Vous êtes sur la page 1sur 95

Informasi Dasar

HIV/AIDS

Pelatihan Indigenous Leader Outreach Model- Program ASA - FHI


MISTERI AIDS
 Semua Orang Bisa Terkena AIDS
 Belum Ada Vaksin Pencegahannya
 Belum Ada Obatnya
 Penyebaranya Sangat Cepat

Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah


pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS
lebih meluas
APA ITU AIDS

A cquired
I mmune

D eficiency

S yndrome
Kumpulan gejala yang disebabkan
menurunnya sistem kekebalan tubuh
APA PENYEBAB AIDS

H uman

I mmunodeficiency

V irus
PENULARAN HIV

HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di


•CAIRAN SPERMA
•CAIRAN VAGINA
•DARAH

Kegiatan yang menularkan:

•Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang


terinfeksi HIV
•Transfusi darah yang tercemar HIV
•Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama dengan
penderita HIV dan tidak disterilkan
•Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang di
kandungnya
FASE DAN GEJALA AIDS
FASE I (0-5 TAHUN TERINFEKSI)
Tanpa Gejala (asimtomatik)

FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)


Muncul Gejala Minor:
Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat berlebihan
di malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening,
diare terus menerus, flu tidak sembuh-sembuh

FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)


Masuk penyakit AIDS:
Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul infeksi
oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan Syaraf, Kaposi
Sarkoma (kanker Kulit)
AIDS TIDAK MENULAR
LEWAT
• Bersentuhan, senggolan, salaman,
berpelukan, berciuman dengan
penderita AIDS
• Mengunakan peralatan makan bersama-
sama dengan penderita AIDS
• Gigitan nyamuk
• Terkena keringat, air mata, ludah
penderita AIDS
• Berenang bersama-sama dengan
penderita AIDS
MENGURANGI
RESIKO PENULARAN
• Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:
tidak melakukan hubungan seks sama sekali
• Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra
seks, menggunakan kondom, segera mengobati
PMS kalau ada
• Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV
• Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:
jarum suntik, tindik, tatto dll
• Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan
lagi untuk hamil
APA YANG BISA KITA
LAKUKAN
• Menerapkan informasi pada diri
sendiri
• Berperilaku bertanggung jawab
• Menyebarkan informasi tentang
AIDS kepada orang lain
• Mendukung kegiatan pencegahan
AIDS di lingkungannya
Kita bisa kena AIDS tapi kita bisa mencegahnya
Stadium klinis HIV
(Stadium 1, 2 dan 3)

dr Janto G Lingga DSPP


RSPI Sulianti Suroso

Dicopy dan diedit untuk


TOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006
Diagnosis pada Dewasa

• Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik


• Tidak semua tempat memiliki sarana lab
• Diagnosis berdasarkan gejala dapat
mengikuti pedoman WHO
Stadium klinis HIV dewasa (WHO)

Stadium Klinis 1

Asimtomatis

Limfadenopati Meluas Persistent

Skala Penampilan 1: asimtomatis, aktivitas normal
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, papular pruritic eruption (PPE),
infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren,
cheilitis angularis,
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
• Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterial

Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal


Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung
> 1 bulan
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Hairy leukoplakia oral
• TB paru, dalam 1 tahun terakir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi
Skala Penampilan 3: selama 1 bulan terakir tinggal di tempat tidur <50%
Stadium Klinis 4

• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik


> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)
• Toksoplasmosis pada otak
• Kriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgn
diare >1 bulan
• Kriptokokosis, ekstra paru
• Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa,
kelenjar getah bening (mis: retinitis)
• Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan,
• Progressive multifocal leucoenphalopathy (PML)
• Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis,
penisiliosis)
Stadium Klinis 4 (lanjutan)

• Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru


• Mikobakteriosis atipik disseminata atau di paru
• Septikemi Salmonella non-tifoid
• TB ekstra paru
• Limfoma
• Sarkoma Kaposi
• Ensefalopati HIV (Gangguan dan/atau disfungsi motorik yg
mengganggu aktivitas hidup sehari hari dan berlangsung
beberapa minggu/bulan yg tidak disertai penyakit lain

Skala penampilan 4: berbaring di tempat tidur >50%


selama 1 bulan terakhir
Stadium klinis 1 (WHO)
Kahn JO. N Engl J Med 1998;339:33-39
Persistent Generalized
Lymphadenopathy (PGL)

• Kelenjar GB dgn diameter > 1.5 cm pada > 2 tempat


di ekstra inguinal selama > 3 bulan
• Benjolan tidak nyeri tekan, simetris, dan sering
mengenai servikal posterior, aksila, oksipital, dan
epitrochlear
• Periksa DL dan X-foto dada (KGB hilus &
mediastinum)
• Terjadi pada sampai 50% infeksi HIV
• Sampai 1/3nya tidak ada gejala lain
• PGL dapat mengecil secara perlahan selama
perjalanan penyakit dan dapat hilang sendiri
sebelum timbulnya AIDS
• Tidak ada terapi spesifik
Stadium klinis 2 (WHO)
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, papular pruritic eruption
(PPE), infeksi jamur kuku, ulkus oral yang
rekuren, cheilitis angularis
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
• Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterial

Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal


Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
• ~ P. ovale
Pengobatan

• Higiene perorangan
• Anti fungal (selenium,
pyrithione Zn, obat
azole)
• Anti inflamasi (salep
steroid)
• Jika berat: keratolitik
(as.salisilat)
Papular pruritic eruption (PPE)
Papular pruritic eruption (PPE)

• Lengan, tungkai,
pinggang,
bokong
• Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)

• Pengobatan
– Steroid topikal
– Antihistamin
– Prednison jangka
pendek
– UVB, UVA
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum


Disebabkan oleh T. mentagrophytes

Disebabkan oleh T. rubrum.


Paling sering pada pasien HIV

Diagnosis: Pem. KOH / biakan

Pengobatan
– Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu
– Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
ULKUS pada MULUT

• Infeksi Herpes
• Histoplasmosis
simplex • Limfoma
• Infeksi Varicella
zoster (“Shingles”)
• Necrotizing
• Infeksi
ulcerative
Cytomegalovirus gingivitis (NUG)
• Ulkus aftosa • Necrotizing
ulcerative
periodontitis
(NUP)
• Necrotizing
stomatitis (NS)
Infeksi Herpes Simpleks

• Ulserasi herpes simpleks atipik sering


menyebabkan ulserasi mukosa yg nyeri
• Kadang2 nyeri retrosternal dan odinofagi
• Diagnosis dipastikan dengan menggunakan
smear mukosa, isolasi virus (biakan) atau biopsi
• Ulkus biasanya membaik dengan terapi anti-viral
sistemik
Terapi Herpes Simplex (HSV-1,2)

• Acyclovir: 400mg tablet 3 x sehari selama 10


hari
• Famciclovir: 500mg tablet 3 x sehari selama 10
hari
• Valacyclovir: 1g tablet 2 x sehari selama 10 hari
• Topical Penciclovir 1%
Infeksi yg insidensinya rendah
• Viral
– Varicella-Zoster
– Cytomegalovirus

• Fungal
– Histoplasmosis
• Bakterial
– Tuberkulosis
– Sifilis
Virus Varicella Zoster

• Mengenai saraf
sensoris
• Jika mengenai saraf
trigeminal,
menyebabkan
timbulnya lesi intraoral
atau ekstraoral
• SELALU UNILATERAL
VI Meeks, DDS, U Md Dental School
Virus Varicella Zoster

• Mulai sebagai lesi


vesikuler yang nyeri
yang pecah dan
menimbulkan crusta;
secara klinis tampak
sebagai ulkus
• Keluhan awal yg
utama adalah nyeri
atau sakit gigi yg tidak
dapat menunjukkan
lokasi gigi yg sakit
Cytomegalovirus (CMV)

• Menyebar melalui
kontak langsung
• Biasanya
menyebabkan
komplikasi ke mata

 CMV retinitis
• Dapat menyebabkan
ulkus intraoral
• Dapat melewati barier
transplasenta VI Meeks, DDS, U Md Dental School
Cytomegalovirus (CMV)

• Perlu dilakukan biopsi


dan konfirmasi
histopatologis utk
diagnosis pasti
• Terapi: Ganciclovir;
Foscarnet
• Lesi oral dapat
memberi petunjuk
adanya infeksi sistemik
Mikobakterium tuberkulosis

• Biasanya pertama kali


timbul pada paru; dan
ciri lesi ekstra paru
adalah nyeri, indurasi,
ulkus yang tidak
menyembuh.
• Sputum yang terinfeksi
M. tuberculosis dapat
menginfeksi jaringan Courtesy of AFIP.
mukosa oral pada
daerah trauma di mulut.
Sifilis
• Penyebab: T. pallidum

 Terbanyak pd remaja
 Terutama wanita PSK
 Berhubunga dengan
crack cocaine
● Stadium:
 Primer:
• Chancre, oral/genital
 Sekunder
 Latent
● Terapi:
 Penicillin, cephalosporin, tetrasiklin

 Mencegah sifilis kongenital pada 90% kasus
● Jika tidak diobati, penyakit serius dan kematian
Ulkus aftosa

• Ulkus persisten, nonspesifik


• Biopsi dan pemeriksaan histologi perlu
untuk menyingkirkan penyebab lain
• Terapi sistemik dan topikal
kortikosteroid cukup berhasil
• Topikal tetrasiklin dan talidomid
sistemik juga telah digunakan
Limfoma Non-Hodgkin

• Tampak sebagai massa nekrotik,


berulserasi atau tidak, jika terjadi pada
rongga mulut
• Diagnosis: biopsi dan pemeriksaan
histologi
Limfoma Non-Hodgkin

– Demam, keringat malam, berat badan turun


– Limfadenopati, splenomegali, pansitopeni,
obstruksi saluran pencernaan, asites, lesi saraf
kranial, penekanan saraf spinal, lesi pada akar
saraf, kutaneus, testikular dan massa di paru
– Prognosis jelek jika CD4 <100
– Terapi: khemotherapi
Limfoma Non-Hodgkin
Necrotising Gingivitis

• Inflamasi gusi dapat menjadi ekstensif dan


nekrotik sehingga dapat menimbulkan gigi copot
• Disebabkan oleh bakteri dari flora mulut
Necrotizing Ulcerative Periodontal

• Ditandai oleh ulkus gingiva yg nyeri dan


dapat menyebabkan hilangnya alveolus
tulang
• Penanganan:
– Terapi antibiotik (Metronidazol, Klindamisin, Ko-
amoksiklav)
– Debridement jaringan
nekrotik/sekuesterektomi
– Perawatan di rumah yang seksama
Necrotizing Stomatitis

• Nekrosis jaringan
lunak yang luas di
atas tulang; sering
tidak ditemukan
penyebabnya
• Bandingkan
dengan ulkus
aftosa di sebelah
kanan
Necrotizing Stomatitis
Terapi
• Deksametason eliksir
• 10 hari kemudian
• Perhatikan akar gigi
sebagai akibat nekrosis
jaringan lunak dan tulang
• Talidomid juga cukup
efektif, ttp teratogenik
• Perlu suplemen nutrisi,
karena nyeri waktu
VI Meeks, DDS, U Md Dental School
makan
Cheilitis angularis

• Tampak sebagai
eritema atau
fissura pada sudut
mulut
• Sering mengikuti
kandidiasis
intraoral
Herpes zoster (shingle)
Multidermatomal Herpes zoster
Herpes zoster (shingle)
Stadium klinis 3 (WHO)
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung
> 1 bulan
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia (OHL)
• TB paru, dalam 1 tahun terakir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi
Diare kronis
Anamnesis/PF/Penanganan cairan

Pemeriksaan feses

Penyebab ? Ya Tx Spesifik
tdk
Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]

Perbaikan ? Ya Selesaikan Tx
tdk
Periksa kembali [berikan metronidazole]

Perbaikan ? Ya Selesaikan Tx
tdk
X-ray GI atau endoskopi

Penyebab ? Ya Tx Spesifik
tdk
Perbaikan: teruskan Tx 4 minggu
Tx empiris utk microsporidium
Tidak membaik: Tx antimotilitas
Kemungkinan penyebab diare kronis
berdasarkan CD4
Jumlah CD4

Patogen > 200 1 <200

Bakteri Salmonella ? Escherichia coli


Shigella MAC
Campylobacter
Yersinia
Clostridium difficile
MTB
Virus Adenovirus Cytomegalovirus
Rotavirus
HSV
? HIV
Protozoa Giardia lamblia Microsporidium
2
Entamoeba histolytica Cryptosporidium
Isospora
Cyclospora
Fungi Histoplasma Cryptococcus
Aspergillus

1. Semua jenis patogen ini terdapat lebih sering pada pasien immunocompromised.
2. Penyebab diare kronis hanya pd kelompok ini, tetapi dapat mencetuskan penyakit yang sembuh
sendiri pada lebih banyak pasien immunocompetent.
• Salmonela dan sigelosis
– Kotrimoksazol 2 X 960 (2 X 480) mg
selama 7 hari
– Ciprofloksasin 2 X 500 mg selama 7 hari
• Campilobakter
– Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 hari
• Giardiasis
– Metronidazol 3 X 500 mg selama 5 hari
• E. histoltika
– Metronidazol 3 X 500 mg selama 7 hari
• Isospora beli
– Kotrimoksazol 3 X 960 (2X480 mg) selama
14 hari
• Strongyloidiasis
– Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari
• Cryptosporidiosis
– Tidak ada pengobatan yang efektif.
• Microsporidiosis
– Albendazol
Demam

Peningkatan suhu tubuh yang berulang


atau menetap (>37.5 ºC) selama > 1 bulan
Kandidiasis oral
Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut
merupakan salah satu penyebab yang sering
terjadi. Kandidiasis dapat meluas sampai ke
esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan
gangguan dan sakit menelan. Diagnosis
berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada
sewaktu menelan. Endoskopi tidak dibutuhkan
kecuali pasien tidak memberi respon
pengobatan.
Candida
albicans
Oral (thrush)
• Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna
putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga
mulut
• Dapat terlokalisir maupun meluas
• Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya
• Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada
mukosa
• Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya
melekat dengan jaringan
• Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa
kolonisasi
Esofageal
• Lesi pseudomembran meluas ke farings bagian
bawah menyebabkan sulit menelan, mual, serta nyeri
retrosternal dan epigastrik

Diagnosis
• Pemeriksaan mikroscopis dari lesi yang dikerok dgn
menggunakan KOH
• Biopsi endoskopis
• Tampak miselium invasif ke jaringan pada
pemeriksaan endoskopi
Kandidiasis Pseudomembran
Kandidiasis Eritematus
Kandidiasis Hiperplastik
Kandidiasis Cheilitis angularis
Oropharyngeal Candidiasis

Pseudomembranous Erythematous
candidiasis (thrush) candidiasis
Candida
Esofagitis
Manajemen dan Terapi
• Langkah 1: Gunakan antifungal topikal

• Nystatin (1 tablet 100,000 IU setiap 4 jam): dapat dikunyah


atau diisap selama 7 hari
• Nistatin oral suspensi: 100.000 U 3 x sehari selama 7 hari
• Gentian violet: pemakaian Gentian violet 1% dalam larutan
air setiap 4 jam selama 1 minggu
• Amphotericin B (10 mg lozenges 4 x sehari) jika tersedia
(isap atau kunyah untuk mempertahankan kontak dgn
mukosa mulut)
• Langkah 2: Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan setelah 7
hari terapi topikal dan untuk semua kasus kandidiasis esofageal)

•Pilihan pertama — Fluconazole (200 mg loading dose,


selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika
tidak ada fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-
400 mg /hari)
•Pilihan kedua — Itraconazole (100 mg 2 x sehari,
dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg
sehari selama 10 -14 hari)
•Pilihan ketiga — Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg
per hari)
• Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk memperlambat
timbulnya kandida yang resisten
Oral Hairy Leukoplakia
• Tampak sebagai lesi/plaque
atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian
lateral lidah yang tidak nyeri
& tidak dapat hilang dgn
menggosoknya
• Merupakan tanda supresi
imun & prognosis jelek
• Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr
(EBV) intrasel
Oral Hairy Leukoplakia

• Terapi:
– Pd umumnya tidak memerlukan terapi,
kecuali alasan kosmetis
– Antiviral (acyclovir) 4 x 400 mg selama
10 hari dan topikal podophyllum resin
telah digunakan – hasilnya bersifat
temporer
– Dapat membesar atau berkurang tanpa
pengobatan
Angiomatosis basiler (epiteloid)
Bakteri: Bartonella henselae,
Bartonella quintana,
Rochalimaea henselae
Terapi:
Eritromisin 500 mg 4 x sehari
atau
Azithromisin 500 mg 1 x sehari
selama 3-4 minggu

Periodontal Abscess
Sakit Kepala
[1]

Adakah tanda2 neurologi Yes


CT scan otak Terapi untuk
fokal pada jika ada toksoplasmosis
pemeriksaan? [3]
[2]

Tidak

Pemeriksaan CSF Gejala ke arah


mikroskopis untuk malaria ?
bakteri, hitung sel darah Daerah endemik
putih (lekosit), malaria?
basil tahan
- asam,

Nyeri tinta India


Ya
Mikroskopis darah Terapi
jika ada? malaria

Kepala Terapi empiris


Dijumpai penyebab spesifik? Pemeriksaan CSF tidak utk cryptococcal
tersedia? meningitis
Tanda-tanda iritasi [4]
meningen?

Tidak Terapi
simtomatis

Ya

Terapi untuk Terapi untuk Terapi untuk Terapi untuk


cryptococcal bacterial tuberculous syphilitic
meningitis meningitis meningitis meningitis
[4] [5]
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:

• Toksoplasmosis
 Defisit neurologis dan kejang
 Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol

• Meningitis akibat Kriptokokus


 Kaku kuduk dan meningismus
Batuk dan sesak napas
Penyebab
• Sering
– Tuberkulosis
– Pneumonia Pneumocystis (PCP)
– Pnemonia bakterialis
• Kurang sering
– Infeksi jamur (kriptokokus, histoplasmosis)
– Atypical mycobacteria (MAC)
– Pneumonitis CMV
Batuk dan sesak napas
Penyebab Gejala X-foto Sputum
PCP Batuk-non produktif Infiltrat bilateral padaInduksi sputum pada
(tidak ada sputum), sesak
lapangan tengah paru rumah sakit spesialistis.
napas dan demam selama Terapi PCP jika
1-2 bulan gejala (dan x-foto dada
mengesankan PCP.
Tuberkulosis Batuk dengan sputum,Infiltrat lobus atas Basil Tahan Asam (BTA)
demam, berat badan adalah khas tetapi
turun 1-2 minggu pasien dgn HIV dapat
(atau lebih lama lagi)memberikan gambaran
X-foto yang atipikal dgn
infiltrat lapangan bawah
Pneumoni Batuk produktif, dgn Konsolidasi lobaris Bakteri Gram positif
bakterial sputum purulen dan
demam selama
- 1-2 mg
PCP terjadi lebih
perlahan dan biasanya
tidak ada sputum
Batuk dan sesak napas

• Sesak napas kemungkinan besar disebabkan oleh


PCP
• Gejala lain dari PCP
• Biasanya tidak akut
• Gejala berangsur angsur (minggu-bulan)
• Subfebril
• Batuk kering tanpa sputum
Penggolongan penyakit kulit
-
yangg terkait dengan HIV

Herpes zoster
Herpes simplex
Molluscum contagiosum
Infeksi virus Human papilloma virus
Oral hairy leukoplakia (EBV)

Infeksi jamur Mikosis superfisial Mikosis sistemik


Kandidiasis Cryptococcosis
Dermatofitosis Histoplasmosis
Cutaneous ringworm Penicilliosis
Onikomikosis

Kelainan Infeksi bakteri


Bakterial
Follikulitis & furunkulosis
Impetigo & ecthyma
Mikobacterial
Tuberkulosis
Atipik

kulit
Mikobacteri

Infeksi parasit Skabies

Anitretroviral,
Drug eruptions (mis: NNRTI)
Antibiotika
(mia: kotrimoksazole
)

Sarkoma Kaposi
Kanker Limfoma

Pruritic papular eruption


Dermatitis seboroika
Dermatosis lain Psoriasis
Xerosis
Hiperpigmentasi

Penyebab
• Obat-2an
• Endokrin (adrenalis, tiroid)
• Nutrisi
• Terpajan lama dan intensif
oleh UV
• Penyakit2 lain (TB,
histoplasmosis, kriptokokus)
Kulit

• Kulit pasien HIV


lebih kering
• Keluhan gatal
• Karier
Staphyllococcus
aureus meningkat
Kulit kering

• Hindari mandi air


panas/hangat
• Hindari sabun
antibakterial/
detergen
• Gunakan emolien
(skin lotion)
Dermatofitosis
• Batas tegas, bersisik,
plak eritematus dengan
tepi aktif dan central
healing
• Tinea corporis, T.cruris,
T.pedis, T.manuum,
T.capitis
• Pengobatan
– Krim antifungal topikal
– Shampoo antifungal
– Pengobatan sistemik
antifungal
Anogenital warts

• Risiko meningkat
untuk terjadinya
cervical displasia +/-
anal displasia
• Pengobatan
– Liquid nitrogen,
Electrocautery,
– CO2 laser,
– Podofilin
– Imiquimod
Genital Warts
Herpes simpleks

• Vesikel
berkelompok
pada dasar
erimates
• Lesi
ulseratif/kronik/
erosif
Herpes simpleks

• Terapi
– Asiklovir
– 5 X 200 mg
– Acyclovir IV
5mg/kg/8 jam
• Bila resisten asiklovir
– Foscarnet
– Cidofovir
Diagnosis Banding
Rash (ruam kulit)
HIV infection Other infections
An erythematous, non- Skin rashes are not a feature
pruritic, maculopapular rash of infectious mononucleosis,
is common during primary toxoplasmosis, or
HIV infection. cytomegalovirus infection.
Generally symmetrical. May
become generalized, with
lesions 5-10 mm in diameter.
Rashes involving the palms
The face or trunk is usually and soles are rare in most
affected, but extremities, viral infections.
including the palms and
soles, can also be involved.
Evolving Needs for Care & Support

Home &
Prevention Palliative Care

Anti-Retroviral Therapy
Opportunistic Diseases
Prevention & Treatment (eg.TB)
Psychological & Social Support

Voluntary Counselling & Testing


Uninfected Asymptomatic Early HIV Late HIV AIDS Terminal
HIV
HIV Disease Progression

Vous aimerez peut-être aussi