Appendix merupakan derivat bagian dari midgut yang terdapat di antara Ileum dan Colon ascendens. Caecum terlihat pada minggu ke-5 kehamilan dan Appendix terlihat pada minggu ke-8 kehamilan sebagai suatu tonjolan pada Caecum. Awalnya Appendix berada pada apeks Caecum tetapi kemudian berotasi dan terletak lebih medial dekat dengan !lica ileocaecalis. "alam proses perkembangannya usus mengalami rotasi. Caecum berakhir pada kuadran kanan bawah perut. Appendix selalu berhubungan dengan #aenia caecalis. $leh karena itu lokasi akhir Appendix ditentukan oleh lokasi Caecum. %&' (ambar %. Appendix vermicularis )* !anjang Appendix pada orang dewasa bervariasi antara &-&& cm dengan rata-rata panjang +-, cm. -eskipun dasar Appendix berhubungan dengan #aenia caealis pada dasar Caecum ujung Appendix memiliki variasi lokasi seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. .ariasi lokasi ini yang akan mempengaruhi lokasi nyeri perut yang terjadi apabila Appendix mengalami peradangan. %& % (ambar &. .ariasi lokasi Appendix vermicularis % 2.DEFINISI Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis. Appendicitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering ditemukan. Appendicitis dapat mengenai semua kelompok usia meskipun tidak umum pada anak sebelum usia sekolah. % 3. INSIDENSI Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur. /amun jarang pada anak kurang dari satu tahun. 0asio pria 1 wanita 2 %&-%' 1 %. & 4. KLASIFIKASI Appendicitis simplex o Appendicitis kataralis o Appendicitis seropurulenta Appendicitis destruktiva o Appendicitis phlegmonosa o Appendicitis gangrenosa o Appendicitis empyematosa & 5. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI 5.1 Obstr!s" $bstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendicitis acuta. 3ecalith merupakan penyebab umum obstruksi Appendix yaitu sekitar &45 pada anak dengan Appendicitis akut dan '4-)45 pada anak dengan per6orasi Appendix. !enyebab yang lebih jarang adalah hiperplasia jaringan lim6oid di sub mukosa Appendix barium yang mengering pada pemeriksaan sinar 7 biji-bijian gallstone cacing usus terutama Oxyuris vermicularis. Insidensi Appendicitis juga meningkat pada pasien dengan cystic 6ibrosis. 8al tersebut terjadi karena perubahan pada kelenjar yang mensekresi mukus. $bstruksi Appendix juga dapat terjadi akibat tumor carcinoid khususnya jika tumor berlokasi di % 9 ' proksimal.. + (ambar '. Appendicitis :dengan 6ecalith* 8* $bstruksi lumen akibat adanya sumbatan pada bagian proksimal dan sekresi normal mukosa Appendix segera menyebabkan distensi. ;apasitas lumen pada Appendix normal 4% m<. =ekresi sekitar 45 m< pada distal sumbatan meningkatkan tekanan intraluminal sekitar +4 cm8 & $. "istensi merangsang akhiran serabut sara6 a6eren nyeri visceral mengakibatkan nyeri yang samar-samar nyeri di6us pada perut tengah atau di bawah epigastrium. &* "istensi berlanjut tidak hanya dari sekresi mukosa tetapi juga dari pertumbuhan bakteri yang cepat di Appendix. =ejalan dengan peningkatan tekanan organ melebihi tekanan vena aliran kapiler dan vena terhambat menyebabkan kongesti vaskular. Akan tetapi aliran arteriol tidak terhambat. "istensi biasanya menimbulkan re6leks mual muntah dan nyeri yang lebih nyata. !roses in6lamasi segera melibatkan serosa ' Appendix dan peritoneum parietal pada regio ini mengakibatkan perpindahan nyeri yang khas ke 0<> . &+? * -ukosa gastrointestinal termasuk Appendix sangat rentan terhadap kekurangan suplai darah. "engan bertambahnya distensi yang melampaui tekanan arteriol daerah dengan suplai darah yang paling sedikit akan mengalami kerusakan paling parah. "engan adanya distensi invasi bakteri gangguan vaskuler in6ark jaringan terjadi per6orasi biasanya pada salah satu daerah in6ark di batas antemesenterik. %&+?* "i awal proses peradangan Appendix pasien akan mengalami gejala gangguan gastrointestinal ringan seperti berkurangnya na6su makan perubahan kebiasaan @A@ dan kesalahan pencernaan. Anoreksia berperan penting pada diagnosis Appendicitis khususnya pada anak-anak. + "istensi Appendix menyebabkan perangsangan serabut sara6 visceral yang dipersepsikan sebagai nyeri di daerah periumbilical. /yeri awal ini bersi6at nyeri tumpul di dermatom #h %4. "istensi yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah dalam beberapa jam setelah timbul nyeri perut. Aika mual muntah timbul mendahului nyeri perut dapat dipikirkan diagnosis lain. + Appendix yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi perkembangbiakan bakteri. =eiring dengan peningkatan tekanan intraluminal terjadi gangguan aliran lim6atik sehingga terjadi oedem yang lebih hebat. 8al-hal tersebut semakin meningkatan tekanan intraluminal Appendix. Akhirnya peningkatan tekanan ini menyebabkan gangguan aliran sistem vaskularisasi Appendix yang menyebabkan iskhemia jaringan intraluminal Appendix in6ark dan gangren. =etelah itu bakteri melakukan invasi ke dinding AppendixB diikuti demam takikardia dan leukositosis akibat pelepasan mediator in6lamasi karena iskhemia jaringan. ;etika eksudat in6lamasi yang berasal dari dinding Appendix berhubungan dengan peritoneum parietale serabut sara6 somatik akan teraktivasi dan nyeri akan dirasakan lokal pada lokasi Appendix khususnya di titik -c @urneyCs. Aarang terjadi nyeri somatik pada kuadran kanan bawah tanpa didahului nyeri visceral sebelumnya. !ada Appendix yang berlokasi di retrocaecal atau di pelvis nyeri somatik biasanya tertunda karena eksudat in6lamasi tidak mengenai peritoneum parietale sebelum terjadi per6orasi Appendix dan penyebaran in6eksi. /yeri pada Appendix yang berlokasi di retrocaecal dapat timbul di punggung atau pinggang. Appendix yang berlokasi di pelvis yang terletak dekat ureter atau pembuluh darah testis dapat menyebabkan peningkatan 6rekuensi @A; nyeri pada testis atau keduanya. In6lamasi ureter atau .esica urinaria ) akibat penyebaran in6eksi Appendicitis dapat menyebabkan nyeri saat berkemih atau nyeri seperti terjadi retensi urine. !er6orasi Appendix akan menyebabkan terjadinya abscess lokal atau peritonitis di6us. !roses ini tergantung pada kecepatan progresivitas ke arah per6orasi dan kemampuan tubuh pasien berespon terhadap per6orasi tersebut. #anda per6orasi Appendix mencakup peningkatan suhu melebihi '8.+ o C leukositosis D %).444 dan gejala peritonitis pada pemeriksaan 6isik. !asien dapat tidak bergejala sebelum terjadi per6orasi dan gejala dapat menetap hingga D )8 jam tanpa per6orasi. !eritonitis di6us lebih sering dijumpai pada bayi karena bayi tidak memiliki jaringan lemak omentum sehingga tidak ada jaringan yang melokalisir penyebaran in6eksi akibat per6orasi. !er6orasi yang terjadi pada anak yang lebih tua atau remaja lebih memungkinkan untuk terjadi abscess. Abscess tersebut dapat diketahui dari adanya massa pada palpasi abdomen pada saat pemeriksaan 6isik. + ;onstipasi jarang dijumpai. #enesmus ad ani sering dijumpai. "iare sering dijumpai pada anak-anak yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek akibat iritasi Ileum terminalis atau caecum. Adanya diare dapat mengindikasikan adanya abscess pelvis. + 5.2 B#!t$r"%&%'" 3lora pada Appendix yang meradang berbeda dengan 6lora Appendix normal. =ekitar +45 cairan aspirasi yang didapatkan dari Appendicitis didapatkan bakteri jenis anaerob dibandingkan yang didapatkan dari &55 cairan aspirasi Appendix yang normal. 3lora normal Colon memainkan peranan penting pada perubahan Appendicitis acuta ke Appendicitis gangrenosa dan Appendicitis per6orata. %&?*
#abel %. $rganisme yang ditemukan pada Appendicitis acuta &* B#!t$r" A$r%b (#) F#!&t#t"* B#!t$r" A)#$r%b @atang (ram :-* Eschericia coli Pseudomonas aeruginosa ;lebsiella sp. @atang (ram :-* Bacteroides fragilis @acteroides sp. 3usobacterium sp. 5 Coccus (r :E* Streptococcus anginosus =treptococcus sp. Fnteococcus sp. @atang (ram :-* Clostridium sp. Coccus (ram :E* !eptostreptococcus sp. +. MANIFESTASI KLINIS +.1 G$,#&# K&")"s (ejala Appendicitis acuta umumnya timbul kurang dari '+ jam dimulai dengan nyeri perut yang didahului anoreksia. %&%' (ejala utama Appendicitis acuta adalah nyeri perut. Awalnya nyeri dirasakan di6us terpusat di epigastrium lalu menetap kadang disertai kram yang hilang timbul. "urasi nyeri berkisar antara %-%& jam dengan rata-rata )-+ jam. /yeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi di 0<>. .ariasi dari lokasi anatomi Appendix berpengaruh terhadap lokasi nyeri sebagai contohB Appendix yang panjang dengan ujungnya yang in6lamasi di <<> menyebabkan nyeri di daerah tersebut Appendix di daerah pelvis menyebabkan nyeri suprapubis retroileal Appendix dapat menyebabkan nyeri testicular. %&'?8
Gmumnya pasien mengalami demam saat terjadi in6lamasi Appendix biasanya suhu naik hingga '8 o C. #etapi pada keadaan per6orasi suhu tubuh meningkat hingga D ', o C. Anoreksia hampir selalu menyertai Appendicitis. !ada ?55 pasien dijumpai muntah yang umumnya hanya terjadi satu atau dua kali saja. -untah disebabkan oleh stimulasi sara6 dan ileus. Gmumnya urutan munculnya gejala Appendicitis adalah anoreksia diikuti nyeri perut dan muntah. @ila muntah mendahului nyeri perut maka diagnosis Appendicitis diragukan. &8 -untah yang timbul sebelum nyeri abdomen mengarah pada diagnosis gastroenteritis. =ebagian besar pasien mengalami obstipasi pada awal nyeri perut dan banyak pasien yang merasa nyeri berkurang setelah buang air besar. "iare timbul pada beberapa pasien terutama anak-anak. &'8 "iare dapat timbul setelah terjadinya per6orasi Appendix. %&%' + #abel %. (ejala Appendicitis acuta ,* (ejalaH 3rekuensi :5* /yeri perut %44 Anorexia %44 -ual ,4 -untah ?5 /yeri berpindah 54 (ejala sisa klasik :nyeri periumbilikal kemudian anorexia9mual9muntah kemudian nyeri berpindah ke 0<> kemudian demam yang tidak terlalu tinggi* 54 H-- $nset gejala khas terdapat dalam &)-'+ jam S!%r A&-#r#(% =emua penderita dengan suspek Appendicitis acuta dibuat skor Alvarado dan diklasi6ikasikan menjadi & kelompok yaituB skor I+ dan skor D+. =elanjutnya ditentukan apakah akan dilakukan Appendectomy. =etelah Appendectomy dilakukan pemeriksaan !A terhadap jaringan Appendix dan hasil !A diklasi6ikasikan menjadi & kelompok yaitu radang akut dan bukan radang akut. %%* #abel &. Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis. & (ejala ;linik .alue (ejala Adanya migrasi nyeri % Anoreksia % -ual9muntah % #anda /yeri 0<> & /yeri lepas % 3ebris % <ab <eukositosis & =hi6t to the le6t % #otal poin %4 @ila skor 5-+ dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit bila skor D+ maka tindakan bedah sebaiknya dilakukan. & 5.2 T#)(# K&")"s =ecara klinis dikenal beberapa manuver diagnostik1 %4 0ovsingCs sign ? Aika <<> ditekan maka terasa nyeri di 0<>. 8al ini menggambarkan iritasi peritoneum. =ering positi6 pada Appendicitis namun tidak spesi6ik. !soas sign !asien berbaring pada sisi kiri tangan kanan pemeriksa memegang lutut pasien dan tangan kiri menstabilkan panggulnya. ;emudian tungkai kanan pasien digerakkan dalam arah anteroposterior. /yeri pada manuver ini menggambarkan kekakuan musculus psoas kanan akibat re6leks atau iritasi langsung yang berasal dari peradangan Appendix. -anuver ini tidak berman6aat bila telah terjadi rigiditas abdomen. (ambar ). "asar anatomis terjadinya !soas sign %4 $bturator sign !asien terlentang tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak kaki kanan pasien sedangkan tangan kiri di sendi lututnya. ;emudian pemeriksa memposisikan sendi lutut pasien dalam posisi 6leksi dan articulatio coxae dalam posisi endorotasi kemudian eksorotasi. #es ini positi6 jika pasien merasa nyeri di hipogastrium saat eksorotasi. /yeri pada manuver ini menunjukkan adanya per6orasi Appendix abscess lokal iritasi -. $bturatorius oleh Appendicitis letak retrocaecal atau adanya hernia obturatoria. (ambar 5. Cara melakukan $bturator sign %4* 8 (ambar +. "asar anatomis $bturator sign %4* @lumbergCs sign :nyeri lepas kontralateral* !emeriksa menekan di <<> kemudian melepaskannya. -anuver ini dikatakan positi6 bila pada saat dilepaskan pasien merasakan nyeri di 0<>. JahlCs sign -anuver ini dikatakan positi6 bila pasien merasakan nyeri pada saat dilakukan perkusi di 0<> dan terdapat penurunan peristaltik di segitiga =cherren pada auskultasi. @aldwinCs test -anuver ini dikatakan positi6 bila pasien merasakan nyeri di 6lank saat tungkai kanannya ditekuk. =itkowksi /yeri tekan di 0<> pada posisi miring ke kiri. #en-8orn1 nyeri bila testis ditarik +. PEMERIKSAAN PENUN.ANG +.1 L#b%r#t%r"/ &'+?* <eukositosis ringan berkisar antara %4.444-%8.4449 mm ' biasanya didapatkan pada keadaan akut Appendicitis tanpa komplikasi dan sering disertai predominan polimor6onuklear sedang. Aika hitung jenis sel darah putih normal tidak ditemukan shift to the left pergeseran ke kiri diagnosis Appendicitis acuta harus , dipertimbangkan. Aarang hitung jenis sel darah putih lebih dari %8.4449 mm ' pada Appendicitis tanpa komplikasi. 8itung jenis sel darah putih di atas jumlah tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya per6orasi Appendix dengan atau tanpa abscess. C0! :C-0eactive !rotein* adalah suatu reaktan 6ase akut yang disintesis oleh hati sebagai respon terhadap in6eksi bakteri. Aumlah dalam serum mulai meningkat antara +-%& jam in6lamasi jaringan. ;ombinasi ' tes yaitu adanya peningkatan C0! K 8 mcg9m< hitung leukosit K %%444 dan persentase neutro6il K ?55 memiliki sensitivitas 8+5 dan spesi6isitas ,4.?5. !emeriksaan urine berman6aat untuk menyingkirkan diagnosis in6eksi dari saluran kemih. Jalaupun dapat ditemukan beberapa leukosit atau eritrosit dari iritasi Grethra atau .esica urinaria seperti yang diakibatkan oleh in6lamasi Appendix pada Appendicitis acuta dalam sample urine catheter tidak akan ditemukan bakteriuria. +.2.U&tr#s%)%'r#*" %&+?* Gltrasonogra6i cukup berman6aat dalam menegakkan diagnosis Appendicitis. Appendix diidenti6ikasi9 dikenal sebagai suatu akhiran yang kabur bagian usus yang nonperistaltik yang berasal dari Caecum. "engan penekanan yang maksimal Appendix diukur dalam diameter anterior-posterior. !enilaian dikatakan positi6 bila tanpa kompresi ukuran anterior-posterior Appendix + mm atau lebih. "itemukannya appendicolith akan mendukung diagnosis. (ambaran G=( dari Appendix normal yang dengan tekanan ringan merupakan struktur akhiran tubuler yang kabur berukuran 5 mm atau kurang akan menyingkirkan diagnosis Appendicitis acuta. !enilaian dikatakan negati6 bila Appendix tidak terlihat dan tidak tampak adanya cairan atau massa pericaecal. =ewaktu diagnosis Appendicitis acuta tersingkir dengan G=( pengamatan singkat dari organ lain dalam rongga abdomen harus dilakukan untuk mencari diagnosis lain. !ada wanita-wanita usia reprodukti6 organ-organ panggul harus dilihat baik dengan pemeriksaan transabdominal maupun endovagina agar dapat menyingkirkan penyakit ginekologi yang mungkin menyebabkan nyeri akut abdomen. "iagnosis Appendicitis acuta dengan G=( telah dilaporkan sensiti6itasnya sebesar ?85-,+5 dan spesi6itasnya sebesar 855-,85. G=( sama e6ekti6nya pada anak-anak dan wanita hamil walaupun penerapannya terbatas pada kehamilan lanjut. %4 G=( memiliki batasan-batasan tertentu dan hasilnya tergantung pada pemakai. !enilaian positi6 palsu dapat terjadi dengan ditemukannya periappendicitis dari peradangan sekitarnya dilatasi #uba 6allopi benda asing :inspissated stool* yang dapat menyerupai appendicolith dan pasien obesitas Appendix mungkin tidak tertekan karena proses in6lamasi Appendix yang akut melainkan karena terlalu banyak lemak. G=( negati6 palsu dapat terjadi bila Appendicitis terbatas hanya pada ujung Appendix letak retrocaecal Appendix dinilai membesar dan dikelirukan oleh usus kecil atau bila Appendix mengalami per6orasi oleh karena tekanan. (ambar ?.Gltrasonogram pada potongan longitudinal Appendicitis %4* +.3. P$/$r"!s##) r#("%&%'" %&+?*
3oto polos abdomen jarang membantu diagnosis Appendicitis acuta tetapi dapat sangat berman6aat untuk menyingkirkan diagnosis banding. !ada pasien Appendicitis acuta kadang dapat terlihat gambaran abnormal udara dalam usus hal ini merupakan temuan yang tidak spesi6ik. Adanya 6ecalith jarang terlihat pada 6oto polos tapi bila ditemukan sangat mendukung diagnosis. 3oto thorax kadang disarankan untuk menyingkirkan adanya nyeri alih dari proses pneumoni lobus kanan bawah. #eknik radiogra6i tambahan meliputi C# =can barium enema dan radioisotop leukosit. -eskipun C# =can telah dilaporkan sama atau lebih akurat daripada G=( tapi jauh lebih mahal. ;arena alasan biaya dan e6ek radiasinya C# =can diperiksa terutama saat dicurigai adanya Abscess appendix untuk melakukan percutaneous drainage secara tepat. %% "iagnosis berdasarkan pemeriksaan barium enema tergantung pada penemuan yang tidak spesi6ik akibat dari masa ekstrinsik pada Caecum dan Appendix yang kosong dan dihubungkan dengan ketepatan yang berkisar antara 54-)8 5. !emeriksaan radiogra6i dari pasien suspek Appendicitis harus dipersiapkan untuk pasien yang diagnosisnya diragukan dan tidak boleh ditunda atau diganti memerlukan operasi segera saat ada indikasi klinis. (ambar 8. (ambaran C# =can abdomen1 Appendicitis per6orata dengan abscess dan kumpulan cairan di pelvis %* (ambar ,. (ambaran C# =can abdomen1 !enebalan Appendix :panah* dengan appendicolith %* #abel '. !erbandingan G=( dan C# =can Appendix pada Appendicitis %4* %& USG CT S0#) A11$)("2 =ensitivitas 855 ,4-%445 =pesi6itas ,&5 ,5-,?5 !enggunaan Fvaluasi pasien pada pasien Appendicitis Fvaluasi pasien pada pasien Appendicitis ;euntungan Aman 0elati6 murah "apat menyingkirkan penyakit pelvis pada wanita <ebih baik pada anak-anak <ebih akurat <ebih baik dalam mengidenti6ikasi Appendix normal phlegmon dan abscess ;erugian #ergantung operator =ecara teknik tidak adekuat dalam menilai gas /yeri -ahal 0adiasi ionisasi ;ontras 3. DIAGNOSIS BANDING "iagnosis banding dari Appendicitis acuta pada dasarnya adalah diagnosis dari akut abdomen. 8al ini karena mani6estasi klinik yang tidak spesi6ik untuk suatu penyakit tetapi spesi6ik untuk suatu gangguan 6isiologi atau gangguan 6ungsi. Aadi pada dasarnya gambaran klinis yang identik dapat diperoleh dari berbagai proses akut di dalam atau di sekitar cavum peritoneum yang mengakibatkan perubahan yang sama seperti Appendicitis acuta. &+* Ada beberapa keadaan yang merupakan kontraindikasi operasi namun pada umumnya proses-proses penyakit yang diagnosisnya sering dikacaukan oleh Appendicitis sebagian besar juga merupakan masalah pembedahan atau tidak akan menjadi lebih buruk dengan pembedahan. &+* "iagnosis banding Appendicitis tergantung dari ' 6aktor utama1 lokasi anatomi dari in6lamasi Appendix tingkatan dari proses dari yang simple sampai yang per6orasi serta umur dan jenis kelamin pasien. &+* %. Adenitis -esenterica Acuta "iagnosis penyakit ini seringkali dikacaukan oleh Appendicitis acuta pada anak-anak. 8ampir selalu ditemukan in6eksi saluran perna6asan atas tetapi %' sekarang ini telah menurun. /yeri biasanya kurang atau bisa lebih di6us dan rasa sakit tidak dapat ditentukan lokasinya secara tepat seperti pada Appendicitis. $bservasi selama beberapa jam bila ada kemungkinan diagnosis Adenitis mesenterica karena Adenitis mesenterica adalah penyakit yang self limited. /amun jika meragukan satu-satunya jalan adalah operasi segera. &. (astroenteritis akut !enyakit ini sangat umum pada anak-anak tapi biasanya mudah dibedakan dengan Appendicitis. (astroentritis karena virus merupakan salah satu in6eksi akut self limited dari berbagai macam sebab yang ditandai dengan adanya diare mual dan muntah. /yeri hiperperistaltik abdomen mendahului terjadinya diare. 8asil pemeriksaan laboratorium biasanya normal. '. !enyakit urogenital pada laki-laki. !enyakit urogenital pada laki-laki harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding Appendicitis termasuk diantaranya torsio testis epididimitis akut karena nyeri epigastrik dapat muncul sebagai gejala lokal pada awal penyakit ini .esikulitis seminalis dapat juga menyerupai Appendicitis namun dapat dibedakan dengan adanya pembesaran dan nyeri .esikula seminalis pada waktu pemeriksaan Rectal toucher. ). "iverticulitis -eckel !enyakit ini menimbulkan gambaran klinis yang sangat mirip Appendicitis acuta. !erbedaan preoperati6 hanyalah secara teoritis dan tidak penting karena "iverticulitis -eckel dihubungkan dengan komplikasi yang sama seperti Appendicitis dan memerlukan terapi yang sama yaitu operasi segera. 5. Intususseption =angat berlawanan dengan "iverticulitis -eckel sangat penting untuk membedakan Intususseption dari Appendicitis acuta karena terapinya sangat berbeda. Gmur pasien sangat penting Appendicitis sangat jarang dibawah umur & tahun sedangkan Intususseption idiopatik hampir semuanya terjadi di bawah umur & tahun. !asien biasanya mengeluarkan tinja yang berdarah dan berlendir. -assa berbentuk sosis dapat teraba di 0<>. #erapi yang dipilih pada intususseption bila tidak ada tanda-tanda peritonitis adalah barium enema sedangkan terapi pemberian barium enema pada pasien Appendicitis acuta sangat berbahaya. +. ChronCs enteritis %) -ani6estasi enteritis regional berupa demam nyeri 0<> perih dan leukositosis sering dikelirukan sebagai Appendicitis. =elain itu terdapat diare dan anorexia. -ual dan muntah yang jarang dapat mengarahkan diagnosis kepada enteritis namun tidak menyingkirkan diagnosis Appendicitis acuta. ?. !er6orasi ulkus peptikum (ejala per6orasi ulkus peptikum menyerupai Appendicitis jika cairan gastroduodenal mengalir ke bawah di daerah caecal. Aika per6orasi secara spontan menutup gejala nyeri abdomen bagian atas menjadi minimal. 8. Fpiploic appendagitis Fpiploic appendagitis mungkin disebabkan oleh in6ark Colon sekunder dari torsi Colon. (ejala dapat minimal atau terjadi gejala abdomen yang dapat berlangsung hingga beberapa hari. !asien tidak tampak sakit jarang terjadi mual dan muntah dan na6su makan tidak berubah. #erdapat nyeri tekan pada daerah yang terkena. !ada &55 kasus nyeri berlangsung terus menerus hingga epiploic appendage yang mengalami in6ark dioperasi. ,. In6eksi saluran kencing !yelonephritis acuta terutama yang terletak di sisi kanan dapat menyerupai Appendicitis acuta letak retroileal. 0asa dingin nyeri costo vertebra kanan dan terutama pemeriksaan urine biasanya cukup untuk membedakan keduanya. %4. @atu Grethra @ila calculus tersangkut dekat Appendix dapat dikelirukan dengan Appendicitis retrocaecal. /yeri alih ke daerah labia scrotum atau penis hematuria dan atau tanpa demam atau leukositosis mendukung adanya batu. !yelogra6i dapat memperkuat diagnosis. %%. !eritonitis !rimer !eritonitis primer jarang menyerupai Appendicitis acuta simplex namun dapat ditemukan gambaran yang sangat mirip dengan peritonitis di6us sekunder yang disebabkan oleh ruptur Appendix. "iagnosis ditegakkan dengan aspirasi peritoneal. @ila ditemukan bakteri coccus pada pewarnaan (ram peritonitis tersebut adalah peritonitis primer dan terapinya adalah obatLobatan. @ila ditemukan bermacamLmacam bakteri peritonitis tersebut adalah peritonitis sekunder. %&. !urpura 8enochL=chonlein %5 =indrom ini biasanya terjadi &-' minggu setelah in6eksi =treptococcus. /yeri abdomen merupakan gejala yang paling menonjol namun nyeri sendi purpura dan nephritis juga hampir selalu ditemukan. %'. Mersiniosis In6eksi Mersinia menyebabkan berbagai macam gejala klinik termasuk adenitis mesenterica ileitis colitis dan Appendicitis acuta. Gmumnya in6eksinya ringan dan self limited namun pada beberapa dapat terjadi sepsis sistemik yang umumnnya sangat 6atal bila tidak diobati. ;ecurigaan pada diagnosis preoperati6 tidak boleh menunda operasi karena secara klinis Appendicitis yang disebabkan oleh Mersinia tidak dapat dibedakan dengan Appendicitis oleh sebab lainnya. =ekitar 55 dari kasus Appendicitis acuta disebabkan oleh in6eksi Mersinia. %). ;elainanLkelainan ginekologi Gmumnya kesalahan diagnosis Appendicitis acuta tertinggi pada wanita dewasa muda disebabkan oleh kelainanLkelainan ginekologi. Angka rata-rata Appendectomy yang dilakukan pada Appendix normal yang pernah dilaporkan adalah '&5L)55 pada wanita usia %5L)5 tahun. !enyakitLpenyakit organ reproduksi pada wanita sering dikelirukan sebagai Appendicitis dengan urutan yang tersering adalah !I" ruptur 6olikel de (raa6 kista atau tumor ovarium endometriosis dan ruptur kehamilan ektopik. <aparoskopi mempunyai peranan penting dalam menentukan diagnosis. !elvic In6lammatory "isease :!I"* In6eksi ini biasanya bilateral tapi bila yang terkena adalah tuba sebelah kanan dapat menyerupai Appendicitis. -ual dan muntah hampir selalu terjadi pada pasien Appendicitis. !ada pasien !I" hanya sekitar separuhnya. 0uptur 3olikel de (raa6 $vulasi sering mengakibatkan keluarnya darah dan cairan 6olikuler serta nyeri yang ringan pada abdomen bagian bawah. @ila cairan sangat banyak dan berasal dari ovarium kanan dapat dikelirukan dengan Appendicitis. /yeri dan nyeri tekan agak di6us. <eucositosis dan demam minimal atau tidak ada. ;arena nyeri ini terjadi pada pertengahan siklus menstruasi sering disebut mittelschmerN. %+ 4 KOMPLIKASI 4.1. P$r*%r#s" 4.2. P$r"t%)"t"s 4.3. A11$)("0&#r ")*"&tr#t Appendicular in6iltrat adalah Appendicular in6iltrat adalah in6iltrat9massa yang terbentuk akibat mikro atau makro per6orasi dari Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum usus halus atau usus besar. Gmumnya massa Appendix terbentuk pada hari ke-) sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum. -assa Appendix lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang. %+ 5 PENATALAKSANAAN !enatalaksanaan pasien Appendicitis acuta yaitu %&'+?* %. !emasangan in6us dan pemberian kristaloid untuk pasien dengan gejala klinis dehidrasi atau septikemia. &. !uasakan pasien jangan berikan apapun per oral '. !emberian obat-obatan analgetika harus dengan konsultasi ahli bedah. ). !emberian antibiotika i.v. pada pasien yang menjalani laparotomi. 5. !ertimbangkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita usia subur dan didapatkan beta-hC( positi6 secara kualitati6. @ila dilakukan pembedahan terapi pada pembedahan meliputiB antibiotika pro6ilaksis harus diberikan sebelum operasi dimulai pada kasus akut digunakan single dose dipilih antibiotika yang bisa melawan bakteri anaerob. T$!)"! %1$r#s" A11$)($0t%/6 %&+8* 1 a. $pen Appendectomy %. "ilakukan tindakan aseptik dan antiseptik. &. "ibuat sayatan kulit1 8oriNontal $bliOue %?
'. "ibuat sayatan otot ada dua cara1 a. !ararectal9 !aramedian =ayatan9 incisi pada vaginae tendinae -. rectus abdominis lalu otot disisihkan ke medial. 3ascia diklem sampai saat penutupan vagina -. rectus abdominis karena 6ascianya ada & agar tidak tertinggal pada waktu penjahitan. @ila yang terjahit hanya satu lapis 6ascia saja dapat terjadi hernia cicatricalis.
b. -c @urney9 Jechselschnitt9 muscle splitting =ayatan berubah-ubah sesuai serabut otot. %* Incisi apponeurosis -. $bliOuus abdominis externus dari lateral atas ke medial bawah.
%8 & lapis -.rectus abd. sayatan -.rectus abd. ditarik ke medial ;eterangan gambar1 =atu incisi kulit yang rapi dibuat dengan perut mata pisau. Incisi kedua mengenai jaringan subkutan sampai ke 6ascia -. $bliOuus abdominis externus. &* =plitting -. $bliOuus abdominis internus dari medial atas ke lateral bawah.
;eterangan gambar1 "ari tepi sarung rektus 6ascia tipis -. obliOuus internus diincisi searah dengan seratnya ke arah lateral. '* =plitting -. transversus abdominis arah horiNontal. ;eterangan gambar1 !ada saat menarik -. obliOuus internus hendaklah berhati-hati agar tak terjadi trauma jaringan. "apat ditambahkan bahwa /. iliohipogastricus dan pembuluh yang memperdarahinya terletak di sebelah lateral di antara -. obliOuus externus dan internus. #arikan yang terlalu keras akan merobek pembuluh dan membahayakan sara6. ). !eritoneum dibuka. %, ;eterangan gambar1 ;asa <aparatomi dipasang pada semua jaringan subkutan yang terpapar. !eritoneum sering nampak meradang menggambarkan proses yang ada di bawahnya. =ecuil peritoneum angkat dengan pinset. Mang nampak di sini ialah pinset jaringan "e @akey. Asisten juga mengangkat dengan cara yang sama pada sisi di sebelah dokter bedah. "okter bedah melepaskan pinset memasang lagi sampai dia yakin bahwa hanya peritoneum yang diangkat. 5. Caecum dicari kemudian dikeluarkan kemudian taenia libera ditelusuri untuk mencari Appendix. =etelah Appendix ditemukan Appendix diklem dengan klem @abcock dengan arah selalu ke atas :untuk mencegah kontaminasi ke jaringan sekitarnya*. Appendix dibebaskan dari mesoappendix dengan cara1 -esoappenddix ditembus dengan sonde kocher dan pada kedua sisinya diklem kemudian dipotong di antara & ikatan.
;eterangan gambar1 Appendix dengan hati-hati diangkat agar mesenteriumnya teregang. ;lem @abcock melingkari appenddix dan satu klem dimasukkan lewat mesenterium seperti pada gambar. Cara lainnya ialah dengan mengklem ujung bebas &4 mesenterium di bawah ujung appenddix. Appendix tak boleh terlalu banyak diraba dan dipegang agar tidak menyebarkan kontaminasi. +. Appendix di klem pada basis :supaya terbentuk alur sehingga ikatan jadi lebih kuat karena mukosa terputus sambil membuang 6ecalith ke arah Caecum*. ;lem dipindahkan sedikit ke distal lalu bekas klem yang pertama diikat dengan benang yang diabsorbsi :supaya bisa lepas sehingga tidak terbentuk rongga dan bila terbentuk pus akan masuk ke dalam Caecum*.
?. Appendix dipotong di antara ikatan dan klem puntung diberi betadine.
8. !erawatan puntung Appendix dapat dilakukan dengan cara1 a. "ibuat jahitan tabak sak pada Caecum puntung Appendix diinversikan ke dalam Caecum. #abak sak dapat ditambah dengan jahitan P. b. !untung dijahit saja dengan benang yang tidak diabsorbsi. 0esiko kontaminasi dan adhesi. c. @ila prosedur aEb tidak dapat dilaksanakan misalnya bila puntung rapuh dapat dilakukan penjahitan & lapis seperti pada per6orasi usus. &%
,. @ila no.? tidak dapat dilakukan maka Appendix dipotong dulu baru dilepaskan dan mesenteriolumnya :retrograde*. %4. "inding abdomen dijahit lapis demi lapis. b. <aparoscopic Appendectomy Laparoscopy dapat dipakai sebagai sarana diagnosis dan terapeutik untuk pasien dengan nyeri akut abdomen dan suspek Appendicitis acuta. Laparoscopy sangat berguna untuk pemeriksaan wanita dengan keluhan abdomen bagian bawah. "engan menggunakan laparoscope akan mudah membedakan penyakit akut ginekologi dari Appendicitis acuta. %*
(ambar '.%4. !osisi operasi <aparoscopic Appendectomy %* 17. KOMPLIKASI POST OPERASI %* && %. 3istel ber6aeces Appendicitis gangrenosa maupun 6istel tak ber6aecesB karena benda asing tuberculosis Aktinomikosis. &. 8ernia cicatricalis. '. Ileus ). !erdarahan dari traktus digestivus1 kebanyakan terjadi &)L&? jam setelah Appendectomy kadangLkadang setelah %4L%) hari. =umbernya adalah echymosis dan erosi kecil pada gaster dan jejunum mungkin karena emboli retrograd dari sistem porta ke dalam vena di gaster9 duodenum. 11. PROGNOSIS &* -ortalitas dari Appendicitis di G=A menurun terus dari ,,5 per %44.444 pada tahun %,', sampai 4&5 per %44.444 pada tahun %,8+. 3aktor- 6aktor yang menyebabkan penurunan secara signi6ikan insidensi Appendicitis adalah sarana diagnosis dan terapi antibiotika cairan i.v. yang semakin baik ketersediaan darah dan plasma serta meningkatnya persentase pasien yang mendapat terapi tepat sebelum terjadi per6orasi. DAFTAR PUSTAKA &' %. <ally ;! Cox C= Andrassy 0A Appendix. In1 Sabiston Texboo of Surgery. %?th edition. Fd1#ownsend C- @eauchamp 0" Fvers @- -attox ;<. !hiladelphia1 Flsevier =aunders. &44)1 %'8%-,' &. Aa66e @- @erger "8. #he Appendix. In1 Sch!art"#s Principles of Surgery $olume %. 8th edition. Fd1 @runicardi 3C Andersen "; @illiar #0 "unn "< 8unter A( !ollock 0F. /ew Mork1 -c(raw 8ill Companies Inc. &4451%%%,-') '. Jay <J. Appendix. In1 &urrent Surgical 'iagnosis ( Treatment. %% edition. Fd1Jay <J. "oherty (-. @oston1 -c(raw 8ill. &44'1++8-?& ). 8uman Anatomy &45. 0etrieved at $ctober &4 th &4%% 3rom1 http199www .talkorigins.org96aOs9vestiges9vermi6ormQAppendix.jpg 5. http199www.med.uni6i.it9didonline9anno.9clinchirI9Casiclinici9Caso%49Appendicitis%x.jpg +. Fllis 8 /athanson <;. Appendix and Appendectomy. In 1 )aingot#s *bdominal Operations $ol II+ %4th edition. Fd1 Pinner -j =chwartN =I Fllis 8 Ashley =J -c3adden "J. =ingapore1 -c(raw 8ill Co. &44%1 %%,%-&&& ? =oybel "I. Appedix In1 Surgery Basic Science and &linical Evidence $ol ,+ Fd1 /orton AA @ollinger 00 Chang AF <owry =3 -ulvihill =A !ass 8I #hompson 0J. /ew Mork1 =pringer .erlag Inc. &4441 +)?-+& 8 !rinN 0A -adura AA. Appendicitis and Appendiceal Abscess. In1 -astery o6 =urgery .ol II. )th edition. Fd1 @aker 0A 3iscer AF. !hiladelphia. <ippincott Jilliams R Jilkins. &44%1 %)++-?8 , 8ardin "-. Acute Appendicitis1 0eview and Gpdate. *merican *cademy of -amily Physician .e!s and Publication. %,,,B+41 &4&?-'). 0etrieved at $ctober &4 th &4%%. 3rom1 http199www.aa6p.org9a6p9,,%%4%ap9&4&?.html %4. http199www.alkaliNe6orhealth.net9gi6s9naturesplat6orm.gi6 %%. $wen #" Jilliams 8 =ti66 ( Aenkinson <0 0ees @I. Fvaluation o6 the Alvarado score in acute Appendicitis. 0etrieved at Aune &5 th &44?. 3rom1 http199www.pubmedcentral.nih.gov9picrender.6cgiSartid2%&,)88,Rblobtype2pd6 &)