Vous êtes sur la page 1sur 26

MAKALAH

AKHLAK BERMUAMALAH
Diajukan Oleh :
1. Venny Kusniati
2. Jonse
!. "#a##u$in
%RO&RAM '(UD" "LMU KE%ERA)A(A*
'("KE' A"'+AH %R"*&'E)U
2,11
KA(A %E*&A*(AR
Alhamdullilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah tantang Akhlak
Bermuamalah ini dengan baik dan seoptimal mungkin. Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak.
Penulis menyadari baha penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan hal ini di karenakan keterbatasan kemampuan
kemampuan penulis. !ntuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersi"at membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berman"aat bagi kita semua.
Pringseu, #ktober
$%&&
Penulis
DA-(AR "'"
'A(A)AN *!D!(......................................................................i
+ATA P,N-ANTA.....................................................................ii
DA/TA. 0S0...............................................................................iii
BAB 0 P,NDA'!!AN.................................................................&
BAB 00 P,)BA'ASAN ...............................................................$
A. *ual Beli.........................................................................$
&. Pengertian...............................................................$
$. Syarat *ual beli........................................................1
2. 'ukum *ual Beli.......................................................&&
B. .iba
.................................................................................
&&
&. Pengertian............................................................&&
$. *enis-jenis .iba.....................................................&2
2. 'ukum .iba..........................................................&3
BAB 000 P,N!T!P .....................................................................$%
DA/TA. P!STA+A
BAB "
%E*DAHULUA*
+ata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khulu4,
artinya tingkahlaku, perangai, tabi5at. Sedangkan menurut istilah,
akhlak adalah daya kekuatan jia yang mendorong perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan
demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri
seseorang se6ara spontan diujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan.
)uamalat adalah tukar menukar barang, jasa atau sesuatu
yang memberi man"aat dengan tata 6ara yang ditentukan.
Termasuk dalam muammalat yakni jual beli, hutang piutang,
pemberian upah, serikat usaha, urunan atau patungan, dan lain-
lain. Dalam bahasan ini akan menjelaskan sedikit tentang muamalat
jual beli.
BAB ""
%EMBAHA'A*
A. Jual Beli
1. %en.e/tian
Pengertian jual beli se6ara etimologis adalah menukar harta
dengan harta. Sedangkan se6ara terminologis berarti
transaksi penukaran selain dengan "asilitas dan kenikmatan.
Sengaja diberi penge6ualian 7"asilitas7 dan 7kenikmatan7,
agar tidak termasuk di dalamnya penyeaan dan menikah
8Al-)ushlih, $%%19.
)enurut ulama 'ana:yah, jual-beli adalah pertukaran harta
8benda9 dengan harta berdasarkan 6ara khusus 8yang
dibolehkan9.
Sedangkan menurut 0bnu ;udamah dalam kitab Al-)ajmu5,
dide:nisikan sebagai pertukaran harta dengan harta, untuk
saling menjadikan milik.
Dalil Jual Beli
Al-;ur5an
Dalil hukum jual beli di dalam Al-;ur5an, diantaranya terdapat
pada ayat-ayat berikut ini<
=Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba7
8;S Al-Ba4arah<$3>9
7Dan persaksikanlah apabila kamu berjual-beli7 8;S Al-
Ba4arah<$?$9

7+e6uali dengan jalan perniagaan yang dilakukan suka


sama suka7 8;S An-Nisa5<$@9

7)ereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan


rugi7 8;S Al-/athir<$@9
As-Sunah
Di dalam As-sunah, disyariatkannya jual beli terdapat pada
hadits-hadits berikut<
.asulullah SAW ditanya tentang mata pen6aharian
yang paling baik. Beliau menjaab,7Seseorang bekerja
dengan tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur7
8'.. Bajjar, 'akim menyahihkannya dari .i"a5ah 0bn
.a:59. )aksud mabrur dalam hadits di atas adalah jual
beli yang terhindar dari tipumenipu dan merugikan
orang lain.
*ual beli harus dipastikan saling ridla.7 8'.. Baiha4i dan
0bnu )ajah9
0jma5
Dalil kebolehan jual beli menurut 0jma5 ulama adalah<
!lama telah sepakat baha jual beli diperbolehkan
dengan alasan baha manusia tidak akan mempu
men6ukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain.
Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain
yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang
lainnya yang sesuai.
2. Rukun $an 'ya/at Jual Beli
Dalam menetapkan rukun jual beli, di antara ulama terjadi
perbedaan pendapat. )enurut !lama 'ana:yah, rukun jual
beli adalah ijab dan 4abul yang menunjukkan pertukaran
barang se6ara ridla, baik dengan u6apan maupun perbuatan.
Adapun rukun jual beli menurut jumhur ulama yaitu<
a. bai 8penjual9
b. mustari 8pembeli9
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penjual dan pembeli
adalah<
&9 Berakal
$9 Balig
29 Berhak menggunakan hartanya
6. shighat 8ijab dan 4abul9
!lama :4ih sepakat baha unsur utama dalam jual beli
adalah kerelaan antara penjual dan pembeli. +arena
kerelaan itu berada dalam hati, maka harus diujudkan
melalui u6apan ijab 8dari pihak penjual9 dan kabul 8dari
pihak pembeli9
d. maqud alaih 8benda atau barang9
Syarat-syarat barang yang diperjualbelikan antara lain<
&9 Barang yang diperjualbelikan sesuatu yang halal
$9 Barang itu ada man"aatnya
29 Barang itu ada di tempat, atau tidak ada tetapi sudah
tersedia di tempat lain
19 Barang itu merupakan milik si penjual atau di baah
kekuasaannya
>9 Barang itu hendaklah diketahui oleh pihak penjual dan
pembeli dengan jelas
Al-)ushlih menguraikan tentang syarat jual beli yang
berkaitan dengan pihak-pihak pelaku serta syarat yang
berkaitan dengan obyek jual belinya.
'ya/at jual 0eli yan. 0e/kaitan $en.an ihak1ihak
elaku:
Pihak-pihak pelaku harus memiliki kompetensi dalam
melakukan aktiAitas itu, yakni dalam kondisi yang sudah akil
baligh serta berkemampuan memilih. Tidak sah transaksi
yang dilakukan anak ke6il yang belum nalar, orang gila atau
orang yang dipaksa.
'ya/at jual 0eli yan. 0e/kaitan $en.an o0yek jual
0elinya:
b. #byek jual beli tersebut harus su6i, berman"aat, bisa
diserahterimakan, dan merupakan milik penuh salah satu
pihak.
Tidak sah memperjualbelikan barang najis atau barang
haram seperti darah, bangkai dan daging babi. +arena
benda-benda tersebut menurut syariat tidak dapat
digunakan. Di antara bangkai, tidak ada yang
dike6ualikan selain ikan dan belalang. Dari jenis darah
juga tidak ada yang dike6ualikan selain hati dan limpa,
karena ada dalil yang mengindikasikan demikian. *uga
tidak sah menjual barang yang belum menjadi hak milik,
karena ada dalil yang menunjukkan larangan terhadap
itu. Tidak ada penge6ualian, melainkan dalam jual beli as-
salm. Bakni sejenis jual beli dengan menjual barang yang
digambarkan kriterianya se6ara jelas dalam kepemilikan,
dibayar dimuka, yakni dibayar terlebih dahulu tetapi
barang diserahterimakan belakangan. +arena ada dalil
yang menjelaskan disyariatkannya jual beli ini. Tidak sah
juga menjual barang yang tidak ada atau yang berada di
luar kemampuan penjual untuk menyerahkannya seperti
menjual malaqih, madhamin atau menjual ikan yang
masih dalam air, burung yang masih terbang di udara dan
sejenisnya. Malaqih adalah anak yang masih dalam tulang
sulbi pejantan. Sedangkan madhamin adalah anak yang
masih dalam tulang dada hean betina.
Adapun jual beli fudhuliy yakni orang yang bukan pemilik
barang juga bukan orang yang diberi kuasa, menjual
barang milik orang lain, padahal tidak ada pemberian
surat kuasa dari pemilik barang. Ada perbedaan pendapat
tentang jual beli jenis ini. Namun, yang benar adalah
tergantung dari iCin pemilik barang.
6. )engetahui obyek yang diperjualbelikan dan juga
pembayarannya, agar tidak terkena "aktor
7ketidaktahuan7 yang bisa termasuk 7menjual ku6ing
dalam karung7, karena hal itu dilarang.
d. Tidak memberikan batasan aktu. Tidak sah
menjual barang untuk jangka aktu tertentu yang
diketahui atau tidak diketahui. Seperti orang yang menjual
rumahnya kepada orang lain dengan syarat apabila sudah
dibayar, maka jual beli itu dibatalkan. 0ni disebut dengan
7jual beli pelunasan 8bai wafa97.
Dalam masalah sighat 8ijab dan 4abul9, para ulama :4h
berbeda pendapat, diantaranya berikut ini<
)enurut ulama Sya:5iyah, tidak sah akad jual beli ke6uali
dengan sighat 8ijab ;abul9 yang diu6apkan.
0mam )alik berpendapat baha jual beli itu telah sah dan
dapat dilakukan se6ara dipahami saja.
Pendapat ketiga ialah penyampaian akad dengan
perbuatan atau disebut juga dengan aqad bi al-muathah
yaitu< mengambil atau memberikan dengan tanpa
perkataan 8ijab 4abul9, sebagaimana seseorang membeli
sesuatu yang telah diketahui harganya, kemudian ia
mengambilnya dari penjual dan memberikan uangnya
sebagai pembayaran.
Khiyar Dala# Jual Beli
Akad yang sempurna harus terhindar dari khiyar, yang
memungkinkan aqid 8orang yang berakad9 membatalkannya.
Pengertian khiyar menurut ulama :4h adalah< 7Suatu
keadaan yang menyebabkan akid memiliki hak untuk
memutuskan akadnya, yakni menjadikan atau
membatalkannya jika khiyar tersebut berupa khiyar syarat,
aib atau ruyah, atau hendaklah memilih di antara dua
barang jika khiyar tayin7.
Dalam jual beli, menurut agama 0slam dibolehkan memilih,
apakah akan meneruskan jual beli atau akan
membatalkannya. Khiyar dibagi menjadi<
&. Khiyar MajelisD artinya antara penjual dan pembeli boleh
memilih akan melanjutkan jual beli atau membatalkannya.
Selama keduanya masih ada dalam satu tempat 8majelis9,
khiyar majelis boleh dilakukan dalam berbagai jual beli.
.asulullah sa bersabda< penjual dan pembeli boleh
khiyar selama belum berpisah 8HR Bukhari dan Muslim9.
Bila keduanya telah berpisah dari tempat akad tersebut,
maka khiyar majelis tidak berlaku lagi.
$. Khiyar Syarat, yaitu penjualan yang di dalamnya
disyaratkan sesuatu baik oleh penjual maupun pembeli.
.asulullah bersabda< +amu boleh khiyar pada setiap
benda yang telah dibeli selama tiga hari tiga malam 8HR.
Baihaqi9.
2. Khiyar ib, artinya dalam jual beli ini disyaratkan
kesempurnaan benda-benda yang dibeli. Seperti yang
diriayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Aisyah ra.
baha seseorang membeli budak, kemudian budak
tersebut disuruh berdiri di dekatnya, didapatinya pada diri
budak itu ke6a6atan, lalu diadukannya kepada .asulullah
sa., maka budak itu dikembalikan kepada sang penjual.
+eabsahan khiyar ini menurut 'ana:yah harus memenuhi
2 syarat yaitu<
1. Khiyar !ayin, yaitu hak pilih yang dimiliki oleh pembeli
untuk menentukan sejumlah benda sejenis dan sama
harganya.
)aksimal berlaku pada tiga pilihan obyek
Barang yang dibeli setara dan seharga
Tenggang aktu khiyar ini tidak lebih dari 2 hari
>. Khiyar Ruyah, yaitu hak pilih pembeli untuk membatalkan
atau melangsungkan akad ketika ia melihat barang yang
akan dujualD dengan 6atatan ia belum melihatnya ketika
berlangsung akad. *adi, akad jual-beli tersebut telah terjadi
ketika barang tersebut belum dilihat oleh pembeli. +onsep
khiyar ini dikemukakan oleh /u4aha 'ana:yah, )alikiyah,
'anabilah dan Ehahiriyah dalam kasus jual beli benda
yang ghaib atau belum pernah diperiksa oleh pembeli.
Syarat jual-beli yang sahih mempunyai dua ma6am<
&. Syarat untuk kemaslahatan akad.
Baitu syarat yang akan menguatkan akad dan akan
memberikan maslahat bagi orang yang memberikan
syarat, seperti disyaratkannya adanya dokumen dalam
pegadaian atau disyaratkannya jaminan, hal seperti ini
akan menenangkan penjual. Dan juga seperti
disyaratkannya menunda harga atau sebagian harga
sampai aktu tertentu, maka ini akan ber"aedah bagi si
pembeli. Apabila masing-masing pihak menjalankan syarat
ini maka jual beli itu harus dilakukan, demikian pula kalau
seorang pembeli mensyaratkan barang dengan suatu si"at
tertentu seperti keadaanya harus dari jenis yang baik, atau
dari produk si A, karena selera berbeda-beda mengikuti
keadaan dari barang tersebut.
Apabila syarat barang yang dijual telah terpenuhi maka
ajiblah menjualnya. Akan tetapi jika syarat tersebut tidak
sesuai dengan yang dikehendaki, maka bagi pembeli
berhak untuk membatalkan atau mengambilnya dengan
meminta ganti rugi dari syarat yang hilang 8yaitu dengan
menuntut harga yang lebih murah, pent9, dan juga pembeli
bersedia membayar adanya perbedaan dua harga jika si
penjual memintanya 8dengan harga yang lebih tinggi jika
barangnya melebihi syarat yang diminta,9
$. Syarat yang sah dalam jual beli.
Baitu seorang yang berakad mensyaratkan terhadap yang
lainnya untuk saling memberikan man"aat yang mubah
dalam jual beli, seperti penjual mensyaratkan menempati
tempat penjualan selama aktu tertentu, atau dibaa oleh
kendaraan atau hean jualannya sampai ke suatu tempat
tertentu. Sebagaimana riayat *abir radhiyallahu anhu
baha, yang artinya< =Nabi shalallahu Falaihi asallam
menjual seekor unta dan mesyaratkan menungganginya
sampai ke )adinah7 8)uta"a4 Falaihi9.
'adits ini menunjukan bolehnya menjual hean
tunggangan dengan penge6ualian 8syarat9
mengendarainya sampai ke suatu tempat tertentu, maka
di4iyaskanlah perkara yang lainnya kepadanya. Demikian
pula kalau seandainya pembeli mensyaratkan kepada
penjual agar penjual melakukan pekerjaan tertentu atas
penjualannya seperti membeli kayu bakar dan
mensyaratkan kepada penjualnya untuk membaanya ke
tempat tertenu, atau membeli darinya pakaian dengan
syarat dia menjahitkannya.
!. Huku# Jual Beli
a. 'aram
*ual beli haram hukumnya jika tidak memenuhi
syaratGrukun jual beli atau melakukan larangan jual beli.
b. )ubah
*ual beli se6ara umum hukumnya adalah mubah.
6. Wajib
*ual beli menjadi ajib hukumnya tergantung situasi dan
kondisi, yaitu seperti menjual harta anak yatim dalam
keadaaan terpaksa.
B. Ri0a
1. %en.e/tian
Se6ara literal, riba bermakna tambahan 8al-Ciyadah9.
Sedangkan menurut istilahD 0mam 0bnu al-FArabiy
mende:nisikan riba denganD semua tambahan yang tidak
disertai dengan adanya pertukaran kompensasi. 0mam
Suyuthiy dalam Ta"sir *alalain menyatakan, riba adalah
tambahan yang dikenakan di dalam mu5amalah, uang,
maupun makanan, baik dalam kadar maupun aktunya. Di
dalam kitab al-)absuuth, 0mam Sarkhasiy menyatakan
baha riba adalah al-"adllu al-khaaliy Fan al-Fiadl al-
masyruuth : al-bai5 8kelebihan atau tambahan yang tidak
disertai kompensasi yang disyaratkan di dalam jual beli9. Di
dalam jual beli yang halal terjadi pertukaran antara harta
dengan harta. Sedangkan jika di dalam jual beli terdapat
tambahan 8kelebihan9 yang tidak disertai kompensasi,
maka hal itu bertentangan dengan perkara yang menjadi
konsekuensi sebuah jual beli, dan hal sema6am itu haram
menurut syariat. Dalam +itab al-*auharah al-Naiyyirah,
disebutkanD menurut syariat, riba adalah a4ad bathil
dengan si"at tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada
tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami
baha jual beli dirham dengan dirham yang
pembayarannya ditunda adalah ribaD dan di dalamnya
tidak ada tambahan.
Di dalam +itab Nihayat al-)uhtaaj ila Syarh al-)inhaaj,
disebutkanD menurut syariat, riba adalah Fa4d Fala Fiadl
makhshuush ghairu ma5luum al-tamaatsul : mi5yaar al-
syar5 haalat al-Fa4d au ma taHkhiir : al-badalain au
ahadihimaa7 8a4ad atas sebuah kompensasi tertentu yang
tidak diketahui kesesuaiannya dalam timbangan syariat,
baik ketika a4ad itu berlangsung maupun ketika ada
penundaan salah satu barang yang ditukarkan9.
Dalam +itab 'asyiyyah al-Bajairamiy Fala al-+hathiib
disebutkanD menurut syariat, riba adalah Fa4d Fala Fiadl
makhshuush ghairu ma5luum al-tamaatsul : mi5yaar al-
syar5 haalat al-Fa4d au ma taHkhiir : al-badalain au
ahadihimaa7 8a4ad atas sebuah kompensasi tertentu yang
tidak diketahui kesesuaiannya dalam timbangan syariat,
baik ketika a4ad itu berlangsung maupun ketika ada
penundaan salah satu barang yang ditukarkan, maupun
keduanya97. .iba dibagi menjadi tiga ma6amD riba "adlal,
riba yadd, riba nasaa. Pengertian riba sema6am ini juga
disebutkan di dalam +itab )ughniy al-)uhtaaj ila )a5ri"at
al-/aadC al-)inhaaj.
2. Jenis1jenis Ri0a
.iba terbagi menjadi empat ma6amD 8&9 riba nasiiah 8riba
jahiliyyah9D 8$9 riba "adlalD 829 riba 4aradlD 819 riba yadd.
a. .iba NasiiHah.
.iba NasiiHah adalah tambahan yang diambil karena
penundaan pembayaran utang untuk dibayarkan pada
tempo yang baru, sama saja apakah tambahan itu
merupakan sanksi atas keterlambatan pembayaran
hutang, atau sebagai tambahan hutang baru.
Adapun dalil pelarangannya adalah hadits yang
diriayatkan 0mam )uslimD
I
J
K LM
N
O
J
P
Q
RS T
N
U
J
VW
L
X
Y
RS
" Riba itu dalam nasiah".Z'. )uslim dari 0bnu Abbas[
0bnu Abbas berkata< !samah bin Eaid telah
menyampaikan kepadaku baha .asulullah sa bersabda<
I
J
K LM
N
O
J
P
Q
RS T
N
U
J
VW
L
X
Y
RS V\
L
]
Q
^
J
_
L
`
=#ngatlah, sesungguhnya riba itu dalam nasiah". 8'.
)uslim9.
b. .iba /adlal.
.iba "adlal adalah riba yang diambil dari kelebihan pertukaran
barang yang sejenis. Dalil pelarangannya adalah hadits yang
dituturkan oleh 0mam )uslim.
X
a
bb\
N
c
Q
RSd
L
X
J
Me JbbfQ RVW
J
X
a
Me JbbfQ RSd
L
X
Y
g
a
R
N
VW
J
X
h
g
a
R
N
Sd
L
I
J
i
Q
j
J
R
N
VW
J
Ia i
Q
j
J
R
N
Sd
L
k
J
l L m Q RVW
J
k
a
l L m Q RS
n
J
m
J
l L o
N
jLp
L
c
L
qN S Sr Ls
J
U L t
u
M
L
W
J
St
v
w
L
xuSy
L
O
L
W
J
xvSy
L
z
L
{
u
| N\
J
W
J
}
v
| N~
J

J
p
N
\
J
R
N
VW
J

a
p
N
\
J
R
N
Sd
L
X
J
\
N
c
Q
RVW
J
t
u
M
L
W
J
St
v
w
L

L
V
L
Sr L^
J

N
c
a
K N
J
L M
N

L
Sye
a
Mg
J
U L a VP
L

N
L
S
$%mas dengan emas, &erak dengan &erak, gandum dengan
gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam
dengan garam, semisal, setara, dan k'ntan. &abila jenisnya
berbeda, juallah sesuka hatimu jika dilakukan dengan
k'ntan".'. )uslim dari !badah bin Shamit ra9.
}
v
| N~
J

u

N
y
L
bbW
J
Vbb]
v

N
d
L
I
J
bbi
Q
j
J
R
N
VW
J
Ia i
Q
j
J
R
N
Sd
L
{
u
| N\
J
W
J
}
v
| N~
J

u

N
y
L
W
J
V]
v

N
d
L
k
J
l L m Q RVW
J
k
a
l L m Q RS
VW
v

J
y
L

a
U L
L
S
L
c
L
z
N
S d
N

L

L
S
L

N
\
L
U L {
u
| N\
J
W
J
$%mas dengan emas, setimbang dan semisal( &erak dengan
&erak, setimbang dan semisal( barang sia&a yang menambah
atau meminta tambahan, maka )tambahannya* itu adalah
riba". 8'. )uslim dari Abu 'urairah9.
klr VMU S
v
VPw Xf TPVW } XgMq yw owXcS <V IRViU
Rr XmU S
v
VPw Xf TPS ~ X| VMU tyU Vcp

jU Xqd
<VU p

zd Mp pRS p

TgPpR 2345 678 9:;5 <= >


$+ari ,udhalah berkata- Saya membeli kalung &ada &erang
Khaibar seharga dua belas dinar. +i dalamnya ada emas dan
merjan. Setelah aku &isahkan )antara emas dan merjan*, aku
menda&atinya lebih dari dua belas dinar. Hal itu saya
sam&aikan ke&ada .abi saw. Beliau &un bersabda, $/angan
dijual hingga di&isahkan )antara emas dengan lainnya*". 8'.
)uslim dari /udhalah9
6. .iba al-Badd.
.iba yang disebabkan karena penundaan pembayaran dalam
pertukaran barang-barang. Dengan kata lain, kedua belah
pihak yang melakukan pertukaran uang atau barang telah
berpisah dari tempat a4ad sebelum diadakan serah
terima. (arangan riba yadd ditetapkan berdasarkan hadits-
hadits berikut iniD
X
a
bb\
N
c
Q
RSd
L
xLVbbl L d
L
xLVbl L _
Q
^
J
VbW
v

J
X
Y
g
a
R
N
VbbW
J
X
h
bbg
a
R
N
Sd
L
xLVl L d
L
xLVl L _
Q
^
J
VW
v

J
k
J
l L m Q RVW
J
k
a
l L m Q RS
xLVl L d
L
xLVl L _
Q
^
J
VW
v

J
X
J
Me JfQ RVW
J
X
a
Me JfQ RSd
L
xLVl L d
L
xLVl L _
Q
^
J
VW
v

J
X
J
\
N
c
Q
RVW
J
$%mas dengan emas riba ke0uali dengan dibayarkan k'ntan,
gandum dengan gandum riba ke0uali dengan dibayarkan
k'ntan( kurma dengan kurma riba ke0uali dengan dibayarkan
k'ntan( kismis dengan kismis riba, ke0uali dengan dibayarkan
k'ntan 8'. al-Bukhari dari !mar bin al-+haththab9
X
a
Me JbbfQ RSd
L
xLVbbl L d
L
xLVbbl L _
Q
^
J
VbbW
v

J
X
Y
g
a
R
N
VW
J
X
h
g
a
R
N
Sd
L
xLVl L d
L
xLVl L _
Q
^
J
VW
v

J
k
J
l L m Q RVW
J
a
J
y
L
R
N
S
xLVl L _
Q
^
J
VW
v

J
X
J
Me JfQ RVW
J
xLVl L d
L
xLVl L _
Q
^
J
VW
v

J
X
J
\
N
c
Q
RSX
a J
\
N
c
Q
RSd
L
xLVl L d
L
$1erak dengan emas riba ke0uali dengan dibayarkan k'ntan(
gandum dengan gandum riba ke0uali dengan dibayarkan
k'ntan kismis dengan kismis riba, ke0uali dengan dibayarkan
k'ntan( kurma dengan kurma riba ke0uali dengan dibayarkan
k'ntan=. Z0bnu ;udamah, l-Mughniy, juC 0, hal. &2[
d. .iba ;ardl.
.iba 4aradl adalah meminjam uang kepada seseorang
dengan syarat ada kelebihan atau keuntungan yang harus
diberikan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. .iba
sema6am ini dilarang di dalam 0slam berdasarkan hadits-
hadits berikut iniD
0mam Bukhari meriayatkan sebuah hadits dari Abu Burdah
bin )usaD ia berkata, =$Suatu ketika, aku mengunjungi
Madinah.2alu aku berjum&a dengan bdullah bin
Salam. 2antas 'rang ini berkata ke&adaku- 3Sesungguhnya
engkau berada di suatu tem&at yang di sana &raktek riba
telah merajalela. &abila engkau memberikan &injaman
ke&ada sese'rang lalu ia memberikan hadiah ke&adamu
beru&a rum&ut kering, gandum atau makanan ternak, maka
janganlah diterima. Sebab, &emberian tersebut adalah
riba". Z'.. 0mam Bukhari[
*uga, 0mam Bukhari dalam =+itab Tarikh7nya, meriayatkan
sebuah 'adits dari Anas ra baha .asulullah SAW telah
bersabda, =Bila ada yang memberikan &injaman )uang
mau&un barang*, maka janganlah ia menerima hadiah )dari
yang meminjamkannya*".Z'.. 0mam Bukhari[
'adits di atas menunjukkan baha peminjam tidak boleh
memberikan hadiah kepada pemberi pinjaman dalam bentuk
apapun, lebih-lebih lagi jika si peminjam menetapkan adanya
tambahan atas pinjamannya. Tentunya ini lebih dilarang lagi.
Pelarangan riba 4ardl juga sejalan dengan kaedah ushul :4h,
=Kullu qardl jarra manfaatan fahuwa riba". 8Setiap pinjaman
yang menarik keuntungan 8membuahkan bunga9 adalah
riba7.ZSayyid Saabi4, ,iqh al-Sunnah, 8edisi terjemahan9D jilid
ii, hal. &&2[
Praktek-praktek riba yang sering dilakukan oleh bank adalah
riba nasii5ah, dan riba 4ardlD dan kadang-kadang dalam
transaksi-transaksi lainnya, terjadi riba yadd maupun riba
"adlal. Seorang )uslim ajib menjauhi sejauh-jauhnya
praktek riba, apapun jenis riba itu, dan berapapun kuantitas
riba yang diambilnya. Seluruhnya adalah haram dilakukan
oleh seorang )uslim. ZSyamsuddin Ramadhan n .awiy-
2ajnah !saqa4yyah
!. Huku# Ri0a
Seluruh Fulama sepakat mengenai keharaman riba, baik yang
dipungut sedikit maupun banyak. Seseorang tidak boleh
menguasai harta ribaD dan harta itu harus dikembalikan
kepada pemiliknya, jika pemiliknya sudah diketahui, dan ia
hanya berhak atas pokok hartanya saja.
Al-;uran dan Sunnah dengan sharih telah menjelaskan
keharaman riba dalam berbagai bentuknyaD dan seberapun
banyak ia dipungut. Allah st ber:rmanD

a
V
L
M
N
bbfQ RS
a
bb
a
g
Q
L c
L
w
L
m
J
bbR
Q
S
a
ybbaw
L
V\
L

L
_
Q
^
J

L
y~
a
yaw
L
_ VWX
Y
RS
L
yp
a

N
w
L

L
wm
J
R
Q
S

L
X
Q

L
d
L

L
M
N
g
L
R
N
S
a
p
Q
RS {Q
L

L
d
L
VWX
Y
RS {a | N~
J

a
M
N
g
L
R
N
S V\
L
]
Q
^
J
SyR
a
V L
N

a
]
Q

L
W
J

L
R Jr L
Y
\
L
R
N
S
L
~
J

J
p
Q
RS R
L
^
J
n
a
X
a
~
N

L
d
L
L p
L
z
L
V~
L

a
p
L
U L
L
c
L
]
N
VU L
J
W
Y

L

N
~
J
I
L
J y
N
~
L
n
a
xLV
L

N
\
L
U L VWX
Y
RS

L
dt
a
R JVqL V
L
MU
J

N
l a
J
VP
Q
RS
a
V
L

L

L
K JR
L
d
a
U L
L
V L
N
~
L
d
L
$5rang-'rang yang makan )mengambil* riba tidak da&at
berdiri melainkan se&erti berdirinya 'rang yang kemasukan
syaitan lantaran )tekanan* &enyakit gila keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata
)ber&enda&at*, $Sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba," &adahal llah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. 5rang-'rang yang telah sam&ai
ke&adanya larangan dari !uhannya, lalu terus berhenti )dari
mengambil riba*, maka baginya a&a yang telah diambilnya
dahulu )sebelum datang larangan*( dan urusannya )terserah*
ke&ada llah. 5rang yang kembali )mengambil riba*, maka
'rang itu adalah &enghuni-&enghuni neraka( mereka kekal di
dalamnya". ZT;S Al Ba4arah 8$9< $3>[.
Vw
L

L
MP J~
J
N ~
a

N
c
a
P
N

a

N
^
J
VWX
Y
RS
L
~
J
T
L

J
W
L
V~
L
Sd
a
r Ld
L

L
p
Q
RS Sya-
Q
S SyP
a
~
L
`
L
wm
J
R
Q
S V
L
w
h

a
d a
a

N
b
a
p
L
U L
N
bbc
a
g
N
-
a

N
^
J
d
L

J
R Jyz
a

L
d
L

J
p
Q
RS
L
~
J

u
X
N

L
W
J
Sy]
a
r L
N
U L Syp
a
e
L
jN -
L

N
R
L

N
s
J
U L

L
y\
a
p
L

N
-
a
_d
L

L
y\
a
p J
N
-
L
_
N

a
R JSy
L
~
N

L
Hai 'rang-'rang yang beriman, bertakwalah ke&ada llah dan
tinggalkan sisa riba )yang belum di&ungut* jika kamu 'rang-
'rang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
)meninggalkan sisa riba*, maka ketahuilah, bahwa llah dan
rasul-.ya akan memerangimu. +an jika kamu bertaubat )dari
&engambilan riba*, maka bagimu &'k'k hartamu( kamu tidak
menganiaya dan tidak )&ula* dianiaya". ZT;S Al Ba4arah 8$9<
$3@[.
Di dalam Sunnah, Nabiyullah )ohammad sa
Iv M
L
]
N

J

L
M
N
J}
L
Ld
L
o

z
J

N
~
J
t
h
L
L

a
p
L
e
N
w
L
y
L
l a d
L
{a
a
X
Q
RS
a
p
a

N
w
L
VW
L

J

a
l L
N

J
$Satu dirham riba yang dimakan sese'rang, dan dia
mengetahui )bahwa itu adalah riba*, maka itu lebih berat
dari&ada enam &uluh kali 6ina". 8'. Ahmad dari Abdullah bin
'anChalah9.
VbbW
L
X
Y
RS bbW
L

L

Q
^
J
d
L
,
a
bb~
Q

a
{a bb
a
X
Q
RS
L
bb
J
P
N
w
L

N

L
{a bb| N~
J
Vl L X
a
O
L
w
N

L
VW
v
VW
L

L
y
N
e
a
g
N
z
L
d
L
IL L} L VW
L
X
J
RS

L
p JO
N
\
a
R
N
S {
J

a
X
Q
RS
a
X
N
L
$Riba itu mem&unyai 78 &intu, sedang yang &aling ringan
se&erti se'rang laki-laki yang men6inai ibunya, dan sejahat-
jahatnya riba adalah mengganggu keh'rmatan se'rang
muslim". 8'. 0bn )ajah9.
,
J
w
N
t
L
l
J
VbbL d
L

a
g
L
- JVbb
L
d
L

a
p
L

J
y
N
bb~
a
d
L
V
L
bbWX
Y
RS {L
J
`
L
p
Q
z
L
d
L

J
M
N
p
L
L
a
pRS p
Q

L

J
pRS a y
N
z
a

L

L
e
L
R
L
xSy
L
z
L

N
l a <L V Ld
L
$Rasulullah saw melaknat 'rang memakan riba, yang
memberi makan riba, &enulisnya, dan dua 'rang saksinya.
Belia bersabda( Mereka semua sama". 8'. )uslim9
Di dalam Kitab #aanat al-!haalibiin disebutkanD riba termasuk
dosa besar, bahkan termasuk sebesar-besarnya dosa besar
8min akbar al-kabaair9. Pasalnya, .asulullah sa telah
melaknat orang yang memakan riba, akil, saksi, dan
penulisnya.Selain itu, Allah st dan .asulNya telah
memaklumkan perang terhadap pelaku riba. Di dalam Kitab
al-.ihayah dituturkan bahasanya dosa riba itu lebih besar
dibandingkan dosa Cina, men6uri, dan minum khamer. 0mam
Syarbiniy di dalamKitab al-#qna juga menyatakan hal yang
sama. )ohammad bin Ali bin )ohammad al-Syaukaniy
menyatakanD kaum )uslim sepakat baha riba termasuk
dosa besar.
0mam Naaiy di dalam Syarh Shahih Muslim juga
menyatakan baha kaum )uslim telah sepakat mengenai
keharaman riba jahiliyyah se6ara global. )ohammad Ali al-
Saayis di dalam !afsiir yaat hkaam menyatakan, telah
terjadi kesepakatan atas keharaman riba di dalam dua jenis
ini 8riba nasiiah dan riba fadlal9. +eharaman riba jenis
pertama ditetapkan berdasarkan al-;uranD sedangkan
keharaman riba jenis kedua ditetapkan berdasarkan hadits
shahih. Abu 0sha4 di dalam Kitab al-Mubadda menyatakanD
keharaman riba telah menjadi konsensus, berdasarkan al-
;uran dan Sunnah.
BAB III
%E*U(U%
)enurut :4ih, muamalah ialah tukar menukar barang atau
sesuatu yang memberi man"aat dengan 6ara yang ditentukan. Bang
termasuk dalam hal muamalah adalah jual beli, sea menyea,
upah mengupah, pinjam meminjam, urusan ber6o6ok tanam,
berserikat dan lain-lain.
)anusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa orang lain, masing-masing berhajat kepada yang lain,
bertolong-tolongan, tukar menukar keperluan dalam urusan
kepentingan hidup baik dengan 6ara jual beli, sea menyea,
pinjam meminjam atau suatu usaha yang lain baik bersi"at pribadi
maupun untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian akan terjadi
suatu kehidupan yang teratur dan menjadi ajang silaturrahmi yang
erat. Agar hak masing-masing tidak sia-sia dan guna menjaga
kemaslahatan umat, maka agar semuanya dapat berjalan dengan
lan6ar dan teratur, agama 0slam memberikan peraturan yang
sebaik-baiknya aturan.
DA-(AR %U'(AKA
http://organisasi.org/muamalat-jual-beli-dalam-islam-pengertian-rukun-hukum-
larangan-dll
http://nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/hukum-islam-tentang-muamalah.html
http://ekonomi-syariah.com/id/wp-content/uploads/200/10/02.!ransaksi"#ual-
$eli"%alam"&slam.pd'
http://konsultasi.wordpress.com/200(/11/20/riba-de'inisi-hukum-dan-macamnya/

Vous aimerez peut-être aussi