Vous êtes sur la page 1sur 13

UJIAN SEMESTER FISIKA REAKTOR

Disusun Oleh :
WULANDHARI
24040110120034
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIERSITAS DI!ONE"ORO
SEMARAN"
Juli, 2014
#A# I
!ENDAHULUAN
Pengetahuan mengenai interaksi neutron dengan materi menjadi sangat penting untuk
dipelajari dalam perancangan tahap awal dan pemula desain suatu reaktor nukllir. Salah satu
interaksi neutron dengan materi adalah peristiwa hamburan dan absorbsi. Peristiwa tumbukan
oleh neutron dalam reaktor nuklir disebabakan oleh pergerakan neutron-neutron dari satu titik
hambur ke titik hambur ang lain dan pada akhirna neutron akan mengalami reaksi serapan.
!alam hal ini pergerakan neutron dari satu titik hambur ke titik hambur ang lain disebut proses
transpor dan ilmu ang mempelajari hal ini disebut sebagai ilmu transport.
Persamaan ang menggambarkan secara lengkap pergerakan perpindahan neutron dalam
reaktor adalah persamaan bolt"mann, namun persamaan bolt"mann ini tidak mudah diselesaikan
oleh sebab itu pendekatan ang paling sederhana menggunakan persamaan di##usi. Solusi
persamaan di#usi satu dimensi secara numerik dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah
satuna seperti metode eliminasi gauss, gauss-saidel, dan S$% &Successive Over Relaxation'.
Jika data penampang lintang hambur maksroskopik &(s' sebesar 1 cm
-1
, penampang
lintang absorbsi maksroskopik &(a' sebesar 1 cm
-1
, penampang lintang maksroskopik total &(t'
sebesar 2 cm
-1
, dan penampang lintang #isi maksroskopik &(#' sebesar 0 cm
-1
. )ila dianggap
medium homogen sehingga koe#isien di#usi sebesar 1*+ cm, sistem ditinjau adalah bola dengan
jari-jari 10 cm, dan jumlah neutron per #isi sebesar 2,, maka jarak ekstrapolasi &d' sebesar 0,-,,
cm. .aka spektrum atau #luks neutron sebagai #ungsi ruang dapat diselesaikan secara sederhana
menggunakan persamaan di#usi dengan salah satu metode eliminasi. )erikut ini adalah
penelesaian persamaan di#usi satu dimensi dengan metode S$%.
)erikut ini adalah persamaan umum di#usi ang ditunjukan persamaan &2.1'.
' , & ' , & ' & ' , & ' &
1
t r S t r r t r r D
t v
a

= +

&2.1'
Pada keadaan steady state dan medium homogen, persamaan &2.1' akan berbentuk seperti
persamaan &2.2'
' & ' & ' &
2
r S r r D
a

= + &2.2'
"$%&$' 2(1 #)l$
)erikut ini adalah operator nabla dari koordinat bola.
2
2
2 2 2
2
2 2 2
2
2
1
sin
cos
sin
1 2

=
r r r r r r
&2.-'
Pada persoalan di#usi neutron, #luks hana #ungsi r saja, dan bukan #ungsi sudut, maka
akan ditunjukan menjadi persamaan &2.4'.
dr
d
r dr
d 2
2
2
2
+ = &2.4'
Pada geometri bola, persamaan &2.2' akan berbentuk seperti persamaan &2.,'.
' & ' & ' &
2
2
2
r S r r
dr
d
r dr
d
D
a

= +

+
&2.,a'
D
r S
r
D dr
r d
r dr
r d
a
' &
' &
' & 2 ' &
2
2

+

&2.,b'
/ntuk kasus pada pusat bola r 0 0, suku kedua pada persamaan &2.,' diselesaikan dengan
menggunakan teorema 123ospital seperti pada persamaan &2.+'.
2
2
' 0 &
2
' 0 & 2
dr
r d
dr
r d
r
=
=
=
&2.+'
.aka, untuk keperluan perhitungan numerik, persamaan di#usi terbagi menjadi dua, aitu
seperti persamaan &2.4'.
0 r untuk
' 0 &
' 0 &
' 0 &
-
2
2
=
=
= =

=
D
r S
r
D dr
r d
a

&2.4a'
0 r untuk
' &
' &
' & 2 ' &
2
2
=

+
D
r S
r
D dr
r d
r dr
r d
a


&2.4b'
)erdasarkan dengan sarat batas #luks dan source di permukaan bernilai nol maka
diskritisasi persamaan di#erensial berdasarkan central finite difference ditunjukan persamaan
&2.5'.
x
f f
dx
x df
i i

+
2
' &
1 1
6 &2.5a'
2
1 1
2
2
' &
2 ' &
x
f f f
dx
x f d
i i i

+
&2.5b'
.aka dalam bentuk diskrit, persamaan &2.4a' dapat ditulis sebagai berikut persamaan
&2.7'.
0 r untuk
' &
2
-
0
0 2
1 0 1
= =

+
+
D
S
D r
a i i


&2.7'
)erdasarkan prinsip simetri maka persamaan &2.7' menjadi persamaan &2.10'.
0 r untuk
' &
2 2
-
0
0
2
0 1
= =

D
S
D r
a


&2.10'
Setelah disusun ulang maka persamaan &2.7a' akan berbentuk menjadi persamaan &2.11'.
0 r untuk
' &
+
' & +
' &
0
1
2 2
2
0
=

+
+

=
D
S
r r D
r D
old
a
new

&2.11'
Persamaan &2.4b' dalam bentuk diskrit adalah sebagai berikut seperti persamaan &2.12'.
0 r untuk
2
2
' &
2
1 1
2
1 1
=

+
+ +
D
S
D r r i r
i
i
a i i i i i


&2.12'
Setelah disusun ulang, persamaan &2.11' akan berbentuk menjadi persamaan &2.1-'.
0 r untuk
' & ' & ' & 2
' &
2
1 1
2
1 1
2
2
=

+
+

=
+ +
D
S
r i r r D
r D
i
old
i
old
i
old
i
old
i
a
new
i

&2.1-'
89aluasi nilai #luks secara numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan &2.11'
dan &2.1-'. :edua persamaan tersebut dikenal sebagai metode Jacobi. Perhitungan dapat dibuat
lebih e#isien dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Siedel, aitu seperti persamaan
&2.14'.
0 r untuk
' & ' & ' & 2
' &
2
1 1
2
1 1
2
2
=

+
+

=
+ +
D
S
r i r r D
r D
i
new
i
old
i
new
i
old
i
a
new
i

&2.14'
!an bahkan dapat dibuat lebih e#isien lagi dengan menggunakan parameter akselerasi
pada metode Succesive Over Relaxation atau S.$.%, aitu seperti pada persamaan &2.1,'.
' &
old
i
new
i
new
i
SOR
i
+ = &2.1,'
!imana nilai parameter akselerasi antara 0 dan 1, dan bersi#at unik untuk setiap
persamaan.
#A# II
ISI
Jika data penampang lintang hambur maksroskopik &(s' sebesar 1 cm
-1
, penampang lintang
absorbsi maksroskopik &(a' sebesar 1 cm
-1
, penampang lintang maksroskopik total &(t' sebesar 2
cm
-1
, dan penampang lintang #isi maksroskopik &(#' sebesar 0 cm
-1
. )ila dianggap medium
homogen sehingga koe#isien di#usi sebesar 1*+ cm, sistem ditinjau adalah bola dengan jari-jari 10
cm, dan jumlah neutron per #isi sebesar 2,, maka jarak ekstrapolasi &d' sebesar 0,-,, cm. .aka
spektrum atau #luks neutron sebagai #ungsi ruang dapat diselesaikan secara sederhana dengan
inter9al tidak melebihi panjang di#usi dan 9ariasi jumlah mesh 20, 40, +0 menggunakan
persamaan di#usi dengan salah satu metode eliminasi metode S$% secara analitik
penelesaianna adalah sebagai berikut ;
-! & ' < a Si
= 0
-! & ' a 0
- a 0
!isubstitusikan ang sejenis menjadi
' - ' < 0
' - ' < 0
/ntuk r tidak sam dengan 0
' > &! '' < 0
/ntuk r selain 0, dapat ditulisakan terlebih dahulu dengan
a 0
b 0 &! '
c0 &
sehingga diperoleh 0
/ntuk di limitkan dengan r mendekati 0
0 2
-!& '< 0S
--! 0S
--! & 0S
--! < 0S
--! < & 0S
Jika i 00 maka --! < & 0S
:esimetrian dalam bola menjadi ?i<10 ?i-1, maka
< & S0
<& S0
& S0 <
0
Sehingga diperoleh perumusan akhirna
0 &S0 < & '
!alam hal ini penelesaian persamaan di#usi satu dimensi berdasarkan permasalahan
diatas secara numerik metode S$% dapat diselesaikan menggunakan program .@A1@) adalah
sebagai berikut listing programna ;
clc
clear all
%parameter yang diketahui
D=1/6; %koefsien difusi
ea=1; % penampang lintang absorbsi makroskopis
es=1; % penampang lintang hambur makroskopis
ef=0.0001; % penampang lintang fsi makroskopis
et=eaes; % penampang lintang makroskopis total
!=".#; % $umlah neutron per fsi
%=s&rt'D/ea(;
bb=100.)##; % pen$umlahan dari $ari*$ari bola dengan $arak ekstrapolasi
% sumber dan +uks
+uks=1;
sumber=1; %sumber neutron berada di pusat bola dengan kekuatan 1
,=60; %dapat diganti "0-.0- dan 60 /ariasi $umlah mesh
%step 'mesh(
u='bb/,(;
n=,*1;
%posisi r
for &=00,
y'&1(=&1u;
end
2posisi2
y
for i=10,1
if i==1
3o'1(=+uks;
elseif i==,1
3o',1(=0;
else
4'i(=+uks;
end
end
for i=10,1
if i==1
5'1(=sumber;
elseif i==,1
5',1(=0;
else
5'i(=sumber;
end
end
5
tol=106'*6(; %persen%;
iterasi=0;
al=0.#;
n= ); %yang dicari 3'1(-3'"(...3'n(
7ma3=10000;
iter=0;
henti=false;
8hile henti==false
iter=iter1;
for i=10,
if i==1
3'1(='D1'u6"(/'61Dea1'u6"(((1''613o'"(/'u6"(('5'1(/D((
3s'1(=3'1('al1'3'1(*3o'1(((;
else
9=D1'u6"(/'"1Dea1'u6"((;
:=1/'u6"(;
;=1/''u6"(1'i*1((;
3'i(=91'':1'3o'i1(3'i*1(((';1'3o'i1(*3'i*1((('5'i(/D((;
3s'i(=3'i('al1'3'i(*3o'i(((;
err=abs'3s'i(*3o'i((;
if err<=tol = iter>7ma3
henti=true;
end
3o'i(=3s'i(;
end
end
end
for r=10,1
if r==1
31'1(=sumber;
elseif r==,1
31',1(=0;
else
31'r(=3'r(;
end
end
2+uks2
31
3s
for s=10,1
if s==1
ph'1(=sumber;
elseif s==,1;
ph',1(=0;
else
ph's(=''*sumber1bb(1sinh''s*1(1u/'s&rt'D/ea(((/''s*1(1u1ea1sinh'bb/'s&rt'D/ea(((((
'sumber/ea(;
end
end
ph
plot'y-31-2*2-y-ph-2**2(
3asil listing program diatas pada 20 mesh adalah sebagai berikut ;
3asil listing program diatas pada 40 mesh adalah sebagai berikut ;
3asil listing program diatas pada +0 mesh adalah sebagai berikut ;
)erdasarkan analitik perhitungan secara numerik ternata ang paling mendekati dengan
perhitungan analitik adalah numerik dengan program .@A1@) +0 mesh. Selain itu semakin
mendekati jarak ekstrapolasi maka semakin kecil #luksna. )erdasarkan gra#ik antara 20 mesh,
40 mesh, dan +0 mesh terlihat +0 mesh lebih mulus daripada 20 mesh dan 40 mesh.
#A# III
!ENUTU!
)erdasarkan analitik perhitungan secara numerik ternata ang paling mendekati dengan
perhitungan analitik adalah numerik dengan program .@A1@) +0 mesh. Selain itu Semakin
mendekati jarak ekstrapolasi maka semakin kecil #luksna. .aka untuk memilih agar solusi
mendekati analitik pilih program dengan +0 mesh.
DAFTAR !USTAKA
http;**seilendrapramudita.wordpress.com

Vous aimerez peut-être aussi