Vous êtes sur la page 1sur 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.

D
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Di Ruang V Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang












Disusun oleh:

RATIH KUSUMAWATI




PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2014
A. PENGKAJIAN
RUANG RAWAT : V (Endro Tenoyo)
TANGGAL RAWAT :
I. Identitas Klien
Klien
Nama : Sdr.D
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : -
Jenis kelamin : laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Kudus
Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Hub.dg klien : Orang tua
Alamat : Kudus
Catatan masuk
Tgl masuk : 8 Juni 2014
No. CM : 07.32.57





II. Alasan Masuk
Klien mengatakan dibawa kerumah sakit karena dirumah Sering ngamuk,
suka bicara sendiri, dan merusak barang-barang seperti HP, menendang
pintu.
III. Faktor Predisposisi
A. Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dan
pulang atas ijin dokter.
B. Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RSJ sebanyak 7x,
setelah pulang dari RSJ klien tidak teratur minum obat karena malas dan
berfikir sudah sembuh.
Masalah keperawatan : ketidakefektifan penatalaksanaan regimen
terapeutik.
C. Klien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan, kekerasan dalam rumah tangga ataupun tindakan kriminal.
D. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang sakit jiwa kecuali
dirinya.
Masalah keperawatan : -
E. Klien mengatakn 4 hari sebelum dibawa kerumah sakit merasa kecewa
karena tidak dibelikan sepeda motor, sejak saat itu klien merasa malu,
minder dan murung.
Masalah keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/ 70 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
Suhu : 36
RR : 20x/menit
2. Ukur : TB : 170 cm, BB : 57 kg
3. Keluhan Fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik.
Masalah Keperawatan : -
V. Psikososial
1. Genogram










Bagan 1 : Genogram
Keterangan:

: Laki-laki : Hubungan keluarga


: Klien : tinggal serumah


: Perempuan : meninggal


Klien tinggal dirumah bersama kedua orang tuanya dan ke dua saudaranya.
Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti pasien.



2. Konsep diri
Citra tubuh : klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
Identitas diri : klien adalah anak ketiga dari lima bersaudara
Peran : klien adalah seorang anak laki-laki
Ideal diri : klien ingin sembuh dan pulang ke rumah
Harga diri : klien mengatakan malu, minder, pusing, tidak bisa
tidur karena kecewa tidak dibelikan sepeda motor
Klien tampak menundukkan kepala, menyendiri dan
kurang percaya diri.
Masalah keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Klien mengatak dirumah dekat dengan ibunya,
b. Klien mengatakan aktif dalam kegiatan sosial dan karang taruna di
lingkungannya
c. Klien mengatakan suka bergaul dan mempunyai banyak teman.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam.
b. Kegiatan ibadah : pasien jarang menjalankan ibadah
c. Masalah keperawatan : -
5. Status mental
a. Penampilan
Klien mengatakan dirumah mandi 2x sehari, mandi pakai sabun dan
sampo, gosok gigi dengan pasta gigi sebanyak 2x. Di RSJ mandi 2x,
gosok gigi 1x menggunakan pasta gigi, keramas 3x seminggu
Klien nampak bersih, rambut rapi,penampilan kurang rapi.
Masalah keperawatan : -


b. Pembicaraan
Selama interaksi klien berbicara jelas, dapat dimengerti, dengan suara
keras.
Masalah Keperawatan : Resiko Tinggi Mencederai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak sering marah, gelisah, mau berinteraksi dengan pasien
lain.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi perilaku kekerasan
d. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa marah dan jengkel apabila teringat
keinginannya tidak terpenuhi.
Masalah keperawatan : Resiko Tinggi Mencederai Diri Sendiri, Orang
lain dan Lingkungan
e. Afek
Emosi klien labil, klien tampak marah-marah saat berkomunikasi
dengan perawat maupun orang lain.
Masalah keperawatan : Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
f. Interaksi selama wawancara
Pada waktu interaksi klien kooperatif, dan mudah tersinggung
Masalah keperawatan : Resiko Tinggi mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
g. Persepsi klien mengatakan tidak pernah mendengar, melihat, menghidu,
ataupun merasa sesuatu yang tidak ada wujudnya.
Masalah keperawatan : -
h. Proses pikir
Saat berdiskusi klien berbicara jelas. Tidak ada gangguan proses pikir
i. Isi pikir
Klien tidak ada waham. Tidak ada masalah pada isi pikir.
j. Tingkat kesadaran
Klien menyadari bahwa saat ini sedang dirawat di RSJ dan dirawat
sebagai pasien di RSJ
Masalah keperawatan : -
k. Memori
Klien mampu mengingat sudah berapa lama dan berapa kali dia di
rumah sakit jiwa, klien mampu mengingat nama perawat yang
berkenalan dengannya.
l. Tingkat konsentrasi berhitung
Saat berinteraksi dan wawancara, klien berfokus pada satu topik
pembicaraan. Kemampuan berhitung klien cukup baik, klien dapat
berkonsentrasi dan mampu berhitung sederhana. Contoh menghitung 1
10 dalam bahasa Indonesia maupun bahasa jawa.
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain.
Seperti saat perawat memberikan pilihan kepada klien bahwa dia
memilih makan atau cuci tangan terlebih dulu, dan klien menjawab
mencuci tangan dulu sebelum makan.
Masalah keperawatan : -
n. Daya tilik diri
Klien mengatakan sedang sakit dan dirawat di RSJ Ruang V

VI. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Klien makan 3 kali sehari sesuai porsi yang disediakan rumah sakit.
Klien mengatakan merasa senang dengan pola makannya, klien suka
makan bersama teman-temannya.
b. Eliminasi
Klien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari. Klien mangatakan biasa
BAK 3-4 kali sehari.
c. Mandi
Klien mengatakan bahwa dia mandi secara teratur, selama di RSJ pasien
keramas dan sikat gigi secara rutin.
d. Berpakaian
Klien mampu berganti pakaian secara mandiri, klien mampu memilih
pakaian yang cocok untuk dirinya. penampilan klien tampak rapi.
e. Istirahat tidur
Klien mengatakan biasa tidur siang, klien mengatakan tidur malam
sekitar 7-8 jam sehari,pasien sudah terbiasa menggosok gigi sebelum
tidur, klien terbiasa merapikan tempat tidur setelah bangun tidur.
f. Penggunaan obat
Selama di RSJ pasien mendapatkan terapi obat dan rutin minum obat
g. Pemeliharaan kesehatan
Pasien memperhatikan masalah kesehatannya,terbukti pasien selama
dirawat di RSJ tidak mengalami gangguan kesehatan fisik.
h. Aktivitas di dalam rumah
Klien dapat memenuhi semua kebutuhannya di rumah secara mandiri
i. Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan senang bergaul di lingkungannya seperti kegiatan
karang taruna.

VIII. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah yang menimpanya, klien lebih suka
marah-marah dan merusak barang seperti HP, menendang pintu.
Masalah keperawatan : Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan


IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan mempunyai masalah dengan keluarganya karena tidak
dibelikan sepeda motor sehingga saya merasa malu, minder, dan kurang
percaya diri.
Masalah keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
X. Kurang Pengetahuan Tentang
Klien mengatakan dirinya tahu alasan dibawa kerumah sakit karena
mengamuk akibat tidak dibelikan sepeda motor dan akhirnya merusak
barang-barang dirumah.
Masalah keperawatan : -
XI. Aspek Medik
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid, F20.o
Teraphy
Rispaidon 2 x2 mg
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
- Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
- Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
- Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain Dan Lingkungan
- Ketidakefektifan Penatalaksanaan Regimen Terapeutik.










XIII. ANALISA DATA

No. Hari/tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan

1






















Selasa, 10 juni 2014
09.00























DS:
- Klien mengatakan dibawa
kerumah sakit karena
dirumah Sering ngamuk,
suka bicara sendiri, dan
merusak barang-barang
seperti HP, menendang
pintu.
- Klien mengatakan merasa
marah dan jengkel apabila
teringat keinginannya tidak
terpenuhi.

DO:
- Klien tampak sering
marah, gelisah, mau
berinteraksi dengan pasien
lain.
- Selama interaksi klien
berbicara jelas, dapat
dimengerti, dengan suara
keras.
- Pada waktu interaksi klien
kooperatif, dan mudah


Resiko tinggi perilaku kekerasan




























Rabu, 11 juni 2014
09.00















tersinggung
- Emosi klien labil, klien
tampak marah-marah saat
berkomunikasi dengan
perawat maupun orang
lain.
DS :
klien mengatakan malu,
minder, pusing, tidak bisa
tidur karena kecewa tidak
dibelikan sepeda motor
DO : Klien tampak
menundukkan kepala,
menyendiri dan kurang
percaya diri.









Gangguan Konsep Diri : Harga
diri Rendah






















Pohon Masalah


Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Ketidakefektifan Penatalaksanaan Core problem
Regimen terapeutik


Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

(Budiana Keliat,
1999)



XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Konsep diri : Harga diri Rendah

XV. INTERVENSI
Terlampir
XVI. IMPLEMENTASI






Perilaku Kekerasan/amuk

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Sdr.D
Ruang : V
No. No. DP Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Intervensi TTD
Tujuan Kriteria Evaluasi
1 1 Resiko Tinggi Perilaku
Kekerasan
a. Tujuan Umum :
Klien terhindar dari
mencederai diri sendiri,
orang lain dan
lingkungan.
b. Tujuan khusus :
- Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya


- Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab
perilaku
kekerasan
- Klien dapat
mengidentifikasi






Ekspresi wajah tenang,
klien mau berkenalan
dengan perawat, klien
mampu menceritakan
masalahnya kepada
perawat
mampu menyebutkan
penyebab perilaku
kekerasan


klien mampu
mengidentifikasi tanda-






- Bina hubungan saling percaya :
salam terapeutik, empati, sebut
nama perawat, dan jelaskan tujuan
interaksi.
- Panggil klien dengan nama
panggilan yang disukai
- bicara dengan sikap tenang, rileks,
dan tidak menantang
- Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaan
- dengarkan ungkapan rasa marah,
dan perasaan bermusuhan klien
dengan sikap tenang.

tanda-tanda
perilaku
kekerasan
- Klien dapat
mengidentifikasi
perilaku
kekerasan yang
biasa dilakukan
- Klien dapat
mengidentifikasi
akibat perilaku
kekerasan
- Klien dapat
menyebutkan cara
mengontrol
perilaku
kekerasan.








tanda dari perilaku
kekerasan

klien mampu
menceritakan perilaku
kekerasan yang biasa
dilakukan

klien mampu
menyebutkan akibat dari
perilaku kekerasan

klien mampu mengetahui
cara mengontrol perilaku
kekerasan yang sehat dan
benar.









Anjurkan klien mengungkapkan
yang dialami dan dirasakan saat
jengkel atau kesal
- Observasi tanda-tanda
perilaku kekerasan
- Simpulkan bersama klien
tanda-tanda jengkel atau
kesal yang dialami klien.
- Anjurkan pada klien untuk
mengungkapkan perilaku
kekerasan yang biasa
dilakukan
- Bantu bermain peran sesuai
dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
- Tanyakan apakah dengan
cara yang dilakukan,
masalah teratasi ?
- Bicarakan kerugian dari
cara yang dilakukan
- Tanyakan apakah ingin
mempelajari cara marah
yang benar dan sehat ?
- Bantu memilih cara yang
paling tepat














- Bantu mengidentifikasi
manfaat dari cara yang
dipilih
- Bantu menstimulasi cara
yang telah dipilih
- Beri reinforcement
- Anjurkan untuk
menggunakan cara yang
dipilih saat marah.

Vous aimerez peut-être aussi