Kelenjar ini terdiri atas dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid yang tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan kadang-kadang terdapat lobus piramidalis yang muncul dari isthmus di depan laring Transportasi Hormon
Baik T 3 maupun T 4 diikat oleh protein pengikat dalam serum (binding protein). Hanya 0, 35% T 4 total dan 0,25% T 3 total berada dalam keadaan bebas. Ikatan T 3 dengan protein tersebut kurang kuat dibandingkan dengan T4 tetapi karena efek hormonnya lebih kuat dan turnover nya lebih cepat, maka T 3 ini sangat penting. Ikatan hormon terhadap protein ini makin melemah berturut turut TBG (thyroxin binding globulin), TBPA (thyroxin binding prealbumin, disebut pula transtiretin), serum albumin. MetabolismE T 3 dan T 4
Waktu paruh T 4 di plasma ialah 6 hari sedangkan T 3 24 30 jam. Sebagian T 4 endogen (5 17%) mengalami konversi lewat proses monodeyodinasi menjadi T 3 .
Jaringan yang mempunyai kapasitas mengadakan perubahan (konversi) ini ialah jaringan hati, ginjal, jantung dan hipofisis. Karena hormon aktif ialah T 3 bukan T 4 , maka harus terjadi konversi menjadi T 3 dahulu supaya mampu berfungsi dengan baik. EFEK METABOLIK HORMON TIROID
Termoregulasi dan kalorigenik Metabolisme protein. Dalam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik, tetapi dalam dosis besar bersifat katabolik. Metabolisme karbohidrat bersifat diabetogenik, karena : resorpsi intestinal meningkat cadangan glikogen hati menipis glikogen otot menipis degradasi insulin meningkat.
Pertumbuhan fetus. Sebelum minggu ke-11 tiroid fetus belum bekerja, juga TSHnya. Tidak adanya hormon yang cukup menyebabkan lahirnya bayi kretin (retardasi mental dan cebol).
EFEK METABOLIK HORMON TIROID
Metabolisme lipid. Meski T 4 mempercepat sintesis kolesterol, tetapi proses degradasi kolesterol dan ekskresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat, sehingga pada hiperfungsi tiroid kolesterol rendah. Sebaliknya pada hipotiroidisme kolesterol total, kolesterol ester dan fosfolipid meningkat. Vitamin A. Konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati memerlukan hormon tiroid. Sehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia, kulit kekuningan. Lain-lain : gangguan metabolisms kreatin fosfat menyebabkan miopati, torus traktus gastrointestinal meninggi, hiperperistaltik, sehingga sering terjadi diare; gangguan faal hati; anemia defisiensi Fe dan hipertiroidisme. EFEK FISIOLOGIK HORMON TIROID
Efek pada konsumsi oksigen, panas dan pembentukan radikal bebas. Kedua peristiwa di atas dirangsang oleh T 3 ,
lewat Na + K + ATPase di semua jaringan kecuali otak, testis dan limpa. Metabolisme basal meningkat. Hormon tiroid menurunkan kadar superoksida dismutase hingga radikal bebas anion superoksida meningkat. Efek kardiovaskular. T 3 : a). menstimulasi transkripsi miosin hc- akibatnya kontraksi otot miokard menguat b). Menstimulasi transkripsi Ca 2+ ATPase di retikulum sarkoplasma, meningkatkan tonus diastolik c). mengubah konsentrasi protein G, reseptor adrenergik, sehingga akhirnya hormon tiroid ini punya efek inotropik positif. Secara klinis terlihat sebagai naiknya curah jantung dan takikardia.
EFEK FISIOLOGIK HORMON TIROID
Efek simpatik. Karena bertambahnya reseptor adrenergik-beta (miokard, otot skelet, lemak dan limfosit), efek pasca reseptor dan menurunnya reseptor adrenergik alfa miokard, maka sensitivitas terhadap katekolamin amat tinggi pada hipertiroidisme dan sebaliknya pada hipotiroidisme. Efek hematopoetik. Meningkatnya kebutuhan oksigen pada hipertiroidisme menyebabkan eritropoiesis dan produksi eritropoetin meningkat. Volume darah tetap namun red cell turn over meningkat. Efek gastrointestinal. Pada hipertiroidisme motilitas usus meningkat, kadang ada diare. Pada hipotiroidisme terjadi obstipasi dan transit lambung melambat.
EFEK FISIOLOGIK HORMON TIROID
Efek pada skelet. Turn-over tulang meningkat, resorsbi tulang lebih terpengaruh dari pada pembentukannya. Hipertiroidisme dapat menyebabkan osteopenia. Pada keadaan berat mampu menghasilkan hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan penanda hidroksiprolin dan cross-link piridium Efek neuromuskular. Turn-over yang meningkat juga menyebabkan miopati, disamping hilangnya otot. Dapat terjadi kreatinuria spontan. Kontraksi serta relaksasi otot meningkat (hiperrefleksia). Efek endokrin. hormon tiroid meningkatkan metabolic turnover banyak hormon serta bahan farmakologik. Contoh: waktu paruh kortisol adalah 100 menit pada orang normal tetapi menurun jadi 50 menit pada hipertroidisme dan 150 menit pada hipotiroidisme. Untuk ini perlu diingat bahwa hipertiroidisme dapat menutupi (masking) atau memudahkan (unmasking) kelainan adrenal. Tiroid dan Kehamilan TBG (thyroxin binding globulin) meningkat sehingga terjadi penurunan turn over rate T 4 dan juga kadar T 4 bebas. Hal ini menimbulkan stimulasi TSH sehingga terjadi keseimbangan baru dengan hiperplasia kelenjar. Oleh karena itu perlu waspada dalam menilai angka laboratorik kadar T 4 total dan T 3 total seorang pasien yang diperkirakan mempunyai perubahan TBG. Pada keadaan hamil atau pengguna kontrasepsi oral sebaiknya diperiksa kadar hormon bebas. Struma Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya Klasifikasi Struma Berdasarkan Fisiologisnya a. Eutiroidisme Suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH dalam jumlah yang meningkat. Struma ini tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea HIPOTIROIDISME Keadaan dimana efek hormon tiroid yang kurang di jaringan.
Secara klinis dikenal 1. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis/hipotalamus; 2. Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid dan 3. Hipotiroidisme sebab lain : defisiensi yodium, kelebihan yodium dan resistensi perifer. Yang paling banyak ditemukan ialah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.
HIPOTIROIDISME Hipotiroidisme lebih dominan pada wanita. Dibedakan hipotiroidisme klinis dan hipotiroidisme subklinik. Hipotiroidisme klinik ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar fT4 rendah, sedangkan pada hipotiroidisme subklinis ditandai dengan TSH tinggi dan kadar fT4 normal, tanpa gejala atau ada gejala sangat minimal. Hipotiroidisme merupakan kumpulan tanda dan gejala yang manifestasinya tergantung dari : a). Usia pasien b). Cepat tidaknya hipotiroidisme terjadi c). Ada tidaknya kelainan lain. SEBAB TERJADINYA HIPOTIROIDISME Penyebab Hipotiroidisme Sentral (HS) Penyebab Hipotiroidisme Primer (HP) Hipotiroidisme Sepintas ('transient') Lokalisasi hipofisis atau hipotalamus 1. tumor, infiltrasi tumor, 2. nekrosis iskemik (sindrom Sheehan pada hipofisis) 3. iatrogen (radiasi, operasi) 4. infeksi (sarcoidosis, histiosis)
1. hipo atau agenesis kelenjar tiroid 2. destruksi kelenjar tiroid a. pasca radiasi b. tiroiditis autoimun, Hashimoto c. tiroiditis De Quervain d. postpartum tiroiditis 3. atrofi (berdasar autoimun) 4. dishormonogenesis sintesis hormon 5. hipotiroidisme transien (sepintas) 1. Tiroiditis de Quervain 2. Silent thyroiditis 3. Tiroiditis postpartum 4. Hipotiroidisme neonatal sepintas GEJALA SERTA TANDA-TANDA HIPOTIROIDISME Keluhan Rel % Keluhan Rel % Rasa capek 99 Obstipasi 58 Intoleransi terhadap dingin 92 Edema ekstremitas 56 Kulit terasa kering 88 Kesemutan 56 Lamban 88 Rambut rontok 49 Muka seperti bengkak 88 Pendengaran kurang 45 Rambut alis mats lateral rontok 81 Anoreksia 43 Rambut rapuh 76 Nervositas 43 Bicara lamban 74 Kuku mudah patch 41 Berat meningkat 68 Nyeri otot 36 Mudah lupa 68 Menorrhagia 33 Dispnea 64 Nyeri sendi 29 Suara serak 64 Angina pectoris 21 Otot lembek 61 Dysmenorrhoea 18 Depresi 60 Eksoftalmos 11 Tanda klinik Rel % Tanda klinik Rel % Kulit kering 88 Suara serak 64 Gerak lamban 88 Kulit pucat 63 Edema wajah 88 Otot lembek, kurang 61 Kulit dingin 82 kuat Alis lateral rontok 81 Obesitas 59 Rambut rapuh 76 Edema perifer 56 Fare relaksasi refleks achilles 76 Eksoftalmos 11 menurun Bradikadikardia ? Bicaranya lamban 7 Suhu rendah ? Lidah tebal Pengobatan Hipotiroidisme Prinsip substitusi ialah mengganti kekurangan produksi hormon tiroid endogen pasien. Tersedia L-tiroksin (T 4 ), L-triodotironin (T 3 ), maupun pulvus tiroid. Obat oral terbaik ialah T 4 . Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa kombinasi pengobatan T 4 dengan T 3 (50 ug T 4 diganti 12,5 ug T 3 ) memperbaiki mood dan faal neuropsikologis. Pengobatan Hipotiroidisme Tiroksin dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan perut kosong dan tidak bersama bahan lain yang mengganggu serapan dari usus. Kadar TSH awal seringkali dapat digunakan patokan dosis pengganti : TSH 20 uU/ml membutuhkan 50-75 ug tiroksin sehari, TSH 44 -75 uU/ml membutuhkan 100-150 ug. Sebagian besar kasus membutuhkan 100-200 ug L- T 4 sehari. Pengobatan memberikan respon lebih baik jika dilakukan kombinasi L-T4 dan L-T3, dengan 25-50 ug dari jumlah dosis L-T4 dapat diganti dengan L-T3 TIROTOKSIKOSIS DAN HIPERTIROIDISME Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Apapun sebabnya manifestasi kliniknya sama, karena efek ini disebabkan ikatan T 3 dengan reseptor T 3 -inti yang makin penuh. Penyebab Tirotoksikosis Hipertiroidisme Primer Tirotoksikosis tanpa Hipertiroidisme Hipertiroidisme Sekunder Penyakit Graves Gondok multinodula toksik Adenoma toksik Obat: yodium lebih, litium Karsinoma tiroid yang berfungsi Struma ovarii (ektopik) Mutasi TSH-r G s Hormon tiroid berlebih (Tirotoksikosis faktisia) Tiroiditis subakut (viral) atau De Quervain Silent thyroiditis Destruksi kelenjar: amiodaron, I-131, radiasi, adenoma, infark TSH-secreting tumor chGH secreting tumor Tirotoksikosis gestasi (trimester pertama) Resistensi hormon tiroid Diagnosis Hipertiroidisme Sistem Gejala dan tanda Sistem Gejala dan tanda Umum Tak tahan hawa pangs hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat, youth- fullness Psikis dan saraf Labil, iritabel, tremor psikosis, nervositas, paralisis periodik dispneu, hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang Gastrointestinal Hiperdefekasi, lapar, makan banyak, haws, muntah, disfagia, splenomegali Jantung Muskular Rasa lemah Darah dan limfatik Genitourinaria Oligomenorea, amenorea. Libido turun, Infertil, ginekomasti Skelet Kulit Rambut rontok, berkeringat, kulit basah, silky hair dan onikolisis Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves Spesifik untuk penyakit Graves ditambah dengan: Optalmopati (50%) edema pretibial, kemosis, proptosis, diplopia, visus menumn, ulkus komea Dermopati (0.5 4%) Akropaki (1%) Oftalmopati Graves Klas 0 Klas 1
Klas 2
Klas 3 Klas 4 N O
S
P E o physical signs or symptoms nly signs, no symptom (hanya stare, lidlag, upper eyelid retraction) oft tissue involvement (palpebra bengkak, kemosis etc) 90% roptosis ( > 3mm dari batas atas normal) 30% xtraocular muscle involvement (sering dgn diplopia) 60%
PENGOBATAN Prinsip pengobatan : tergantung dari etiologi tirotoksikosis, usia pasien, riwayat alamiah penyakit, tersedianya modalitas pengobatan, situasi pasien (misalnya: apakah ia ingin punya anak dalam waktu singkat ?), risiko pengobatan dsb. Perlu diskusi mendalam dengan pasien tentang cara pengobatan yang dianjurkan. Pengobatan tirotoksikosis dapat dikelompokkan dalam a. Tirostatika b. Tiroidektorm c. Yodium radioaktif.
PENGOBATAN Tirostatika. (OAT obat anti tiroid). Terpenting adalah kelompok derivat tioimidazol (CMZ, karbimazol 5 mg, MTZ, metimazol atau tiamazol 5, 10, 30mg) dan derivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100mg) Tirostatika dapat lewat sawar placenta dan air susu ibu. Dibanding MTZ, kadar PTU 1Ox lebih rendah dalam air susu. Dosis dimulai dengan 30 mg CMZ, 30 mg MTZ atau 400 mg PTU sehari dalam dosis terbagi. Biasanya dalam 4-6 minggu tercapai eutiroidisme. Kemudian dosis dititrasi sesuai respons klinis. Lama pengobatan 1-1,5 tahun, kemudian dihentikan untuk melihat apakah terjadi remisi. PENGOBATAN Kelompok obat Efeknya Indikasi Obat Anti Tiroid Propiltiourasil (PTU) Metimazol (MMI) Karbimazol (CMZ MMI) Antagonis adrenergik-P Menghambat sintesis hormon tiroid dan berefek imunosupresif (PTU j uga menghambat konversi T 4 T 3 Pengobatan lini pertama pada Graves. Obat jangka pendek prabedah/pra-RAI B-adrenergic-antagonis Propranolol Metoprolol Atenolol Nadolol Mengurangi dampak honnon tiroid pada jaringan Obat tambahan kadang sebagai obat tunggal pada tiroiditis Bahan mengandung Iodine Kalium iodida Solusi Lugol Natrium Ipodat Asam Iopanoat Menghambat keluarnya T 4 dan T 3 Menghambat T 4 and T 3 serta produksi T 3 ekstratiroidal Pesiapan tiroidektomi. Pada krisis tiroid, Bukan untuk penggunaan rutin Obat lainnya Kalium perklorat Litium karbonat Glukokortikoids Menghambat transpor yodium, sintesis dan keluamya hormon Memperbaiki efek hormon di jaringan dan sifat imunologis Bukan indikasi rutin Pada subakut tiroiditis berat, dan krisis tiroid Efek Berbagai Obat yang Digunakan Dalam Pengelolaan Tirotoksikosis PENGOBATAN Tiroidektomi. Prinsip umum : operasi baru dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi. Operasi dilakukan dengan tiroidektomi subtotal dupleks menyisakan jaringan seujung ibu jari, atau lobektomi total termasuk ismus dan tiroidetomi subtotal lobus lain. PENGOBATAN Terapi yodium radioaktif Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada: o Pasien umur 35 tahun atau lebih o Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi o Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid. o Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid o Adenoma toksik, goiter multinodular toksi
Untuk menghindari krisis tiroid lebih baik pasien disiapkan dengan OAT menjadi eutiroid, meskipun pengobatan tidak mempengaruhi hasil akhir pengobatan RAI. Namun disarankan sebaiknya jangan hamil selama 6 bulan pascaradiasi. Setiap kasus RAI perlu dipantau kapan terjadinya hipotiroidisme (dengan TSH dan klinis). KRISIS TIROID Krisis tiroid adalah tirotoksikosis yang amat membahayakan, meskipun jarang terjadi. Hingga kini patogenesisnya belum jelas : free- hormon meningkat, naiknyafree-hormon mendadak, efek T 3 pasca transkripsi, meningkatnya kepekaan sel sasaran dan sebagainya. Faktor risiko krisis tiroid: surgical crisis (persiapan operasi yang kurang baik, belum eutiroid), medical crisis (stres apapun, fisik serta psikologik, infeksi dan sebagainya) KRISIS TIROID Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat triad : 1). Menghebatnya tanda tirotoksikosis 2). kesadaran menurun dan 3). Hipertermia. Apabila terdapat triad maka kita dapat meneruskan dengan menggunakan skor indeks klinis krisis tiroid dari Burch-Wartosky. Skor menekankan 3 gejala pokok : hipertermia, takikardia dan disfungsi susunan saraf. Kriteria Diagnostik untuk Krisis Tiroid (Burch-Wartofsky,1993) Kriteria diagnostik untuk Krisis Tiroid Disfungsi pengaturan panas Disfungsi kardiovaskular Suhu 99-99.0 5 Takikardi 99-109 5 100-100.9 10 110-119 10 101-101.9 15 120-129 15 102-102.9 20 130-139 20 103-103.9 25 >140 25 >104.0 30 Gagal jantung Efek pada susunan saraf pusat Tidak ada 0 Tidak ada 0 Ringan (edema kaki) 5 Ringan (agitasi) 10 Sedang (ronki basal) 10 Sedang (delirium,psikosis,letargi berat) 20 Berat (edema pare) 15 Berat (koma,kejang) 30 Fibrilasi atrium Disfungsi gastrointestinal hepar Tidak ada 0 Tidak ada 0 Ada 10 Ringan (diare, nausea/muntah/nyeri perut) 10 Riwayat pencetus Berat (ikterus tanpa sebab yang jelas) 20 Negatif 0 Positif 10 Pada kasus toksikosis pilih angka tertinggi, > 45 highly suggestive, 25-44 suggestive of impending storm, di bawah 25 kemungkinan kecil. KRISIS TIROID Pengobatan harus segera diberikan, kalau mungkin dirawat di bangsal dengan kontrol baik. Umum. Diberikan cairan untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit (NaCl dan cairan lain) dan kalori (glukosa), vitamin, oksigen, kalau perlu obat sedasi, kompres es. Mengoreksi hipertiroidisme dengan cepat : a). Memblok sintesis hormon baru : PTU dosis besar (loading dose 600- 1000 mg) diikuti dosis 200 mg PTU tiap 4 jam dengan dosis sehari total 1000-1500 mg; b). Memblok keluarnya cikal bakal hormon dengan solusio lugol (10 tetes setiap 6-8 jam) atau SSKI (larutan kalium yodida jenuh, 5 tetes setiap 6 jam). Apabila ada, berikan endoyodin (Nal) IV, kalau tidak solusio lugol/SSKI tidak memadai; c). Menghambat konversi perifer dari T 4 T 3 dengan propranolol, ipodat, penghambat beta dan/atau kortikosteroid. KRISIS TIROID Pemberian hidrokortison dosis stres (100 mg tiap 8 jam atau deksametason 2 mg tiap 6 jam). Rasional pemberiannya ialah karena defisiensi steroid relatif akibat hipermetabolisme dan menghambat konversi perifer T 4 . Untuk antipiretik digunakan asetaminofen jangan aspirin (aspirin akan melepas ikatan protein-hormon tiroid, hingga free-hormon meningkat). Apabila dibutuhkan, propranolol dapat digunakan, sebab disamping mengurangi takikardi juga menghambat konversi T 4 T 3 di perifer. Dosis 20-40mg tiap 6 jam. Mengobati faktor pencetus (misalnya infeksi). Respons pasien (klinis dan membaiknya kesadaran) umumnya terlihat dalam 24 jam, meskipun ada yang berlanjut hingga seminggu. Struma
Klasifikasi Struma Menurut American society for Study of Goiter membagi : Struma Non Toxic Diffusa Struma Non Toxic Nodusa Stuma Toxic Diffusa Struma Toxic Nodusa
Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi. Struma non toxic nodusa Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala- gejala hipertiroid. Struma non toxic disebabkan oleh beberapa hal, yaitu Kekurangan iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism. Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara. Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan maligna Struma Non Toxic Diffusa Penyebab Struma Non Toxic Diffusa : Defisiensi Iodium Autoimmun thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditis Kelebihan iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan penurunan pelepasan hormon tiroid. Stimulasi reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisis, resistensi hipofisis terhadap hormo tiroid, gonadotropin, dan/atau tiroid- stimulating immunoglobulin Inborn errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis hormon tiroid. Terpapar radiasi Penyakit deposisi Resistensi hormon tiroid Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis) Silent thyroiditis Agen-agen infeksi Suppuratif Akut : bacterial Kronik: mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasit Keganasan Tiroid Struma Toxic Nodusa Penyebab Struma Toxic Nodusa: Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4 Aktivasi reseptor TSH Mutasi somatik reseptor TSH dan Protein Ga Mediator-mediator pertumbuhan termasuk : Endothelin-1 (ET-1), insulin like growth factor-1, epidermal growth factor, dan fibroblast growth factor. Struma Toxic Diffusa Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave desease, yang merupakan penyakit autoimun yang masih belum diketahui penyebab pastinya Untuk tanda klinis dijelaskan dibagian hipertiroid, di tabelnya ada Diagnosis a.1. Inspeksi Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan.
Palpasi Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Normalnya, saat menelan, nodul pada kelenjar tiroid akan bergerak naik dan turun. Pada struma juga demikian. Tetapi pada keganasan akan terfiksir dan tidak ikut bergerak saat menelan. Uji fungsi tiroid
Indeks Wayne Merupakan suatu alat yang digunakan dalam penapisan/diagnosis saat seseorang dicurigai mengalami hipertiroid Hasil score: < 11 = eutiroid 11-18 = normal > 19 = hipertiroid
GEJALA SKOR TANDA ADA TIDAK ADA Sesak nafas +1 Pembesaran tiroid +3 3 Palpitasi +2 Bruit pada tiroid +2 2 Mudah lelah +2 Eksophtalmus +2 Senang hawa panas 5 Retraksi palpebra +2 Senang hawa dingin +5 Palpebra terlambat +4 Keringat berlebihan +3 Hiperkinesis +2 Gugup +2 Telapak tangan lembab +1 2 Nafsu makan naik +3 Nadi < 80x/menit 3 Nafsu makan turun 3 Nadi > 90x/menit +3 2 Berat badan naik 3 Fibrilasi atrial +4 Berat bedan turun +1