Vous êtes sur la page 1sur 2

Autonomy (alasan)

1. Dalam kasus ini, pasien diberi kebebasan untuk memberikan suaranya. Walaupun
beberapa ahli keluarganya lebih menyarankan agar wanita tua itu melakukan
pembedahan lanjutan agar karsinoma didalam tubuhnya ditangani. Ahli
keluarganya sadar, walaupun operasi itu untuk kebaikan pasien, mereka juga tidak
bisa memaksakan kehendak kepada pasien. Sehingga disini pasien diberikan
kesempatan mengutarakan haknya untuk menentukan nasib sendiri. Dokter
beserta ahli keluarganya menghargai dan menghormati hak-hak pasien.
. Dokter menginter!ensi pasien dalam membuat keputusan. Disini pasien sendiri
diberikan kesempatan untuk mengutarakan keputusannya pada kondisi yang
genting karena pasien juga memiliki hak dan tanggungjawab atas dirinya sendiri
dalam membuat keputusan. "ampur tangan dokter dalam pasien membuat
keputusan adalah dengan memberikan penjelasan kepada pasien (lewat ahli
keluarganya ) mengenai pentingnya dan apa tujuan dari pembedahan. #amun
keputusan utama tetap diserahkan pada tangan pasien.
$. %erkait dengan inter!ensi dokter dalam menentukan nasib pasien, dokter dalam
kasus ini dapat dilihat hanya berterus terang mengenai tindakan medis selanjutnya
buktinya, sehabis melakukan biopsi dokter lalu menjelaskan kapadanya bahwa ia
harus dibedah. Dokter juga menjelaskan kepada pasien bahwa pembedahan
tersebut tidak merugikannya. #amun dokter tidak memberitahukan bahwa pasien
tersebut menderita kanker.
&. 'onteks dokter menghargai pasien dapat dilihat dari diberinya kebebasan kepada
pasien untuk mengutarakan hak dan tindakan medis apa yang akan diberikan
kepadanya. Dokter telah meyakinkannya untuk melakukan pembedahan, namun
pasien menolak. Walaupun pasien se(ara jelas menolak, dokter tidak juga
memaksa pasien.
). Dalam kasus ini tidak ditemukan konteks dokter menjaga rahasia pasien. *al ini
terjadi karena pasien sudah berumur +, tahun dan menjadi tanggungjawab dari
ahli keluarganya. Sehingga segala sesuatu keputusan juga ditentukan oleh
keluarganya.
-.
+. .n/ormed (onsent merupakan suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang
e/ekti/ antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang
akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Dalam kasus ini dokter
telah melakukan .n/ormed (onsent mengenai tindakan apa yang bakal dilakukan
terhadap pasien. Dokter meyakinkan pasien untuk melakukan pembedahan
sehingga terjadi komunikasi antara pasien dan dokter. *asilnya adalah pasien
menolak untuk dlakukan pembedahan.
0. Se(ara autonomy, pasien memiliki hak untuk mengambil keputusan sendiri.
%entunya keputusan itu tidak dibuat tanpa pemikiran yang matang dan rasionalis.
1asien yang masih dalam keadaan sadar (tidak mengalami gangguan jiwa) mampu
mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya dan mengetahui baik buruknya
bagi dirinya dan orang lain. Dalam kasus ini pasien sadar bahwa umur pasien
sudah +, tahun dan menurutnya tidak perlu dilakukan pembedahan lagi karena ia
sudah pasrah.
2. Dalam kasus ini dokter tidak menghalangi autonomy pasien dalam apa pun
keputusannya. Dokter hanya memberikan masukan-masukan yang dianggap
penting untuk si pasien. #amun si pasienlah yang memiliki hak penuh atas dirinya
sendiri.
1,. Disini terlihat sekali bahwa dokter tidak menghalangi ahli keluarganya untuk ikut
inter!ensi dalam membuat keputusan. *al ini di karenakan kondisi si pasien itu
sendiri yang sudah tua (berumur +, tahun) yang menjadi tanggungjawab ahli
keluarganya. "ontohnya 3 keluarga pasien dan dokter berusaha untuk meyakinkan
si pasien untuk melakukan pembedahan lanjutan.
11.
- Dalam keadaan non emergen(y, pasien dimintai keputusan untuk
melakukan pembedahan.
- Dokter tidak terburu-buru memberikan penjelasan kepada pasien.
- Doketr tidak langsung meminta keputusannya tapi lewat anggota
keluarganya terlebih dahulu.
1. Dalam kasus ini, walaupun dokter tidak berterus terang sepenuhnya, namun
dokter telah bersikap jujur. 4uktinya ia memberikan penjelasan kapada pasien
sesuai dengan hasil diagnosisnya, namun dalam konteks yang lebih halus.
1$. Dokter dan pasien merupakan pihak yang bebas, yang meskipun memiliki
perbedaan kapasitas dalam membuat keputusan, tetapi saling menghargai. Dokter
mengemban tanggungjawab atas segala keputusan teknis. Sedangkan pasien tetap
memegang keputusan penting, terutama yang terkait dengan nilai moral dan gaya
hidup pasien. *ubungan kontrak yang dapat kita lihat dalam kasus ini adalah
adanya pertukaran in/ormasi dan negosiasi sebelum terjadinya kesepakatan untuk
dilakukan pembedahan.

Vous aimerez peut-être aussi