PENDIDIKAN KIMIA REGELUR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013/2014 KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan di lingkungan Universitas Jambi, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Jambi, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul. i Kata Pengantar.. ii Daftar Isi. iii Daftar Gambar... iv Bab I Pendahuluan 5 1.1 Latar Belakang.... 5 1.2 Rumusan Masalah. 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Metode Penelitian. 6
Bab 2 Pembahasan
2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Hasil dan Pembahasan
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR a) Sampel 1 c) Sampel 3 b) Sampel 2 d) Sampel 4 e) Sampel 5 f) Sampel 6
g) Sampel 7 h) Sampel 8
a) Sampel 9 j) Sampel 10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak tersiar kabar berita di media TV mengenai penyalahgunaan fungsi formalin dan boraks yang sebenarnya. Terutama untuk bahan makanan, seperti bakso, siomay, tahu, kerupuk dan lain-lain. Hal ini sungguh memprihatinkan, begitu banyak manusia yang tercemar oleh bahan pengawet boraks dan formalin yang sangat membahayakan ini. Akibat ulah manusia yang tidak berprikemanusiaan. Demi mengejar keuntungan semata, mereka tega melakukannya tanpa memperhitungkan kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Mengkonsumsi boraks dan formalin dalam makanan tidak secara langsung bias berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ hati, otak, dan alat kelamin. Boraks tidak diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air seni dan feses, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu kerja enzim-enzim dalam proses metabolisme tetapi juga bisa menganggu alat reproduksi pria. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut Maka dari itu, penulis tertarik untuk mencoba menguji jajan makanan disekitar lingkungan Universitas Jambi. Apakah makanan tersebut sehat dan layak buat mahasiswa ? Atau sebaliknya adanya kecurangan dari pedagang yang menambahkan zat kimia (boraks dan formalin) yang seharusnya tidak ditambahkan ke dalam bahan makanan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan kita dalam memilih jajanan makanan yang beredar di sekitar lingkungan kita. Dari berbagai sampel bakso, dapat diduga bahwa hasil penelitian yang didapatkan negative, itu artinya sampel tidak mengandung boraks. Karena, sesuai dengan literatur yang didapatkan bahwa bahan makanan yan ditetesi air kunyit akan berubah warnanya menjadi merah kecoklatan menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung boraks. Mengapa demikian ? karena kunyit mengandung kurkumin sedangkan boraks bersifat basa. Bila boraks dicampur dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa baru yaitu boro kurkumin yang memiliki warna merah kecoklatan. Lalu, kami juga menguji pada snack makanan seperti kerupuk. Setelah diuji dengan pembakaran dari 3 sampel kerupuk, ternyata diduga proses penggorengan kemungkinan ada pencampuran minyak dan plastic sehingga pada saat proses pembakaran, 3 sampel kerupuk tadi terbakar seperti plastic yang terbakar dan warnanya hitam terang.
1.2 Rumusan Masalah a. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya? b. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya? c. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin? d. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
1.3 Tujuan Penelitian a) Dapat mengetahui pengertian boraks dan formalin. b) Dapat mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya. c) Dapat mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. d) Dapat meningkatkan kewaspadaan konsumen terhadap jajanan makanan instant.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah bersifat penelitian laboratorium, yang dilaksanakan di Laboratoriumd Gedung FST.UP MIPA Universitas Jambi. Dalam penelitian ini ada beberapa tahap kegiatan yang digunakan, sebagai berikut :
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut ; a) Dari hasil pengujian, dapat dikatakan 100% jajanan makanan seperti bakso dan siomay yang berada disekitar lingkungan Universitas Jambi tidak mengandung boraks. Karena warna dari sampel makanan yang di uji dengan air kunyit tidak ada perubahan. Seperti yang dijelaskan pada literature Bila boraks dicampur dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa baru yaitu boro kurkumin yang memiliki warna merah kecoklatan b) Untuk pengujian sampel kerupuk, Setelah diuji dengan pembakaran dari 3 sampel kerupuk, ternyata diduga proses penggorengan kemungkinan ada pencampuran minyak dan plastic sehingga pada saat proses pembakaran, 3 sampel kerupuk tadi terbakar seperti plastic yang terbakar dan warnanya hitam terang. c) Manfaat mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti. d) Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2009, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin. e) Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini, penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut : a) Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya. b) Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin. c) Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks. d) Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya