Vous êtes sur la page 1sur 11

Koleksi Artikel dari Biasawae Community

Copyleft  2004 biasawae.com

Seminar eCommerce di Indonesia

Sumber : Berbagai Sumber

"
Harry Sufehmi PPI-MIB
email@harrysufehmi.com Birmingham

2
! "!#

PROLOGUE .................................................................................................................................... 4

STUDI KASUS ................................................................................................................................ 5

ANALISA SWOT ............................................................................................................................. 7


STRENGTHS ............................................................................................................................... 7
WEAKNESSES............................................................................................................................ 7
OPPORTUNITIES........................................................................................................................ 8
THREATS .................................................................................................................................... 8

BEST PRACTICES ......................................................................................................................... 9

PENUTUP...................................................................................................................................... 11

3
$#%&% '

eCommerce (electronic commerce) kini telah menjadi kelaziman di beberapa belahan


dunia. Terutama di Amerika, eCommerce telah merambah ke berbagai sektor yang sebelumnya
tidak terpikirkan. Misalnya, pernahkah dulu Anda terpikir membeli perangko lewat Internet?
Dengan eStamp.com Anda bisa, dengan harga yang lebih murah dan lebih nyaman pula . Atau
membeli textbook lewat Internet? Atau bahkan pesawat terbang pribadi? Semuanya ini kini sudah
bisa dilakukan lewat Internet.

Bagaimana dengan situasi di Indonesia dalam kaitannya dengan eCommerce? Paper ini
akan membahas hal tersebut dalam seminar yang diadakan oleh PPI-MIB (Perhimpunan Pelajar
Indonesia – Masyarakat Indonesia di Birmingham), 12 Februari 2000 di University of Birmingham.
Paper ini bertujuan untuk meningkatkan awareness mengenai isu ini, kepada masyarakat
Indonesia pada umumnya (dengan menyediakan paper ini di Internet), dan kepada kalangan
akademik Indonesia di Inggris pada khususnya.

4
" (!

1. Amazon.com
Tidak perlu dipungkiri lagi Amazon.com adalah salah pionir eCommerce. Amazon.com
memungkinkan kita untuk membeli buku dengan mudah dengan berbagai fasilitasnya, seperti:

- Review dan informasi rating dari buku yang bersangkutan


- Hanya perlu melakukan satu kali klik di mouse untuk membeli buku
- Search engine untuk memudahkan pencarian buku

Dan yang paling utama, Amazon.com dapat menawarkan harga buku yang lebih murah sampai
dengan 50% atau bahkan kadang lebih. Hal ini karena mereka tidak perlu menyewa showroom
seperti toko buku konvensional. Namun, mereka juga melakukan efisiensi yang sangat besar
dengan mengurangi stok buku. Jadi mayoritas buku yang ada di website mereka sebenarnya
tidak ready-stock. Tetapi sistem mereka memungkinkan mereka untuk memesan buku-buku
tersebut dengan cepat, sehingga customer tidak keberatan. Dengan demikian, mereka
mengurangi jumlah uang diam yang tertanam di stok buku seperti di toko-toko buku
konvensional.

Kini Amazon.com juga telah merambah ke beberapa sektor lainnya seperti musik dan video,
yang sama halnya seperti buku, adalah sektor yang gemuk laba. Namun ekspansi ini, ditambah
dengan biaya marketing yang sangat besar, membuat Amazon.com masih belum menghasilkan
laba sampai detik ini. Tetapi para investor mempercayai model bisnis mereka, sehingga pada
saat IPO saham mereka melonjak naik berkali-kali lipat.

2. Dell.com
Dell adalah pembuat komputer yang sudah terkenal sejak dahulu dengan teknik direct-selling
nya. Teknik ini berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh vendor-vendor lainnya, yaitu Anda
tidak akan menemui komputer Dell di toko-toko. Anda hanya bisa membelinya dengan menelpon
mereka.

Ketika Internet mengalami booming sekitar tahun 1994-1995, mereka melihat peluang besar
untuk meraup keuntungan. Mereka membangun website Dell.com yang memungkinkan customer
mereka untuk memilih-milih sendiri bagian-bagian komputer yang diinginkan, dan lalu Dell akan
merakit dan mengirimkannya.

Teknik ini terbukti sangat sukses. Baik penjualan komputer maupun saham Dell setiap tahun
selalu mengalami kenaikan yang sangat besar, ketika vendor-vendor lainnya seperti Compaq,
AST, CompUSA, Packard-Bell, dan lain lain mengalami kesulitan dengan cashflow dan banyak
bahkan terpaksa gulung tikar.

Keberhasilan mereka terutama karena efisiensi biaya – mereka menekan jumlah uang yang diam
tertanam di stok barang, karena mereka baru merakit komputer jika ada pesanan, tidak perlu
sampai dipajang berbulan-bulan lamanya di toko. Dan juga mereka tidak kena biaya showroom
dan SDM untuk mengelolanya.

Ini semua memungkinkan mereka untuk merakit komputer yang murah harganya. Ditambah
dengan reputasi komputer mereka yang sangat bagus, maka para customer berbondong-
bondong membeli komputer mereka.

5
3. Hallmark.com
Ini adalah salah satu contoh implementasi eCommerce yang unik. Hallmark yang terkenal
dengan kartu-kartu ucapan selamatnya, melihat celah kesempatan dengan berkembangnya
Internet. Mereka membuat jasa electronic greeting card, namun membedakan dari saingan-
saingannya seperti http://www.bluemountain.com dengan kualitas – seperti gambar yang bagus
dan juga fasilitas multimedia seperti animasi dan music. Jelas ini adalah peningkatan substansial
dari kartu ucapan selamat yang selama ini kita ketahui – hanya selembar kertas.

Ditambah dengan brand awareness-nya yang cukup tinggi, maka Hallmark.com berhasil meraup
pemasukan sampai jutaan US$ dengan website tersebut.

4. Kakilima.com
Implementasi eCommerce yang cukup mengejutkan karena mereka berhasil melirik segmen
pasar yang unik. Mereka mentargetkan kepada masyarakat Indonesia di luar negeri, yang ingin
memberikan hadiah kepada relasi atau keluarga mereka di Indonesia. Mereka mengerti
bagaimana mahalnya mengirimkan hadiah dari negara tempat mereka tinggal, sehingga
walaupun harga mereka mahal namun masih tetap menggoda bagi konsumen mereka.

5. Detik.com vs Astaga.com

Persaingan antara Portal website kini mulai menghangat. Sudah lama banyak yang berusaha
menjadi yang utama dalam hal ini, namun tiba-tiba saja mencuat satu kandidat yang tidak
terduga-duga sebelumnya, detik.com. Terangkat karena menampilkan berita-berita reformasi
dengan up to date sehingga menarik jutaan pengunjung, Detik.com kini sudah berkembang dari
sekedar news website menjadi portal website dengan menampilkan berbagai feature seperti
email gratis, komunitas Internet, website yang membahas mengenai perempuan, astrologi, buku,
wisata, selebriti dan musik.

Namun kini telah muncul saingannya, yaitu Astaga.com. Dimodali US$ 7.5 juta oleh para investor
dari Silicon Valley, USA – dan dikendalikan oleh Desy Anwar; mereka menandai babak baru
dalam persaingan di sektor ini.

6
!)!& ! *%"

"#') "+
1. Kenyamanan membeli via Internet
Dari depan komputer di rumah sendiri (hemat waktu & usaha), tidak ada salesman yang
mendesak-desak Anda untuk membeli sesuatu yang tidak Anda inginkan, pembayaran mudah,
dan lain-lainnya. Dan generasi Yuppies Indonesia masa kini mulai tidak segan-segan lagi untuk
memesan barang-barang via Internet.

2. Harga yang kompetitif


Karena perusahaan-perusahaan eCommerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan
menyewa showroom dan efisiensi-efisiensi lainnya (cutting the middleman [kasus Dell.com] etc)–
dan ditambah dengan semakin banyaknya saingan maka harga barang bisa ditekan.

3. Populasi Indonesia
Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi yang luar biasa besar, jika
daya belinya sudah meningkat. Untuk itu perlu diantisipasi sejak jauh-jauh hari, agar ketika yang
demikian itu terjadi maka sudah siap untuk menampung animo beli mereka.

4. Infrastruktur Internet
Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata –
terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusat-pusat ekonomi (Jakarta, dan lain-lain) banyak
pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung Internet) sehingga mudah untuk
mengakses Internet.

5. SDM yang sedang berkembang


Generasi muda Indonesia potensinya cukup menjanjikan. Monitoring di berbagai forum di Internet
menunjukkan peningkatan persentasi generasi muda yang ahli dalam hal teknis komputer – yang
pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor eCommerce.

*'!()' '
1. Daya beli
Masih sangat lemah dengan perkecualian untuk sebagian kecil dari masyarakat – karena
berbagai manipulasi yang terjadi di orde baru. Economic recovery baru akan terjadi dalam jangka
waktu beberapa tahun lagi.

2. Sosialisasi credit card


Di Indonesia credit card masih merupakan barang langka dan simbol status. Hal ini tentu sangat
berbeda dengan misalnya di Inggris, dimana setiap rekening bank minimal ada debit card-nya. Ini
dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce di Indonesia.

3. Sosialisasi Internet
Internet walaupun perkembangannya sangat pesat di Indonesia, namun masih jauh dari menjadi
gaya hidup mayoritas penduduk Indonesia.

4. Pengiriman barang

7
Kualitas & Biaya pengiriman barang menjadi kendala. Terutama untuk perusahaan yang ingin
melayani customer di luar negeri, biaya pengiriman dapat mencapai U$S 40/kg untuk ke Inggris
dengan FedEx – sangat prohibitif.

5. SDM yang ada


Kualitasnya kadang-kadang masih belum cukup bagus – terbukti dengan berbagai blunder yang
terjadi akhir-akhir ini.

%$$%#" ) " '


1. Stealing the start - eCommerce baru saja mulai menanjak di Indonesia
2. Membuka peluang bisnis dari luar negeri – devaluasi Rupiah berarti barang-barang kita
menjadi murah untuk mereka. Dan eCommerce akan memungkinkan mereka untuk
membelinya dengan mudah.
3. Pendatang-pendatang baru di Internet – website-website portal sibuk untuk merekrut mereka
untuk menjadi customernya.
4. Sektor bisnis yang sedang berkembang dengan sangat pesat – baru-baru ini Forrester
Research menyatakan bahwa pada tahun 2004 perputaran uang di sektor ini akan mencapai
US$ 1.67 trilyun.

"+ #'!"
1. Situasi ekonomi & politik di Indonesia
Jika kondisi menjadi kembali tidak stabil, maka website eCommerce yang sudah ada dan yang
baru akan berkembang bisa surut kembali.

2. Administrator yang ceroboh & Hackers


Bisa melenyapkan kepercayaan masyarakat kepada eCommerce. Contoh kasus – IptekNet,
Bimantara, dan lain-lainnya yang semuanya kena hack oleh hacker Indonesia. Namun yang
paling spektakuler sampai saat ini mungkin adalah Tempo Interaktif (http://www.tempo.co.id/),
yang dengan sangat naif menyimpan data-data pribadi para customernya di lokasi yang dapat
diakses dengan mudah dari Internet.

3. Budaya ikut-ikutan – langsung terjun ke arena tanpa perhitungan dan persiapan yang
matang, kembali dapat meruntuhkan kepercayaan masyarakat kepada eCommerce.

8
' " $ #! " '

Bab Best Practices ini bertujuan untuk menuntun para/calon pelaku bisnis eCommerce untuk
mengimplementasi eCommerce pada bidang mereka, dan menghindari berbagai kesalahan yang
telah terjadi di masa lalu.

1. Rekrut SDM terbaik yang bisa Anda dapatkan


Ini bisnis yang sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang ada di perusahaan.
Sangat banyak kasus dimana website dengan modal hanya beberapa ribu US$ kemudian dapat
berkembang menjadi bisnis puluhan juta US$, karena terutama didukung oleh SDM yang tepat.

2. Outsourcing
Outsourcing, atau pengalihan pekerjaan kantor kepada konsultan eksternal, adalah langkah yang
tepat untuk hal-hal tertentu. Misalnya, untuk hosting website kita, dengan keuntungan berikut ini:

• Cost/benefit ratio bagus, apalagi dengan semaraknya provider jasa webhosting di


Indonesia akhir-akhir ini
• Security lebih terjaga, dan kalaupun terjadi break-in oleh hacker, jika sebelumnya kita
telah menandatangani SLA (Service Level Agreement) maka kita bisa mendapatkan
kompensasi atas kerugian yang terjadi

Namun untuk beberapa hal ini bisa menjadi langkah salah yang sangat fatal, misalnya melakukan
outsourcing untuk updating website.

3. Jaga kualitas Customer Service, dan performa website


Ini adalah salah satu hal yang sering terlupakan, terutama di website di Inggris. Seringkali
respons dari customer service baru tiba setelah berhari-hari, pernah 1 minggu – itu kalau dibalas.
Padahal dengan Internet, jika customer tidak puas dengan layanan kita, yang perlu dilakukan
hanyalah mengetik alamat website saingan kita, dan lenyap sudah satu pelanggan kita.

Demikian pula dengan website itu sendiri – performanya harus bagus dan selalu siap untuk
melayani pelanggan (high availability). Jika misalnya dalam sehari ada 10000 pengunjung ke
website kita, maka jika site kita down selama 1 jam saja berarti kita sudah “mengusir” lebih
kurang 400 pelanggan. Jika mereka kemudian mengunjungi website saingan kita dan merasa
puas dengan layanannya, maka berarti sudah lenyap 400 pelanggan kita. Kalikan dengan jumlah
pembelian mereka setahun, dan tiba-tiba saja Anda merasa tidak mungkin untuk mentoleransi
downtime selama 1 jam tersebut.

4. Jika konversi – pastikan bahwa back office Anda siap


Jika perusahaan Anda adalah perusahaan konvensional, misalnya supermarket, sebelum Anda
terjun ke Internet pastikan dulu bahwa back office Anda sudah siap. Back office disini baik dari
pegawainya – siap menghadapi perubahan yang mungkin timbul karena terjunnya perusahaan ke
medium yang baru ini; maupun dari segi IT – apakah sistem yang terpasang sudah siap untuk
melayani extra demand yang mungkin akan timbul – dan seterusnya.

Approach seperti yang disarankan oleh ICL, konsultan IT terkemuka di Inggris, yaitu “Right Here
Right Now” sangat tidak disarankan. Mereka mendorong agar perusahaan ada dulu di Internet
untuk membuat permintaan, dan kemudian baru belakangan dipikirkan bagaimana untuk
memenuhi permintaan yang timbul. Ini dapat mengakibatkan kekacauan pada workflow di

9
perusahaan, dan membebani sistem IT yang ada sehingga mengakibatkan penurunan performa
di bisnis yang sudah ada.

5. Usaha kecil
Bagi usaha kecil, tentu saja resourcesnya jauh lebih terbatas, dan seringkali mengalami kesulitan
untuk mendapatkan status Merchant dari Visa atau Mastercard. Untuk itu, ada baiknya untuk
melakukan kerjasama dengan website one-stop service – yang menyediakan jasa hosting +
electronic transaction sekaligus. Contohnya adalah http://www.hypermart.net dan
http://www.smole.com
Mereka ini akan menghosting website Anda dengan cuma-cuma sekaligus memungkinkan Anda
untuk menerima pembayaran dengan credit card. Mereka hanya akan mengambil komisi
beberapa persen dari transaksi tersebut dan memasang sebuah banner iklan di website Anda,
sebagai timbal balik jasa yang mereka sediakan.

Dengan demikian Anda dapat berkonsentrasi penuh kepada bisnis Anda.

10
$ ') " $

Dalam jangka waktu pendek, yang feasible untuk di implementasikan di Internet hanya beberapa
jenis jasa/barang saja, misalnya:

Yang sudah berjalan:

Portal service
Beberapa jenis software komputer
Buku
Barang konsumsi untuk konsumen luar negeri
Jual-beli saham

Selain itu kebanyakan saat ini masih belum dimungkinkan, mengingat kondisi Indonesia saat ini.

Peluang baru:

Online training
Jasa lelang
Dan lain lain

Saat ini banyak perusahaan sudah mulai bersiap-siap untuk menyerbu arena ini, sehingga jika
dalam waktu beberapa bulan ini keadaan Indonesia membaik, maka mereka sudah siap untuk
merebut pasar eCommerce pada saat tersebut. Memang mereka ini mayoritas memiliki kapital
yang cukup kuat sehingga dapat melakukan itu.

11

Vous aimerez peut-être aussi