Vous êtes sur la page 1sur 2

PRAKTIKUM BIOKIMIA OKSIDASI BIOLOGI

MAKALAH PRAKTIKUM BIOKIMIA OKSIDASI BIOLOGI Kelas II-A Disusun Oleh : Kelompok 2 Abuzar
(108101000006) Bayu Pradana H (108101000009) Ludi Mauliana (108101000010) Zumrotun
(108101000013) Rizky Unggul (108101000018) Ayu Dwi Lestari (108101000031) Irmayanti Hayat
(108101000035) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLLAH
JAKARTA 2009 1. Uji Guaiak Tujuan : Memperlihatkan adanya enzim peroksidase yang terdapat dalam
susu segar. Teori singkat : Di dalam susu mentah yang segar terdapat berbagai macam enzim dan
salah satu diantaranya adalah enzim peroksidase.Enzim peroksidase berfungsi dalam meredujsi
hidrogen peroksida menjadi H2O dan gas O2 sesuai dengan reaksi : peroksidase H2O2 H2O + O2
Untuk menemukan adanya enzim peroksidase dalam suatu sampel susu dapat menggunakan uji
guaiak.Pada uji ini, larutan guaiak ditambahkan pada susu, kemudian gas O2 hasil reduksi hidrogen
peroksida oleh enzim peroksidase akan berikatan dengan larutan guaiak dan membentuk larutan yang
berwarna merah atau jingga. Bahan : 1. susu segar 2. pereaksi guaiak 3. H2O2 3 % Cara kerja : B A H
A N Tabung 1 2 Susu 1 ml 1 ml Akuades 4 ml 4 ml Panaskan hingga mendidih YA (5 menit lalu
dinginkan) TIDAK Larutan guaiak 10 tetes 10 tetes H2O2 3% 2-3 tetes 2-3 tetes Panaskan dalam
pengangas 37oC, selama 10 menit HASIL: PUTIH JINGGA Kesimpulan : Tabung 1 yang mengalami
pemanasan sampai mendidih tetap berwarna putih, sementara tabung 2 yang tidak dipanaskan
membentuk larutan berwarna jingga. Hal ini terjadi karena tabung yang dipanaskan akan mendenaturasi
semua enzim didalamnya termasuk enzim peroksidase, dan pemanasan ini biasa disebut sebagai proses
pasteurisasi sehingga enzim didalamnya menjadi rusak. Enzim Enzim peroksidase yang terdenaturasi
tidak akan mereduksi hidrogen peroksida yang berakibat tidak adanya gas O2 yang dihasilkan, sehingga
penambahan larutan guaiak tidak akan menimbulkan perubahan warna sampel susu menjadi merah atau
jingga. 2. Uji Scardinger Tujuan : Memperlihatkan adanya enzim dehidrogenase aerob (aldehid
dehidrogenase) di dalam susu segar dan membuktikan bahwa proses pasteurisasi dapat merusak enzim.
Teori singkat : Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan yang bertujuan membunuh
organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. terdapat tiga metode
pasteurisasi yang umum dipakai di industri susu; -terutama pada kombinasi suhu dan waktu tertentu yaitu
: 1. Suhu 62.8-65.6oC selama 30 menit (long time pasteurization atau 'holder process). Pasteurisasi
dengan 'holder process' ini populer sebagai proses pasteurisasi susu secara batch yang saat ini mulai
kurang dipakai; kecuali untuk proses pasteurisasi susu yang akan diproses lebih lanjut menjadi keju. 2.
Suhu 73oC selama 15 detik (high temperature short time [HTST] pasteuri-zation) 3. Suhu 85-95oC
selama 2-3 detik (flash pasteurization). Bahan : 1. susu segar 2. metilen biru 0,02 % 3. formaldehid 0,4
% Cara kerja : Kesimpulan : Pada praktikum yang kami lakukan kami gagal mendapatkan hasil,
karena pada saat pemanasan terdapat bahan yang menguap sehingga hasil akhir berbeda. 3. Uji sifat
antioksidan dari vitamin C Tujuan : Memperlihatkan sifat antioksidan vitamin C. Teori singkat : Ada
jenis antioksidan nonenzimatis. Jenis ini dapat berupa golongan vitamin, seperti vitamin C, vitamin E
serta golongan senyawa fitokimia. Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam berbagai dosis.
Namun perlu diketahui, hingga saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang
seimbang antara radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh. Beberapa antioksidan dalam dosis
tertentu bisa berubah sifat menjadi prooksidan. Selain itu masalah dosis bersifat normatif, tergantung dari
kondisi individu itu sendiri. Individu yang memang selalu berada dalam lingkungan yang memicu keadaan
stres oksidatif, bisa mengkonsumsi suplemen vitamin. Sementara individu yang hidupnya relatif tenang,
tidak memerlukannya, karena asupan dari makanan sehari-hari yang berkualitas sudah mencukupi.
Vitamin E dan C dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan banyak dikonsumsi. Penelitian yang
terbaru berdasarkan hasil studi epidemiologi menunjukkan asupan sehari vitamin E lebih dari 400 IU
akan meningkatkan resiko kematian dan harus dihindari. Sementara dosis konsumsi vitamin E bagi orang
dewasa normal cukup 8-10 IU per hari. Selama ini di pasaran suplemen vitamin E dan C umumnya dijual
dalam dosis relatif tinggi. Beberapa produk mengandung vitamin C 1000 mg per tablet. Padahal,
kecukupan gizi vitamin C per hari bagi orang dewasa yang hidup tenang, tidak stres atau kondisi lain
yang tidak sehat, adalah sekitar 60-75 mg per hari. Untuk mereka yang tinggal di kota besar yang penuh
polusi seperti Jakarta, dosis 500 mg bisa diterima. Vitamin C dan E memang sudah lebih dulu dikenal
sebagai jenis antioksidan yang efektif, namun keberadaan senyawa fitokimia sebagai satu alternatif
senyawa antioksidan menjadi daya tarik luar biasa bagi para peneliti belakangan ini. Katakanlah,
senyawa fenolik. Senyawa ini terdistribusi luas dalam berjuta spesies tumbuh-tumbuhan dan sejauh ini
telah tercatat lebih dari 8000 struktur senyawa fenolik diketahui. Komponen fenolik merupakan bagian
integral dari diet makanan manusia, terkandung dalam sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan
sebagainya. Buah-buahan mengandung senyawa fenol yang mudah dioksidasi oleh udara membentuk
senyawa berwarna coklat kehitaman. Vitamin C dapat mencegah reaksi oksidasi tersebut. Bahan : 1.
larutan asam askorbat 1 % 2. akuades 3. potongan apel Cara kerja : Gambar hasil pengamatan Menit
awal menit ke 12 menit ke 40 Hasil pengamatan : Pada menit awal belum terlihat perbedaan. Pada
menit ke 12 mulai ada perbedaan. Potongan apel yang ada di dalam larutan aquades mulai berubah
warna menjadi coklat kehitaman sedangkan potongan apel yang ada pada larutan vitamin C tidak
berubah warna. Kesimpulan : Vitamin C dapat menghambat proses oksidasi senyawa fenol pada buah
apel. 4. Uji oksidase dalam kentang dan pengaruh pemberian vitamin E Tujuan : 1. Memperlihatkan
proses oksidasi senyawa fenol oleh polifenol oksidase (PPO) kentang. 2. Memperlihatkan efek
antioksidan vitamin E terhadap oksidasi fenol oleh PPO kentang. Teori Singkat : Polifenol oksidase
adalah enzim yang umumnya ditemukan pada buah-buahan (dan pada beberapa sayur). Cirinya yang
paling kasar adalah enzim ini akan rusak ketika terlalu lama kontak dengan udara dan akan
menyebabkan buah2 yang terdedah terhadap udara akan menjadi warna kecoklatan (warna seperti apel
yang mulai membusuk setelah 1-2 jam di udara terbuka). Enzim ini berguna karena dapat menghilangkan
atau menunda efek oksidasi pada jaringan tubuh manusia sehingga organ manusia bisa lebih 'awet'
(seperti penundaan penuaan kulit). Pada proses analitik, enzim ini digunakan untuk analisis senyawa-
senyawa sejenis obat seperti parasetamol dan askorbat, dimana senyawa-senyawa ini akan menjadi
senyawa bentuk teroksidasi dan dapat menghantarkan listrik. Bentuk teroksidasi inilah yang kemudian
dapat menjadi senyawa representasi konsentrasi sebenarnya dalam larutan (seperti dalam analisis
voltametri). Bahan : 1. ekstrak kentang 2. larutan fenol 1 % 3. larutan pirogalol 1 % 4. larutan vitamin E
Cara kerja : BAHAN TABUNG 1 2 3 4 Ekstrak kentang (mL) 5 5 5 5 Lar.Vitamin E - 10 tetes - 10 tetes
Lar. Fenol 1% 10 tetes 10 tetes - - Lar. Pirogalol 1% - - 10 tetes 10 tetes Kocok tabung HASIL (warna)
coklat Coklat agak terang Coklat agak kuning Coklat agak kuning lebih terang Gambar Pengamatan
Tabung 1 dan 2 tabung 3 dan 4 Kesimpulan : Terbukti bahwa Vitamin E dapat menghambat oksidasi
senyawa fenol oleh PPO kentang. DAFTAR PUSTAKA http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas/comment-page-1/
http://tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia/message/7893
http://www.scribd.com/doc/12814009/f010105?autodown=pdf

Vous aimerez peut-être aussi