Vous êtes sur la page 1sur 32

Kriteria Kejang

Kejang pada BBL


Kejang pada bayi usia 0-28 hari
Kejang Demam
Kejang pada suhu >38oC o.k proses
ekstrakranial
Kejang lama Kejang >15 menit
Kejang berulang Berulang 3x/lebih dalam 24 jam
Kejang epileptikus
Kejang >30 mnt tanpa sadar
Epilepsi
Kejang tanpa provokasi > 2x
PERBEDAAN ANTARA KEJANG & SERANGAN yg MENYERUPAI KEJANG
KEADAAN KEJANG MENYERUPAI KEJANG
Onset Tiba2 Mungkin gradual
Lama serangan Detik atau menit Beberapa menit
Kesadaran Sering terganggu Jarang terganggu
Sianosis Sering Jarang
Gerakan ekstremitas Sinkron Asinkron
Stereotipik gerakan Selalu Jarang
Lidah tergigit atau luka lain Sering Sangat jarang
Gerakan abnormal bola mata Selalu Jarang
Fleksi pasif ekstremitas Gerakan tetap ada Gerakan hilang
Dapat diprovokasi Jarang Hampir selalu
Tahanan thp gerakan pasif Jarang Selalu
Bingung paska serangan Hampir selalu Tidak pernah
Iktal EEG abnormal Selalu Hampir tidak pernah
Paska iktal EEG abnormal Selalu Jarang
Algoritme penatalaksanaan kejang pada orang dewasa

Algoritme penatalaksanaan kejang
Status Epileptikus
Kejang umum yang terjadi selama 5 menit atau lebih atau
kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan kesadaran
di antara dua kejadian tersebut

Merupakan kondisi darurat yg memerlukan pengobatan yang
tepat untuk meminimalkan kerusakan neurologik permanen
maupun kematian
Asses the ABCs : Airway, Breathing, Circulation
Check fingerstik glucose
Establish IV access

Send blood laboratory studies
Give 100 mg IV thiamine followed by 50% dextrose infusion

Lorazepam 0,1 mg/kg IV

Phenytoin 20 mg/kg IV (or fosphenytoin equivalent)

Intubate if not already done
Phenobarbital 20 mg/kg IV

Induce coma with barbiturates, midazolam or propofol
Institute continuous bedside EEG monitoring
Penatalaksanaan Neurologic emergency:
Status epilepticus
Penatalaksanaan kejang
Kejang
Komplikasi
Kejang berulang
Status epilepticus
Trauma
Pneumonia
Kerusakan otak permanen
Efek samping obat

Primary Survey
ABCDE Management
Tahapan ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure)

A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga
jalan nafas disertai kontrol servikal.

B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan
mengelola pernafasan agar oksigenasi adekwat.

C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol
perdarahan.

D: Disability, mengecek status neurologis

E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita
tapi cegah hipotermia.
Airway Management
Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses ventilasi.
Selama memeriksa jalan nafas harus melakukan kontrol servikal, untuk
memeriksa kemungkinan trauma pada leher.
Diagnosa :
L = Look
L = Listen
F = Feel
Langkah untuk membebaskan jalan nafas, terdiri dari :
1. Tanpa alat :
Head tilt
Chin lift
Jaw thrust
2. Dengan alat :
Pipa orofarings
Pipa nasofarings
Pipa endotrakeal
Cross finger untuk mendeteksi sumbatan pada daerah mulut.
Finger sweep untuk membersihkan sumbatan di daerah mulut.
Suctioning bila perlu.
ABCDE Management
Head and chin tilt
Jaw thrust
ABCDE Management
Data yang berhubungan dengan status jalan
nafas adalah :
Sianosis hipoksemia
Retraksi interkosta peningkatan upaya
nafas
Pernafasan cuping hidung
Bunyi nafas abnormal sumbatan jalan nafas
Tidak adanya hembusan udara obstuksi
total jalan nafas atau henti nafas
ABCDE Management
Breathing management
Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien dapat
bernafas secara adekwat.
Fungsi ventilasi mencerminkan fungsi paru, dinding dada dan
diafragma.
Pengkajian pernafasan dilakukan dengan mengidentifikasi :
- Pergerakan dada
- Adanya bunyi nafas
- Adanya hembusan/aliran udara
Jika pernapadan tidak ada atau tidak adekuat maka langkah
dalam memberikan pernafasan :
Tanpa alat : memberikan pernapasan
Mulut mulut
Mulut hidung
Dengan alat :
Ambu bag (self inflating bag)
Jackson Rees
Ventilator
ABCDE Management
Mulut Mulut Mulut Hidung
ABCDE Management
Ambu bag Jackson rees Ventilator
ABCDE Management
Circulation management
Sirkulasi tergantung dari fungsi sistem kardiovaskuler.
Status hemodinamik dapat dilihat dari :
- Tingkat kesadaran
- Nadi
- Warna kulit
Pemeriksaan nadi dilakukan pada arteri besar seperti pada
arteri karotis dan arteri femoral.
Gangguan sirkulasi yang mengancam jiwa :
Henti jantung
Tidak teraba nadi karotis 5-10 detik.
Syok
Tidak teraba atau melemahnya nadi radialis
Tampak pucat
Ekstremitas teraba dingin, basah & capilary refill time > 2 detik

ABCDE Management
Tindakan
1. Henti jantung Pijat jantung luar min.
100x/menit.
2. Syok Posisi syok (mengangkat kedua kaki)
Syok perdarahan :
I.V line RL (Ringer Laktat) atau NaCl 0,9%
Hentikan sumber perdarahan yang tampak dari luar
Pasien dewasa :
Pasang IV line jarum besar 16 G Sebaiknya 2 jalur
I.V line.
ABCDE Management
Disability (Evaluasi Neurologik)
Metoda AVPU
Alert
Verbal stimulation
Pain stimulation
Unresponsive
Penilaian lebih lanjut
Metode GCS (Glasgow Coma Scale)
ABCDE Management
GSC (Glasgow Coma Scale)

1. Kemampuan membuka mata
a. Dapat membuka mata sendiri secara spontan (4)
b. Dapat membuka mata atas perintah (3)
c. Dapat membuka mata atas rangsang nyeri (2)
d. Tak dapat membuka mata dengan rangsang nyeri apapun (1)

2. Aktifitas motorik
a. Mengikuti perintah (6)
b. Adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang diberikan
pada beberapa tempat (5)
c. Gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu (4)
d. Feksi lengan disertai aduksi bahu (3)
e. Ekstensi lengan disertai aduksi (2)
f. Tidak ada gerakan (1)

ABCDE Management
3. Kemampuan bicara
a. Orientasi yang baik mengenai tempat, orang
dan waktu (5)
b.Dapat diajak bicara tetapi jawaban kacau (4)
c. Mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti
(3)
d.Tidak mengeluarkan kata, hanya bunyi (2)
e. Tidak keluar suara (1)

ABCDE Management
Glasgow Coma Scale
Hasil :
15 Cedera kepala ringan (sadar penuh,
atentif, dan orientatif)
9 -14 Cedera kepala sedang (konfusi,
letargi, stupor)
3-8 Cedera kepala berat (koma)
ABCDE Management
Exposure/Environmental Management
Membuka baju penderita dan melihat
kemungkinan cedera yang timbul tetapi cegah
hipotermi/kedinginan.

Secondary Survey
Pengertian
Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi
lebih gawat dan mengancam jiwa apabila tidak segera diatasi
dengan pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe)

Tujuan
Untuk mendeteksi penyakit atau trauma yang diderita pasien
sehingga dapat ditangani lebih lanjut.
Pasien Dewasa dgn Kejang
Riwayat
Pemeriksaan fisik
Singkirkan:
Sinkop
TIA
Migren
Psikosis akut
Penyebab disfungsi serebri
episodik lain
Riwayat epilepsi, sedang
mengkonsumsi obat anti
epilepsi
Tidak ada riwayat epilepsi
Nilai kecukupan terapi, efek
samping dan kadar2 dalam
plasma
Pemeriksaan lab:
CBC
Elektrolit, kalsium,
magnesium
Glukosa plasma
Tes fungsi ginjal dan hati
Urinalisis
Tox screen
Pertimbangkan pemeriksaan:
Elektrolit
CBC
Tes fungsi ginjal dan hati
Tox screen
Normal
Abnormal atau ada
perubahan dalam
pemeriksaan neurologis
Kadar
antiepilepsi
subterapeutik
Kadar
antiepilepsi
terapeutik
Penambahan
atau
pengurangan
dosis yang sesuai
Penambahan dosis
terapi antiepilepsi
sampai dosis toleransi
max; pertimbangkan
obat antiepilepsi lain
Tangani kelainan metabolik yang
ditemukan
Cari penyebab perubahan
neurologis
Skrining metabolik positif atau
gejala dan tanda menunjukkan
tanda-tanda gangguan metabolik
Skrining metabolik negatif
MRI atau EEG
Pemeriksaan penunjang lebih lanjut:
Pungsi lumbal
Kultur
Uji endokrin
CT
MRI apabila tampak kelainan fokal
Atasi kelainan
metabolik
Pertimbangkan
terapi antiepilepsi
Fitur fokal pada kejang
Abnormalitas fokal pada
pemeriksaan lab atau klinis
Tanda kelainan neurologis lainnya
Ya Tidak
Pertimbangkan lesi
massa, stroke, infeksi
SSP, trauma, peny.
degeneratif
Kejang idiopatik
Pertimbangkan
obat antiepilepsi
Atasi etiologi

Vous aimerez peut-être aussi