Vous êtes sur la page 1sur 8

Document1

49
A AS SF FI IK KS SI IA A


Asfiksia adalah keadaan yangb ditimbulkan oleh gangguan pernafasan ( gangguan
pertukaran O2 dan CO2 )

Sebab :
1. Mekanik obtruksi saluran nafas
a. Sumbatan intra luminal
Smotering pembekapan
Gagging benda asing di orofaring
Choking tersedak (faring)
Drownig tenggelam
b. Sumbatan extra luminal
Throting manual strangulation
c. Traumatic Asfiksia

2. Non mekanik
Gangguan yang diakibatkan karena terhentinya sirkulasi.
Ex : Decompensatio cordis pertukaran terganggu tetapi bukan di paru

Asfiksia menimbulkan hipoksia


HIPOKSIA

Keadaan dimana jaringan mengalami gangguan atau metebolisme tidak berjalan
secara efisien.

Ada empat macam
1. Hipoksik Hipoksia
Oksigen gagal memasuki sirkulasi darah
Choking, drowning
2. Anemik Hipoksia
Darah yang tersedia tidak dapat membawa oksigenuntuk metabolisme dalam
jaringan
Hb kurang atau sedikit
3. Stagnan Hipoksia
Kaena keadaan tertentu sehingga terjadi kegagalan sirkulasi, ex : docompensatio
cordis (stagnansi , O2 ke jaringan lambat)
4. Histotoksik Hipoksia
Oksigen ada dalam darah dan jaringan tetapi tidak dapat memasuki ke dalam sel.




Histotoksik Hipoksia
1. Histotoksik Hipoksia ekstra seluler
Enzim pernafasan menderita keracunan , misal sianida , CO
Keracunan sianida O2 tidak dapat masuk karena enzin sitokrom oksidase Fe
mengalami tekanan dari sianida sehingga tidak dapat mengikat O2
Document1
50
Keracunan CO karena afinitas CO dibanding O2 200X lebih kuat maka Hb
terikat CO, sehingga O2 tidak dapat diambil hictotoksik seluler

2. Histotoksik Hipoksia Pericelluler
Kadar oksigen cukup, namun terjadi penurunan permeabilitas membran sel
Misal : keracunan eter, kloroform

3. Substrat Hipoksik Hipoksia
Bahan makanan untuk metabolisme tidak cukup tersedia
Misal : pada malnutrisi

4. Metabolisme Histotoksik Hipoksia
Hasil akir atau end produk dari pernafasan seluler tidak dapat dieliminir sehingga
metabolisme selanjutnya tidak dapat belangsung efisien
Misal : uremia, CO2


Fase-fase pada asfiksia
1. Fase Dispnoe (sesak nafas) karena o2 berkurang
Pernafasan cepat frekuensi dan amplitudo cepat
Nadi menjadi cepat
Tekanan darah meningkat
Sianosis ujung tangan dan kaki menjadi biru

2. Fase Konvulsi
Dilatasi pupil
Denyut jantung menurun

3. Fase Apnoe depresi SSP
Pernafasna lemah atau berhenti
Kesadaran menghilang

4. Fase Terminal
Paralise SSP
Otopsi Asfiksia

1. Pemeriksaan luar
Muka, ujung ekstremitas berwarna biru keunguan cinosis. Karena terjadi
hiperkapnea CO2 meningkat diatas normal menimbulkan tanda sianosis.

Bentuk perdarahan (ptechie hemoragis) pada konjungtiva, sclera, serta palpebra
karena pada asfiksia terjadi hipoksia terjadi gangguan metabolisme dinding
darah hiperpermeabilitas dinding kapiler padahal pada asfiksia terjadi
stagnansi atau bendungan organ dalam sehingga tekanan vena balik lebih tinggi
extrapalpasi utama organ lunak

Pelebaran pembuluh darah konjungtiva

2. Pemeriksaan dalam
Kongesti organ dalam sehingga berwarna lebih gelap
Darah gelap CO2 meningkat
Darah cair asfiksia matinya cepat
Document1
51
- karena faktor pembekuan letaknya di ekstravaskuler saat korban mati, belum
masuk pembuluh darah
- Fibrinolisis
Bintik perdarahan : pada jaringan longgar
- Pleura
- Pericardium
- galea aponeuretika
- paru-paru
- larynx
- kelenjar thymus
Petechie juga pada pleura
Petechie pada kassus hanging tidak jelas

Petechie Hemoragis terjadi karena :
- peningkatan hiperpermeabilitas kapiler
- tekanan interkapiler meningkat

Tanda-tanda khas setiap jenis kasus
1. Pembekapan
Tanda bekas trauma tumpul
Letaknya di sekitar mullut dan hidung

2. Choking
Sumbatan nebda padat pada saluran pernafasan
Ada sumbatan di dalam mulut, kadang ada tanda kekerasan di sekitar mulut

3. Pencekikan
Trauma benda tumpul di daerah leher oleh tangan manusia
Tanda dari kuku crescent mark
Tanda dari jari luak memar, sidik jari
Right or left handed
Pada otopsi
Resapan darah di bawah kulit luar yang memar
Kerusakan tulang rawan tiroid
Fraktur cricoid dan hyoid

4. Penjeratan
Jejas mendatar pada leher
Berupa luka lecet tekan
Jejas bervariasi hyoid lebi sering patah


Document1
52
DROWNING

Suatu keadaan dimana saluran nafas terisi cairan dalam dalam jumlah cukup
banyak.

Cara kematian :
- biasanya kecelakaan dan kadang undertermine
- jarang untuk pembunuhan atau bunuh diri

Mekanisme kematian
Vagal Refleks
rangsang parasimpatis terutama di air dingin dan epigastrium tersentuh air lebih
dahulu karena di bawahnya terdapat pleksus splancnicus dengan efektornya N.X
atau leher terkena air dingin ada efektor N.X

Laryngeal Spasme
air menyentuh larynx larynx terangsang otot mengalami spasme dry
drowning karena sebelum air masuk korban sudah mati.


Asfiksia
Air sudah masuk ke saluran nafas, sehingga korban kekirangan O2

Fase tenggelam
1. Respiration Surpraise
Terjadi apne karena CO2 meningkat akibat dari rangsangan sentrum nafas
di medula oblongata
Dispneu
2. Apneu
3. Terminal Stage

Otopsi

Pemeriksaan luar

1. Schatmile Froath
busa pada mulut mush room like mass masa seperti jamur pseudofoam
pada saat oarng mengalami respiration surprise, air masuk keluar melalui saluran
nafas meragsang mukosa saluran nafas hipersekresi terutama mishroom like,
lama-lama ada darah karena titrasi terus menerus darah ikut keluar
psedofoam

2. Cadaveric Spasme
Kekuan bersifat nonsistemik, jarang ada orang mati memegang sesuatu
Saat somatic death tanda intra vital (masih hidup)

3. Cutis Anserina (goose skin)
Pori-pori kulit tampak lebih melebar tampak lebih jelas.
Karena kontraksi M.erektor fili intravial karena pada saat orang akan tenggelam
ketakutan simpatomimetik rangsngan M.Erektor Pili
Juga bisa karena rigor mortis

4. Petechie Hemoragiec Tanda umum asfiksia
Document1
53

5. Washes woman and monde feet
Tangan seperti orang yang mencuci atau keriput karena inhibisi air pada
subkutis
Bukan intravital
Mayat dimasukkan ke air >12 jam terjadi perkeritan kulit karena inhibisi air
Luka lecet pada tempat yang menonjol
karena gerakan saat respiraion surprise



Pemeriksaan dalam

Tanda intravital di lambung dan duodenum berisi benda-benda air karena daya
peristaltik usus.

Pada paru-paru :
Membesar tampak impresi dari kosta
Perabaan krepitasi
Cross soction dan emfisema aquosum
Long sap proof bertambah
Destruction test bertambah

Long Sap proof
pemeriksaan untuk benda-benda air di alveoli

Cara :
Paru-paru diambil, dibersihkan, permukaan dikerok bagian konveks di atas
Pisau yang digunakan dicuci dengan air mengalir, dibilas, diiriskan ke paru jangan
sampai ke alveoli
Lalu tempelkan pada obyek glass
Amati ada atau tidak benda air

Interpretasi :
(+) mati karena tenggelam

Syarat :
Paru-paru segar
Pengambilan getah paru di perifer karena benyaknya alveoli

Cross section
cairan merah kehitaman

Air tawar
Paru-paru membesar tapi ringan
Merah pucat, emfisema
Tak kempis bila dipijat
Dipijat keluar buih
Kematian karena fibrilasi ventrikel

Air laut
Membesar dan berat
Document1
54
Ungu kebiruan , permukaan mengkilat
Mendatar kalau ditekan
Cekung banyak cairan
Kematian karena odema pulmonum

Mekanisme terjadi fibrilasi fentrikel
Tenggelam di air tawar hiponatremi (karena hipotonus, Na keluar) kalium juga
keluar sel hipokalemi relatif sel kurang Kalium sensitif terhadap rangsang
lebih kontraktil fibrilasi ventrikel > 160 / menit

Air laut lebih berat karena
Air laut merupakan caian hipertonis dibanding darah
Alveoli cairan hipertonis air sirkulasi masuk ke alveoli pertukaran elektrolit Ca
masuk lebih berat karena selain berisi air laut juga berisi darah.

Destruksi test pada air tawar ada tidaknya diatom

Cara :
Paru-paru
Tabung reaksi ditambah H2SO4 pekat
Jaringan paru hancur warna hitam pekat
Supay jernih tetesi HNO3 10%
Lihat di bawah mikroskop
Diatom ada atau tidak
Syarat :
i paru ada > 5 diatom
Khas : di sumsum tulang ada 1 diatom

Pleura
terapat bercak-bercak paltaff (paltaff Spot) seperti petechie

Jantung
Air tawar
BD, jantung kiri lebih kecil
Air laut
BD jantung kiri lebih besar dari jantung kanan

Odema pulmonum karena air laut masuk menarik plasma hipernatremi

Temporal bone hemoragi
pada sumsum tulang panjang ditemukan satu diatom sudah cukup signifikan

Mayat yang sudah membusuk
Mata melotot
Lidah tampak keluar
Tite de nigre
Pugilietic attitude frog stand posisi orang sedang bertinju
Pada tubuh tampak gambaran vena yang jelas sekali berwarna hijau sampai
kehitaman
Scrotum membesar
Wanita hamil janin keluar
Kulit mengelupas
Document1
55









Pembagian tenggelam
1. Primary Drowning
meninggal beberapa menit setelah tenggelam tanpa pertolongan.
Dry drowning
Vagal reflek
Wet drowning

Pada air tawar terjadi hipotonis air masuk ke pembuluh darah ion dalam air
tawar masuk ke dalam darah

2. Secundary Drowning
Meninggal beberapa jam setelah tenggelam dam mendapat pertolongan
Causa kematian :
Pulmonary odema
Asidosis
Pneumositis


HANGING

Suatu peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat badan ditahan atau
ditekan oleh tali di lehernya

Ciri hanging yang sebagian tubuhnya menyentuh lantai
Jejas jerat tidak begitu nyata
Letak jejas di leher lebih rendah
Arah jejas mendekati horizontal
Oleh karena efek tali hanya menekan vena jugularis maka
- muka sembab
- warna merah kebiruan
- petechie hemoragic dari konjungtiva mata

sebab kematian :
asfiksia
gangguan sirkulasi darah otak
vagal reflek
kerusakan medula spinalis dan medula oblongata pada orang yang dihukum
gantung pada L2 dan L3 terjadi dislokasi

cara kemtian :
1. bunuh diri (paling banyak)
2. pembunuihan
3. kecelakaan
Air tawar Air laut
Hipervolemi
Hemolisis
Hiperkalemi
Hiponatremi
Hipokloremi

Hipovolemi
Hipoproteinemi

Hipernatremi
Hiperkloride

Document1
56

tanda intravital

1. pemeriksaan luar
cianosis
tardens pool bercak perdarahan pada pelpebra
keluarnya sperma
keluarnya feses

Leher :
- alur jerat luka lecet, luka memar
- pucat baru

Kulit bekas jerat lama
- deskuamasi epitel
- epitel gepeng dan inti sel memanjang
- tepi alur jerat coklat kemerahan karena adanya luka lecet

Warna
- cianosis kalau vena tertutup
- pucat bila arteri tertutup

2. pemeriksaan dalam
Cornu mayus os hyoid bisa patah atau tidak ada resapan darah gantung diri
Stagnansi organ dalam
Darah cair, merah kehitaman
Petechie hemoragic

Pemeriksaan di TKP hanging
1. Menentukan korban masih hidup atau sudah mati somatic/seluler death, bila
masih somatic death beri pertolongan
2. Pemerisaan keadaan sekitar adakah gambar porno autoerotis hanging
3. Meneliti posisi korban terhadap sekitar (dinding, lantai, atap)
4. Alat menggantung
5. Arah serabut pada tali dan tempat menggantung menentukan suicide dan
homicide.
6. Alur jerat (permukaan, arah, keadaan di bawahnya)
7. Tanda kekerasan
8. Pakaian

Vous aimerez peut-être aussi