Vous êtes sur la page 1sur 10

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.1, April 2005, 12 - 21

KEPUASAN PASIEN TERHADAP


PELAYANAN RESEP DI APOTEK KOPKAR
RUMAH SAKIT BUDHI ASIH JAKARTA
Harianto*), Nana Khasanah**), Sudibyo Supardi***)
*) Departemen Farmasi FMIPA-UI ; **) Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta
***) Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes Depkes RI

ABSTRACT
The pharmaceutical services at a dispensary are prescription dispensing, self-
medication and drug information. Patient’s satisfaction is an essential factor in
improving medicines sale at dispensary. The objective of survey is to know the patient’s
satisfaction who get the prescription service at Kopkar dispensary.
Cross sectional study is conducted by collecting data from 100 adult patients
who get the prescription service at Kopkar dispensary on November 2003 by ques-
tioner. Respondent are selected by the systematic random sampling. Data were ana-
lyzed by comparing between the perception of reality service and the perception of
need service using correlation index.
The result of this study are: (1) The patients have high satisfaction to the
empathy and the cleaning waiting room, (2) The patients have moderate satisfac-
tion to the drug service, the cashier service, the drug information, the drug com-
pleted, the drug price, the desk in waiting room, the fan and air conditioning ser-
vice, and (3) the patients have low satisfaction to the television service.
Key words : satisfaction, the dispensary’s service.

PENDAHULUAN bentuk, pencampuran dan penye-


rahan obat atau bahan obat, dan
Dalam peraturan pemerintah sarana penyalur perbekalan farmasi
nomor 25 tahun 1980, yang dimaksud yang harus menyebarkan obat yang
dengan apotek adalah suatu tempat diperlukan masyarakat secara meluas
tertentu dimana dilakukan pekerjaan dan merata (Anonim, 1980).
kefarmasian dan penyaluran obat Apoteker harus mengelola apo-
kepada masyarakat. Tugas dan fungsi tek secara tertib, teratur dan ber-
apotek adalah sebagai tempat peng- orientasi bisnis. Tertib artinya
abdian profesi seorang apoteker disiplin dalam mentaati peraturan
yang telah mengucapkan sumpah perundangan dalam pelayanan obat,
jabatan, sarana farmasi yang melak- membuat laporan narkotika, tidak
sanakan peracikan, pengubahan membeli maupun menjual obat-obat
Corresponding author : Fax.(021) 7863433; E-mail : harianto@makara.cso.ui.ac.id

12 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


yang tidak terdaftar, memberikan pelayanan kepada pelanggan
informasi obat kepada pasien dan dengan cepat dan tepat. Dalam
sebagainya. Teratur artinya pema- pelayanan apotek adalah kece-
sukan dan pengeluaran uang dan patan pelayanan obat dan kece-
obat dicatat dengan baik untuk patan pelayanan kasir.
evaluasi dan pembuatan laporan
keuangan. Berorientasi bisnis artinya 2. Reliability (kehandalan), yaitu
tidak lepas dari usaha dagang, yaitu kemampuan memberikan pela-
harus mendapatkan keuntungan yanan yang memuaskan pelang-
supaya usaha apotek bisa terus ber- gan. Dalam pelayanan apotek
kembang (Hartono Hdw, 1998). adalah pemberian informasi obat
Kepuasan pasien dapat mempe- oleh petugas apotek.
ngaruhi minat untuk kembali ke
apotek yang sama. Hal ini akan 3. Assurance (jaminan), yaitu ke-
merupakan promosi dari mulut ke ke mampuan memberikan keper-
mulut bagi calon pasien lainnya yang cayaan dan kebenaran atas pela-
diharapkan sangat positif bagi usaha yanan yang diberikan kepada
apotek (Supranto J, 2001). Kepuasan pelanggan. Dalam pelayanan
pasien didefinisikan sebagai evaluasi apotek adalah kelengkapan obat
pasca konsumsi bahwa suatu produk dan kemurahan harga obat.
yang dipilih setidaknya memenuhi
atau melebihi harapan. Kepuasan 4. Emphaty (empati), yaitu kemam-
merupakan pengalaman yang akan puan membina hubungan, per-
mengendap di dalam ingatan pasien hatian, dan memahami kebutuh-
sehingga mempengaruhi proses an pelanggan. Dalam pelayanan
pengambilan keputusan pembelian apotek adalah keramahan petu-
ulang produk yang sama (Endang H, gas apotek.
1998).
Pelayanan konsumen dapat 5. Tangibles (bukti langsung), yaitu
berupa produk, jasa, atau campuran sarana dan fasilitas fisik yang
produk dan jasa. Apotek merupakan dapat langsung dirasakan oleh
pelayanan produk dan jasa yang pelanggan. Dalam pelayanan
dikaitkan dengan kepuasan pasien. apotek adalah kecukupan tempat
Model yang komprehensif dengan duduk di ruang tunggu apotek,
fokus utama pada pelayanan produk kebersihan ruang tunggu, kenya-
dan jasa meliputi lima dimensi manan ruang tunggu dengan
penilaian yaitu (Parasuraman et al, kipas angin dan AC, serta
1991) : ketersediaan televisi (TV).

1. Responsiveness (ketanggapan), Apotek Kopkar adalah sebuah


yaitu kemampuan memberikan apotek milik karyawan rumah sakit

Vol. II, No.1, April 2005 13


umum di Jakarta Timur, yang Z2 1-α/2 p (1-p)
n=
menyediakan 741 item obat dan alat d2
kesehatan. Jumlah tenaga Asisten keterangan :
Apoteker sebanyak 13 orang, lulusan n = jumlah sampel minimal
SLTA non asisten apoteker 3 orang. Z1 – α/2 = derajat kemaknaan
Pelayanan farmasi yang dilakukan p = proporsi pasien
mencakup pelayanan resep, pela- d = tingkat presisi/deviasi
yanan obat bebas dan pelayanan
informasi. Jumlah resep pasien yang Dengan menetapkan Z = 1, 96 ;
diterima Apotek Kopkar selama p = 0,5 dan d = 0,1 didapat jumlah
tahun 2002 adalah 47.051 lembar sampel minimal sebanyak 96 orang
(Anonim, 2002). dan dibulatkan menjadi 100 respon-
Tujuan penelitian adalah untuk den.
mengetahui tingkat kepuasan pasien Kriteria inklusi adalah pasien
terhadap pelayanan resep di apotek sendiri yang menebus resep di
Kopkar, yang mencakup persepsi apotek Kopkar bulan Nopember 2003
pasien terhadap kecepatan pelayanan sedangkan kriteria eksklusi adalah
obat, kecepatan pelayanan kasir, pasien yang membawa kartu sehat,
pemberian informasi obat, keleng- pasien Dinas Sosial, pasien askes,
kapan obat, kemurahan harga obat, pasien karyawan apotek Kopkar dan
keramahan petugas apotek, kecu- pasien perusahaan langganan. Pe-
kupan tempat duduk, kebersihan ngumpulan data dilakukan dengan
ruang tunggu, kenyamanan ruang memberikan angket terhadap pasien
tunggu dengan kipas angin dan AC, yang menebus obat di apotek Kop-
serta ketersediaan TV. Manfaat kar. Analisis data dilakukan dengan
penelitian adalah untuk mendapat- membandingkan persepsi harapan
kan model kuesioner kepuasan pe- pasien terhadap pelayanan apotek
langgan yang dapat digunakan oleh Kopkar dengan kenyataannya.
apotek untuk meningkatkan omzet
Kategori tingkat kepuasan me-
melalui peningkatan kepuasannya.
nurut Arikunto S (1993) adalah ber-
dasarkan nilai korelasi sebagai
METODOLOGI : berikut (Arikunto, 1993) (lihat tabel
di halaman berikut):
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan desain cross sectional.
Populasi adalah semua pasien yang HASIL
menebus resep di apotek Kopkar
1. Distribusi frekuensi karakteristik
bulan Nop 2003. Sampel diambil
responden sebagai berikut:
secara acak sistematik dan dihitung
berdasarkan rumus sampel minimal a. Pasien yang menebus resep
(Lwanga Lemeshow S, 1991). di Apotek Kopkar terbanyak

14 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Nilai korelasi Interpretasi Tingkat kepuasan

0,800 s/d 1,00 Tinggi Sangat puas


0,600 s/d 0,800 Cukup Cukup puas
0,400 s/d 0,600 Agak rendah Puas
0,200 s/d 0,400 Rendah Kurang puas
0,000 s/d 0,200 Sangat rendah Sangat kurang puas

berasal dari Jakarta Timur, yaitu dalam kategori bekerja swasta/


sebanyak 54%, sedangkan ter- wiraswasta yaitu sebanyak 41%,
banyak kedua berasal dari kemudian para ibu rumah tangga
wilayah Jakarta Selatan (27%) yang tidak bekerja sebanyak
dan pengunjung terbanyak 27%.
ketiga adalah dari luar Jakarta Distribusi frekuensi responden
(18%). selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 1.
b. Pasien yang menebus resep
di Apotek Kopkar terbanyak
2. Harapan responden terhadap
mempunyai jenis kelamin perem-
pelayanan resep di Apotek
puan yaitu sebanyak 58%.
Kopkar.
c. Pasien yang menebus resep Responden di Apotek Kop-
di Apotek Kopkar terbanyak kar yang mempunyai harapan
adalah kelompok usia 25 – 34 dengan kategori tinggi terhadap
tahun sebanyak 39%, diikuti kecepatan pelayanan obat adalah
dengan kelompok usia 15 - 24 sebanyak 72%, kecepatan pela-
tahun yaitu sebanyak 28% dan yanan kasir sebanyak 61%,
kelompok usia 35 - 44 tahun yaitu kemurahan harga obat sebanyak
sebanyak 21%. Ketiganya meru- 54%, kenyamanan ruang tunggu
pakan kelompok umur pro- dengan kipas angin dan AC
duktif. sebanyak 97% dan ketersediaan
TV di ruang tunggu sebanyak
d. Pasien yang menebus resep
95% (lihat Tabel 2).
di Apotek Kopkar terbanyak
adalah lulusan SLTA sebanyak
3. Kenyataan pelayanan resep yang
46%, kemudian lulusan akademi/
diterima responden
sarjana sebanyak 22%.
Responden di Apotek Kop-
e. Pasien yang menebus resep kar yang menilai kenyataan
di Apotek Kopkar terbanyak dengan kategori tinggi terhadap
adalah mereka yang masuk kecepatan pelayanan obat adalah

Vol. II, No.1, April 2005 15


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Apotek Kopkar

KARAKTERISTIK JUMLAH PERSENTASE


(n = 100) (total = 100%)
Tempat tinggal
- Jakarta Pusat 1 1
- Jakarta Selatan 27 27
- Jakarta Timur 54 54
- Luar Jakarta 18 18
Jenis kelamin
- Laki – laki 42 42
- Perempuan 58 58
Usia (tahun)
- 15 – 24 28 28
- 25 – 34 39 39
- 35 – 44 21 21
- 45 – 54 3 3
- 55 – 64 9 9
Pendidikan
- Lulus SD 13 13
- Lulus SLTP 19 19
- Lulus SLTA 46 46
- Lulus akademi/ sarjana 22 22
Jenis pekerjaan
- Swasta/ wiraswasta 41 41
- Ibu rumah tangga/ tidak bekerja 27 27
- Pelajar/mahasiswa 18 18
- Pegawai negeri/ pensiunan 9 9
- Lain-lain 5 5
Total 100 100

sebanyak 10%, kecepatan pela- sebanyak 8%, dan ketersediaan


yanan kasir sebanyak 12%, TV di ruang tunggu sebanyak 2%
pemberian informasi obat seba- (lihat Tabel 2).
nyak 2%, kelengkapan obat
sebanyak 3%, kemurahan harga 4. Kepuasan responden terhadap
obat sebanyak 8%, keramahan pelayanan resep di apotek Kop-
petugas apotek sebanyak 10%, kar
kecukupan tempat duduk di Nilai tingkat kepuasan res-
ruang tunggu sebanyak 2%, ke- ponden Apotek Kopkar terhadap
bersihan ruang tunggu sebanyak kecepatan pelayanan obat adalah
1%, kenyamanan ruang tunggu sebesar 0,63 ; kecepatan pelayan-
dengan kipas angin dan AC an kasir sebesar 0,69 ; keleng-

16 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 2. Harapan dan Kenyataan Responden Terhadap Pelayanan Resep di Apotek
Kopkar

HARAPAN & SKOR PERSEPSI


PELAYANAN APOTEK
KENYATAAN RENDAH SEDANG TINGGI
1. Kecepatan pelayanan obat Harapan 0 28 72
Kenyataan 39 51 10

2. Kecepatan pelayanan kasir Harapan 0 39 61


Kenyataan 32 56 12

3. Pemberian informasi obat Harapan 0 74 26


Kenyataan 26 72 2

4. Kelengkapan obat Harapan 0 70 30


Kenyataan 38 59 3

5. Kemurahan harga obat Harapan 0 46 54


Kenyataan 25 67 8

6. Keramahan petugas Harapan 0 84 16


Kenyataan 10 80 10

7. Kecukupan tempat duduk Harapan 0 81 19


Kenyataan 34 64 2

8. Kebersihan ruang tunggu Harapan 0 78 22


Kenyataan 23 76 1

9. kenyamanan ruang dengan Harapan 0 3 97


kipas angin dan AC Kenyataan 28 64 8

10. Ketersediaan televisi Harapan 0 5 95


Kenyataan 65 33 2

kapan informasi obat sebesar kipas angin dan AC sebesar 0,61


0,78 ; kelengkapan obat sebesar dan ketersediaan TV di ruang
0,7 ; kemurahan harga obat tunggu sebesar 0,46 (lihat Tab. 3).
sebesar 0,72 ; keramahan petu-
gas apotek sebesar 0,92 ; kecu-
kupan tempat duduk di ruang PEMBAHASAN
tunggu sebesar 0,77 ; kebersihan 1. Harapan responden
ruang tunggu sebesar 0,80 ; ke- Pada dimensi responsiveness,
nyamanan ruang tunggu dengan kecepatan pelayanan obat termasuk

Vol. II, No.1, April 2005 17


Tabel 3. Kepuasan Responden Terhadap Pelayanan Resep di Apotek Kopkar

Rerata Rerata
Kepuasan
PELAYANAN APOTEK skor skor Interpretasi
pasien
harapan kenyataan
1. Kecepatan pelayanan obat 2,71 1,71 0,63 cukup puas
2. Kecepatan pelayanan kasir 2,61 1,80 0,69 cukup puas
3. Pemberian informasi obat 2,25 1,76 0,78 cukup puas
4. Kelengkapan obat 2,29 1,65 0,72 cukup puas
5. Kemurahan harga obat 2,54 1,83 0,72 cukup puas
6. Keramahan petugas 2,16 2,00 0,92 sangat puas
7. Kecukupan tempat duduk 2,19 1,68 0,77 cukup puas
8. Kebersihan ruang tunggu 2,22 1,78 0,80 sangat puas
9. kenyamanan ruang dengan 2,97 1,80 0,61 cukup puas
kipas angin dan AC
10. Ketersediaan televisi 2,95 1,37 0,46 puas

dalam kategori tinggi menurut 72% ini berarti pasien sangat mengharap-
responden dan kecepatan pelayanan kan harga obat yang murah karena
kasir masuk dalam kategori tinggi ternyata 27% responden adalah ibu
menurut 61% responden. Hal ini rumah tangga yang tidak bekerja dan
menunjukkan bahwa pasien meng- 18% responden adalah pelajar/
harapkan pelayanan kasir dan pela- mahasiswa yang belum bekerja.
yanan obat yang cepat karena kondisi Pada dimensi emphaty, keramah-
sakitnya menyebabkan perasaan an petugas termasuk dalam kategori
pasien tidak nyaman. sedang menurut 84% responden.
Pada dimensi reliability, pem- Hal ini berarti pasien tidak mengha-
berian informasi obat masuk dalam rapkan terlalu banyak terhadap
kategori sedang menurut 74% res- keramahan petugas.
ponden. Jadi dalam hal ini pasien Pada dimensi tangibles, kecukup-
tidak berharap banyak terhadap an tempat duduk di ruang tunggu
kelengkapan informasi obat. termasuk dalam kategori sedang
Pada dimensi assurance, keleng- menurut 81% responden , kebersihan
kapan obat termasuk dalam kategori ruang tunggu termasuk kategori se-
sedang menurut 70% responden dan dang menurut 78% responden,
harga obat termasuk dalam kategori kenyamanan ruangan dengan kipas
tinggi menurut 54% responden. Hal angin dan AC termasuk dalam kate-

18 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


gori tinggi menurut 97% responden 3. Kepuasan responden terhadap
dan ketersediaan TV termasuk dalam pelayanan apotek
kategori tinggi menurut 95% respon- Hasil penelitian kepuasaan pa-
den. Hal ini berarti harapan pasien sien yang diperoleh dengan cara
terhadap kecukuan tempat duduk di membagi kenyataan dengan harapan
ruang tunggu dan kebersihan ruang pelayanan apotek menurut persepsi
tunggu lebih rendah dibandingkan pasien pada umumnya menunjukkan
harapan pasien terhadap kenyaman- bahwa pada dimensi responsiveness,
an ruang tunggu dengan kipas angin kecepatan pelayanan kasir dan ke-
dan AC serta ketersediaan TV. Hal cepatan pelayanan obat masuk dalam
ini mungkin karena kenyamanan kategori cukup puas. Pada dimensi
ruang tunggu dengan kipas angin reliability, pemberian informasi obat
dan AC serta ketersediaan TV sangat dan pada dimensi assurance, kemu-
berpengaruh terhadap kenyamanan rahan harga obat dan kelengkapan
mereka selama menunggu. obat masuk dalam kategori cukup
puas. Pada dimensi emphaty, kera-
2. Kenyataan pelayanan apotek mahan petugas masuk dalam kategori
Kenyataan pelayanan apotek puas. Pada dimensi tangibles, kecu-
yang diterima menurut persepsi kupan tempat duduk, kebersihan
responden merupakan dimensi re- ruang tunggu dan kenyamanan
sponsiveness, kecepatan pelayanan ruang tunggu dengan kipas angin
kasir dan kecepatan pelayanan obat dan AC masuk dalam kategori cukup
masuk dalam kategori sedang. Pada puas, sedangkan ketersediaan TV
dimensi reliability, pemberian infor- termasuk dalam kategori agak kurang
masi obat termasuk dalam kategori puas karena kondisi TV yang sedang
sedang. Pada dimensi assurance, tidak berfungsi normal.
kemurahan harga obat dan keleng- Menurut Gani (1994) salah satu
kapan obat termasuk dalam kategori ciri khusus pelayanan kesehatan
sedang. Pada dimensi emphaty, adalah bahwa pelayanan kesehatan
keramahan petugas termasuk dalam mempunyai mix out put, dimana
kategori sedang. Demikian pula pada banyak ragam “komoditi” yang
dimensi tangibles, kecukupan tempat dihasilkan dari berbagai program
duduk, kebersihan ruang tunggu dan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini
kenyamanan ruang tunggu dengan yang dikonsumsi oleh pasien adalah
kipas angin/AC termasuk dalam satu paket pelayanan apotek yang
kategori sedang, sementara keter- bervariasi antar individu dan sangat
sediaan TV termasuk dalam kategori tergantung pada jenis resep yang
rendah. Hal ini disebabkan kondisi ditebus. Keadaan ini juga didorong
TV yang sedang tidak berfungsi nor- oleh kebutuhan masyarakat terhadap
mal pada saat itu dan perlu perbaikan pelayanan apotek yang senantiasa
atau mengganti dengan yang baru. berbeda satu sama lain dan berkem-

Vol. II, No.1, April 2005 19


bang dari waktu ke waktu. Kemung- kepuasan pasien di Puskesmas
kinan yang lain adalah bahwa pada Pamulang dan Puskesmas Paku Haji
akhirnya yang membentuk kepuasan Kabupaten Tangerang 4). Hal ini
secara keseluruhan pada akhir pela- mungkin disebabkan karena karak-
yanan apotek adalah hasil akhir dari teristik pengunjung Puskesmas
proses pengobatan itu sendiri, yaitu Tangerang berbeda dengan pengun-
kesembuhan dari sakitnya. Seorang jung apotek Kopkar.
pasien yang telah minum obat sampai
sembuh ada kemungkinan tidak
terlalu memperhitungkan keadaan KESIMPULAN DAN SARAN
lingkungan dan cara pelayanan itu Kesimpulan dari penelitian ini
sendiri, terutama pada keadaan so- adalah sebagai berikut: (1) Pasien
sial ekonomi menengah ke bawah Apotek Kopkar sangat puas terhadap
(Harun, 2001). keramahan petugas, dan kebersihan
Mengacu pada hasil penelitian ruang tunggu, (2) Pasien cukup puas
yang dilakukan oleh Sompie, dkk terhadap kecepatan pelayanan obat,
(Aflah, 1995) di salah satu Puskesmas kecepatan pelayanan kasir, keleng-
Kecamatan DKI Jakarta menemukan kapan informasi obat, kelengkapan
adanya hubungan antara kepuasan obat, kemurahan harga obat, kecu-
pengunjung Puskesmas dengan kupan tempat duduk, dan kenya-
pelayanan pendaftaran/kartu di manan ruang tunggu dengan kipas
loket, waktu menunggu dengan pe- angin dan AC dan (3) Pasien puas
meriksaan dokter/petugas lain, terhadap ketersediaan televisi.
waktu menunggu dengan pemerik- Untuk meningkatkan kepuasan
saan laboratorium – suntik – obat, pasien terhadap pelayanan resep
waktu menunggu dengan keadaan Apotek Kopkar disarankan mela-
kebersihan dan udara ruang tunggu kukan tindakan sebagai berikut :
serta lingkungan dan fasilitas umum (1) Kecepatan pelayanan obat dapat
di Puskesmas. Hasil tersebut sesuai ditingkatkan dengan penambahan
dengan hasil kepuasan pasien secara tenaga atau mengatur jadwal kerja
keseluruhan terhadap pelayanan sehingga cukup tersedia tenaga pada
apotek karena kemungkinan pengun- waktu sibuk (peak hour). (2) Kece-
jung puskesmas mempunyai karak- patan pelayanan kasir dapat diting-
teristik yang mencakup domisili, katkan dengan menambah satu
pendidikan dan pendapatan keluarga counter agar pelayanan menjadi lebih
yang hampir sama (Aflah R, 1995). cepat.
Sementara dari hasil penelitian yang (3) Kelengkapan obat harus tetap
dilakukan oleh Endang (1998), me- dijaga dengan melakukan pemesanan
nemukan tidak ada hubungan yang sebelum obat habis sehingga tidak
bermakna secara statistik antara sampai terjadi kekosongan obat.
mutu proses pelayanan obat dengan (4) Kenyamanan ruang tunggu dapat

20 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


ditingkatkan dengan perawatan Hartono Hdw, 1998, Manajemen
kipas angin dan AC agar tetap ber- Apotek, Depot Informasi Obat,
fungsi dengan baik. Jakarta, hal 109 – 119.
(5) Televisi perlu dilakukan Harun, 2001, Analisis Kepuasan Pasien
perbaikan tata letak sehingga tam- Rawat Inap terhadap Mutu Pela-
pilan lebih baik, atau penggantian yanan Rumah Sakit Nirmala Suri
dengan TV baru dengan ukuran lebih Sukohardjo dengan Methode Serv-
besar. qual, Tesis, Kajian Administrasi
Rumah Sakit, FKM, UI, Depok.
Lwanga and Lemeshow S, 1991,
Sample Size Determination in
DAFTAR PUSTAKA Health Studies, World Health Or-
Aflah R, 1995, Kepuasan Pengunjung ganization, Geneva.
Usia Lanjut pada pelayanan pengo- Parasuraman, A Zeithaml, Valerie
batan Puskesmas Kelurahan di A.dan L Berry, 1991. Delivering
Kotamadya Jakarta Timur, Tesis, Quality Service, The Free Press A
FKMUI, Depok. Divission of Mac Millan inc, New
Arikunto, 1993. Prosedur Penelitian, York.
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Supranto J, 2001, Pengukuran Tingkat
kesembilan, Rineka Cipta, Ja- Kepuasan Pelanggan Untuk Me-
karta, hal 217-264. naikkan Pangsa Pasar, Rineka
Endang H, 1998, Hubungan antara Cipta.
Mutu Proses Pelayanan Obat Peraturan Pemerintah Republik Indone-
dengan Pengetahuan Penggunaan sia No.25 tahun 1980 tentang
Obat Pasien dan Kepuasan Pasien perubahan atas Peraturan Peme-
di Puskesmas Pamulang dan Pus- rintah No. 26 tahun 1965 tentang
kesmas Paku Haji Kabupaten Tang- apotek.
gerang, Tesis, Ilmu Kesehatan ---- 2002. Laporan tahunan Apotek
Masyarakat,UI. Kopkar, Jakarta.

Vol. II, No.1, April 2005 21

Vous aimerez peut-être aussi