Vous êtes sur la page 1sur 3

APPENDICITIS AKUT

Dibuat oleh: Indra Kukuh Anggoro,Modifikasi terakhir pada Kamis 00:07


Highlighted words: appendicsitis akut
APPENDICITIS AKUT

kategori: Ilmu Bedah
Author: Indra Kukuh Anggoro

Abstraksi
Appendicitis merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadi infeksi pada appendiks.
Penyakit ini terbagi menjadi akut dan kronis. Angka kejadian penyakit ini cukup tinggi,
termasuk di Indonesia. Appendicitis sering dijumpai sehingga harus dicurigai sebagai
keadaan yang paling mungkin menjadi penyebab nyeri akut abdomen. Penyakit ini sering
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Insidensi pada laki-laki lebih banyak daripada
perempuan. Insidensi tertinggi pada laki-laki pada usia 10-14 tahun, sedangkan pada
perempuan pada usia 15-19 tahun. Penyakit ini jarang ditemukan pada anak-anak usia di
bawah 2 tahunri.

Kata Kunci: Apendicitis akut, akut abdomen

History
Seorang Pria Tn.P umur 50 tahun, datang ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan utama
nyeri pada perut kanan bawah. Keluhan lain yang menyertai antara lain perut kembung, mual,
muntah dan demam. Rasa nyeri perut ini dirasakan sejak 5hari SMRS. Sebelumnya nyeri
perut sering dialami pasien sejak beberapa bulan yang lalu, minum obat maag nyeri dirasakan
berkurang. Pada awalnya rasa nyeri dirasakan di daerah pusar dan perut bawah, kemudian
dirasakan bertambah nyeri terutama di perut bagian kanan bawah. Disertai mual, muntah tiap
kali makan, perut terasa kembung, badan demam. Pasien merasa nafsu makannya agak
berkurang sejak sakit. Kentut (+), BAB (+) sedikit, berwarna kuning, tidak mencret. BAK (+)
normal seperti biasanya, tidak ada rasa nyeri pada saat BAK, warnanya kuning seperti biasa,
tidak disertai darah.
Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum tampak kesakitan sedang, kesadaran compos
mentis GCS E4V5M6. Vital sign TD 110/60, HR 84x/menit, Rr 18x/menit, T 37,6
o
C. Status
generalisata dalam batas normal. Status lokalis abdomen regio kuadran kanan bawah,
inspeksi tampak tegang, tak terdapat jaringan sikatrik, darm contour (-), darm steifung (-),
venektasi (-). Palpasi defans muscular (+), nyeri tekan Mc. Burney (+), Rovsing sign (+).
Perkusi nyeri ketok Mc. Burney point (+). Auskultasi bising usus (+) normal.psoas sign (+),
Obturator sign (+).
Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan leukositosis, dan hasil ro abdomen tampak
gambaran meteorismus.

DIAGNOSIS
Observasi apendicitis akut

DEFERENSIAL DIAGNOSIS
- Gastroenteritis
- Diverticulitis
- Kolik ureter
- Perforasi ulkus peptikum
- Adnexitis
- Pancreatitis
- Ileitis akut
.
PENATALAKSANAAN
Terapi yang telah dilakukan antara lain: Infus RL 20 t/m, inj. Ceftriaxon 2x1, inj. Ranitidine
2x1, inj. Farnat 2x1, inj. Ketorolac 3x1, inj. Ondansetron /kp, Operatif : Appendictomy

DISKUSI
Seorang pasien laki-laki umur 50 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
sejak 5 hari yll, disertai perut kembung, mual dan muntah. Terdapat kenaikan suhu badan,
yaitu 37,5
o
C sehingga badan pasien terasa summer-sumer. Kenaikan suhu tubuh ini terjadi
karena adanya infeksi sehingga system pertahanan tubuh, termasuk makrofag menjadi
bekerja. Makrofag ini akan mengeluarkan interleukin yang dapat menaikkan suhu tubuh.
Pada saat dilakukan pemeriksaan abdomen, pasien nyeri tekan di daerah Mc Burney. Hal itu
menandakan adanya appendicitis. Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan lab, jumlah leukosit
14.000/ dL Hal itu mengindikasikan bahwa telah terjadi infeksi. Dari hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan, diagnosis penyakit yang dialami pasien adalah appendicitis akut. Diagnosis
banding yang mungkin, antara lain : Gastroenteritis, Diverticulitis, Kolik ureter, Perforasi
ulkus peptikum, Pancreatitis, Ileitis akut.
Penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini adalah dengan appendiktomi agar tidak
terjadi komplikasi yang semakin parah. Pada pemeriksaan abdomen, hasil pemeriksaan
didapatkan bising usus menurun, terjadi distensi ringan dan defens muskularnya positif. Hal
ini mengindikasikan bahwa telah terjadi peritonitis. Setelah dilakukan pembedahan
didapatkan appendix yang sudah rupture dengan usus caecum ada perlengketan bercampur
pus kemudian rongga perut dibersihkan dengan NaCl, sehingga diagnosis post operasi adalah
peritonitis generalisata ec appendicitis perforate. Appendix yang pecah, prognosisnya buruk
dengan pemberian antibiotik, angka kematian mendekati nol.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosa dengan Apendicitis
akut. Penatalaksanaan dengan apendiktomi pada pasien ini tepat karena bertujuan untuk
mencegah terjadinya perforasi.

REFERENSI
Helwick, CA, Appendicitis, Gale Encytopedia of medicine. htm.
Hamami, AH, dkk, Usus Halus Appendiks, Kolon, dan Anorektum, dalam Sjamsuhidajat, R,
De jong. W, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1997, hal 865-75.
Anonim, Appendectomy, Medicine Net. Com.
Anonim, Appendicitis, Medicine Net. Com.
Anonim, Appendicitis, The Merck Manual Sec 3, htm.
Orourke. R, Acute Appendicitis, The Iowaclinic. Com.
Anonim, Appendicitis, The Merck Manual, Sec 9, htm.
Mansjoer Arif et all, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Penerbit Buku
MediaAesculapiu. Jakarta. Hal 307-13

Vous aimerez peut-être aussi