$
toksoplasma..
!. *eaksi rantai polymerase 1P)*2
*eaksi rantai polimerase digunakan untuk memperbesar 49& . gondii, yangkemudian dapat di
deteksi dengan menggunakan probe 49&. Pada pemeriksaan ini penderita korioretinitis akibat
toksoplasmosis biasanya terdapat titer 6g.yang rendah dan 6g$ yang negati!.
G. Pemeriksaan *adiologis
Kalsi!ikasi serebral merupakan salah satu tanda toksoplasmosis kongenital. .ambaran ini dapat
noduler atau linier. Pemeriksaan )/ scan akan lebih jelas menunjukkan tingkat beratnya kerusakan
terjadi.
=

Vous aimerez peut-être aussi