Vous êtes sur la page 1sur 41

BAB I

PENDAHULUAN
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis.
Appendix merupakan organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang berada di
perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan IgA namun seringkali menimbulkan
masalah bagi kesehatan. Peradangan akut Appendix atau Appendicitis acuta
menyebabkan komplikasi yang berbahaya apabila tidak segera dilakukan tindakan bedah.
Appendicitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering ditemukan.
Appendicitis dapat mengenai semua kelompok usia, meskipun tidak umum pada anak
sebelum usia sekolah. Hampir 1! anak dengan Appendicitis acuta mengalami per"orasi
setelah dilakukan operasi. #eskipun telah dilakukan peningkatan pemberian resusitasi
cairan dan antibiotik yang lebih baik, appendicitis pada anak$anak, terutama pada anak
usia prasekolah masih tetap memiliki angka morbiditas yang signi"ikan. %iagnosis
Appendicitis acuta pada anak kadang$kadang sulit. Hanya &'$(') kasus yang bisa
didiagnosis dengan tepat pada saat penilaian awal. Angka appendectomy negati" pada
pasien anak berkisar 1'$&'). *iwayat perjalanan penyakit pasien dan pemeriksaan "isik
merupakan hal yang paling penting dalam mendiagnosis Appendicitis
+
.
,emua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan dari Appendix yang
terin"lamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy. Apabila tidak
dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan
karena peritonitis dan syok. *eginald -it. pada tahun 1//0 adalah orang pertama yang
menjelaskan bahwa Appendicitis acuta merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
akut abdomen di seluruh dunia
!.
Appendicular in"iltrat merupakan komplikasi dari Appendicitis acuta yang terjadi bila
Appendicitis gangrenosa atau mikroper"orasi dilokalisir atau dibungkus oleh omentum
danatau lekuk usus halus.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Pasien
a. 1ama 2 1n. 1
b. 3mur 2 +& tahun
c. 4elamin 2 Perempuan
d. Pekerjaan 2 ,wasta
e. Pendidikan 2 ,#A
". Alamat2 *5 '/ 6orong 7otong *oyong
II. 6atar 8elakang ,osial$9konomi$%emogra"i$6ingkungan 4eluarga
a. ,tatus perkawinan 2 8elum menikah
b. :umlah anak 2 $
c. ,audara 2 Anak kedua dari ! bersaudara
d. ,tatus 9konomi 2 ;ukup
e. 48 2 $
". 4ondisi *umah 2
<s tinggal dengan mengontrak rumah. <s tinggal di rumah beratap
genteng, berdinding beton, dan berlantai keramik, terdiri dari + ruangan,
yaitu ruangan tamu dan kamar tidur, dan 1 dapur. 4amar mandi terletak di
kamar tidur. 6istrik ada. 5idak ada halaman rumah.
g. 4ondisi 6ingkungan 4eluarga
Pasien tinggal berdua dengan teman kerjanya
III. Aspek Psikologis 2 $
I=. *iwayat Penyakit ,ebelumnya 2
Pasien menyatakan tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. Pasien
mempunyai riwayat penyakit maag dan darah rendah >hipotensi?, pasien mengaku
jarang memakan sayur. Pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat dan
makanan.
=. *iwayat Penyakit ,ekarang
+
Pasien mengeluh merasakan sakit perut di bagian kanan bawah perut semenjak !
hari yang lalu. Perut dirasakan semakin sakit hingga pasien agak sulit berakti"itas.
<s juga mengaku sempat muntah 1x sebelum pergi ke Puskesmas. ,emenjak sakit
di bagian perut, os juga mengalami demam, namun masih bisa turun setelah
minum Paracetamol. 1amun nyerinya tidak bisa hilang hanya dengan obat. 8A4
normal, 8A8 agak sulit. *iwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal.
=I. Pemeriksaan -isik
,tatus Present
4ondisi 3mum 2 ,edang
4esadaran 2 ;ompos #entis
7;, 2 9@=&#0
5ekanan %arah 2 1''0'
1adi 2 00xi
*espirasi 2 +!xi
,uhu Aksila 2 5idak diukur
58 2 1&0 cm
88 2 @& kg
,tatus 7eneral
#ata 2 Anemis $$, Ikterik $$, *e"leks ;ahaya AA isokor
5H5 2 dbn
6eher 2 Pembesaran 478 >$?, :=P &$+ cmH+<
5horax 2
Paru 2 Inspeksi 2 %e"ormitas >$?, ,imetris, :ejas >$?
Palpasi 2 ,tem -remitus sama kiri kanan
Perkusi 2 ,onor di kedua lapangan paru
Auskultasi 2 =esikuler AA, *onkhi $, Bhee.ing C
:antung 2 Inspeksi 2 Ictus 4ordis tidak tampak
Palpasi 2 5idak diperiksa
Perkusi 2 5idak diperiksa
Auskultasi 2 ,1$,+ 1ormal, 7allop $, #urmur C
Abdomen 2
!
Inspeksi 2 distensi $, striae C
Auskultasi 2 8ising 3sus normal, metalic sound $, burburitme C
Palpasi 2 Hepar6ien sulit dinilai
1yeri di regio #c8urney, nyeri tekan lepas >A?
Perkusi 2 5idak dilakukan
9kstremitas 2 Akral Hangat, ;*5 D + detik, edema $$
Pemeriksaan 6ain 2 <bturator ,ign >A?, *ovsign ,ign >A?, Psoas ,ign >A?
3sulan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan %arah *utin 6eukosit 1&.!'' mm!
+. Pemeriksaan *adiologis Appendicogram
!. 3,7
@. Pemeriksaan kehamilan
=II. %iagnosa 4erja
Appendicitis Akut
=III. %iagnosa 8anding
a. Appendicitis Akut
b. Adenixitis
c. 495
d. Peritonitis
IE. #anajemen
a. Promoti"
1. 8edrest, istirahat total, diet rendah lemak, kaya serat
+. 8anyak minum air putih
!. :angan minum penghilang nyeri saat diperiksa oleh %okter
,pesialis 8edah karena dapat mengaburkan diagnosis
b. Preventi"
1. 3sahakan konsumsi makanan kaya serat dan banyak minum air
putih. Hindari makanan tinggi lemak.
+. 8erolahraga rutin
@
!. :angan terlalu lama duduk saat bekerja karena dapat menjadi
salah satu "aktor resiko appendicitis
c. 4urati"
1. 1on$-armakologi 2 8edrest
+. -armakologi 2
Paracetamol tab &'' mg ! x 1 tab
Amoxicillin tab &'' mg ! x 1 tab
Antasida tab ! x 1 tab
*ujuk ke poli bedah
%I1A, 49,9HA5A1 4<5A :A#8I
P3,49,#A, ,I#PA17 I= ,IPI1
%r. Harlan 4asy"il A. ,IP. 71A1'/'//
5gl. 1F :uni +'1@
* Paracetamol tab &'' mg 1o. IE
,!dd tab 1 p.r.n
* Amoxicillin tab &'' mg no.IE
,!dd tab 1
* Antasida tab no IE
,!dd tab 1
Pro 2 1n.1
3mur 2 +& tahun
&
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI, FISIOLOGI, DAN EMBRIOLOGI APPENDIX
Appendix merupakan derivat bagian dari midgut yang terdapat di antara Ileum
dan ;olon ascendens. ;aecum terlihat pada minggu ke$& kehamilan dan Appendix
terlihat pada minggu ke$/ kehamilan sebagai suatu tonjolan pada ;aecum. Awalnya
Appendix berada pada apeks ;aecum, tetapi kemudian berotasi dan terletak lebih medial
dekat dengan Plica ileocaecalis. %alam proses perkembangannya, usus mengalami rotasi.
;aecum berakhir pada kuadran kanan bawah perut. Appendix selalu berhubungan dengan
5aenia caecalis. <leh karena itu, lokasi akhir Appendix ditentukan oleh lokasi
;aecum.
1,+,!
7ambar 1. Appendix vermicularis
@?
=askularisasi Appendix berasal dari percabangan A. ileocolica. 7ambaran histologis
Appendix menunjukkan adanya sejumlah "olikel lim"oid pada submukosanya. Pada usia
1& tahun didapatkan sekitar +'' atau lebih nodul lim"oid. 6umen Appendix biasanya
mengalami obliterasi pada orang dewasa.
1,!
0
7ambar +. Potongan transversa Appendix
&
Panjang Appendix pada orang dewasa bervariasi antara +$++ cm, dengan rata$rata
panjang 0$F cm. #eskipun dasar Appendix berhubungan dengan 5aenia caealis pada
dasar ;aecum, ujung Appendix memiliki variasi lokasi seperti yang terlihat pada gambar
di bawah ini. =ariasi lokasi ini yang akan mempengaruhi lokasi nyeri perut yang terjadi
apabila Appendix mengalami peradangan.
1,+
7ambar !. =ariasi lokasi Appendix vermicularis
1
(
Awalnya, Appendix dianggap tidak memiliki "ungsi. 1amun akhir$akhir ini,
Appendix dikatakan sebagai organ imunologi yang secara akti" mensekresikan
Imunoglobulin terutama Imunoglobulin A >IgA?. Balaupun Appendix merupakan
komponen integral dari sistem Gut Associated Lymphoid Tissue >7A65?, "ungsinya tidak
penting dan Appendectomy tidak akan menjadi suatu predisposisi sepsis atau penyakit
imunode"isiensi lainnya.
+
2.2 INSIDENSI
Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur. 1amun jarang pada anak kurang
dari satu tahun. *asio pria 2 wanita G 1,+$1,! 2 1.
+
2.3 ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
2.3.1 Obstrus!
<bstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendicitis acuta. -ecalith
merupakan penyebab umum obstruksi Appendix, yaitu sekitar +') pada anak dengan
Appendicitis akut dan !'$@') pada anak dengan per"orasi Appendix. Penyebab yang
lebih jarang adalah hiperplasia jaringan lim"oid di sub mukosa Appendix, barium yang
mengering pada pemeriksaan sinar E, biji$bijian, gallstone, cacing usus terutama Oxyuris
vermicularis. *eaksi jaringan lim"atik, baik lokal maupun generalisata, dapat disebabkan
oleh in"eksi Hersinia, ,almonella, dan ,higellaI atau akibat invasi parasit seperti
9ntamoeba, ,trongyloides, 9nterobius vermicularis, ,chistosoma, atau Ascaris.
Appendicitis juga dapat diakibatkan oleh in"eksi virus enterik atau sistemik, seperti
measles, chicken pox, dan cytomegalovirus. Insidensi Appendicitis juga meningkat pada
pasien dengan cystic "ibrosis. Hal tersebut terjadi karena perubahan pada kelenjar yang
mensekresi mukus. <bstruksi Appendix juga dapat terjadi akibat tumor carcinoid,
khususnya jika tumor berlokasi di
1
! proksimal. ,elama lebih dari +'' tahun, corpus
alienum seperti pin, biji sayuran, dan batu cherry dilibatkan dalam terjadinya
Appendicitis. -aktor lain yang mempengaruhi terjadinya Appendicitis adalah trauma,
stress psikologis, dan herediter.
0
/
-rekuensi obstruksi meningkat sejalan dengan keparahan proses in"lamasi.
-ecalith ditemukan pada @') kasus Appendicitis acuta sederhana, sekitar 0&) pada
kasus Appendicitis gangrenosa tanpa per"orasi, dan F') pada kasus Appendicitis acuta
gangrenosa dengan per"orasi.
1,+,0,(?
7ambar !.1. Appendicitis >dengan "ecalith?
/?
<bstruksi lumen akibat adanya sumbatan pada bagian proksimal dan sekresi normal
mukosa Appendix segera menyebabkan distensi. 4apasitas lumen pada Appendix normal
',1 m6. ,ekresi sekitar ',& m6 pada distal sumbatan meningkatkan tekanan intraluminal
sekitar 0' cmH+<. %istensi merangsang akhiran serabut sara" a"eren nyeri visceral,
mengakibatkan nyeri yang samar$samar, nyeri di"us pada perut tengah atau di bawah
epigastrium.
+?
%istensi berlanjut tidak hanya dari sekresi mukosa, tetapi juga dari pertumbuhan
bakteri yang cepat di Appendix. ,ejalan dengan peningkatan tekanan organ melebihi
tekanan vena, aliran kapiler dan vena terhambat menyebabkan kongesti vaskular. Akan
tetapi aliran arteriol tidak terhambat. %istensi biasanya menimbulkan re"leks mual,
muntah, dan nyeri yang lebih nyata. Proses in"lamasi segera melibatkan serosa Appendix
dan peritoneum parietal pada regio ini, mengakibatkan perpindahan nyeri yang khas ke
*6J.
+,0,( ?
#ukosa gastrointestinal termasuk Appendix, sangat rentan terhadap kekurangan
suplai darah. %engan bertambahnya distensi yang melampaui tekanan arteriol, daerah
dengan suplai darah yang paling sedikit akan mengalami kerusakan paling parah. %engan
F
adanya distensi, invasi bakteri, gangguan vaskuler, in"ark jaringan, terjadi per"orasi
biasanya pada salah satu daerah in"ark di batas antemesenterik.
1,+,0,(?
%i awal proses peradangan Appendix, pasien akan mengalami gejala gangguan
gastrointestinal ringan seperti berkurangnya na"su makan, perubahan kebiasaan 8A8,
dan kesalahan pencernaan. Anoreksia berperan penting pada diagnosis Appendicitis,
khususnya pada anak$anak.
0
%istensi Appendix menyebabkan perangsangan serabut sara" visceral yang
dipersepsikan sebagai nyeri di daerah periumbilical. 1yeri awal ini bersi"at nyeri tumpul
di dermatom 5h 1'. %istensi yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah
dalam beberapa jam setelah timbul nyeri perut. :ika mual muntah timbul mendahului
nyeri perut, dapat dipikirkan diagnosis lain.
0
Appendix yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi
perkembangbiakan bakteri. ,eiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi
gangguan aliran lim"atik sehingga terjadi oedem yang lebih hebat. Hal$hal tersebut
semakin meningkatan tekanan intraluminal Appendix. Akhirnya, peningkatan tekanan ini
menyebabkan gangguan aliran sistem vaskularisasi Appendix yang menyebabkan
iskhemia jaringan intraluminal Appendix, in"ark, dan gangren. ,etelah itu, bakteri
melakukan invasi ke dinding AppendixI diikuti demam, takikardia, dan leukositosis
akibat pelepasan mediator in"lamasi karena iskhemia jaringan. 4etika eksudat in"lamasi
yang berasal dari dinding Appendix berhubungan dengan peritoneum parietale, serabut
sara" somatik akan teraktivasi dan nyeri akan dirasakan lokal pada lokasi Appendix,
khususnya di titik #c 8urneyKs. :arang terjadi nyeri somatik pada kuadran kanan bawah
tanpa didahului nyeri visceral sebelumnya. Pada Appendix yang berlokasi di retrocaecal
atau di pelvis, nyeri somatik biasanya tertunda karena eksudat in"lamasi tidak mengenai
peritoneum parietale sebelum terjadi per"orasi Appendix dan penyebaran in"eksi. 1yeri
pada Appendix yang berlokasi di retrocaecal dapat timbul di punggung atau pinggang.
Appendix yang berlokasi di pelvis, yang terletak dekat ureter atau pembuluh darah testis
dapat menyebabkan peningkatan "rekuensi 8A4, nyeri pada testis, atau keduanya.
In"lamasi ureter atau =esica urinaria akibat penyebaran in"eksi Appendicitis dapat
menyebabkan nyeri saat berkemih, atau nyeri seperti terjadi retensi urine.
1'
Per"orasi Appendix akan menyebabkan terjadinya abscess lokal atau peritonitis
di"us. Proses ini tergantung pada kecepatan progresivitas ke arah per"orasi dan
kemampuan tubuh pasien berespon terhadap per"orasi tersebut. 5anda per"orasi Appendix
mencakup peningkatan suhu melebihi !/.0
o
;, leukositosis L 1@.''', dan gejala
peritonitis pada pemeriksaan "isik. Pasien dapat tidak bergejala sebelum terjadi per"orasi,
dan gejala dapat menetap hingga L @/ jam tanpa per"orasi. Peritonitis di"us lebih sering
dijumpai pada bayi karena bayi tidak memiliki jaringan lemak omentum, sehingga tidak
ada jaringan yang melokalisir penyebaran in"eksi akibat per"orasi. Per"orasi yang terjadi
pada anak yang lebih tua atau remaja, lebih memungkinkan untuk terjadi abscess.
Abscess tersebut dapat diketahui dari adanya massa pada palpasi abdomen pada saat
pemeriksaan "isik.
0
4onstipasi jarang dijumpai. 5enesmus ad ani sering dijumpai. %iare sering
dijumpai pada anak$anak, yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek, akibat iritasi
Ileum terminalis atau caecum. Adanya diare dapat mengindikasikan adanya abscess
pelvis.
0
2.3.2 B"t#r!$%$&!
-lora pada Appendix yang meradang berbeda dengan "lora Appendix normal. ,ekitar
0') cairan aspirasi yang didapatkan dari Appendicitis didapatkan bakteri jenis anaerob,
dibandingkan yang didapatkan dari +&) cairan aspirasi Appendix yang normal. %iduga
lumen merupakan sumber organisme yang menginvasi mukosa ketika pertahanan mukosa
terganggu oleh peningkatan tekanan lumen dan iskemik dinding lumen. -lora normal
;olon memainkan peranan penting pada perubahan Appendicitis acuta ke Appendicitis
gangrenosa dan Appendicitis per"orata.
1,+,(?

Appendicitis merupakan in"eksi polimikroba, dengan beberapa kasus didapatkan
lebih dari 1@ jenis bakteri yang berbeda dikultur pada pasien yang mengalami per"orasi.
+?
-lora normal pada Appendix sama dengan bakteri pada ;olon normal. -lora pada
Appendix akan tetap konstan seumur hidup kecuali Porphyomonas gingivalis. 8akteri ini
hanya terlihat pada orang dewasa. 8akteri yang umumnya terdapat di Appendix,
Appendicitis acuta dan Appendicitis per"orasi adalah Eschericia coli dan Bacteriodes
11
fragilis. 1amun berbagai variasi dan bakteri "akultati" dan anaerob dan #ycobacteria
dapat ditemukan.
1,+,(?

5abel 1. <rganisme yang ditemukan pada Appendicitis acuta
+?
B"t#r! A#r$b '"( F"u%t"t!) B"t#r! A("#r$b
8atang 7ram >$?
Eschericia coli
Pseudomonas aeruginosa
4lebsiella sp.
;occus 7r >A?
Streptococcus anginosus
,treptococcus sp.
9nteococcus sp.
8atang 7ram >$?
Bacteroides fragilis
8acteroides sp.
-usobacterium sp.
8atang 7ram >$?
;lostridium sp.
;occus 7ram >A?
Peptostreptococcus sp.
4ultur intraperitonal rutin yang dilakukan pada pasien Appendicitis per"orata dan non
per"orata masih dipertanyakan kegunaannya. ,aat hasil kultur selesai, seringkali pasien
telah mengalami perbaikan. Apalagi, organisme yang dikultur dan kemampuan
laboratorium untuk mengkultur organisme anaerob secara spesi"ik sangat bervariasi.
4ultur peritoneal harus dilakukan pada pasien dengan keadaan imunosupresi, sebagai
akibat dari obat$obatan atau penyakit lain, dan pasien yang mengalami abscess setelah
terapi Appendicitis. Perlindungan antibiotik terbatas +@$@/ jam pada kasus Appendicitis
non per"orata. Pada Appendicitis per"orata, antibiotik diberikan ($1' hari secara intravena
hingga leukosit normal atau pasien tidak demam dalam +@ jam. Penggunaan irigasi
antibiotik pada drainage rongga peritoneal dan transperitoneal masih kontroversi.
+,0?

2.3.3 P#r"("( %!(&u(&"(* '!#t '"( +!&!#(#
(?
%i awal tahun 1F('an, 8urkitt mengemukakan bahwa diet orang 8arat dengan
kandungan serat rendah, lebih banyak lemak, dan gula buatan berhubungan dengan
kondisi tertentu pada pencernaan. Appendicitis, penyakit %ivertikel, carcinoma
;olorectal lebih sering pada orang dengan diet seperti di atas dan lebih jarang diantara
orang yang memakan makanan dengan kandungan serta lebih tinggi. 8urkitt
1+
mengemukakan bahwa diet rendah serat berperan pada perubahan motilitas, "lora normal,
dan keadaan lumen yang mempunyai kecenderungan untuk timbul "ecalith.
2., MANIFESTASI KLINIS
2.,.1 G#-"%" K%!(!s
7ejala Appendicitis acuta umumnya timbul kurang dari !0 jam, dimulai dengan
nyeri perut yang didahului anoreksia.
1+,1!
7ejala utama Appendicitis acuta adalah nyeri
perut. Awalnya, nyeri dirasakan di"us terpusat di epigastrium, lalu menetap, kadang
disertai kram yang hilang timbul. %urasi nyeri berkisar antara 1$1+ jam, dengan rata$rata
@$0 jam. 1yeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi di *6J. =ariasi dari lokasi
anatomi Appendix berpengaruh terhadap lokasi nyeri, sebagai contohI Appendix yang
panjang dengan ujungnya yang in"lamasi di 66J menyebabkan nyeri di daerah tersebut,
Appendix di daerah pelvis menyebabkan nyeri suprapubis, retroileal Appendix dapat
menyebabkan nyeri testicular.
1,+,!,(,/

3mumnya, pasien mengalami demam saat terjadi in"lamasi Appendix, biasanya
suhu naik hingga !/
o
;. 5etapi pada keadaan per"orasi, suhu tubuh meningkat hingga L
!F
o
;. Anoreksia hampir selalu menyertai Appendicitis. Pada (&) pasien dijumpai
muntah yang umumnya hanya terjadi satu atau dua kali saja. #untah disebabkan oleh
stimulasi sara" dan ileus. 3mumnya, urutan munculnya gejala Appendicitis adalah
anoreksia, diikuti nyeri perut dan muntah. 8ila muntah mendahului nyeri perut, maka
diagnosis Appendicitis diragukan.
+,/
#untah yang timbul sebelum nyeri abdomen
mengarah pada diagnosis gastroenteritis.
,ebagian besar pasien mengalami obstipasi pada awal nyeri perut dan banyak
pasien yang merasa nyeri berkurang setelah buang air besar. %iare timbul pada beberapa
pasien terutama anak$anak.
+,!,/
%iare dapat timbul setelah terjadinya per"orasi
Appendix.
1+,1!
1!
5abel 1. 7ejala Appendicitis acuta
F?
7ejalaM -rekuensi >)?
1yeri perut 1''
Anorexia 1''
#ual F'
#untah (&
1yeri berpindah &'
7ejala sisa klasik >nyeri periumbilikal kemudian
anorexiamualmuntah kemudian nyeri berpindah ke *6J kemudian
demam yang tidak terlalu tinggi?
&'
M$$ <nset gejala khas terdapat dalam +@$!0 jam
S$r A%."r"'$
,emua penderita dengan suspek Appendicitis acuta dibuat skor Alvarado dan
diklasi"ikasikan menjadi + kelompok yaituI skor D0 dan skor L0. ,elanjutnya ditentukan
apakah akan dilakukan Appendectomy. ,etelah Appendectomy, dilakukan pemeriksaan
PA terhadap jaringan Appendix dan hasil PA diklasi"ikasikan menjadi + kelompok yaitu
radang akut dan bukan radang akut.
11?
5abel +. Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis.
+
7ejala 4linik =alue
7ejala Adanya migrasi nyeri 1
Anoreksia 1
#ualmuntah 1
5anda 1yeri *6J +
1yeri lepas 1
-ebris 1
6ab 6eukositosis +
,hi"t to the le"t 1
5otal poin 1'
8ila skor &$0 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor L0 maka tindakan
bedah sebaiknya dilakukan.
+
7ejala Appendicitis yang terjadi pada anak dapat bervariasi, mulai dari yang
menunjukkan kesan sakit ringan hingga anak yang tampak lesu, dehidrasi, nyeri lokal
pada perut kanan bawah, bayi yang tampak sepsis. Pasien dengan peritonitis di"us
1@
biasanya berna"as mengorok. Pada beberapa kasus yang meragukan, pasien dapat
diobservasi dulu selama 0 jam. Pada penderita Appendicitis biasanya menunjukkan
peningkatan nyeri dan tanda in"lamasi yang khas.
1+,1!
Pada pemeriksaan "isik, perubahan suara bising usus berhubungan dengan tingkat
in"lamasi pada Appendix. Hampir semua pasien merasa nyeri pada nyeri lokal di titik #c
8urneyKs. 5etapi pasien dengan Appendix retrocaecal menunjukkan gejala lokal yang
minimal. Adanya psoas sign, obturator sign, dan *ovsingKs sign bersi"at kon"irmasi
dibanding diagnostik. Pemeriksaan rectal toucher juga bersi"at kon"irmasi dibanding
diagnostik, khususnya pada pasien dengan pelvis abscess karena ruptur Appendix.
1+
%iagnosis Appendicitis sulit dilakukan pada pasien yang terlalu muda atau terlalu tua.
Pada kedua kelompok tersebut, diagnosis biasanya sering terlambat sehingga
Appendicitisnya telah mengalami per"orasi. Pada awal perjalanan penyakit pada bayi,
hanya dijumpai gejala letargi, irritabilitas, dan anoreksia. ,elanjutnya, muncul gejala
muntah, demam, dan nyeri.
1!
2.,.2 T"('" K%!(!s
Anak$anak dengan Appendicitis biasanya lebih tenang jika berbaring dengan gerakan
yang minimal. Anak yang menggeliat dan berteriak$teriak, pada akhirnya jarang
didiagnosis sebagai Appendicitis, kecuali pada anak dengan Appendicitis letak
retrocaecal. Pada Appendicitis letak retrocaecal, terjadi perangsangan ureter sehingga
nyeri yang timbul menyerupai nyeri pada kolik renal.
0
Penderita Appendicitis umumnya lebih menyukai sikap jongkok pada paha kanan,
karena pada sikap itu ;aecum tertekan sehingga isi ;aecum berkurang. Hal tersebut
akan mengurangi tekanan ke arah Appendix sehingga nyeri perut berkurang.
0
1&
7ambar @. Posisi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri perut
1'?
Appendix umumnya terletak di sekitar #c8urney. 1amun perlu diingat bahwa letak
anatomis Appendix sebenarnya dapat pada semua titik, !0'
o
mengelilingi pangkal
;aecum. Appendicitis letak retrocaecal dapat diketahui dari adanya nyeri di antara costa
1+ dan spina iliaca posterior superior. Appendicitis letak pelvis dapat menyebabkan nyeri
rectal.
0
,ecara teori, peradangan akut Appendix dapat dicurigai dengan adanya nyeri pada
pemeriksaan rektum >ectal toucher?. 1amun, pemeriksaan ini tidak spesi"ik untuk
Appendicitis. :ika tanda$tanda Appendicitis lain telah positi", maka pemeriksaan rectal
toucher tidak diperlukan lagi.
0
,ecara klinis, dikenal beberapa manuver diagnostik2
1'
*ovsingKs sign
:ika 66J ditekan, maka terasa nyeri di *6J. Hal ini menggambarkan iritasi
peritoneum. ,ering positi" pada Appendicitis namun tidak spesi"ik.
Psoas sign
Pasien berbaring pada sisi kiri, tangan kanan pemeriksa memegang lutut pasien dan
tangan kiri menstabilkan panggulnya. 4emudian tungkai kanan pasien digerakkan
dalam arah anteroposterior. 1yeri pada manuver ini menggambarkan kekakuan
musculus psoas kanan akibat re"leks atau iritasi langsung yang berasal dari
peradangan Appendix. #anuver ini tidak berman"aat bila telah terjadi rigiditas
abdomen.
10
7ambar &. %asar anatomis terjadinya Psoas sign
1'
<bturator sign
Pasien terlentang, tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak kaki kanan
pasien sedangkan tangan kiri di sendi lututnya. 4emudian pemeriksa memposisikan
sendi lutut pasien dalam posisi "leksi dan articulatio coxae dalam posisi endorotasi
kemudian eksorotasi. 5es ini positi" jika pasien merasa nyeri di hipogastrium saat
eksorotasi. 1yeri pada manuver ini menunjukkan adanya per"orasi Appendix, abscess
lokal, iritasi #. <bturatorius oleh Appendicitis letak retrocaecal, atau adanya hernia
obturatoria.
7ambar 0. ;ara melakukan <bturator sign
1'?
1(
7ambar (. %asar anatomis <bturator sign
1'?
8lumbergKs sign >nyeri lepas kontralateral?
Pemeriksa menekan di 66J kemudian melepaskannya. #anuver ini dikatakan positi"
bila pada saat dilepaskan, pasien merasakan nyeri di *6J.
BahlKs sign
#anuver ini dikatakan positi" bila pasien merasakan nyeri pada saat dilakukan
perkusi di *6J, dan terdapat penurunan peristaltik di segitiga ,cherren pada
auskultasi.
8aldwinKs test
#anuver ini dikatakan positi" bila pasien merasakan nyeri di "lank saat tungkai
kanannya ditekuk.
%e"ence musculare
%e"ence musculare bersi"at lokal sesuai letak Appendix.
1yeri pada daerah cavum %ouglasi
1yeri pada daerah cavum %ouglasi terjadi bila sudah ada abscess di cavum %ouglasi
atau Appendicitis letak pelvis.
1yeri pada pemeriksaan rectal toucher pada saat penekanan di sisi lateral
%unphyKs sign >nyeri ketika batuk?
1/
2./ PEMERIKSAAN PENUNJANG
2./.1 L"b$r"t$r!u0
+,!,0,(?
6eukositosis ringan berkisar antara 1'.'''$1/.''' mm
!
, biasanya didapatkan pada
keadaan akut, Appendicitis tanpa komplikasi dan sering disertai predominan
polimor"onuklear sedang. :ika hitung jenis sel darah putih normal tidak ditemukan shift
to the left pergeseran ke kiri, diagnosis Appendicitis acuta harus dipertimbangkan. :arang
hitung jenis sel darah putih lebih dari 1/.''' mm
!
pada Appendicitis tanpa komplikasi.
Hitung jenis sel darah putih di atas jumlah tersebut meningkatkan kemungkinan
terjadinya per"orasi Appendix dengan atau tanpa abscess.
;*P >;$*eactive Protein? adalah suatu reaktan "ase akut yang disintesis oleh hati
sebagai respon terhadap in"eksi bakteri. :umlah dalam serum mulai meningkat antara 0$
1+ jam in"lamasi jaringan.
4ombinasi ! tes yaitu adanya peningkatan ;*P N / mcgm6, hitung leukosit N 11''',
dan persentase neutro"il N (&) memiliki sensitivitas /0), dan spesi"isitas F'.().
Pemeriksaan urine berman"aat untuk menyingkirkan diagnosis in"eksi dari saluran
kemih. Balaupun dapat ditemukan beberapa leukosit atau eritrosit dari iritasi 3rethra atau
=esica urinaria seperti yang diakibatkan oleh in"lamasi Appendix, pada Appendicitis
acuta dalam sample urine catheter tidak akan ditemukan bakteriuria.
2./.2.U%tr"s$($&r")!
1,+,0,(?
3ltrasonogra"i cukup berman"aat dalam menegakkan diagnosis Appendicitis.
Appendix diidenti"ikasi dikenal sebagai suatu akhiran yang kabur, bagian usus yang
nonperistaltik yang berasal dari ;aecum. %engan penekanan yang maksimal, Appendix
diukur dalam diameter anterior$posterior. Penilaian dikatakan positi" bila tanpa kompresi
ukuran anterior$posterior Appendix 0 mm atau lebih. %itemukannya appendicolith akan
mendukung diagnosis. 7ambaran 3,7 dari Appendix normal, yang dengan tekanan
ringan merupakan struktur akhiran tubuler yang kabur berukuran & mm atau kurang, akan
menyingkirkan diagnosis Appendicitis acuta. Penilaian dikatakan negati" bila Appendix
tidak terlihat dan tidak tampak adanya cairan atau massa pericaecal. ,ewaktu diagnosis
Appendicitis acuta tersingkir dengan 3,7, pengamatan singkat dari organ lain dalam
rongga abdomen harus dilakukan untuk mencari diagnosis lain. Pada wanita$wanita usia
1F
reprodukti", organ$organ panggul harus dilihat baik dengan pemeriksaan transabdominal
maupun endovagina agar dapat menyingkirkan penyakit ginekologi yang mungkin
menyebabkan nyeri akut abdomen. %iagnosis Appendicitis acuta dengan 3,7 telah
dilaporkan sensiti"itasnya sebesar (/)$F0) dan spesi"itasnya sebesar /&)$F/). 3,7
sama e"ekti"nya pada anak$anak dan wanita hamil, walaupun penerapannya terbatas pada
kehamilan lanjut.
3,7 memiliki batasan$batasan tertentu dan hasilnya tergantung pada pemakai.
Penilaian positi" palsu dapat terjadi dengan ditemukannya periappendicitis dari
peradangan sekitarnya, dilatasi 5uba "allopi, benda asing >inspissated stool? yang dapat
menyerupai appendicolith, dan pasien obesitas Appendix mungkin tidak tertekan karena
proses in"lamasi Appendix yang akut melainkan karena terlalu banyak lemak. 3,7
negati" palsu dapat terjadi bila Appendicitis terbatas hanya pada ujung Appendix, letak
retrocaecal, Appendix dinilai membesar dan dikelirukan oleh usus kecil, atau bila
Appendix mengalami per"orasi oleh karena tekanan.
7ambar !.(.3ltrasonogram pada potongan longitudinal Appendicitis
1'?
2./.3. P#0#r!s""( r"'!$%$&!
1,+,0,(?

-oto polos abdomen jarang membantu diagnosis Appendicitis acuta, tetapi dapat
sangat berman"aat untuk menyingkirkan diagnosis banding. Pada pasien Appendicitis
acuta, kadang dapat terlihat gambaran abnormal udara dalam usus, hal ini merupakan
temuan yang tidak spesi"ik. Adanya "ecalith jarang terlihat pada "oto polos, tapi bila
+'
ditemukan sangat mendukung diagnosis. -oto thorax kadang disarankan untuk
menyingkirkan adanya nyeri alih dari proses pneumoni lobus kanan bawah.
5eknik radiogra"i tambahan meliputi ;5 ,can, barium enema, dan radioisotop
leukosit. #eskipun ;5 ,can telah dilaporkan sama atau lebih akurat daripada 3,7, tapi
jauh lebih mahal. 4arena alasan biaya dan e"ek radiasinya, ;5 ,can diperiksa terutama
saat dicurigai adanya Abscess appendix untuk melakukan percutaneous drainage secara
tepat.
%iagnosis berdasarkan pemeriksaan barium enema tergantung pada penemuan yang
tidak spesi"ik akibat dari masa ekstrinsik pada ;aecum dan Appendix yang kosong dan
dihubungkan dengan ketepatan yang berkisar antara &'$@/ ). Pemeriksaan radiogra"i
dari pasien suspek Appendicitis harus dipersiapkan untuk pasien yang diagnosisnya
diragukan dan tidak boleh ditunda atau diganti, memerlukan operasi segera saat ada
indikasi klinis.
7ambar !./. 7ambaran ;5 ,can abdomen2 Appendicitis per"orata
dengan abscess dan kumpulan cairan di pelvis
1?
+1
7ambar !.F. 7ambaran ;5 ,can abdomen2 Penebalan Appendix
>panah? dengan appendicolith
1?
5abel !. Perbandingan 3,7 dan ;5 ,can Appendix pada Appendicitis
1'?
USG 1T S2"( A33#('!4
,ensitivitas /&) F'$1'')
,pesi"itas F+) F&$F()
Penggunaan 9valuasi pasien pada
pasien Appendicitis
9valuasi pasien pada
pasien Appendicitis
4euntungan Aman
*elati" murah
%apat menyingkirkan
penyakit pelvis pada
wanita
6ebih baik pada anak$anak
6ebih akurat
6ebih baik dalam
mengidenti"ikasi Appendix
normal, phlegmon dan
abscess
4erugian 5ergantung operator
,ecara teknik tidak
adekuat dalam menilai gas
1yeri
#ahal
*adiasi ionisasi
4ontras
++
2.5 DIAGNOSIS BANDING
%iagnosis banding dari Appendicitis acuta pada dasarnya adalah diagnosis dari akut
abdomen. Hal ini karena mani"estasi klinik yang tidak spesi"ik untuk suatu penyakit
tetapi spesi"ik untuk suatu gangguan "isiologi atau gangguan "ungsi. :adi pada dasarnya
gambaran klinis yang identik dapat diperoleh dari berbagai proses akut di dalam atau di
sekitar cavum peritoneum yang mengakibatkan perubahan yang sama seperti
Appendicitis acuta.
+,0?
Ada beberapa keadaan yang merupakan kontraindikasi operasi, namun pada
umumnya proses$proses penyakit yang diagnosisnya sering dikacaukan oleh Appendicitis
sebagian besar juga merupakan masalah pembedahan atau tidak akan menjadi lebih buruk
dengan pembedahan.
+,0?
%iagnosis banding Appendicitis tergantung dari ! "aktor utama2 lokasi anatomi dari
in"lamasi Appendix, tingkatan dari proses dari yang simple sampai yang per"orasi, serta
umur dan jenis kelamin pasien.
+,0?
1. Adenitis #esenterica Acuta
%iagnosis penyakit ini seringkali dikacaukan oleh Appendicitis acuta pada anak$
anak. Hampir selalu ditemukan in"eksi saluran perna"asan atas, tetapi sekarang ini
telah menurun. 1yeri biasanya kurang atau bisa lebih di"us dan rasa sakit tidak dapat
ditentukan lokasinya secara tepat seperti pada Appendicitis. <bservasi selama
beberapa jam bila ada kemungkinan diagnosis Adenitis mesenterica, karena Adenitis
mesenterica adalah penyakit yang self limited. 1amun jika meragukan, satu$satunya
jalan adalah operasi segera.
+. 7astroenteritis akut
Penyakit ini sangat umum pada anak$anak tapi biasanya mudah dibedakan dengan
Appendicitis. 7astroentritis karena virus merupakan salah satu in"eksi akut self
limited dari berbagai macam sebab, yang ditandai dengan adanya diare, mual, dan
muntah. 1yeri hiperperistaltik abdomen mendahului terjadinya diare. Hasil
pemeriksaan laboratorium biasanya normal.
!. Penyakit urogenital pada laki$laki.
Penyakit urogenital pada laki$laki harus dipertimbangkan sebagai diagnosis
banding Appendicitis, termasuk diantaranya torsio testis, epididimitis akut, karena
+!
nyeri epigastrik dapat muncul sebagai gejala lokal pada awal penyakit ini, =esikulitis
seminalis dapat juga menyerupai Appendicitis namun dapat dibedakan dengan adanya
pembesaran dan nyeri =esikula seminalis pada waktu pemeriksaan ectal toucher.
@. %iverticulitis #eckel
Penyakit ini menimbulkan gambaran klinis yang sangat mirip Appendicitis acuta.
Perbedaan preoperati" hanyalah secara teoritis dan tidak penting karena %iverticulitis
#eckel dihubungkan dengan komplikasi yang sama seperti Appendicitis dan
memerlukan terapi yang sama yaitu operasi segera.
&. Intususseption
,angat berlawanan dengan %iverticulitis #eckel, sangat penting untuk
membedakan !ntususseption dari Appendicitis acuta karena terapinya sangat berbeda.
3mur pasien sangat penting, Appendicitis sangat jarang dibawah umur + tahun,
sedangkan !ntususseption idiopatik hampir semuanya terjadi di bawah umur + tahun.
Pasien biasanya mengeluarkan tinja yang berdarah dan berlendir. #assa berbentuk
sosis dapat teraba di *6J. 5erapi yang dipilih pada intususseption bila tidak ada
tanda$tanda peritonitis adalah barium enema, sedangkan terapi pemberian barium
enema pada pasien Appendicitis acuta sangat berbahaya.
0. ;hronKs enteritis
#ani"estasi enteritis regional berupa demam, nyeri *6J, perih, dan leukositosis
sering dikelirukan sebagai Appendicitis. ,elain itu, terdapat diare dan anorexia. #ual
dan muntah yang jarang, dapat mengarahkan diagnosis kepada enteritis namun tidak
menyingkirkan diagnosis Appendicitis acuta.
(. Per"orasi ulkus peptikum
7ejala per"orasi ulkus peptikum menyerupai Appendicitis jika cairan
gastroduodenal mengalir ke bawah di daerah caecal. :ika per"orasi secara spontan
menutup, gejala nyeri abdomen bagian atas menjadi minimal.
/. 9piploic appendagitis
9piploic appendagitis mungkin disebabkan oleh in"ark ;olon sekunder dari torsi
;olon. 7ejala dapat minimal atau terjadi gejala abdomen yang dapat berlangsung
hingga beberapa hari. Pasien tidak tampak sakit, jarang terjadi mual dan muntah, dan
na"su makan tidak berubah. 5erdapat nyeri tekan pada daerah yang terkena. Pada +&)
+@
kasus, nyeri berlangsung terus menerus hingga epiploic appendage yang mengalami
in"ark dioperasi.
F. In"eksi saluran kencing
Pyelonephritis acuta, terutama yang terletak di sisi kanan dapat menyerupai
Appendicitis acuta letak retroileal. *asa dingin, nyeri costo vertebra kanan, dan
terutama pemeriksaan urine biasanya cukup untuk membedakan keduanya.
1'. 8atu 3rethra
8ila calculus tersangkut dekat Appendix dapat dikelirukan dengan Appendicitis
retrocaecal. 1yeri alih ke daerah labia, scrotum atau penis, hematuria, dan atau tanpa
demam atau leukositosis mendukung adanya batu. Pyelogra"i dapat memperkuat
diagnosis.
11. Peritonitis Primer
Peritonitis primer jarang menyerupai Appendicitis acuta simplex namun dapat
ditemukan gambaran yang sangat mirip dengan peritonitis di"us sekunder yang
disebabkan oleh ruptur Appendix. %iagnosis ditegakkan dengan aspirasi peritoneal.
8ila ditemukan bakteri coccus pada pewarnaan 7ram, peritonitis tersebut adalah
peritonitis primer dan terapinya adalah obatCobatan. 8ila ditemukan bermacamC
macam bakteri, peritonitis tersebut adalah peritonitis sekunder.
1+. Purpura HenochC,chonlein
,indrom ini biasanya terjadi +$! minggu setelah in"eksi ,treptococcus. 1yeri
abdomen merupakan gejala yang paling menonjol, namun nyeri sendi, purpura dan
nephritis juga hampir selalu ditemukan.
1!. Hersiniosis
In"eksi Hersinia menyebabkan berbagai macam gejala klinik, termasuk adenitis
mesenterica, ileitis, colitis dan Appendicitis acuta. 3mumnya in"eksinya ringan dan
self limited, namun pada beberapa dapat terjadi sepsis sistemik yang umumnnya
sangat "atal bila tidak diobati. 4ecurigaan pada diagnosis preoperati" tidak boleh
menunda operasi, karena secara klinis Appendicitis yang disebabkan oleh Hersinia
tidak dapat dibedakan dengan Appendicitis oleh sebab lainnya. ,ekitar &) dari kasus
Appendicitis acuta disebabkan oleh in"eksi Hersinia.
+&
1@. 4elainanCkelainan ginekologi
3mumnya kesalahan diagnosis Appendicitis acuta tertinggi pada wanita dewasa
muda disebabkan oleh kelainanCkelainan ginekologi. Angka rata$rata Appendectomy
yang dilakukan pada Appendix normal yang pernah dilaporkan adalah !+)C@&)
pada wanita usia 1&C@& tahun. PenyakitCpenyakit organ reproduksi pada wanita
sering dikelirukan sebagai Appendicitis, dengan urutan yang tersering adalah PI%,
ruptur "olikel de 7raa", kista atau tumor ovarium, endometriosis dan ruptur kehamilan
ektopik. 6aparoskopi mempunyai peranan penting dalam menentukan diagnosis.
Pelvic In"lammatory %isease >PI%?
In"eksi ini biasanya bilateral tapi bila yang terkena adalah tuba sebelah kanan
dapat menyerupai Appendicitis. #ual dan muntah hampir selalu terjadi pada pasien
Appendicitis. Pada pasien PI% hanya sekitar separuhnya.
*uptur -olikel de 7raa"
<vulasi sering mengakibatkan keluarnya darah dan cairan "olikuler serta nyeri
yang ringan pada abdomen bagian bawah. 8ila cairan sangat banyak dan berasal dari
ovarium kanan, dapat dikelirukan dengan Appendicitis. 1yeri dan nyeri tekan agak
di"us. 6eucositosis dan demam minimal atau tidak ada. 4arena nyeri ini terjadi pada
pertengahan siklus menstruasi, sering disebut mittelschmer..
2.6 KOMPLIKASI
2.6.1. P#r)$r"s!
2.6.2. P#r!t$(!t!s
2.6.3. A33#('!2u%"r !()!%tr"t
Appendicular in"iltrat adalah Appendicular in"iltrat adalah in"iltratmassa yang terbentuk
akibat mikro atau makro per"orasi dari Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi
oleh omentum, usus halus atau usus besar. 3mumnya massa Appendix terbentuk pada
hari ke$@ sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum. #assa Appendix
lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh
+0
telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk
membungkus proses radang.
10
2.6.3.1. P"t$)!s!$%$&!
8ila semua proses pato"isiologi Appendicitis berjalan lambat, omentum dan usus
yang berdekatan akan bergerak kearah Appendix hingga timbul suatu massa lokal yang
disebut Appendicularis in"iltrat. Peradangan Appendix tersebut dapat menjadi abses atau
menghilang.
1(
Appendicularis in"iltrat merupakan tahap patologi Appendicitis yang dimulai
dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding Appendix dalam waktu +@$@/ jam
pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan
menutup Appendix dengan omentum, usus halus, atau Adnexa sehingga terbentuk massa
periappendikular. %idalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat
mengalami per"orasi. :ika tidak terbentuk abscess, Appendicitis akan sembuh dan massa
periappendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengurai diri secara
lambat.
1(
Pada anak$anak, karena omentum lebih pendek dan Appendix lebih panjang, dinding
Appendix lebih tipis. 4eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih
kurang memudahkan terjadinya per"orasi. ,edangkan pada orang tua per"orasi mudah
terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.
1(
4ecepatan terjadinya peristiwa tersebut tergantung pada virulensi mikroorganisme,
daya tahan tubuh, "ibrosis pada dinding Appendix, omentum, usus yang lain, peritoneum
parietale dan juga organ lain seperti =esika urinaria, uterus tuba, mencoba membatasi dan
melokalisir proses peradangan ini. 8ila proses melokalisir ini belum selesai dan sudah
terjadi per"orasi maka akan timbul peritonitis. Balaupun proses melokalisir sudah selesai
tetapi masih belum cukup kuat menahan tahanan atau tegangan dalam cavum
abdominalis, oleh karena itu penderita harus benar$benar istirahat >bedrest?.
1F

Appendix yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan
membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya.
Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu
ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut.
1/
+(
2.6.3.2. M"(!)#st"s! K%!(!s
Appendisitis in"iltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai
adanya massa periapendikular. 7ejala klasik Appendicitis akut biasanya bermula dari
nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. %alam
+$1+ jam nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan
atau batuk. 5erdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu
tinggi. 8iasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadang$kadang terjadi diare, mual dan
muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap.
1amun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresi".
1(
2.6.3.3. P#0#r!s""( F!s!
%emam biasanya ringan, dengan suhu sekitar !(,&$!/,&;. 8ila suhu lebih tinggi,
mungkin sudah terjadi per"orasi. 8isa terdapat perbedaan suhu axillar dan rektal sampai
1;. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesi"ik. 4embung sering terlihat
pada penderita dengan komplikasi per"orasi. Appendicitis in"iltrat atau adanya
Appendicular abscess terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan bawah.
1/
Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai
nyeri lepas. %e"ence muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
1yeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kunci diagnosis. Pada penekanan perut kiri
bawah akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang disebut tanda *ovsing. Pada
Appendicitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk menentukan
adanya rasa nyeri.
1/
:ika sudah terbentuk abscess yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengan
cepat membendung daerah Appendix maka selain ada nyeri pada "ossa iliaka kanan
selama !$@ hari >waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abscess? juga pada palpasi
akan teraba massa yang fixed dengan nyeri tekan dan tepi atas massa dapat diraba. :ika
Appendix intrapelvinal maka massa dapat diraba pada *5>*ectal 5oucher? sebagai massa
yang hangat.
1(
Peristaltik usus sering normal, peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada
peritonitis generalisata akibat Appendicitis per"orata. Pemeriksaan colok dubur
+/
menyebabkan nyeri bila daerah in"eksi bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada
Appendicitis pelvika.
1/
Pada Appendicitis pelvika tanda perut sering meragukan, maka kunci diagnosis
adalah nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur. ;olok dubur pada anak tidak
dianjurkan. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih
ditujukan untuk mengetahui letak Appendix.
1/

2.6.3.,. D!"&($s!s
*iwayat klasik Appendicitis akut, yang diikuti dengan adanya massa yang nyeri di
region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa atau abscess
Appendikuler. Penegakan diagnosis didukung dengan pemeriksaan "isik maupun
penunjang. 4adang keadaan ini sulit dibedakan dengan karsinoma ;aecum, penyakit
;rohn, amuboma dan 6ymphoma maligna intra abdomen. Perlu juga disingkirkan
kemungkinan aktinomikosis intestinal, enteritis tuberkulosa, dan kelainan ginekolog
seperti 4ehamilan 9ktopik 5erganggu >495?, Adnexitis dan 4ista <varium terpuntir .
4unci diagnosis biasanya terletak pada anamnesis yang khas.
1/
5umor ;aecum, biasanya terjadi pada orang tua dengan tanda keadaan umum jelek,
anemia dan turunnya berat badan. Hal ini perlu dipastikan dengan colon in loop dan
ben.idin test. Pada anak$anak tumor ;aecum yang sering adalah sarcoma dari kelenjar
mesenterium. Pada Appendicitis tuberkulosa, klinisnya antara lain keluhan nyeri yang
tidak begitu hebat disebelah kanan perut, dengan atau tanpa muntah dan waktu serangan
dapat timbul panas badan, leukositosis sedang, biasanya terdapat nyeri tekan dan rigiditas
pada kuadran lateral bawah kanan, kadang$kadang teraba massa.
1(
#assa Appendix dengan proses radang yang masih akti" ditandai dengan2
1. keadaan umum pasien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggiI
+. pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas
terdapat tanda$tanda peritonitisI
!. laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat
pergeseran ke kiri.
#assa Appendix dengan proses radang yang telah mereda dengan ditandai dengan2
+F
1. keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi
lagiI
+. pemeriksaan lokal abdomen tenang, tidak terdapat tanda$tanda peritonitis dan
hanya teraba massa dengan batas jelas dengan nyeri tekan ringan
!. laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.
10
2.6.3./. P#("t"%"s"(""(
Perjalanan patologis penyakit dimulai pada saat Appendix menjadi dilindungi oleh
omentum dan gulungan usus halus didekatnya. #ula$mula, massa yang terbentuk
tersusun atas campuran bangunan$bangunan ini dan jaringan granulasi dan biasanya dapat
segera dirasakan secara klinis. :ika peradangan pada Appendix tidak dapat mengatasi
rintangan$rintangan sehingga penderita terus mengalami peritonitis umum, massa tadi
menjadi terisi nanah, semula dalam jumlah sedikit, tetapi segera menjadi abscess yang
jelas batasnya.
1(
3rutan patologis ini merupakan masalah bagi ahli bedah. #asalah ini adalah
bilamana penderita ditemui lewat sekitar @/ jam, ahli bedah akan mengoperasi untuk
membuang Appendix yang mungkin gangrene, dari dalam massa perlekatan ringan yang
longgar dan sangat berbahaya, dan karena massa ini telah menjadi lebih ter"iksasi,
sehingga membuat operasi berbahaya maka harus menunggu pembentukan abscess yang
dapat mudah didrainase.
1(
#assa Appendix terjadi bila terjadi Appendicitis gangrenosa atau mikroper"orasi
ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus. Pada massa
periappendikular yang pendindingannya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus
keseluruh rongga peritoneum jika per"orasi diikuti peritonitis purulenta generalisata. Pada
anak, dipersiapkan untuk operasi dalam waktu +$! hari saja. Pasien dewasa dengan massa
periappendikular yang terpancang dengan pendindingan sempurna, dianjurkan untuk
dirawat dahulu dan diberi antibiotik sambil diawasi suhu tubuh, ukuran massa, serta
luasnya peritonitis. 8ila sudah tidak ada demam, massa periapendikular hilang, dan
leukosit normal, penderita boleh pulang dan Appendectomy elekti" dapat dikerjakan +$!
bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin. 8ila
terjadi per"orasi, akan terbentuk abscess Appendix. Hal ini ditandai dengan kenaikan
!'
suhu dan "rekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta
bertambahnya angka leukosit.
1(
5atalaksana Appendicular in"iltrat pada anak$anak sampai sekarang masih
kontroversial. %ari hasil penelitian kasus terapi Appendicular in"iltrat pada anak$anak,
kebanyakan adalah konservati" yaitu dengan observasi ketat dan antibiotik, dengan cairan
intravena, dan pemasangan 175 bila diperlukan. 4onservati" berlangsung selama O 0
hari di rumah sakit, lalu direncanakan untuk dilakukan Appendectomy elekti" setelah @$0
minggu kemudian untuk mencegah kemungkinan risiko rekurensi dan per"orasi yang
lebih luas. %ari hasil penelitian komplikasi setelah operasi dengan penanganan
konservati" terlebih dahulu lebih sedikit bila dibandingkan dengan terapi pembedahan
segera seperti cedera pada ileum >Ileal injury?, abses intrabdominal, in"eksi karena luka
saat operasi. ,ehingga terapi non$operati" pada appendicular in"iltrat yang diikuti dengan
Appendectomy elekti" merupakan metode yang aman dan e"ekti". 5erapi tersebut sama
dengan pada orang dewasa yaitu dengan konservati" terlebih dahulu yang diikuti dengan
appendectomy elekti". Hal ini dikarenakan untuk mencegah komplikasi post operasi dan
risiko dari prosedur pembedahan yang besar >extensive?.
+'
Pada anak$anak, jika secara konservati" tidak membaik atau berkembang menjadi
abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya. Pada penderita dewasa, appendectomy
direncanakan pada Appendicular in"iltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. ,ebelumnya
pasien diberikan antibiotik kombinasi yang akti" terhadap kuman aerob dan anaerob.
8aru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 0$/ minggu kemudian dilakukan
Appendectomy.
+'

Akhir$akhir ini terdapat manajement terapi yang terbaru yaitu dengan P6% >Primary
6aparoscopic %rainage? yang dapat diikuti dengan 6A >6aparoscopic Appendectomy?.
P6% ini rata$rata memakan waktu operasi sekitar /'$1'' menit, makanan oral dapat
diberikan +$! hari setelah P6%, penurunan panas badan pasien menjadi a"ebril pada @$(
hari setelah P6%, antibiotik intravena dapat dilepas @$& hari setelahnya, perawatan di
rumah sakit antara ($1& hari. P6% ini tidak terbukti terdapat komplikasi selama intra
maupun post operasi, sedangkan bila dilanjutkan dengan 6A, komplikasi yang dapat
terjadi adalah adhesi obstruksi usus.
+'
!1
8ila sudah terjadi abscess, dianjurkan untuk drainase saja dan Appendectomy dikerjakan
setelah 0$/ minggu kemudian. :ika ternyata tidak ditemukan keluhan atau gejala apapun,
dan pemeriksaan "isik dan laboratorium tidak menunjukkan tanda radang atau abses,
dapat dipertimbangkan membatalkan tindakan bedah.
+'
2.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien Appendicitis acuta yaitu
1,+,!,0,(?
1. Pemasangan in"us dan pemberian kristaloid untuk pasien dengan gejala klinis
dehidrasi atau septikemia.
+. Puasakan pasien, jangan berikan apapun per oral
!. Pemberian obat$obatan analgetika harus dengan konsultasi ahli bedah.
@. Pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang menjalani laparotomi.
&. Pertimbangkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita usia subur dan
didapatkan beta$h;7 positi" secara kualitati".
8ila dilakukan pembedahan, terapi pada pembedahan meliputiI antibiotika pro"ilaksis
harus diberikan sebelum operasi dimulai pada kasus akut, digunakan single dose dipilih
antibiotika yang bisa melawan bakteri anaerob.
T#(! $3#r"s! A33#('#2t$08
1,+,0,/?
2
a. <pen Appendectomy
1. %ilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
+. %ibuat sayatan kulit2
Hori.ontal <bliPue

!. %ibuat sayatan otot, ada dua cara2
!+
a. Pararectal Paramedian
,ayatan incisi pada vaginae tendinae #. rectus abdominis lalu otot disisihkan
ke medial. -ascia diklem sampai saat penutupan vagina #. rectus abdominis
karena "ascianya ada + agar tidak tertinggal pada waktu penjahitan. 8ila yang
terjahit hanya satu lapis "ascia saja, dapat terjadi hernia cicatricalis.

b. #c 8urney Bechselschnitt muscle splitting
,ayatan berubah$ubah sesuai serabut otot.
1? Incisi apponeurosis #. <bliPuus abdominis externus dari lateral atas ke
medial bawah.

4eterangan gambar2
,atu incisi kulit yang rapi dibuat dengan perut mata pisau. Incisi kedua
mengenai jaringan subkutan sampai ke "ascia #. <bliPuus abdominis
externus.
+? ,plitting #. <bliPuus abdominis internus dari medial atas ke lateral
bawah.
!!
+ lapis
#.rectus abd.
sayatan
#.rectus abd.
ditarik ke medial

4eterangan gambar2
%ari tepi sarung rektus, "ascia tipis #. obliPuus internus diincisi searah
dengan seratnya ke arah lateral.
!? ,plitting #. transversus abdominis arah hori.ontal.
4eterangan gambar2
Pada saat menarik #. obliPuus internus hendaklah berhati$hati agar tak
terjadi trauma jaringan. %apat ditambahkan, bahwa 1. iliohipogastricus
dan pembuluh yang memperdarahinya terletak di sebelah lateral di antara
#. obliPuus externus dan internus. 5arikan yang terlalu keras akan
merobek pembuluh dan membahayakan sara".
@. Peritoneum dibuka.
!@
4eterangan gambar2
4asa 6aparatomi dipasang pada semua jaringan subkutan yang terpapar.
Peritoneum sering nampak meradang, menggambarkan proses yang ada di
bawahnya. ,ecuil peritoneum angkat dengan pinset. Hang nampak di sini ialah
pinset jaringan %e 8akey. Asisten juga mengangkat dengan cara yang sama pada
sisi di sebelah dokter bedah. %okter bedah melepaskan pinset, memasang lagi
sampai dia yakin bahwa hanya peritoneum yang diangkat.
&. ;aecum dicari kemudian dikeluarkan kemudian taenia libera ditelusuri untuk
mencari Appendix. ,etelah Appendix ditemukan, Appendix diklem dengan klem
8abcock dengan arah selalu ke atas >untuk mencegah kontaminasi ke jaringan
sekitarnya?.
Appendix dibebaskan dari mesoappendix dengan cara2
#esoappenddix ditembus dengan sonde kocher dan pada kedua sisinya, diklem,
kemudian dipotong di antara + ikatan.

4eterangan gambar2
Appendix dengan hati$hati diangkat agar mesenteriumnya teregang. 4lem
8abcock melingkari appenddix dan satu klem dimasukkan lewat mesenterium
seperti pada gambar. ;ara lainnya ialah dengan mengklem ujung bebas
mesenterium di bawah ujung appenddix. Appendix tak boleh terlalu banyak
diraba dan dipegang agar tidak menyebarkan kontaminasi.
0. Appendix di klem pada basis >supaya terbentuk alur sehingga ikatan jadi lebih
kuat karena mukosa terputus sambil membuang "ecalith ke arah ;aecum?. 4lem
!&
dipindahkan sedikit ke distal, lalu bekas klem yang pertama diikat dengan benang
yang diabsorbsi >supaya bisa lepas sehingga tidak terbentuk rongga dan bila
terbentuk pus akan masuk ke dalam ;aecum?.

(. Appendix dipotong di antara ikatan dan klem, puntung diberi betadine.

/. Perawatan puntung Appendix dapat dilakukan dengan cara2
a. %ibuat jahitan tabak sak pada ;aecum, puntung Appendix diinversikan ke
dalam ;aecum. 5abak sak dapat ditambah dengan jahitan Q.
b. Puntung dijahit saja dengan benang yang tidak diabsorbsi. *esiko
kontaminasi dan adhesi.
c. 8ila prosedur aAb tidak dapat dilaksanakan, misalnya bila puntung rapuh,
dapat dilakukan penjahitan + lapis seperti pada per"orasi usus.
!0

F. 8ila no.( tidak dapat dilakukan, maka Appendix dipotong dulu, baru dilepaskan
dan mesenteriolumnya >retrograde?.
1'. %inding abdomen dijahit lapis demi lapis.
b. 6aparoscopic Appendectomy
Laparoscopy dapat dipakai sebagai sarana diagnosis dan terapeutik untuk pasien
dengan nyeri akut abdomen dan suspek Appendicitis acuta. Laparoscopy sangat berguna
untuk pemeriksaan wanita dengan keluhan abdomen bagian bawah. %engan
menggunakan laparoscope akan mudah membedakan penyakit akut ginekologi dari
Appendicitis acuta.
1?

7ambar !.1'. Posisi operasi 6aparoscopic Appendectomy
1?
!(
2.9 KOMPLIKASI POST OPERASI
1?
1. -istel ber"aeces Appendicitis gangrenosa, maupun "istel tak ber"aecesI karena
benda asing, tuberculosis, Aktinomikosis.
+. Hernia cicatricalis.
!. Ileus
@. Perdarahan dari traktus digestivus2 kebanyakan terjadi +@C+( jam setelah
Appendectomy, kadangCkadang setelah 1'C1@ hari. ,umbernya adalah echymosis
dan erosi kecil pada gaster dan jejunum, mungkin karena emboli retrograd dari
sistem porta ke dalam vena di gaster duodenum.
2.1: PROGNOSIS
+?
#ortalitas dari Appendicitis di 3,A menurun terus dari F,F) per 1''.''' pada tahun
1F!F sampai ',+) per 1''.''' pada tahun 1F/0. -aktor$ "aktor yang menyebabkan
penurunan secara signi"ikan insidensi Appendicitis adalah sarana diagnosis dan terapi,
antibiotika, cairan i.v., yang semakin baik, ketersediaan darah dan plasma, serta
meningkatnya persentase pasien yang mendapat terapi tepat sebelum terjadi per"orasi.
!/
BAB I;
ANALISA KASUS
Hubu(&"( D!"&($s!s '#(&"( K#"'""( Ru0"+ '"( L!(&u(&"(
Pasien tinggal di lingkungan rumah yang tidak terlalu padat, hanya tinggal berdua
di satu rumah kontrakan, rumah terkesan besih. %i rumah pasien ventilasi
dirasakan cukup. 3ntuk kondisi rumah pasien sendiri tidak menunjukkan adanya
hubungan dengan diagnosis penyakit
Hubu(&"( '!"&($s!s '#(&"( #"'""( #%"ur&" '"( +ubu(&"( #%u"r&"
Pasien baru kali ini mengalami keluhan seperti ini. 4eluarga pasien tinggal jauh di
kawasan Aceh, selain itu pasien juga bekerja setidaknya / jam sehari. Hal ini
menyebabkan pasien kurang memperhatikan pola makan dan minum.
Hubu(&"( '!"&($s!s '#(&"( 3#r!%"u #s#+"t"( '"%"0 #%u"r&" '"(
%!(&u(&"( s#!t"r
Pada kasus ini perilaku pola makan dan minum yang sehat harus diterapkan,
pasien yang bekerja dan sering duduk dapat meningkatkan resiko terjadinya
gangguan motilitas usus, selain itu makan yang tidak teratur dan mungkin tidak
higienis serta rendah serat dapat menyebabkan kondisi in"eksi pada appendix
!F
DAFTAR PUSTAKA
1. 6ally 4P, ;ox ;,, Andrassy *:, Appendix. In2 Sa"iston Tex"oo# of Surgery. 1(th
edition. 9d25ownsend ;#, 8eauchamp *%, 9vers 8#, #attox 46. Philadelphia2
9lsevier ,aunders. +''@2 1!/1$F!
+. :a""e 8#, 8erger %H. 5he Appendix. In2 Sch$art%&s Principles of Surgery 'olume (.
/th edition. 9d2 8runicardi -;, Andersen %4, 8illiar 5*, %unn %6, Hunter :7,
Pollock *9. 1ew Hork2 #c7raw Hill ;ompanies Inc. +''&2111F$!@
!. Bay 6B. Appendix. In2 )urrent Surgical *iagnosis + Treatment. 11 edition. 9d2Bay
6B. %oherty 7#. 8oston2 #c7raw Hill. +''!200/$(+
@. Human Anatomy +'&. *etrieved at <ctober +'
th
+'11 -rom2 http2www
.talkorigins.org"aPsvestigesvermi"ormRAppendix.jpg
&. http2www.med.uni"i.itdidonlineanno=clinchirI;asiclinici;aso1'Appendicitis1x.jpg
0. 9llis H, 1athanson 64. Appendix and Appendectomy. In 2 ,aingot&s A"dominal
Operations 'ol !!. 1'th edition. 9d2 Qinner #j, ,chwart. ,I, 9llis H, Ashley ,B,
#c-adden %B. ,ingapore2 #c7raw Hill ;o. +''12 11F1$+++
( ,oybel %I. Appedix In2 Surgery Basic Science and )linical Evidence 'ol -. 9d2
1orton :A, 8ollinger **, ;hang A9, 6owry ,-, #ulvihill ,:, Pass HI, 5hompson
*B. 1ew Hork2 ,pringer =erlag Inc. +'''2 0@($0+
/ Prin. *A, #adura :A. Appendicitis and Appendiceal Abscess. In2 #astery o" ,urgery
=ol II. @th edition. 9d2 8aker *:, -iscer :9. Philadelphia. 6ippincott Billiams S
Bilkins. +''12 1@00$(/
F Hardin %#. Acute Appendicitis2 *eview and 3pdate. American Academy of .amily
Physician /e$s and Pu"lication. 1FFFI0'2 +'+($!@. *etrieved at <ctober +'
th
+'11.
-rom2 http2www.aa"p.orga"pFF11'1ap+'+(.html
1'. http2www.alkali.e"orhealth.netgi"snaturesplat"orm.gi"
@'
11. <wen 5%, Billiams H, ,ti"" 7, :enkinson 6*, *ees 8I. 9valuation o" the Alvarado
score in acute Appendicitis. *etrieved at :une +&
th
+''(. -rom2
http2www.pubmedcentral.nih.govpicrender."cgiTartidG1+F@//FSblobtypeGpd"
@1

Vous aimerez peut-être aussi