Vous êtes sur la page 1sur 10

ASFIKSIA

A!br0ken!! PENGERTIAN
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernafasan dalam paru-paru yang mengakibatkan hipoksia
dan hiperkapnia. Asfiksia dapat terjadi alami akibat trauma mekanik atau keracunan.
(Mansjoer. Arif, 2000, 212
Asfiksia adalah mengindikasikan bah!a udara tidak mencapai paru-paru suatu
keadaan dimana dengan cepat menuju kematian, jika tidak ditangani dengan tepat.
("asmin, Asih. 1##$ % 2&0
Asfiksia 'eonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir gagal bernafas
spontan dan teratur segera setelah bayi baru lahior, keadaan ini disertaidengan
hipoksia,hiperkapnia berakhir dengan sidosis, hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam rahim yang berhubungan dengan berbagai factor selama kehamilan, persalinan dan
segera setelah lahir.
( Agus (ur!adianto,1#)1*1+&
Asfiksia adalah suatu kondisi dimana terdapat peningkatan kadar ,o2 bersaman -
sama penurunan o2.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi y.ang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur, sehingga dapat menurunkan o2 dan meningkatkan kadar co2 yang menimbulkan
akibat burukdalam kehidupan lebih lanjut.
( /da 0agus 1de Manuata,1##)%+1#
B.ETIOLOGI
(enyebab kegagalan pernafasan pada bayi
1!br0ken!! 2aktor /bu
a!br0ken!! 3ipoksia /bu
b!br0ken!! 1angguan aliran darah uterus
4itemukan pada
i!br0ken!! gangguan kontraksi uyterus misalnya %3ipertoni,
3ipotoni5tetani uterus akibat penyakit5obat.
ii. 3ipotensi mendadak pada ibu %(erdarahanterdapat plasenta pre6ia dean
solution plasenta
iii. 7asokontriksi arterial% 3ipertensi pada hamil dan gestasi
preeklamsi,eklamsia
i6. gangguan pertukaran nutrisi 5o2dab solution plasnta
2!br0ken!! 2actor plasenta
8erjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta contoh %solution plasenta,
perdarahan plasenta.
3!br0ken!! 2actor 2etus
a!br0ken!! 1angguan aliran pada tali pusat
i!br0ken!! 9ilitan tali pusat
ii!br0ken!! :impul tali pusat
iii!br0ken!! 8ekanan pada tali pusat
iv!br0ken!! ;etukantelah pecah
v!br0ken!! ;ehamilan le!at !aktu
4!br0ken!! 2aktro 'eonatus
a!br0ken!! (emakaian obat anastesia 5 analgetika
b!br0ken!! 8rauma yang terjadi pada persalinan. ,ontoh % perdarahan intra
cranial
c!br0ken!! ;elainan congenital bayi misalnya hernia diafragmatika,
hipoplasia paru.
(8o!el, 1##<, /da 0agus Manuaba, 1##) * +1#
Mati lemas terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran
pernafasan oleh berbagai kekerasan yang bersifat mekanaik, misalnya %
a!br0ken!! (enutupan lubang saluran pe!rnafasan bagian atas meliputi
pembengkakan dan perjeratan
b!br0ken!! (enekanan dinding salyran pernafasan meliputi perjeratan, pencekikan
dan gantung
c!br0ken!! (enekanan dinding dada dari luar (asfiksis traumatic
d!br0ken!! :aluran nafas terisi air meliputi tenggelam.
(Manjoer Arif, 2000 * 212
C.TANDA DAN GEJALA
1!br0ken!! 2ase dipsnea % rangsangan medulaoblongata karena kadar =2 rendah
dan ,=2 tinggi amplitude - frekuensi nafas tinggi, nadi cepat, tekanan darah
meningkat, sianosis.
2!br0ken!! 2ase kun6ulsi % rangsangan susunan saraf pusat akibat peningkatan
,=2 berup kejang kronik, pupil dilatasi, denyut jantung menurun, tekanan darah
menurun
3!br0ken!! 2ase dipsneu % depresi pusat nafas hingga berhenti, kesadaran
menurun, relaksasi spinkter
4!br0ken!! 2ase akhir % paralysis pusat oernafasan lengkap, jantung masih
berdenyut beberapa saat sesudahnya.
(Mansjoer Arif. 2000* 212
4isamping ada perubahan klinis akan terjadi pula gangguan metabolisme dan
perubahan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. (ada tingkat / asidosis
respiratorik. :elanjutnya terjadi proses metabolisme anaerobic berupa glikolisisi
glikogen tubuh dan timbul asidosis metabolic. (ada tingkat selanjutnya terjadi
perubahan kardio6askuler yang disebabkan %
a!br0ken!! 3ilangnya sumber glikogen dalam
jantungakan mempengaruhi pemeriksaanjantung
b!br0ken!! 8erjadinya asidosis metabolic akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan, termasuk otot jantung, sehingga
menimbulkan kelemahan jantung
c!br0ken!! (engisian udara al6eolus yang kurang
adekuat menyebabkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru,
sehinggga sirkulasi darah keparu menurun
:etelah bayi lahir diagnosis asfiksia dapat dilakukan dengan menentukan nilai
Apsgar
8anda 0 1 2
>arna 0iru 5 pucat i!br0ken!! 8ubuh merah jambu
ii!br0ken!! ?kstremitas biru
:eluruh tubuh merah
4enyut jantung 8idak ada @ 100 A 5 menit B 100 A 5 menit
Ceflek 8idak ada 1erakan sedikit 0ersin, batuk 5
menarik kaki
Aktifitas 5 tonus otot 8idak ada 5 lemas ?kstremitas sedikit
fleksi
9emah, tidak teratur.
1erakan aktif
(ernafasan 8idak ada Menangis lemah Menagis kuat,
pernafasan kuat teratur
0erdasarakan apgar asfiksia neonatorium dibagi dalam
a!br0ken!! 7igorous babby skor Apgar & - 10 bayi sehat
b!br0ken!! Mild. Moderate asphiyDia (Asfiksia sedang skor apgar E - <
4engan pemeriksaan fisik % frekuensi jantung B 100 A 5 menit, tonus otot kurang
baik atau baik, cianosis atau reflek iritabilitas tidak ada.
Asfiksia berat. :kor apgar 0 - +
(emeriksaan fisik denyut jantung kurang dari 100 A 5 menit, tonus otot buruk,
cianosis berat kadang - kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.
Asfiksia berat dengan denyut jantung keadaanya
a!br0ken!! 0unyi jantung menghilang tidak lebih dari 10menit sebelum bayi lahir
lengkap
b!br0ken!! 0unyi jantung bayi menghilang post partum
D. PATOFISIOLOGI
(ernafasan spontan bayi yang baru lahir bergantung pada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. (roses persalinan sendiri selalu menimbulkan asfiksia
ringan yang bersifat sementara pada bayi. (roses ini dianggap sangat perlu untuk
merangsang kemoreseptor pusat agar terjadi primarigasping yang kemudian akan
berlanjut pernafasan normal dan teratur.
(Fames. 1#$)
0ila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selam
persalinan atau kehamilan akan terjadi asfiksia yang lebih berat, hal ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan juga dapat menyebabkan kematian. ;erusakan
dan gangguan fungsi ini dapat refersible atautergantung pada berat dan lamanya
asfiksia.
(,aldeyro-0arsiah. 1#<)
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnea disertai dengan
penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas
yang kemudian diikuti pernafasan teratur. (ada asfiksia berat usaha bernafas ini tidak
tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnea kedua. (ada tingkat ini
disamping bradikardi ditemukan pula penurunan tekanan darah. (ada tingkat pertama
gangguan pertukaran gas mungkin hanya dapat menimbulkan asidosis respiratorik.
0ila gangguan ini beralanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobic
yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga sumber glikogen tubuh terutama pada
jantung dan hati akan berkurang. (ada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan
kardio6askuler yang disebabkan beberapa keadaan diantaranya %
a!br0ken!!3ilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
b!br0ken!! 8erjadi asidosis metabolic akan mengakibatkan menurunya sel jaringan
termasuk otot jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung
c!br0ken!!(engisian udara al6eolus yang kurang adekuat akan meyebabkan tingginya
resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah keparu akan mengalami
gangguan
E. PENATALAKSAAN
8ujuan utama mengatasi asfiksia ialah %
a!br0ken!! Gntuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi
b!br0ken!! Membatasi gejala sisa yang mungkin timbul
8indakanya resusitasi bayi baru lahir
3al-hal yang perlu diperhatikan sebelum resusiatasi
1!br0ken!! 2aktor !aktu
2!br0ken!! ;erusakan yang timbul akibat hypoDia antenatal tidak dapat diperbaiki
tetapi kerusakan ynag terjadi karena hypoDia pasca natal harus dicegah
3!br0ken!! Ci!ayat kehamilan
4!br0ken!! (enilaian bayi baru lahir
(rinsip dasar resusitasi
a!br0ken!! Memelihara jalan nafas, merangsang atau membantu pernafasan dan
memberikan lingkungan yang baik pada bayi
b!br0ken!! Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi
c!br0ken!! Memperbaiki asidosis
d!br0ken!! Menjaga sirkulasi darah tetap baik
8indakan umum %
1!br0ken!! (enga!asan suhu
a!br0ken!! 8ubuh bayi dikeringkan untuk mengurangi e6aporasi
b!br0ken!! (emakaian sinar lampu yang cukup kuat untuk pemanasan luar
2!br0ken!! 0ersihkan jalan nafas
a!br0ken!! ;epala bayi diletakan lebih rendah untuk memudahkan dan
melancarkan keluarnya lender.
b!br0ken!! 0ersihkan lender dan cairan ketuban dari rongga mulut dan
paring
c!br0ken!! 0ila perlu gunakan laringhoskop neonatal untuk membantu
penghisapan lender dari saluran nafas yang lebih dalam sulit untuk
dikeluarkan
3!br0ken!! Cangsangan reflek pernafasan
a!br0ken!! 4ilakukan apabila basyi tidak memperlihatkan usaha pernafasan 20
detik
b!br0ken!! (enghisapan lendih dan cairan amniondilakukan melalui nasofaring
yang akan menimbulkan rangsangan pernafasan
c!br0ken!! Cangsangan nyeri dilakukan dengan memukul kedua telapak kaki
bayi,menekan tendon Achilles
d!br0ken!! 3indari pemukulan daerah bokong atau punggung bayi untuk
mencegah timbulnya perdarahan organ dalam
TINDAKAN KHUSUS
(ada asfiksia berat %
a!br0ken!! 0erikan o2 dengan tekanan lebih dan intermiten
melalui pipa endotrakheal dilakukan dengan cara memiupkan udara yang
mengandung o2 tinggi kedalam kateter kateter secara mulut atau 6entilasi
kantong kepipa.
b!br0ken!! ;oreksi asidosis dengan pemberian
i!br0ken!! 'a bikarbonat dosisi 2 - E m?g 5 ;g 00( 1m?g &,$ H
ii!br0ken!! 1lukosa 1$ - 20 H ml 5 kg 00 /7
iii!br0ken!! (aling mudah diberikan melalui 7ena umbilicus
c!br0ken!! 0ila pernafasan spontan tetap tidak timbul lakukan
juga massage jantung dengan menggunakan ibu jari yang menekan pertengahan
sternum )0 - 100 D permenit
d!br0ken!! 0ila tetap tidak berhasil pikirkan kemungkinan .
i!br0ken!! Asidosis yang belum terkoreksi
ii!br0ken!! ;elainan ba!aan, stenosis jalan nafas
ASFIKSIA SEDANG
Menstimulasi agar timbul rangsangan reflek pernafasan. 0ila dalam !aktu +0-
<0 menit tidak timbul pernafasan spontan. 7entilasi aktif harus segera dimulai %
a!br0ken!! 7entilasi aktif dapat dilakukan secara I2rog
0reathingJ yaitu dengan meletakan kateter =2 intranasal dan =2 dialirkan dengan
aliran 1 - 2 menit
i!br0ken!! ;epala bayi diletakan dalam posisi dorsa fleksi
ii!br0ken!! 0uka dan tutup mulut dan hidung disertai gerakan dagu keatas dan keba!ah
dalam frekuensi 20 D 5 menit
iii!br0ken!! 7entilasi ini dilakukan bila setelah 1 - 2 menit tidak dicapai hasil yang
diharapakan
/ntubasi endotrakeal harus segera dikerjakan dan bayi dikerjakan sebagai penderita
asfiksia berat
TINDAKAN LAIN
A!br0ken!! (enghisapan cairan lambung
8ujuan %
1!br0ken!! Gntuk menghindarkan adanya regurgitasi dan aspirasi
2!br0ken!! Mengenal secara dini adanya atresia atau stenosis esophagus
3!br0ken!! Mengetahui adanya obstruksi usus letak tinggi apabila cairan
lambung lebih dari +0 mm
B!br0ken!! (enggunaan =bat
=bat analgetik dan narkotika yang diberikan pada ibu 2 - E jam sebelum bayi
lahir dapat menimbulkan depresi pernafasan pada bayi saat lahir
C!br0ken!! (rofilaksis terhadap 0lenorea
D!br0ken!! 2actor aseptic dan anti septic
E!br0ken!! 0eberapa klinik menganjurkan cara lain dalam mengatasi bayi dengan
asfiksia berat
i!br0ken!! 3ipotermia % untuk mengurangi atau membatasi kerusakan sel jaringan
ii!br0ken!! =ksigen hiperbalik
F!br0ken!! DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a!br0ken!! 1angguan pertukaran gas berhubungan dengan al6eoli belum
maksimal
b!br0ken!! 1angguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai =2 dan darah
kurang
c!br0ken!! 3ipotermi berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan
d!br0ken!! ,emas berhubungan dengan kurang pengetahuan
e!br0ken!! Cesiko kurang 6olume cairan berhubungan dengan perdarahan
G. INTERVENSI
1!br0ken!! 1angguan pertukaran gas berhubungan dengan al6eoli belum
maksimal
:etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 2 D 2E jam diharapkan
pasien dapat terpenuhi kebutuhan =2 dengan ;riteria 3asil %
a!br0ken!! (asien tidak sesak
b!br0ken!! CC normal
/nter6ensi %
1!br0ken!! Monitor pernafasan, irama dan kedalaman nafas.
2!br0ken!! 3indari pakaian anak terlalu ketat
3!br0ken!! Atur posisi untuk memungkinkan ekspansi paru maksimal
4!br0ken!! ;olaborasi pemberian oksigen sesuai indikasi
2!br0ken!! 1angguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai =2 dan
darah kurang kejaringan
:etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 2 D 2E jam diharapkan
gangguan perfusi jaringan teratasi ;riteria 3asil %
1!br0ken!! Menunjukan perfusi adekuat
2!br0ken!! 887 stabil
3!br0ken!! Membrane mukosa baik
4!br0ken!! (engisian kapiler baik
/nter6ensi %
1!br0ken!! ;aji 887
2!br0ken!! Atur posisi anak
3!br0ken!! (ertahankan suhu lingkungan
4!br0ken!! ;olaborasi pemeriksaan 3b, 3t
3!br0ken!! 3ipotermi berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan
:etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 2 D 2E jam diharapkan
hipotermi teratasi ;riteria 3asil %
a!br0ken!! (asien tidak menggigil
b!br0ken!! 887 normal
/nter6ensi %
1!br0ken!! ;aji 887
2!br0ken!! 0erikan lingkungan yang nyaman
3!br0ken!! 0erikan selimut penghangat
4!br0ken!! ;olaborasi dengan tim medis lain
4!br0ken!! ,emas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi bayi
:etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 1 A +0 menit diharapkan
cemas teratasi ;riteria 3asil %
a!br0ken!! ;eluarga pasin tidak bingung
b!br0ken!! Mengerti tentang kondisi bayi
/nter6ensi %
1!br0ken!! Felaskan prosedur atau tindakan yang akan dilakukan serta
ciptakan hubungan antara bayi dan ibu
2!br0ken!! 0erikan kenyamanan pada lingkungan bayi % digendong,
diayun, dan dibelai
3!br0ken!! 9ibatkan orang tua dalam memberikan pera!atan sehingga
bayi merasa tenang
4!br0ken!! Fangan berbuat yang menimbulkan bayi menjadi takut
5!br0ken!! Cesiko kurang 6olume cairan berhubungan dengan perdarahan
:etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 2 A 2E jam diharapkan
kebutuhan cairan terpenuhi dengan ;riteria 3asil
a!br0ken!! 0ayi tida ada tanda-tanda dehidrasi
b!br0ken!! Memberanmukosa normal
c!br0ken!! Gbun-ubun tidak cekung
d!br0ken!! 8emperature normal
/nter6ensi %
1!br0ken!! ;aji membrane mukosa, turgor kulit, ubun-ubun dan mata
2!br0ken!! Monitor 887
3!br0ken!! (ertahankan intake cairan
4!br0ken!! 0erikanminuman sesuai jad!al
5!br0ken!! Monitor intake dan out put
6!br0ken!! 0erikan cairan infuse sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
(ur!adinata, Agus, 2000. ;edaruratan Medik. Fakarta 0arat. 0ina Cupa Aksara
:taf (engajar /lmu ;esehatan Anak 2;G/ * 2002 /lmu ;esehatan Anak. Fakarta *
/'2=M?4/;A
Markum, A. 3. 1###. 0uku Ajar /lmu ;esehatan Anak. Fakarta. 2akultas ;edokteran
Gni6ersitas /ndonesia
A. Alimul 3idayat, AKiK 2000 (engantar /lmu ;epera!atan Anak 2 , Fakarta %
:alemba Medika

Vous aimerez peut-être aussi