Vous êtes sur la page 1sur 10

Laporan Hasil Penelitian

Pengujian Boraks Pada Makanan di Lingkungan Universitas Jambi


Sebagai
Tugas Akhir Mata Kuliah Kimia Lingkungan








Disusun Oleh :
Aprizal (A1C112015)
Ayu Rizki Nanda (A1C11200)
Shintia Putri Amalia (A1C1120 )

Dosen Pembimbing

Dr.rer.nat. Rayandra Asyhar M.Si

PENDIDIKAN KIMIA REGELUR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013/2014
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan
fakta pada karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan.
Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga
memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami
memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan
karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan karya
tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.
Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan
boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan
lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan
bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang
lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan di lingkungan Universitas Jambi,
sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.




Jambi, Juli 2014


Penulis

DAFTAR ISI


Halaman Judul. i
Kata Pengantar.. ii
Daftar Isi. iii
Daftar Gambar... iv
Bab I Pendahuluan 5
1.1 Latar Belakang.... 5
1.2 Rumusan Masalah. 6
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Metode Penelitian. 6

Bab 2 Pembahasan

2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 Hasil dan Pembahasan

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka








DAFTAR GAMBAR
a) Sampel 1 c) Sampel 3
b) Sampel 2 d) Sampel 4
e) Sampel 5
f) Sampel 6

g) Sampel 7
h) Sampel 8


a) Sampel 9 j) Sampel 10





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak tersiar kabar berita di media TV mengenai penyalahgunaan fungsi
formalin dan boraks yang sebenarnya. Terutama untuk bahan makanan, seperti bakso, siomay,
tahu, kerupuk dan lain-lain. Hal ini sungguh memprihatinkan, begitu banyak manusia yang
tercemar oleh bahan pengawet boraks dan formalin yang sangat membahayakan ini. Akibat
ulah manusia yang tidak berprikemanusiaan. Demi mengejar keuntungan semata, mereka tega
melakukannya tanpa memperhitungkan kesehatan orang yang mengkonsumsinya.
Mengkonsumsi boraks dan formalin dalam makanan tidak secara langsung bias
berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ
hati, otak, dan alat kelamin. Boraks tidak diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap
melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air
seni dan feses, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu kerja
enzim-enzim dalam proses metabolisme tetapi juga bisa menganggu alat reproduksi pria. Dan
jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit
terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut
Maka dari itu, penulis tertarik untuk mencoba menguji jajan makanan disekitar
lingkungan Universitas Jambi. Apakah makanan tersebut sehat dan layak buat mahasiswa ?
Atau sebaliknya adanya kecurangan dari pedagang yang menambahkan zat kimia (boraks dan
formalin) yang seharusnya tidak ditambahkan ke dalam bahan makanan.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan kita dalam memilih jajanan
makanan yang beredar di sekitar lingkungan kita. Dari berbagai sampel bakso, dapat diduga
bahwa hasil penelitian yang didapatkan negative, itu artinya sampel tidak mengandung boraks.
Karena, sesuai dengan literatur yang didapatkan bahwa bahan makanan yan ditetesi air kunyit
akan berubah warnanya menjadi merah kecoklatan menunjukkan bahan makanan tersebut
mengandung boraks. Mengapa demikian ? karena kunyit mengandung kurkumin sedangkan
boraks bersifat basa. Bila boraks dicampur dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa baru
yaitu boro kurkumin yang memiliki warna merah kecoklatan. Lalu, kami juga menguji pada
snack makanan seperti kerupuk. Setelah diuji dengan pembakaran dari 3 sampel kerupuk,
ternyata diduga proses penggorengan kemungkinan ada pencampuran minyak dan plastic
sehingga pada saat proses pembakaran, 3 sampel kerupuk tadi terbakar seperti plastic yang
terbakar dan warnanya hitam terang.

1.2 Rumusan Masalah
a. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau
formalin pada pangan yang diproduksinya?
b. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
proses pembuatannya?
c. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau
formalin?
d. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?

1.3 Tujuan Penelitian
a) Dapat mengetahui pengertian boraks dan formalin.
b) Dapat mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan
formalin pada proses pembuatannya.
c) Dapat mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan.
d) Dapat meningkatkan kewaspadaan konsumen terhadap jajanan makanan instant.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah bersifat penelitian laboratorium, yang dilaksanakan di
Laboratoriumd Gedung FST.UP MIPA Universitas Jambi.
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap kegiatan yang digunakan, sebagai berikut :










BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut ;
a) Dari hasil pengujian, dapat dikatakan 100% jajanan makanan seperti bakso dan siomay
yang berada disekitar lingkungan Universitas Jambi tidak mengandung boraks. Karena
warna dari sampel makanan yang di uji dengan air kunyit tidak ada perubahan. Seperti
yang dijelaskan pada literature Bila boraks dicampur dengan kurkumin akan
menghasilkan senyawa baru yaitu boro kurkumin yang memiliki warna merah
kecoklatan
b) Untuk pengujian sampel kerupuk, Setelah diuji dengan pembakaran dari 3 sampel
kerupuk, ternyata diduga proses penggorengan kemungkinan ada pencampuran minyak
dan plastic sehingga pada saat proses pembakaran, 3 sampel kerupuk tadi terbakar
seperti plastic yang terbakar dan warnanya hitam terang.
c) Manfaat mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada
produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
d) Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2009,
ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
e) Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.




3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini, penulis ingin memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
a) Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
b) Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan
membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
c) Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila
sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
d) Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan
penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada
yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan
formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual
boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya










DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi