Vous êtes sur la page 1sur 5

LEMBAR KERJA MAHASISWA

(LKM 2. Pertemuan ke 12)



Mata Kuliah : Elektronika Dasar II
Semester/Kelas : IV/A
Materi Pokok : Multivibrator Monostabil (MM)
Tujuan:
1. Menuliskan logika keluaran masing-masing gerbang pada rangkaian Multivibrator
Monostabil
2. Menjelaskan logika keluaran dari rangkaian Multivibrator Monostabil
3. Mendesain diagram keluaran masing-masing gerbang pada rangkaian Multivibrator
Monostabil
4. Mendesain diagram keluaran dari rangakaian Mutivibrator Monostabil

Uraian Materi
Multivibrator
Multivibrator sebenarnya merupakan rangkaian elektronik yang menghasilkan gelombang
kotak, atau gelombang laen yang bukan sinusoida seperti gelombang segi empat dan gelombang
gigi gergaji. Namun multivibrator diturunkan dari kenyataan bahwa gelombang kotak terdiri dari
sejumlah besar gelombang sinusoida dengan frekuensi yang berbeda-beda (berdasarkan deret
fourier)
Selain flip-flop dan monostabil, ada jenis multivibrator laen yang dipelajari yaitu
multivibrator astabil dan picu Schmitt. Keduanya sering berperan sebagai osilator yang
menghasilkan fulsa kotak (squeare). Pulsa kotak yang stabil dengan frekuensi tertentu dalam
elektronika digital lebih dikenal sebagai detak (clock). Detak ini penting, bahkan sangat penting,
dalam operasi suatu piranti elektronik digital seperti komputer dan kalkulator.
Multivibrator Monostabil
Sesuai dengan namanya, rangkaian multivibrator monostabil mempunyai keadaan dengan
satu keadaan stabil (mantap). Rankaian tersebut tetap dalam keadaan stabilnya sampai ada
pemicu. Sekali dipicu, keluarannya berubah dari keadaan stabilnya tadi ke keadaan tak stabil
(keadaan baru). Keadaan tak stabil itu bertahan selama waktu tertentu dan stelah itu dengan
sendirinya kembali ke keadaan stabilnya lagi. Ternyata monostabil merupakan rangkaian yang
penting, bahkan sangat penting, untuk membangkitkan pilsa yang dapat diatur polaritas dan
lebarnya pada amplitudo tetap. Sebutan lain untuk monostabil adalah eka-mantap, one-shot, atau
monoflop. Monostabil dapat dibuat dengan berbagai cara, namun pada kesempatan ini kita akan
membahas monostabil yang menggunakan gerbang logika NAND yang dilengkapi dengan resistor
dan kapasitor sebagai komponen pewaktunya. Ada 2 jenis monostabil, yaitu monostabil terpicu
positif dan monostabil terpicu negatif. Perhatikan Gambar 1. Berikut.!








Gambar 1. MM terpicu positif
Anggaplah mula mula masukan pemicu T = 0, keluaran Q = 1, dan keluaran Q = 0.
Perhatikan keluaran dari NAND-2 dalam keadaan 1 sehingga K = 1. Pada saat masukan T
berubah dari 0 ke 1 (terpicu positif) tentu saja kedua masukan NAND-1 ada pada keadaan 1,
sehinggi Q berubah dari 1 ke 0. Tetapi begitu T berubah dari 0 ke 1, maka keluaran dari NAND-2
juga berubah menjadi 0. Muatan pada kapasitor C yang mula mula memberikan K = 1 sedikit demi
sedikit dilucuti (dikosongkan) melalui resistor R sehingga tegangan pada K turun menjadi 0.
Perubahan K dari 1 ke 0 ini akan melewati tegangan ambang yang akan menyebabkan K
dianggap 0. Pada saat ini keluaran NAND-1, yaitu Q akan kembali ke keadaan 1 lagi (keadaan
sebelum dpicu). Lama pulsa t (keadaan tak stabil) di Q tersebut tergantung pada resistensi R dan
kapasitansi C yang terpasang. Secara umum berlaku:
t = R.C
Karena NAND-3 berperan sebagai NOT, maka antara Q dan Q saling komplemen, artinya
jika Q = 1 maka Q = 0, dan sebaliknyajika Q = 0 maka Q = 1. Kelemahan dari monostabil terpicu
positif adalah adanya syarat agar pulsa pemicu di T harus lebih lama dari pada pulsa keluaran di
Q. Hal ini diakibatkan oleh adanya hubungan langsung T dengan salah satu masukan NAND-1
yang menyebabkan jika T = 0 maka Q = 1. Sehingga jika T berubah ke 0 lagi sebelum pemicu T
mencapai tegangan ambang maka lebar pulsa keluaran Q tidak sama dengan R.C dan tentu saja
harga t (lama tak stabil) pasti kurang dari pada R.C. Jenis lain dari monostabil adalah yang terpicu
negatif (dipicu dari 1 ke 0). Cara menyusunnya antara lain dengan menambahkan NAND-4 seperti
gambar 2. Berikut:






Gambar 2. MM terpicu negatif
Mula mula T=1 dan Q=1, keadaan ini adalah stabil. Jika T berubah dari 1 ke 0 maka
keluaran NAND-4 dalam keadaan 1 (A=1). Karena masukan NAND-1 keduanya dalam keadaan 1
maka Q=0. Selanjutnya, tegangan di titik B semakin lama semakin turun akibat lucutan muatan
pada C melalui R. Sehingga pada saat melewati tegangan ambang membuat Q=1 kembali
semula. Dengan demikian keluaran Q tidak bergantung pada perubahan masukan T dari 0 ke 1,
oleh karenanya benar-benar berlaku bahwa lama keadaan tak stabilnya adalah t = RC. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan bentuk pulsa monostabil terpicu positif dan terpicu negatif pada gambar 3
berikut:

(a) (b)
Gambar 3a. Pulsa keluaran pada MM terpicu positif
3b. Pulsa keluaran pada MM terpicu negatif
Masih banyak cara untuk menyusun monostabil dari gerbang logika lain seperti NOT
ataupun NOR, bahkan menggunakan NAND dengan konfigurasi yang berbeda beda. Contoh
berikutnya adalah monostabil digital yang tersusun dari gerbang logika NOR, dan salah satu
konfigurasinya dapat diperhatikan pada gambar 4. Berikut:







Gambar 4. MM dengan gerbang NOR
Keadaan stabil dari monostabil pada gambar 4 adalah Q=0 dan A=0. Selanjutnya, cobalah
untuk menjelaskan cara kerja rangkaian tersebut dengan memberikan pemicu singkat dengan
transisi dari 0 ke 1 (pemicu positif).
Kegiatan 1
Perhatikan gambar 2. di atas !
Dengan memperhatikan gambar 2. Di atas maka bagian-bagian dari rangkaian tersebut adalah






Bagian 1. Bagian 2. Bagian 3, Bagian 4.

Kegiatan 2.
Dari hasil kegiatan 1 lengkapi logika keluaran (tabel kebenaran) dari gambar tersebut!
Bagian 1.
Masukan
(T)
Keluaran
(A)
1 0 1
0 0 1

Bagian 2.
Masukan
(A)
Keluaran
(B)



Bagian 3.
Masukan
(B)
Keluaran
(Q)





Bagian 4.
Masukan
(Q)
Keluaran
(Q)





Kegiatan 3
Dari hasil kegiatan 2 lengkapi diagram (pulsa) keluarannya
Bagian 1. Diagram (pulsa) keluaranya adalah



Bagian 2. Diagram (pulsa) keluaranya adalah



Bagian 3. Diagram (pulsa) keluaranya adalah



Bagian 4. Diagram (pulsa) keluaranya adalah



Kegiatan 4.
Diagram keluaran rangkaian akan menjadi gabungan dari diagram bagian1, 2 dan 3.
Maka dari hasil kegiatan 3 desainlah diagram keluaran rangkaiannya.



Dari hasil kegiatan 3 dan 4 tuliskan cara kerja (prinsif kerja) rangkaian MM di atas.

Vous aimerez peut-être aussi