Vous êtes sur la page 1sur 17

ANOTASI BIBLIOGRAFI

KARAKTER SERTA MODEL KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


(BAHASA)
PADA PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah PK941 Kurikulum Satuan Pendidikan
Dosen:
Dr. Hj. Hanss!an" Ka#ar$a% M.P&.
O'e(:
Mo(a#a& )*n*s
NIM +,-+.,

PROGRAM S/ PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PAS0ASARJANA UPI BANDUNG
JANUARI 1++2
ANOTASI BIBLIOGRAFI TENTANG
KARAKTER SERTA MODEL KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
(BAHASA) PADA PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
(Mo(a#a& )*n*s)
A#s3ron$% D.G. &an Sa4a$e% T.R. (5.6/). Secondary Education: An
Introduction. Ne! )or7: Ma8#''an P*9'. 0o.% In8.% (-:: (a'a#an)
0
Pendidikan menengah terus-menerus mengalami perubahan.
Perubahan itu terjadi karena keunikan peserta didik, lingkungan yang
berkembang tiada henti, serta implikasinya bagi tujuan, muatan, guru,
dan pengellaan pembelajaran pada pendidikan menengah umum
!PM"#. Pemikiran itulah tampaknya yang memi$u penulis menyusun
buku ini. %su-isu yang terkait dengan PM" dalam buku ini dikemas ke
dalam &' bab, yang dibagi ke dalam empat bagian.
Bagian pertama mengupas hubungan antara masyarakat dengan
seklah, termasuk latar belakang tumbuh-kembang senir high school
dan intermediate school, serta isu-isu dan in(asi yang terjadi di
lingkungan PM". Pada bagian kedua penulis mem)kuskan bahasannya
pada tpik-tpik penting yang terkait dengan peren$anaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Melalui bab-bab dalam bagian ini, guru
diharapkan memiliki *a*asan dan kemampuan dalam mene-rapkan
peren$anaan pembelajaran sistem, termasuk di dalamnya
mendiagnsis kebutuhan sis*a, memilih isi dan menetapkan tujuan,
mengidenti+kasi teknik-teknik pembelajaran, memti(asi sis*a,
melaksanakan prgram, serta mengukur, menge(aluasi, dan
melaprkan kemajuan belajar sis*a.
Bagian tiga buku ini mengupas habis tentang sis*a PM" itu
sendiri. ,agian ini menyrti pr+l serta hak dan tanggung ja*ab
sis*a, prgram untuk sis*a berbakat dan berkelainan, serta kesulitan
ba$a yang dialami sis*a PM". Bagian terakhir buku ini memusatkan
sajiannya pada guru PM". Melalui bab-bab dalam bagian ini, pemba$a
diajak untuk memahami lebih baik tentang pr+l, peranan, dan
tanggung ja*ab guru, pengellaan kelas dan disiplin guru, serta
panduan bagi guru untuk menentukan psisinya dalam knteks PM".
1
A;'e9ee% A.N. &an P*r4es% A.0. (5..1). L3era3*re an& 3(e En$'s(
Lan$*a$e Ar3s. Da'a# P('; <. Ja87son (E&.)% Handbook of
Research on Curriculum: A Project of American Educational
Research Association. Ne! )or7: Ma8#''an.
Tulisan yang sangat padat ini mengupas perkembangan dan
hubungan bahasa dan sastra !%nggris# serta teri dan riset tentang
kurikulum bahasa, khususnya pada le(el pendidikan menengah.
Penulis mengemas sajiannya atas tiga bagian.
Bagian kesatu memaparkan sejarah kemun$ulan bahasa %nggris
sebagai suatu bidang kurikulum di seklah "S-, yang mele*ati empat
tradisi. Keempat tradisi itu. !1# tradisi etik, yang menekankan belajar
bahasa pada kegiatan memba$a teks mral dan keagamaan, !&# tradisi
analgi klasik, yang mem)-kuskan belajar bahasa pada memrisasi
de+nisi dan kaidah bahasa, retrik dan rasi, karya sastra klasik, us
sejarah sastra, dan +llgi, !/# tradisi nn-akademik, yang
menekankan pada keterampilan berbahasa dan menempatkan
apresiasi sastra sebagai kegiatan ekstrakurikuler, serta !4#
institusinalisasi kurikulum bahasa %nggris leh the 0mmittee ) Ten,
yang menempatkan bahasa %nggris sebagai salah satu dari sembilan
bidang inti kurikulum.
Bagian kedua artikel ini membahas dasar pemikiran yang
me*arnai per-kembangan kurikulum bahasa %nggris, yang meliputi. !1#
rerientasi kurikulum bahasa dari kepentingan akademik ke
kepentingan peserta didik, !&# kurikulum bahasa harus mengakti)kan
sis*a dan membekali mereka dengan pengalaman dan kemampuan
berbahasa yang berman)aat bagi kepentingan hidup dan dunia kerja
sis*a !prgresi(isme#, !/#, kurikulum bahasa diarahkan pada
penguasaan kemampuan kmunikasi, !4# kurikulum bahasa akademik
yang sangat menekan-kan pada pendekatan strukturalis dan
trans)rmasi bagi bahasa, serta 1e* 0riti$ism dalam sastra, !2#
eklekti(isasi kurikulum bahasa melalui pemaduan berbagai pemikiran
sebelumnya, serta !3# kurikulum bahasa menekankan pada
2
penguasaan keterampilan dan strategi berbahasa yang dapat
mendukung prses belajar bahasa !$nstru$ti(isme 4ygtsky#.
Pada bagian akhir artikel ini, penulis mengulas pelbagai isu aktual
tentang kurikulum bahasa dan diperkirakan akan terus berlanjut. %su
itu berkenaan dengan prinsip-prinsip umum kurikulum yang di*arnai
leh pemikiran kn-strukti(isme ssial, di)erensiasi kurikulum,
asesmen, peranan media nn$etak dan teknlgi, serta muatan
bahasa dan sastra dalam kurikulum bahasa.
Beane% J.A. (5..2). Curriculum Integrated: Designing the Core of
Democratic Education. Ne! )or7: Tea8(ers 0o''e$e% 0o'*#9a
Un4ers3".
Setidaknya ada tiga hal yang mendrng ,eane untuk menulis
buku ini. Pertama, ketika menulis buku A Middle School Curriculum:
From Rhetoric to Reality pada tahun 199', ,eane menggunakan teri
Kurikulum %ntegrasi !disingkat. I# yang sebenarnya bagi dia sendiri
knsep K% itu belum terlalu jelas. Kedua, banyaknya misinterpretasi
tentang knsep K% di kalangan para pendidik. Ketiga, keinginan ,eane
untuk memperluas teri K% dengan menggunakan berbagai gagasan
yang telah dipelajarinya selama lebih dari /' tahun. ,eranjak dari
mti) tersebut, penulis berharap bah*a keberadaan buku ini akan
dapat meluruskan kesalahta)siran dan kedangkalan knsep K% serta
menerapkan dengan benar knsep tersebut dalam pembelajaran.
Knsep K% yang dilntarkan ,eane memiliki $iri pada penekanan
peren$a-naan pembelajaran partisipatris, pengetahuan kntekstual,
isu-isu nyata kehi-dupan, dan pengrganisasian pembelajaran se$ara
utuh. Penekanan itu menjadikan K% memberikan akses yang luas dan
pengetahuan yang beragam bagi sis*a, serta sekaligus membuka $ara
untuk membuat mereka memperleh lebih banyak dan lebih sukses
dalam belajar.
Dalam memaparkan gagasannya tentang K%, ,eane membagi
tulisannya ke dalam tujuah bab. ,ab % dan %% mem)kuskan bahasannya
3
pada ide-ide dan sejarah perkembangan knsep K%. Pada ,ab %%%
,eane mengungkap perdebatan yang terjadi berkenaan dengan K%.
Sementara itu, pada ,ab %4 dan 4, bertlak dari pengalamannya,
,eane menyajikan gambaran penerapan K% di kelas dan implikasinya
terhadap sistem seklah. Selanjutnya, pada ,ab 4% dijelaskan psisi K%
dalam perspekti) pendidikan umum dan kurikulum nasinal. Mengakhiri
tulisannya, ,eane mengulas pengalaman dan hasil risetnya mengenai
kekha*atiran berbagai kalangan dalam menerapkan K% dan $ara
mengatasinya.
Ga4e'e7% J.R.% &77. 1+++. In3e$ra3e& L3era8" Ins3r*83on. Da'a#
Ka#'% L.M.% (E&.)% Handbook of Reading Research% =o'*#e III% ('#.
,62>:+2. Ma(!a(% NJ: La!ren8e Er'9a*# Asso8a3es% P*9's(er.
-rtikel ini menyajikan hasil studi kepustakaan penulis dan tim
tentang pembel-ajaran integrati) !disingkat. PI#dari handbook, buku,
hasil penelitian, dan jurnal yang terbit sejak tahun 15''-an hingga
199'-an. 6asil studi itu menunjukkan bah*a pemikiran P% dipengaruhi
leh prgresi(isme De*ey dengan +ls+ lintas-disiplin.
Kemun$ulannya dimaksudkan untuk mengatasi tiga kebutuhan
pendidikan, yaitu. !1# keterkaitan kegiatan pembelajaran dengan
kehidupan nyata !tensitas#, !&# penyajian kegiatan belajar dalam
knteks !kebermaknaan#, serta !/# e+siensi pembelajaran melalui
pena*aran daya $akup kurikulum yang lebih luas.
Tidak mudah mende+nisikan istilah P%. Terlalu banyak istilah yang
digunakan dengan makna yang berbeda-beda, seperti. inter-7multi-
disipliner kurikulum, integrasi kajian, integrasi pengalaman, tematik,
dsb. 1amun demikian, menurut penulis, pelbagai istilah yang menga$u
pada knsep P% tersebut, pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam
tiga kelmpk. Ketiganya ialah. !1# keterampilan berbahasa integratif,
yang digunakan ketika keterampilan berbahasa diusung bersama-sama
dengan bidang studi lainnya untuk men$apai sejumlah hasil akhir
belajar, !&# kurikulum integratif, yang menga$u pada pengin-tegrasian
4
isi melalui pen$ampuran berbagai disiplin ilmu yang dilakukan melalui
keterampilan, knsep, dan sikap yang bertumpang tindih, serta !/#
integrasi di dalam dan di luar sekolah, yang merupakan
knseptualisasi dari P% yang menekankan pada kegiatan belajar pada
lintas knteks !seperti rumah, seklah, masyarakat, dan pekerjaan#.
Tipe integrasi ini mengandung pemaduan lintas prses berbahasa atau
pelajaran seklah yang terjadi di dalam dan di luar kelas seklah itu
sendiri.
G'o4er% D. &an La!% S. (1++1). Im!ro"ing #earning: Professional
Practice in Secondary School$ P('a&e';(a: O;en Un4ers3"
Press.
,uku ini merupakan hasil penelitian panjang yang dilakukan leh
akade-misi dan praktisi yang tertarik untuk mengetahui knteks
seperti apa yang membuat kegiatan mengajar dan belajar di seklah
menengah dapat berlang-sung se$ara e)ekti). Sajian dalam buku ini
bertlak dari sebuah premis bah*a kegiatan pembelajaran tidak
pernah terjadi dalam situasi yang islati), melain-kan tak terlepas dari
pengaruh lingkungan +sik, ssi-eknmi, dan budaya seklah,
hubungan guru-sis*a, gaya belajar sis*a, dan gaya mengajar guru.
Sajian isi buku dikemas ke dalam 1' bab. ,ab 1 mengemukakan
knteks belajar, yang men$akup $iri seklah yang baik, budaya,
kepemimpinan, manaje-men, dan kmitmen guru. ,ab & menjelaskan
latar belakang riset dan sejumlah prinsip penelitian tindakan yang
digunakan sebagai titik tlak riset, serta $ara mengukur persepsi
*arga seklah !pimpinan, guru, admisi, dan sis*a# serta pemangku
kepentingan !stakeholder# tentang hal-hal yang terkait dengan pr+l
dan kemajuan seklah. Pada bab /-5 disajikan ikhtisar temuan tentang
lingkungan, harapan, tantangan, praktik, hubungan, dan segenap hal
yang mendukung terjadinya kegiatan mengajar-belajar yang
menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat melayani
berma$am gaya belajar sis*a. ,ab 9 menggambarkan pelbagai upaya
5
yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran, penghrmatan, dan
sekaligus keadilan gender. ,ab 1' mengungkap-kan hal-hal yang
dilakukan untuk menerjadikan perubahan, dalam hal ini pembelajaran
yang mengakmdasi keragaman gaya belajar sis*a.
Melalui kesepuluh bab itu, penulis berupaya untuk menyajikan
hasil riset-nya dengan dibingkai leh kerangka teretik yang $ukup
slid untuk dapat menerjadikan perbaikan dan peningkatan mutu
kegiatan pembelajaran. -gar masing-masing bab itu dapat dipahami
dan diterapkan dengan mudah baik leh pengambil kebijakan,
penga*as, kepala seklah, dan guru, penulis pun meleng-kapinya
dengan kiat-kiat dan $nth-$nth praktis.
Gre$or"% G.H. &an 0(a;#an% 0. (1++1). Di%erentiated Instructional
Strategies: &ne Si'e Doesn(t )it All$ 0a'?orna: 0or!n Press% In8.
Sis*a adalah entitas yang unik. Masing-masing memiliki
pengalaman, pr+l, minat, dan kebutuhan yang tidak persis sama.
Memberikan layanan pendidikan yang seragam bagi semua sis*a
berarti memaksakan sebuah ukuran 8pakaian9 yang sama bagi
semuanya. 6asilnya, pasti akan menge$e*akan. :leh karena itu,
ptimalisasi ptensi belajar sis*a hanya akan terjadi apabila guru
dalam suatu kelas menerapkan penerapan kurikulum berdi)erensiasi
dalam pembelajaran. Di)erensiasi itu dapat dilakukan dalam bentuk
keragaman isi pelajaran, perangkat asesmen, tugas unjuk kerja, serta
strategi instruksinal, yang diselaraskan dengan pengalaman dan
kebutuhan anak.
,uku yang sarat dengan knsep dan $nth penerapan kurikulum
berdi-)erensiasi ini terdiri dari pendahuluan dan enam bab.
Pendahuluan menjelaskan knsep, dasar, dan peren$anaan
pembelajaran berdi)erensiasi !disingkat. P*#. ,ab 1 membahas $ara-
$ara membangun iklim belajar dan teknik mengajar dalam P,. ,ab &
mengupas $ra memahami pebelajar, termasuk gaya belajar, gaya pikir,
6
dan peman)aatannya untuk kepentingan belajar di kelas. ,ab /
memaparkan knsep dan $ara mengases pebelajar yang dilakukan di
a*al, ketika, dan di akhir pembelajaran. ,ab 4 membi$arakan
pengellaan kelas dalam P, melalui pelbagai pendekatan yang se$ara
lu*es dapat berganti-ganti. ,ab 2 menguraikan strategi instruksinal
yang dapat mendukung keberhasilan belajar sis*a dalam kelas P,.
Terakhir, pada ,ab 3 penulis menjabarkan pendekatan kurikulum
dalam meng-implementasikan P,, yang terdiri dari pendekatan sentra,
peme$ahan masalah, dan prjek.
Ha''% T. (1++,). Di%erentiated Instruction$ @On'neA. Terse&a:
(33;:BB!!!.8as3.or$B ;*9'8a3onsB n8a8C&Dns3r*83.(#3'. @15
No4e#9er 1++,A.
Sesuai dengan judulnya, tulisan ini mengungkapkan tentang apa,
mengapa, dan bagaimana menyelenggarakan pembelajaran yang
dapat memenuhi keadaan dan kebutuhan sis*a yang ber(ariasi.
Keperluan tersebut dapat dipe-nuhi dengan menerapkan Mdel
Pembelajaran ,erdi)erensiasi, yang bertlak dari premis bah*a
pendekatan pembelajaran harus beragam dan memberikan pilihan
kepada sis*a, sesuai dengan keanekaan indi(idu sis*a di kelas.
-spek-aspek yang didi)erensiasi dapat berupa isi, prses, dan prduk.
,ebagai hasil kajian membuktikan bah*a penggunaan mdel ini
sangat menjanjikan karena dapat mendrng sis*a memaksimalkan
kegiatan belajarnya.
Penerapan mdel pembelajaran ini tidak mudah karena
memerlukan penyiapan dan pelaksanaan yang $ukup rumit. "ntuk
dapat me*ujudkan mdel ini, penulis menyampaikan sejumlah saran
yang perlu diperhatikan. Pertama, memahami knsep kun$i mdel ini
sampai mengerti betul sehingga pembel-ajaran memiliki )kus dan
sis*a dapat belajar dengan baik. Kedua, menggunakan asesmen
sebagai alat pengajaran untuk memantau dan menilai bah*a
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sis*a dan dapat
7
mengptimalkan kegiatan belajar mereka. Ketiga, menakankan berpikir
kritis dan kreati) sebagai tujuan dalam mendesain pelajaran. Keempat,
melibatkan seluruh sis*a melalui tugas dan kegiatan yang ber(ariasi.
erakhir, menjaga keseimbangan antara apa yang ditugaskan guru
dengan tugas yang dipilih sis*a.
He J S(en$. (1+++). A Cogniti"e +odels for ,eaching Reading
Com!rehension$ Da'a# )orum- =o'. /6% No.-% O73o9er>Dese#9er$
@On'neA. Terse&a: (33;:BB eE8(an$e. s3a3e.$o4B?or*#B;>51.(3# @15
No4e#9er 1++,A.
-rtikel ini menyajikan aternati) pengajaran memba$a dengan
Mdel Kgniti) !disingkat. +#, yang dipi$u leh ketidakpuasan
terhadap pelaksanaan pengajaran memba$a pemahaman yang
$enderung ber)kus pada le(el pema-haman permukaan dan
mengabaikan le(el pemahaman yang mendalam. Mdel yang
diadaptasi dari taksnmi ;allen dan ,arret ini, memiliki empat aspek
kegiatan utama, yang terdiri dari. !1# latihan pemahaman literal< !&#
latihan pemahaman in)erensial< !/# e(aluasi penguasaan mereka
tentang substansi ba$a-an dari berbagai perspekti)< serta !4# apresiasi,
yang berkaitan dengan dampak psiklgis dan estetik sis*a.
Keuntungan dan $iri aplikasi MK adalah !1# dapat diterapkan
untuk berbagai le(el keterampilan dan kebutuhan< !&# membantu
sis*a memahami ba$aan dari berbagai perspekti)< !/# memungkinkan
sis*a untuk menganalisis dan meringkas ba$aan dengan baik< !4#
mempertinggi memrisasi dan ke$epat-an ba$a< !2# mengembangkan
berpikir kritis dan keterampilan menyimpulkan< serta memperbaiki
keterampilan pengrganisasian sis*a dan ekspresi diri. Penerapan
mdel ini sangat memerlukan daya pikir dan kesiapan yang hati-hati
dari guru.
Ja#es% L.A.% A99o33% M.% &an Green!oo&% 0(.R. (1++5). Ho! A&a#
Be8a#e a <r3er: <nnn$ <r3n$ S3ra3e$s ?or Lo!>A8(e4n$
S3*&en3s. Da'a# ,eaching E.ce!/tional Children- =o'. //% No. /.
8
@On'neA. Terse&a: (33;:BB !!!.&'&8e8.or$B;&?. @15 No4e#9er
1++,A.
Sebagaimana ter$ermin dalam judul, artikel ini membahas mdel
pembelajaran menulis yang bagi sis*a yang kemampuan menulisnya
rendah, di ba*ah rata-rata kelas. Mdel ini bekerja melalui $ara. !1#
membagi sis*a ke dalam kelmpk kemampuan tinggi dan rendah
dalam menulis< !&# menggarap keseluruhan kelas, tetapi juga
menyediakan mini!lesson untuk sejumlah indi(idu dengan kemampuan
rendah dalam menulis< !/# menggunakan graphic organi"ers dan
outline untuk memetakan dan menata gagasan< !4# menulis karangan
dengan menggunakan pendekatan menulis-prses, yang kadang-
kadang diselingi *rkshp untuk membahas dan memberikan balikan
atas tulisan masing-masing sis*a serta !2# melakukan penilaian
dengan menggunakan rubrik enam-si)at !the si#!trait assessment
model# untuk mendiagnsis dan memantau kemajuan tujuan tersebut.
6asilnya, dalam sembilan minggu, sis*a yang berkemampuan
rendah dalam menulis men$apai hasil yang luar biasa, bahkan
beberapa di antaranya melampaui kelmpk anak yang
berkemampuan tinggi dalam menulis.
Me$"er% K.A. (1++:). Infusing Ser"ice/#earning into the #anguage
Arts Curriculum. @On'neA. Terse&a:
(33;:BB8.*#n.e&*B;ro&*83sB#;a83B5:/B5:/.;&?. @5: No4e#9er
1++:A
Penulis artikel ini adalah guru seklah menengah yang
sebelumnya menga-jar bahasa %nggris dengan beranjak dari buku-buku
sastra klasik. Selanjutnya, ia beralih menggunakan pendekatan
tematik yang dipadukan dengan prinsip-prinsip ser$ice learning, yang
dipayungi leh tema seperti. kmunikasi, kebebas-an, hubungan,
perubahan, dsb. Selama lima tahun ia melakukan kajian atas
pembelajaran yang dilakukan, yang terdiri dari 1' sesi kegiatan
belajar bahasa.
9
Pertama, sis*a bekerja sama dengan rang tuanya menulis,
mendiskusikan, dan mempublikasikan puisi atau esai yang
mengungkapkan perasaan yang pertama kali mun$ul ketika memasuki
dunia de*asa. Kedua, rang tua sis*a diminta membuat surat kepada
anaknya yang berisi nasihat dan hal-hal yang mengesankan dari
kehidupan bersama anaknya. Ketiga, untuk mengajarkan surat bisnis,
sis*a diminta menulis kepada selebritis yang dipilihnya serta meminta
benda kenangan darinya. Keempat, untuk mengajarkan surat kepada
sahabat, sis*a menulis dan mengirim surat kepada senirnya untuk
meminta nasihat tentang keberhasilan mereka belajar. Kelima, dalam
kaitannya dengan lapran buku tradisinal, sis*a diminta memba$a
dan menulis tentang suatu buku yang mempengaruhi hidupnya.
Keenam, sis*a diminta menghayati dan menuliskan kehidupan rang
lain. Ketu%uh, sis*a internasinal diminta menerjemahkan booklet
in)rmasi rumah sakit ke dalam bahasa asal mereka. Kedelapan, sis*a
me*a*an$arai dan menulis bigra+ anggta keluarganya yang lebih
tua. Kesembilan, sis*a menulis $erita persnal, memberikan gambar
dan ilustrasi, serta membuplikasikannya di perpustakaan seklah.
erakhir, sis*a menulis sebuah karya penelitian yang bertlak dari
permasalahan ssial, seperti kehamilan, kelaparan, pelanggaran,
kemiskinan, dan lingkungan, serta mengirimkannya kepada instansi,
perusahaan, atau tkh yang rele(an.
Kegiatan belajar itu melibatkan rang lain yang ternyata dapat
memberikan dukungan belajar kepada sis*a. Dukungan itu tak hanya
terkait dengan spirit dan kemampuan berbahasa anak, tetapi juga
penghayatan anak tentang kehidupan nyata. Dari amatan terhadap
para sis*a itu, penulis menemukan bah*a pengalaman belajar yang
mereka perleh membuatnya sangat terbantu dalam pengembangan
akademik dan karier mereka selanjutnya.
10
Men9a8(% A.M.% Ro3('en% L.% &an Fre&er87s% A. D. (5..,). ,he
Com!lete 0uide to ,hematic 1nits: Creating the Integrated
Curriculum$ Nor!oo&% MA: 0(rs3o;(er>Gor&on.
Seiring dengan mengedepannya pembelajaran bahasa dengan
an$angan Pembelajaran %ntegrati) leh =hn De*ey, &iterature Based
'nstruction yang diga-gas leh >uis ?senblatt dan (hole &anguge
yang diangkat leh Kenneth S. @dman, mengemuka pula
pembelajaran tematik. Pada dasarnya, tematik adalah pembelajaran
yang juga digunakan dalam ketiga an$angan sebelumnya dengan
menggunakan tema sebagai *adah yang menjembatani antarberbagai
kegiatan belajar bahasa dalam belajar bahasa itu sendiri atau lintas
kurikulum.
Penulis buku ini menyebut pembelajaran tematik dengan unit
tematik, yang dide+nisikannya sebagai Athe epitome of )hole
language teaching: students use language producti$ely to ans)er self!
initiated *uestions and satisfy their o)n inherent and natural curiosity
about the )orld around them.B "ntuk menghindari terjadinya tematik
semu, penulis menegaskan bah*a pendekatan tematik itu di$irikan
dengan. !1# pemaduan dalam penataan, pengurutan, dan
pengrganisasian yang baik dari strategi, kegiatan, kesastraan, dan
pelbagai bahan ajar yang digunakan untuk memperluas suatu knsep
tertentu, !&# multidisiplin dan multidimensi, !/# respnsi) terhadap
minat, kebisaan, sis*a, dan kebutuhan sis*a, serta !4# mena*arkan
sis*a untuk belajar dalam knteks yang realistik dengan sumber yang
kaya dan beraneka.
"ntuk menjelaskan apa, mengapa, dan bagamana menerjadikan
unit tematik dalam pembelajaran, penulis buku ini mengungkapkannya
dalam dua bagian. ,agian % terdiri dari bab 1-4, yang menguraikan
knsep beserta keung-gulan unit tematik bagi guru dan sis*a,
peran$angan, strategi penerapan, dan penilaian dalam pembelajaran
tematik, serta pelibatan rang tua dan masyarakat dalam
11
pembelajaran. ,agian %% memaparkan rambu-rambu dan $nth-$nth
praktis tentang pembelajaran intra-7antar-disiplin dengan menerapkan
prinsip-prinsip unit tematik.
Me''o!% J.D. (1++1). ,o2ard Princi!led Eclecticisme in #anguage
,eaching: ,he ,2o/Dimensional +odel and Centring Princi!le$
Da'a# ,ES#/EJ% =o'. ,% No. -% Mare3. @On'neA. Terse&a: (33;:BB3es'>
ej.or$Bej/-Ba2. @1+ No4e#9er 1++:A.
Paper ini mengusulkan prinsip-prinsip untuk mengelmpkkan,
memilih, dan mengurutkan akti(itas belajar-mengajar untuk men$apai
tujuan penerapan prinsip-prinsip eklektisisme dalam pembelajaran
bahasa. -kti(itas belajar-mengajar diklasi+kasikan ke dalam Mdel
Dua-Dimensi yang dalam bahasa berupa bentuk dan )ungsi serta
pekembangan bahasa dan belajar bahasa. Sementara Centring
Principle berkaitan dengan seleksi dan penataan akti(itas dalam
pelajaran yang mesti memelihara keterpaduan melalui pembelajaran
unit dan keterlibatan sis*a dalam knteks belajar.
Penulis menyatakan bah*a penerapan prinsip eklektisisme
dengan mdel dua-dimensi dan centring principle dalam pembelajaran
bahasa tidak mudah. Meskipun demikian, penggunaan mdel tersebut
memiliki dampak yang $ukup baik terhadap keterlibatan sis*a dan
hasil belajar.
Morro!% L.M.% S#3(% J.K.% &an <'7nson% L.0(.% E&. (5..-).
Integrated #anguage Arts: Contro"ersy to Concensus$
Massa8(*se33s: A''"n F Ba8on.
Kemun$ulan pembelajaran bahasa se$ara integrati) !disingkat.
P*I# di "S- menimbulkan perdebatan seru. Kntr(ersi pertama
dipi$u leh kelmpk pr dan kntra atas tindak pembelajaran yang
berrientasi pada. !1# pendekatan struktural-atmistik !phonic dan
12
gramarian#, !&# kurikulum-pembelajaran yang ditentukan leh district,
!/# pengabaian hakikat belajar dan belajar bahasa anak, !4# e(aluasi
kemajuan belajar anak yang didminasi leh tes terstandar, serta !2#
hasil belajar bahasa yang lebih menunjukkan pada penguasaan teri
bahasa dan kemampuan berbahasa sekedarnya. Kntr(ersi kedua
disebabkan leh banyak-nya istilah yang dianggap memiliki pengertian
sama dengan P,%, padahal memi-liki nuansa yang berbeda. -da istilah
)hole language+ literature!based curriculum+ language across curricu!
lum+ emergent literacy+dan integrated language arts.
,uku bunga rampai ini menyajikan pelbagai gagasan yang relati)
utuh tentang P,%, mulai dari knsep P,% itu sendiri hingga
penerapannya dalam pembelajaran bahasa. ,uku yang terdiri dari 12
bab ini dikelmpkkan ke dalam lima bagian. ,agian % terdiri atas bab
1-&. ,agian ini membahas knsep dan isu pemi$u kemun$ulan dan
kntradiksi di seputar P,%. ,agian %%, yang berisi bab /-5, menguraikan
penggunaan karya sastra, buku teks, diskusi, kneksi tulis-ba$a, dan
pengajaran phonic dalam knteks P,%. ,agian %%%, yang tersusun dari
bab 9-11, menjabarkan strategi klabrasi, pengajaran tematik, dan
upaya meminimal-kan resik dalam pengrganisasian kelas P,%. ,ab
%4, yang men$akup bab 1&-14, memaparkan persalan asesmen dan
asesmen alternati) yang dapat digunakan dalam P,%, seperti asesmen
tentik. Terakhir, ,agian 4 yang hanya terdiri dari bab 12,
mengemukakan perubahan yang dapat diterjadikan di seklah akibat
penerapan P,%.
Sajian dari kelima belas bab itu bertlak dari knsep P,% sebagai.
!1# integ-rasi antaraspek materi pengajaran bahasa itu sendiri
!integrasi internal#, !&# integrasi pengajaran bahasa dengan bidang
pelajaran lainnya !lintas kurikulum#, serta !/# integrasi pengajaran
bahasa dengan lingkungan masyarakat. Mrrm dkk. pada akhirnya
menyimpulkan bah*a penerapan P,% ini menimbulkan dampak psiti)
berupa. !1# pelehan keutuhan dan keterpaduan kemampuan sis*a,
13
!&# keterkaitan apa yang dipelajari dengan kehidupan di luar seklah,
serta !/# e+siensi *aktu pembelajaran.
T"'er% R. <. (5.-.). *asic Princi!les of Curriculum and Instruction$
0(8a$o: T(e Un4ers3" o? 0(8a$o Press.
,uku klasik dan mungil ini memaparkan alasan dalam
memandang, meng-analisis, dan mena)sirkan prgram kurikulum dan
pembelajaran dari suatu institusi pendidikan. Menurut penulisnya,
buku ini bukanlah sebuah buku teks karena tidak memberikan panduan
kmprehensi), juga bukan buku ba$aan suatu mata kuliah. ,ukan pula
suatu manual untuk knstruksi kurikulum karena tidak
menggambarkan dan memberikan kerangka rin$i tahap demi tahap
untuk seklah atau akademi yang berupaya mengembangkan suatu
kurikulum. ,uku ini hanya memberikan kerangka mengenai $ara
pandang terhadap suatu prgram pembelajaran yang ber)ungsi
sebagai instrumen pendidikan.Pebelajar didrng untuk menguji
alasan-alasan yang lain dan mengem-bangkan knsepsinya sendiri
mengenai unsur-unsur dan hubungan antarunsur yang terlibat dalam
suatu kurikulum yang e)ekti).
Kerangka sajian ini bertlak dari empat pertanyaan mendasar
yang mesti dija*ab dalam mengembangkan kurikulum dan meran$ang
pembelajaran apa pun. Keempat pertanyaan mendasar itu adalah. !1#
-pakah tujuan pendidikan yang semestinya dikejar dan di$apai leh
suatu seklahC !&# -pakah pengalaman belajar yang mesti disediakan
untuk men$apai tujuan tersebutC !/# ,agaimana-kah pengalaman
pendidikan tersebut dirganisasikan se$ara e)ekti)C !4# ,agai-manakah
menentukan bah*a suatu tujuan pendidikan telah ter$apaiC
,uku yang dikemas dalam empat bagian ini tidaklah bermaksud
menja*ab se$ara lengkap keempat pertanyaan tersebut. =a*aban
akan ber(ariasi dari suatu le(el pendidikan dengan le(el pendidikan
lain, dan dari suatu seklah dengan seklah yang lain. ,uku ini
14
menyarankan metde-metde yang digunakan untuk mengkaji dan
menja*ab serta menjelaskan prsedur yang dapat meman-du dalam
menja*ab berbagai pertanyaan tersebut untuk menguji berbagai
persalan tentang kurikulum dan pembelajaran.
Ro$er% T. &an Jo(nson% D.<. (1+++). Coo!erati"e #earning: ,2o Heads
#earn *etter ,han &ne. Da'a# In Conte.t: A 3uarterly of Humane
Sustainable Culture. @On>'neA. Terse&a: (33;:BB!!!.
8on3eE3.or$.BI0LIBBI056BJo(nson.(3# @1+ No4. 1++,A.
Tulisan ini bertlak dari suatu kenyataan bah*a interaksi
antarsis*a dalam kegiatan belajar kerap tak terperhatikan. Penulis
berpendapat bah*a pada dasarnya ada tiga $ara sis*a berinteraksi di
antara sesamanya dalam belajar. Ketiganya adalah interaksi
kmpetiti), interaksi indi(idual, dan interaksi kperati). Dari ketiga
$ara interaksi itu, riset menunjukkan bah*a interaksi kperati) dalam
belajar ternyata memiliki kelebihan dalam hal. !1# $apaian hasil belajar
sis*a lebih baik, !&# sikap yang lebih psiti) terhadap seklah, mata
pelajaran, dan guru, !/# hubungan antarsis*a lebih baik, serta !4#
sis*a lebih e)ekti) se$ara interpersnal sebagai buah dari
pengalaman kperati) yang ditunjukkan dengan berkembangnya
keterampilan berinteraksi, mau menerima perbedaan, dan dapat
melihat persalan dengan perspekti) rang lain.
Dalam situasi belajar yang kperati), interaksi dalam belajar
ditandai dengan tumbuhnya saling ketergantungan dalam menentukan
tujuan, pengupa-yaan kesepakatan kelmpk, serta saling berbagi
tanggung ja*ab dan saling mendukung. -tas dasar itu, maka
penerapan mdel interaksi belajar kperati) dilakukan melalui
langkah. !1# memilih pelajaran yang bertlak dari peme$ahan
masalah, belajar knseptual, dan berpikir di(ergen< !&# memilih ukuran
kelmpk sesuai dengan karakteristik tugas< !/# membagi kelmpk,
lebih baik anggta bersi)at hetergen< !/# menata kelas< !4#
menyediakan bahan-bahan yang sesuai< !2# menjelaskan tugas, tujuan
15
kerja kelmpk, dan menyepakati kriteria penilaian< serta !3#
memantau kelmpk ketika mereka bekerja.
16

Vous aimerez peut-être aussi