Vous êtes sur la page 1sur 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat menurut WHO adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental,sosial, tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Menurut Goldenberg dan Goldenberg
(2000), seorang ahli terapi keluarga, menekankan bahwa keluarga yang berfungsi
dengan baik mendorong individu yang ada di dalam keluarga untuk meraih potensi
dirinya. Keluarga yang sehat memberikan kebebasan yang dibutuhkan anggota
keluarga untuk mengeksplorasi dan menjadikan jati diri, sementara pada saat yang
sama memberikan perlindungan dan keamanan yang mereka butuhkan untuk meraih
potensi dirinya (Friedman, 2010).
Menurut UU No 10 Th 1992 dan GBHN 1993, keluarga sejahtera adalah keluarga
yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material yang layak bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan (Haryanto,2006).
Peran keluarga sangat penting dalam pencegahan dan penyembuhan terhadap
anggota keluarga yang sakit, sehingga setiap anggota keluarga perlu mampu
mengenal masalah kesehatan yang ada di keluarganya, keluarga harus mampu
memutuskan tindakan yang tepat saat anggota keluarga sakit, keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan,
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan (Friedman, 2010).
Keluarga mempunyai peranan penting dan membantu anggota keluarganya untuk
hidup dalam kehidupan yang lebih sehat. Dengan mempercayai kemampuan
nkeluarga untuk menyediakan perawatan kesehatan diri dan bertindak sesuai dengan
keinginan mereka yang terbaik, perawat kesehatan harus tetap memberikan
dukungan positif dan berupaya menjadi narasumber dan fasilitator sebaik mumgkin
bagi keluarga. Survey Gallop dan Gallop pada tahun 1985 memastikan bahwa saat
berhubungan denga masalah kesehatan, kebanyakan individu mendapatkan bantuan
lebih banyak dari keluarga mereka daripada sumber lainnya, bahkan dokter yang
menangani mereka sekalipun ( Setyowati & Murwani, 2008).
Untuk mencapai Indonesia sehat 2010 tantangan yang di hadapi bangsa Indonesia
cukup berat.Dalam keadaan gizi masyarakat meskipun terdapatkemajuan tetepi
empat masalah gizi utama yang sejak lama ada sampai saat ini masih merupakan
agaenda yang belum terselesaikan,keadaan gizi masyarakat merupakan basis dan
persyaratan bagi pencapaian derajatkesehatan masyarakat yang optimal.(Depkes RI
2005).
Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita,survey social ekonomi nasional
(SUSENAS) menunjukkan meskipun selama 10 tahun terjadi penurunan gizi kurang
dari 37,5% tahun 1989 menjadi 24,6% tahun 1999,namun terjadi prevalensi gizi
buruk dari 6,3% tahun 1989 menjadi 8,1% tahun 1999.Pada tahun
2000,perkembangan keadaan gizi cukup 3menggimbarakan,gizi kurang menurun
menjadi 24,6% begitu pula dengan gizi buruk menjadi 7,5%.(Depkes RI 2003).
Dari wilayah puskesmas tawangsari terdapat 15 penyakit terbanyak antara lain
Dengue Hemoragic Fever, hipertensi, Tubercolosis, diare, asma, Diabetes Militus,
febris, stroke, campak, polio, dan gizi buruk.Gizi buruk merupakan peringkat ke 11
dengan presenrasi 10%.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas yang telah di uraikan dapat di rumuskan permasalahan
dalam asuhan keperawatan keluarga dengan Gizi Buruk, maka penulis tertarik untuk
membuat karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Masalah Gizi Buruk Keluarga Tn.N, Terutama Pada An.D di Desa Majasto,
Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
1.3 rumusan masalah
1. Bagaimana definisi dari gizi buruk
2. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada gizi buruk ??

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Masalah Gizi Buruk Keluarga Tn.N, Terutama Pada An.D di Desa
Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah gizi buruk keluarga
Tn.N, Terutama pada An.D di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten
Sukoharjo, dengan proses pendekatan keperawatan.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah yaitu :
a. Melaksanakan pengkajian pada keluarga Tn.N dengan gizi buruk terutama pada
An.D di rumah keluarga Tn.N di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten
Sukoharjo.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Tn.N dengan gizi buruk terutama
pada An.D di rumah keluarga Tn.N di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo.
c. Menyusun rencana keperawatan keluarga pada Tn.N dengan Gizi Buruk terutama
pada An.D di rumah keluarga Tn.N , di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga pada Tn.N terutama pada An.D
dengan gizi buruk di rumah keluarga Tn.N , di Desa Majasto, Kecamatan
Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada Tn.N dengan gizi buruk terutama
pada An.D di rumah keluarga Tn.N , di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 PENGERTIAN
Gizi buruk adalah keadaan dimana asupan gizi sangat kurang dari kebutuhan tubuh.
Umumnya gizi buruk ini diderita oleh balita karena pada usia tersebut terjadi peningkatan
energy yang sangat tajam dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi virus/bakteri.

2.2 ETIOLOGI
1) Penyebab langsung
Penyakit infeksi
2) Penyebab tidak langsung
Kemiskinan keluarga
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
Sanitasi lingkungan yang buruk
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai

2.3 KLASIFIKASI GIZI BURUK
A. Kurang kalori ( marasmus)
Marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan cadangan protein
tubuh terpakai sehingga anak kurus dan keriput.
1) Etiologi :
Penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung kalori
Penyebab umum:
Kegagalan menyusui anak : ibunya meninggal
Tidak adanya makanan tambahan
2) Tanada & gejala
Tampak sangat kurus, sehingga tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng
Kulit keriput , jari lemak subtikus sangat sedikit sampai tidak ada
Perut cekung
Sering disertai penyakit kronis; diare kronik
Patofisiologi
Defisiensi kalori yang lama sehingga terjadi Penghancuran jaringan lemak (kebutuhan
energy) sehingga menyebabkan Menghilangnya lemak dibawah kulit ditandai dengan
Penciutan/pengecilan otot dan juga Pelisutan tubuh yang menyeluruh

B. Kurang protein ( kwashiorkor )
Kwashiorkor adalah penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung protein
hewani. Penyakit ini biasanya diderita oleh golongan sosial ekonomi rendah.
1) Etiologi :
Defisiensi asupan protein
2) Tanda & gejala
Kegagalan pertumbuhan tampak dengan berat badan rendah maupun ada edema
Edema pada kaki
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Cengeng
Cracy papement
Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa sakit dan
rontok
Pembesaran hati
Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk
Sering disertai infeksi anemia , diare.

C. Kurang kalori dan protein ( marasmus kwashiorkor )
Etiologi, tanda dan gejalanya merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.

IV. PENATALAKSANAAN
Makanan /minuman dengan biologic tinggi gizi kalori / protein. Pemberian secara
bertahap dari bentuk dan jumlah mula mula cair (seperti susu) lunak (bubur) biasa ( nasi
lembek).
Prinsif pemberian nutrisi
1. Porsi kecil,sering,rendah serat, rendah laktosa
2. Energy / kalori : 100 K kal / kg BB/ hari
3. Protein : 1 1,5 g / kg BB / hari
4. Cairan : 130 ml / kg BB / hari Ringan sedang
: 100 ml / kg BB / hari Edema Berat
Obati / cegah infeksi
Antibiotic
a. Bila tampak komlikasi : Cotrymoksasol 5 ml
b. Bila anak sakit berat : Ampicillin 50 mg / kg BB IM/ IV
Setiap 6 Jam Selama 2 Hari
Untuk Melihat kemajuan / perkembangan anak
Timbang berat badan setiap pagi sebelum diberi makan
Catat kenaikan BB anak tiap minggu

























WOC

































Tidak adanya makanan tambahan
Defisiensi asupan protein & kalori yang lama

terjadi Penghancuran jaringan lemak (kebutuhan energy)

Menghilangnya lemak dibawah kulit
Pengecilan otot
Sering disertai infeksi, anemia, diare
Terjadi gangguan tumbuh kembang anak
Pelisutan tubuh yang menyeluruh
MK : Nyeri
MK : gg Tumbang



ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. N DENGAN GIZI BURUK
TERUTAMA PADA AN.D
A. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Kamis, 11 Mei 2006 Waktu : 10.00
WIB
Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksaaan Fisik
A.1 Data Keluarga
Identitas Keluarga
1. Nama KK : Tn. N
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 33 Tahun
4. Pendidikan : SLTP
5. Pekerjaan : Buruh
6. Alamat :Maguwoharjo, Depok, Sleman
7. Susunan Anggota Keluarga :
N
o.
Na
ma
Hubung
an
S
ex
Um
ur
Pendidik
an
Aga
ma
K
et.
1. Ny
N
Ibu P 58
th
SLTP Islam
2. An.
A
Anak
Kandun
g
L 9 th SD Islam
3. An.
D
Anak
Kandun
g
P 5 th - Islam
4 An.
R
Anak
Kandun
g
L 3 th - Islam
5 Tn
A
Kepona
kan
L 20
th
SLTP Islam
6 Nn.
T
Kepona
kan
P 25
th
SMEA Islam





Genogram








1. Type Keluarga : Keluarga Eksteded
2. Suku / Kebangsaan : Jawa
3. Agama : Islam
4. Kegiatan Organisasi :
Keluarga Tn. N termasuk keluarga yang aktif dalam organisasi di masyarakat. Tn. N
ikut dalam kegiatan pengajian, arisan dll Begitu pula dengan Ny. N aktif dalam
kegiatan kemasyarakat.

5. Keadaan Ekonomi
Keluarga Tn. N termasuk keluarga sejahtera III karena keluarga sudah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dan kebutuhan social psikologinya seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal
dan transportasi, namun belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan seperti
kebutuhan menabung dan memperoleh informasi.
6. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga jarang mengikuti kegiatan rekreasi keluar rumah, Ny. N Beralasan karena
ekonomi mereka paspasan, sedangkan rekreasi di dalam rumah seperti menonton TV
bersama-sama.

T
N
A
R A
N
C S
Y I
D
N
S
2.1.3 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga : Keluarga dengan anak sekolah
2. Riwayat Keluarga Inti
An. R
An. R sudah menderita BGM sejak kecil hingga berumur 3 tahun dan An. R sering
sakit-sakitan. Dalam penimbangan diketauui bahwa nilai Z-score BB/U untuk an. R
adalah 3,2 ini termasuk dalam kategori BB di bawah garis normal. An. R sewaktu
lahir cukup bulan. Waktu kecil An. R tidak diberi imunisasi lengkap hanya sewaktu
lahir. Ny. N, mengatakan bahwa Ny memang tidak mengimunisasi karena waktu itu
keadaannya repot. Dari kecil dan mulai bayi, anak R sering sakit-sakitan (batuk, pilek).
Dalam beberapa hari ini pipinya bengkak seperti sakit gigi, namun ternyata terdapat
benjolan di langit-langit mulutnya. Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan :
KU : Baik Compos mentis
Tanda-tanda vital : Suhu badan 38
o
C, RR 24x /menit, Nadi 80x/menit
Kepala : mata, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Wajah : terlihat bengkak pada sebelah pipi kiri
Hidung : normal, lubang nares simetris
Telinga : bersih tidak ada kelainan
Mulut : pada langitlangit mulut terdapat benjolan
Leher : tidak ada peningkatan JVP
Thorax : simetris, pernafasan vesikuler
Abdomen : supel, H/L ttb, peristaltic usus (+)
Ektremitas : kedua ekstremitas tidak ada kelainan
TB : 78 cm
BB : 10 Kg
LLA : 13 cm
LK : 46 cm
LD : 46 cm

An. D
An. D jarang sekali sakit, namun saat di timbang berat badannya kuang dari normal
yang seharusnya 19,2 hanya 12 kg. Dalam perhitungan status gizi an. D termasuk
dalam status gizi kurang dengan nilai Z-skore BB/U adalah -3,3.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan :
KU : Baik Compos mentis
Tanda-tanda vital : Suhu badan 37,5
o
C, RR 16x /menit, Nadi 76x/menit
Kepala : mata, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Wajah : terlihat bengkak pada sebelah pipi kiri karena sakit gigi.
Hidung : normal, lubang nares simetris
Telinga : bersih tidak ada kelainan
Mulut : dalam batas normal, gigi terdapat caries.
Leher : tidak ada peningkatan JVP
Thorax : simetris, pernafasan vesikuler
Abdomen : supel, H/L ttb, peristaltic usus (+)
Ektremitas : kedua ekstremitas tidak ada kelainan
TB : 88 cm
BB : 12 Kg
LLA : 14 cm
LK : 47 cm
LD : 47 cm

2.1.4 Pola Kesehatan Keluarga
1. Kebersihan Diri
Kebiasaan personal hygiene keluarga untuk mandi biasanya 2-3 x sehari dengan sabun
dan gosok gigi. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
2. Penyakit Yang Pernah Diderita
Riwayat Penyakit Dahulu
Ny N mengatakan bahwa An. R memang dari kecil sering sakit-sakitan dan sudah
menderita kurang berat badannya sejak kecil.
Riwayat Penyakit Keturunan
Saat di konformasi untuk riwayat penyakit jantung di derita oleh ayah dari suami serta
untuk diabetes mellitus, ginjal, tidak di temukan ada penyakit keturunan.
Riwayat Penyakit Kronis
An. A menderita BGM (Bawah Garis Merah) sejak bayi kecil dan an. D juga dengan
status gizi kurang.
3. Pola Nutrisi
Kebiasaan keluarga untuk makan dan minum setiap anggota keluarga tidak sama. Tn. N
makan 3 kali sehari dan minum yang tidak tentu tergantung dari aktivitas yang di
lakukan oleh Tn. N biasanya 5-10 gelas perhari. Untuk Ny.N juga tidak pasti kadang
lebih 3 kali karena harus menghabiskan makanan anaknya dan untuk minum juga tidak
tentu antara 5-8 gelas sehari. Untuk anak-anak juga tidak pasti mereka akan makan jika
lapar namun biasanya mereka minimal makan 3 kali sehari dan untuk si bungsu (An R)
jarang sekali makan pada waktu sakit, namun jika sehat terkadang 4-5 kali sehari
dengan di dukung lauk yang di sukai. Kebiasaan minum anak-anak tergantung aktivitas,
ketika aktivitasnya banyak minumnya bisa lebih dari 6 gelas sehari biasanya berupa air
putih, air teh dan susu.
4. Pola Istirahat
Sebisa mungkin Keluarga Tn. N ini tidur siang. Untuk Tn. N tidak tidak siang karena
harus bekerja. Untuk anak dan istri biasanya mereka tidur siang antar pukul 13.00
15.00 WIB. Untuk tidur malam biasanya anak-anak mulai tidur pukul 21.00 WIB. Ny.N
tidur pada pukul 22.00 05.00 WIB sedangkan untuk Tn. N tidur pada pukul 23.00
05.00 WIB, begitu pula An. A dan An. D tidur sebelum pukul 21.00 dan bangun pada
pukul 05.30.
5. Pola Eliminasi
Tn. N biasa BAB 1X/hari, BAK tergantung banyaknya air yang di minum kalau
minumnya banyak BAK bisa lebih dari 3 X. Ny. BAB 1 x/hari dan untuk BAK 2-3 kali
sehari. Untuk anak-anak tidak pasti An. E BAB 1 kali sehari, BAK 2-3 kali/hari. An D
BAB 2 kali/hari, BAK 3-4 kali sehari. An. R masih toilet traning BABnya tidak pasti
kadang 3 hari sekali, untuk BAK 3-5 kali/hari.
6. Pola Aktivitas
Kegiatan yang biasa Tn. N lakukan adalah bekerja sebagai buruh. sedangkan Ny. N
bisanya bekerja sebagai buruh pada malam hari dan siangnya mengurus anak-anaknya.
Untuk anak pertamanya sudah sekolah di SD untuk anak ke 2 di TK dan anak 3 masih
dalam pengawasan karena masih balita.
7. Kesehatan Reproduksi
Tn. N mempunyai 3 orang anak yang masih duduk di sekolah dasar. Tn. N sudah tidak
pernah melakukan hubungan seksual lagi karena jika sudah pulang kerja capek dan juga
karena beliau beranggapan sudah tua.
8. Sumber Pelayanan Kesehatan Yang Biasa Digunakan Keluarga
Keluarga Tn. N jarang sekali dan hampir tidak pernah berobat ke puskesmas terdekat,
mereka biasanya ke dokter terdekat karena mereka Ny,. N merasa repot tidak ada waktu
untuk ke puskesmas selain itu kendaraan juga tidak ada. Karena anak-anaknya masih
kecil, Ny. N memanfaatkan posyandu untuk memeriksakan anaknya setiap bulan.

a.2 Pengkajian Lingkungan
1.) Kharakteristik Rumah
Rumah Tn. N merupakan rumah milik pribadi dengan ukuran kurang lebih 60 m
2
.
Termasuk rumah permanen, berdinding tembok lantainya dari semen. Mempunyai 1
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan WC. Ventilasi rumah sudah
mencukupi 10% dari total bangunan dan lingkungannya tampak sedikit kotor



Denah Rumah

I
G



Keterangan :
A : Pintu C : Kamar tidur
B
A
H
C C
E
D
F
J
K
C
B : Ruang Tamu D : Dapur
G : Halaman H : Jalan Raya
J : Jalan Kampung I : Halaman belakang
K : sumur F : Rumah saudara
E ; Kamar mandi

1.1 Pembuangan Air Kotor
Ada septic tank dan pembuangan air limbah rumah tangga dengan kontruksi semi
permanen yang terletak di belakang rumah. Saluran limbah menggunakan saluran
limbah terbuka.
1.2 Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah keluarga biasanya di letakkan ke dalam plastik kresek dan
tidak di bedakan antara sampah terurai dan tidak terurai kemudian di buang ke lubanng
sampah yang terletak di belakang rumah.
1.3 Sanitasi
Lingkungan rumah Tn. N tampak sedikit kotor dan berdebu, tidak memiliki
pekarangan, rumah karena sudah berbatasan denngan jalan kampung.


1.3 Jamban Keluarga
Mempunyai jamban keluarga yang digunakan untuk ke tiga rumah dengan bentuk
leher angsa dan terletak di luar rumah.
1.4 Sumber Air Minum
Keluarga memanfaatkan air sumur yang terletak di luar rumah dengan jarak antara
sumur dengan jamban kurang dari 10 meter. Ini di sebabkan karena tidak ada
pekarangan atau halaman lagi yang bias di manfaatkan.
2.) Kharakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Tetangga Tn. N termasuk tetangga yang baik, rasa kekeluargaan dan kegotong
royongan tinggi dan selalu siap membantu keluarga Tn. N.
3.) Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Tn. N sudah lama tinggal di rumah tersebut tidak pernah pindah.
4.) Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga selalu mendapat dukungan oranng tuanya dan saudara-saudaranya,
namun dari keluarga belum mendapatkan dukungan karena anak-anaknya masih kecil.
Bila ada masalah kesehatan keluarga Tn. N selalu selalu di bawa ke dokter langganan
mereka
a. Jarak Untuk Pelayanan Kesehatan Terdekat
puskesmas : kurang lebih 3 km
puskesmas pembantu : kurang lebih 5 km
rumah sakit : kurang lebih 10 km
posyandu : kurang lebih 200 m
b. Fasilitas Sosial
masjid/mushola : kurang lebih 200 m
pasar : kurang lebih 1 km

D. Struktur Keluarga
Cara Berkomunikasi Anggota Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga berkomunikasi dengan bahasa jawa.
Keluarga Tn. N merupakan keluarga yang terbuka, bila ada masalah selalu
dikomunikasikan bersama,

Struktur Kekuatan Keluarga
Struktur kekuatan keluarga cenderung bersifat afektif, kekuasaan / sifat merubah
perilaku keluarga timbul karena ada perasaan saling menyayangi. Dalam pengambilan
keputusan dimusyawarahkan. Sebagai pengambil keputusan setelah sependapat adalah
Tn. N sebagai kepala keluarga.
Struktur Peran
Peran Tn. N sebagai suami dan tulang punggung keluarga. Ny N sebagai istri dan
sebagai ibu dari anak-anaknya dan apabila malam menjelang membantu suami
mencukupi kebutuhan sehari-hari denngan menjadi buruh cuci di perumahan..
Nilai dan Norma Keluarga
Dalam keluarga tidak ada nilai dan norma khusus yang mengikat anggota
keluarga. Untuk masalah kesehatanpun dalam keluarga tidak ada praktik yang harus
dilakukan semua anggota keluarga. Sistem nilai yang dianut keluarga dipengaruh status
sosial, agama.

E. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Hubungan dalam keluarga Tn. N terjalin akrab, antara satu dengan yang lain saling
mendukung, menghormati, membantu bila ada masalah.
Fungsi Perawatan Keluarga
1. Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah
Keluarga sudah tahu bahwa anak R berada pada kondisi kurang berat badannya,
keluarga mengetahui dari posyandu dan waktu kecil tidak lengkap imunisasinya.
Keluarga mengetahui ketidaklengkapan imnunisasi, namun waktu itu dalam kondisi
repot sehabis pindahan dan mengurus anaknya yang nomer 2 sehingga tidak ada waktu
ke fasilitas kesehatan sehingga anaknya tidak mendapatkan imunisasi.
2. Kemampuan Keluarga Mengambil keputusan
Masalah yang terjadi pada keluarga ini sebenarnya sudah tahu, namun untuk
mengambil keputusan yang belum optimal. Dibuktikan dengan tidak lengkapnnya
imunisasi anak.



3. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga belum maksimal merawat anggota yang sakit. Ini di buktikan bahwa an.
R masih berada di bawah garis merah pada KMSnya. Dengan usia 3,5 tahun anak
mempunyai berat badan 9 kg. Sewaktu pengkajian pertama di dapatkan data bahwa An.
R menderita panas dan terdapat bengkak pada langit-langit mulutnya sudah 1 mingu
belum sembuh. Waktu minggu ke dua nak eduanya sakit gigi dan hanya di kasih
ponstan.
4. Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan Rumah
Pemanfaatan rumah Ny T belum maksimal. Keluarga menyadari pentingnya
kebersihan lingkungan terhadap kesehatan, meskipun menyadari namun belum di
laksanakan secara maksimal. Rumah masih tampak berdebu, apabila hujan air masuk
karena struktur rumah tidak tertutup semua. Depan rumah sudah jalan raya sehingga
banyak sekali denu-debu yang berterbanngan. Halaman rumah tidak bias di manfaatkan
hanya pot-pot kecil sebagi penambah indahny pemandangan.
5. Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Fasilitas yang di gunakan keluarga Tn. N adalah ke dokter terdekat dan
menfaatkan kartu jamsostek serta ke posyandu.
Fungsi Reproduksi
Tn. N mempunyai 3 orang anak, salah satunya masih dalam usia sekolah dan
anak kedua sekolah di TK serta anak ketiga masih balita
Fungsi Sosialisasi
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan akrab. Dengan masyarakat juga akrab,
saling tolong menolong bila ada masalah.
Fungsi Ekonomi
Tn. N sudah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
membiayai sekolah anak-anaknya.. Untuk Ny. N juga bekerja di malam hari sebagi
buruh cuci. Untuk masalah ekonomi mereka berangapan sudah cukup hidup seperti ini
walaupun pas-pasan namun jika di turuti masih kurang.
F. Stres dan Koping Keluarga
Strategi Koping
Keluarga merasa apa yang terjadi merupakan kehendak Tuhan, Keluarga hanya
bisa pasrah. Bila ada masalah tidak dibuat tegang agar tidak stress berusaha berpikir
dengan pikiran dingin dan lebih santai.
Status Emosi
Tn. N termasuk orang yang tidak mudah untuk stress begitu juga Ny. N.
G. Persepsi Keluarga Terhadap Masalah
Keluarga mengganggap apa yang terjadi pada An. R adalah biasa namun segera
mendapatkan penanganan. Keluarga akan mencari pelayanan kesehatan ketika ada
anggota keluarga yang mempunyai keluhan atau mereka akan mencari dokter terdekat
atau langganan untuk berobat.Keluarga ini juga membeli obat di warung dan juga
menggunakan jamu tradisional.


1. II. ANALISA DATA
No. Data Masalah Etiologi Tipology
1. DS
o Ny. N mengatakan
bahwa An. R sewaktu sakit
sulit makannya.
o Ny. N mengatakan
bahwa saat ini an. R sedang
sakit panas dan terdapat
bengkak pada langit-langit
mulutnya sudah berlangsung 1
minggu.
o Ny. N tidak membawa
ke puskesmas namun ke dokter
terdekat dan di kasih
bodrekxin.
o Ny. N tidak tahu
penyebab sakit anaknya.
o Ny. N mengatakan
bahwa pipi an. R kemaren
bengkak sehingga di salonpas.
DO
o Rewel
o Suhu badan 38
O
C
o Terdapat bengkak
berwarna merah pada langit-
langit mulut
Pada pipi tertempel
salonpas
Manajemen
terapeutik
keluarga tidak
efektif
Ketidakmampuan
mengenal masalah
Ketidakmampuan
keluarga untuk
merawat keluarga
yang sakit.

Actual
2. DS:
Ny. N mengatakan BB
anaknya 9,5 kg.
Ny. N mengatakan An. R
sejak kecil sudah sakit-sakitan
dan badannya selalu kecil
Ny. N sudah berusaha dengan
datang ke posyandu setiap
bulannya untuk mengontrol
anaknya.
Ny. N tidak nanpu membawa
beobat ke bidan karena
tersangkut masalah biaya
Ny. N mengatakan bahwa An.
D tidak pernah sakit, jika sakit
Resiko
ketidaksei
mbangan
pertumbuh
an
o
Ketidakmampua
n keluarga
mengenal
masalah
o
Ketidakmampua
n keluarga
merawat anggota
keluarga yang
sakit
Actual
hanya di kerok dan di beri obat
dari warung.
Ny. N setelah tidak terdaftar
dalam posyandu jarang dan
hampir tidak pernah
menimbang an. D lagi
Ny. N tidak tahu BB an. D
DO:
Anak R
BB 10kg
LLA 13 cm
LK 46 cm
LD 46 cm
Berada pad BGM di KMS

Anak D
BB 12 Kg
LLA 14 cm
LK 47 cm
LD 47 cm
Z-score BB/U di bawah garis
normal: -3,3
5 Ny. Mengatakan bahwa An. D
sakit gigi sampai bengkak
pipinya.
Ny. N sudah membelikan obat
ponstan untuk anaknya
Ny. N tidak memeriksakan ke
pelayanan kesehatan karena di
anggap wajar dan nantinya
sembuh sendiri
Ny. N mengatakan bahwa
sudah membersihkan gigi
anaknya dengan di sikat.
DO
Bengakak pada pipi An D
Gigi berlubang
Nyeri akut o
Ketidakmampua
n mengenal
masalah
o
Ketidakmampua
n mengambil
keputusan
o
Ketidakmampua
n menggunkan
fasilitas
kesehatan
Actual

Diagnosa 1 : ketidakseimbangan pertumbuhan berhubungan dengan, Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
1.
Sifat Masalah :
resiko
2/3 X 1 2/3 Ny N mengatakanbawa anaknya
dari kecil nerat badannya kurang
( dalam usia 3 tahun BBnya 9,5
Kg). dan anak D dengan BB 12
kg.
2.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah: Sebagian
X 2 1 Sumber daya keluarga segian
ada, fasilitas kesehatan dekat,
dana keluarga kurang, waktu dan
tenaga hampir tidak ada,
ketidakmampuan dalam
transportasi
3.
Potensial masalah
untuk dicegah:
Tinggi
3/3 X 1 1 Masalah ini sudah lama,
memanfaatkan fasilitas
kesehatan (posyandu), berusaha
memenuhi kecukupan gizi
keluarga.
4.
Menonjolnya
masalah: masalah
perlu segera
ditangani
2/2 X 1 1 Keluarga menginkan agar An. R
segera normal badannya.

Jumlah 3 2/3

Diagnosa 2
Nyeri akut berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga menggunkan
fasilitas kesehatan
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
1.
Sifat Masalah :
Actual
3/3 X 1 1 An. D sedang sakit gigi dan
pipinya bengkak.
2.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah: Sebagian
X 2 1 Tehnologi kesehatan yang
berkembang pesat, sumber daya
dan dana yang terbatas,
pemahaman keluarga tentang
penyakit terbatas , waktu dan
tenaga yang hamper tidak ada serta
ketidakmauan keluarga dalam hal
transportasi
3.
Potensial masalah
untuk dicegah:
tinggi
3/3 X 1 1 Masalah ini belum lama terjadi dan
keluarga sudah berupaya merawat
dan mengobati sendiri anggota
yang sakit dengan memeriksakan
diri ke dokter terdekat
4.
Menonjolnya
masalah: masalah
2/2 X 1 1 Keluarga merasa masalah harus
segera ditangani agar An. D cepat


Diagnosa 3
Ketidak efektifan manajemen keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan
mengenal masalah Ketidakmampuan keluarga untuk merawat keluarga yang sakit
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
1.
Sifat Masalah :
actual
3/3 X 1 1 Ny. N mengatakan bahwa
saat ini anak. R sedang
sakit panas dan terdapat
bengkak pada langit-
langit mulutnya sudah
berlangsung 1 minggu
suhu badan anak R 38
o
.
2.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Sebagian
X 2 1 Tehnologi kesehatan
yang berkembang pesat,
sumber daya dan dana
yang terbatas,
pemahaman keluarga
tentang penyakit terbatas
, waktu dan tenaga yang
hamper tidak ada serta
ketidakmauan keluarga
dalam hal transportasi
3.
Potensial
masalah untuk
dicegah: tinggi
3/3 X 1 1 Masalah ini belum lama
terjadi dan keluarga
sudah berupaya merawat
dan mengobati sendiri
anggota yang sakit
dengan memeriksakan
diri ke dokter terdekat
4.
Menonjolnya
masalah:
masalah perlu
segera
ditangani
2/2 X 1 1 Keluarga merasa masalah
harus segera ditangani
agar An. R cepat sembuh
Jumlah 4



perlu segera
ditangani
sembuh

Jumlah 4
Diagnosa prioritas:
1. Manajemen terapeutik keluarga tidak efektif behubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
2. Nyeri akut berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga
menggunkan fasilitas kesehatan
3. Resiko ketidakseimbangan pertumbuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit
N
o.
d
x
Tupan Tupen Kriteria
hasil
Standart evaluasi Intervensi
1 Setelah
dilakukan
perawatan
selama 1
bulan
keluarga
dapat
mengambi
l
keputusan
untu
menyapih
balitanya
Setelah
dilakukan 5 X
kunjungan
keluarga dapat :
1. Memahami
tentang ASI
2. Memahami
waktu
pemberian
ASi yang
tepat
Menyapih
balitanya
Verbal
psikomot
or
Keluarga dapat:
memahami
tentang ASI
memahami
tetang
waktu pem
berian ASI
mampu
menyapih
balitanya

Keluarg amampu
mengambil
keputusan untuk
menyapih
balitanya.
Jelaskan dan
diskusikan tentang
hipertensi :
- ASI
- Waktu
pemberian ASI

Motivasi keluarga
untuk menyapih
Balitanya.
2 Setelah
dilakukan
perawatan
selama 1
bulan
keluarga
dapat
melakukan
perawatan
terhadap
anggota
keluarga
yang sakit
dan tidak
Setelah
dilakukan 5 X
kunjungan
keluarga dapat :
1. Mengenal
masalah
kesehatan
yang
terjadi
2. Memahami
tentang
penyakit
demam dan
verbal
psikomot
or
Keluarga
memahami tentang
:
Pengertian
demam
Tanda dan
gejala
Factor yang
mempengar
uhi
Cara
pencegahan
Jelaskan dan
diskusikan tentang
demam :
Pengertian
o Tanda dan
gejala
o Facto
r yang
mempengaruhi
o Cara
pencegahan
terjadi
komplikas
i
cara
penangann
an anak
demam




Keluarga dapat
mengenali masalah
yang terjadi

Keluarga dapat
merawat anggota
keluarga yang
sakit.

Lakukan
pemeriksaan TTV

Jelaskan dan
demontrasikan
penanganan demam
Motivasi kelaurga
untuk membawa ke
pelayanan kesehatan
apabila tidak
sembuh.
3 Setelah
dilakukan
perawatan
selama 1
bulan
nyeri
hilang
Setelah dilakukan
2 x kunjungan
keluarga dapat
mengenal tentang
caries, tanda dan
gejala serta
penangan dari
caries.
keluarga dapat
mengenal masalah,
Keluarga mampu
mengambil
keputusan.
Keluarga mampu
menggunkan
fasilitas kesehatan.
Verbal
Psikomot
or
Keluarga
memahami tentang
caries:
Pengertian
Tanda dan
gejala
Cara
pencegahan
Penanganan

keluarga dapat
mengenal masalah

Keluarga mampu
mengambil
keputusan

Keluarga mampu
menggunkan
fasilitas kesehatan
Jelakan dan
diskusikan tentang
caries
Pengertian
Tanda dan
gejala
Cara
pencegahan
penatalaksan
aan
Lakukan
pemeriksaan gigi
Motivasi keluarga
untuk membawa ke
fasilitas kesehatan
4 Setelah
dilakukan
perawatan
selam 1
bulan, BB
anak
bertambah
Setelah dilakukan
5 kali kunjungan
keluarga
mengetahui
tentang
pertumbuhan dan
Verbal
Psikomot
or
keluarga
mengetahui tentang
pertumbuhan dan
perkembangan:
1. Pengertia
Jelaskan dan
diskusikan
mengeani
pertumbuhan dan
perkembangan:
perkembangan:
a. Pengertian
b. Tahap
perkembanngan
c. Pertumbuhan
dan perkemabnag
yang normal

Setelah dilakukan
kunjungan
sebanyak 5 kali
keluarga
memahami tentang
gizi:
1. Pengertian
2. Gizi
seimbang
3. AKG
4. Masalah
gizi
2. Tahap
perkemban
ngan
3. Pertumbuha
n dan
perkemaba
ng yang
normal

keluarga
memahami tentang
gizi:
1. Pengertian
2. Gizi
seimbang
3. AKG
4. Masalah
gizi


1. Pengertian
2. tahap
perkembann
gan
3. pertumbuhan
dan
perkembang
an yang
normal

Jelaskan diskusikan
mengenai gizi:
1. Pengertian
2. Gizi
seimbang
3. AKG
4. Masalah gizi

Ukur BB, TB, LK,
LD, LLA












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gizi buruk adalah keadaan dimana asupan gizi sangat kurang dari kebutuhan
tubuh. Umumnya gizi buruk ini diderita oleh balita karena pada usia tersebut terjadi
peningkatan energy yang sangat tajam dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi
virus/bakteri.
Diagnosa prioritas:
1. Manajemen terapeutik keluarga tidak efektif behubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
2. Nyeri akut berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga
menggunkan fasilitas kesehatan
3. Resiko ketidakseimbangan pertumbuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
3.2 Saran
Diharapkan untuk mahasiswa S1 Keperawatan mampu mengaplikasikan asuhan
keperawatan keluarga dengan gizi buruk di masyarakat umum.










DAFTAR PUSTAKA
Ngatiyah. 2007. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
Carpenito.2000. Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed. Ke-6. EGC :
Jakarta
Soetjiningsih. 2006. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi