Mata Kuliah : Elektronika Dasar II Semester/Kelas : IV/A Materi Pokok : Multivibrator Monostabil (MM) Tujuan: 1. Menuliskan logika keluaran masing-masing gerbang pada rangkaian Multivibrator Monostabil 2. Menjelaskan logika keluaran dari rangkaian Multivibrator Monostabil 3. Mendesain diagram keluaran masing-masing gerbang pada rangkaian Multivibrator Monostabil 4. Mendesain diagram keluaran dari rangakaian Mutivibrator Monostabil
Uraian Materi Multivibrator Multivibrator sebenarnya merupakan rangkaian elektronik yang menghasilkan gelombang kotak, atau gelombang laen yang bukan sinusoida seperti gelombang segi empat dan gelombang gigi gergaji. Namun multivibrator diturunkan dari kenyataan bahwa gelombang kotak terdiri dari sejumlah besar gelombang sinusoida dengan frekuensi yang berbeda-beda (berdasarkan deret fourier) Selain flip-flop dan monostabil, ada jenis multivibrator laen yang dipelajari yaitu multivibrator astabil dan picu Schmitt. Keduanya sering berperan sebagai osilator yang menghasilkan fulsa kotak (squeare). Pulsa kotak yang stabil dengan frekuensi tertentu dalam elektronika digital lebih dikenal sebagai detak (clock). Detak ini penting, bahkan sangat penting, dalam operasi suatu piranti elektronik digital seperti komputer dan kalkulator. Multivibrator Monostabil Sesuai dengan namanya, rangkaian multivibrator monostabil mempunyai keadaan dengan satu keadaan stabil (mantap). Rankaian tersebut tetap dalam keadaan stabilnya sampai ada pemicu. Sekali dipicu, keluarannya berubah dari keadaan stabilnya tadi ke keadaan tak stabil (keadaan baru). Keadaan tak stabil itu bertahan selama waktu tertentu dan stelah itu dengan sendirinya kembali ke keadaan stabilnya lagi. Ternyata monostabil merupakan rangkaian yang penting, bahkan sangat penting, untuk membangkitkan pilsa yang dapat diatur polaritas dan lebarnya pada amplitudo tetap. Sebutan lain untuk monostabil adalah eka-mantap, one-shot, atau monoflop. Monostabil dapat dibuat dengan berbagai cara, namun pada kesempatan ini kita akan membahas monostabil yang menggunakan gerbang logika NAND yang dilengkapi dengan resistor dan kapasitor sebagai komponen pewaktunya. Ada 2 jenis monostabil, yaitu monostabil terpicu positif dan monostabil terpicu negatif. Perhatikan Gambar 1. Berikut.!
Gambar 1. MM terpicu positif Anggaplah mula mula masukan pemicu T = 0, keluaran Q = 1, dan keluaran Q = 0. Perhatikan keluaran dari NAND-2 dalam keadaan 1 sehingga K = 1. Pada saat masukan T berubah dari 0 ke 1 (terpicu positif) tentu saja kedua masukan NAND-1 ada pada keadaan 1, sehinggi Q berubah dari 1 ke 0. Tetapi begitu T berubah dari 0 ke 1, maka keluaran dari NAND-2 juga berubah menjadi 0. Muatan pada kapasitor C yang mula mula memberikan K = 1 sedikit demi sedikit dilucuti (dikosongkan) melalui resistor R sehingga tegangan pada K turun menjadi 0. Perubahan K dari 1 ke 0 ini akan melewati tegangan ambang yang akan menyebabkan K dianggap 0. Pada saat ini keluaran NAND-1, yaitu Q akan kembali ke keadaan 1 lagi (keadaan sebelum dpicu). Lama pulsa t (keadaan tak stabil) di Q tersebut tergantung pada resistensi R dan kapasitansi C yang terpasang. Secara umum berlaku: t = R.C Karena NAND-3 berperan sebagai NOT, maka antara Q dan Q saling komplemen, artinya jika Q = 1 maka Q = 0, dan sebaliknyajika Q = 0 maka Q = 1. Kelemahan dari monostabil terpicu positif adalah adanya syarat agar pulsa pemicu di T harus lebih lama dari pada pulsa keluaran di Q. Hal ini diakibatkan oleh adanya hubungan langsung T dengan salah satu masukan NAND-1 yang menyebabkan jika T = 0 maka Q = 1. Sehingga jika T berubah ke 0 lagi sebelum pemicu T mencapai tegangan ambang maka lebar pulsa keluaran Q tidak sama dengan R.C dan tentu saja harga t (lama tak stabil) pasti kurang dari pada R.C. Jenis lain dari monostabil adalah yang terpicu negatif (dipicu dari 1 ke 0). Cara menyusunnya antara lain dengan menambahkan NAND-4 seperti gambar 2. Berikut:
Gambar 2. MM terpicu negatif Mula mula T=1 dan Q=1, keadaan ini adalah stabil. Jika T berubah dari 1 ke 0 maka keluaran NAND-4 dalam keadaan 1 (A=1). Karena masukan NAND-1 keduanya dalam keadaan 1 maka Q=0. Selanjutnya, tegangan di titik B semakin lama semakin turun akibat lucutan muatan pada C melalui R. Sehingga pada saat melewati tegangan ambang membuat Q=1 kembali semula. Dengan demikian keluaran Q tidak bergantung pada perubahan masukan T dari 0 ke 1, oleh karenanya benar-benar berlaku bahwa lama keadaan tak stabilnya adalah t = RC. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bentuk pulsa monostabil terpicu positif dan terpicu negatif pada gambar 3 berikut:
(a) (b) Gambar 3a. Pulsa keluaran pada MM terpicu positif 3b. Pulsa keluaran pada MM terpicu negatif Masih banyak cara untuk menyusun monostabil dari gerbang logika lain seperti NOT ataupun NOR, bahkan menggunakan NAND dengan konfigurasi yang berbeda beda. Contoh berikutnya adalah monostabil digital yang tersusun dari gerbang logika NOR, dan salah satu konfigurasinya dapat diperhatikan pada gambar 4. Berikut:
Gambar 4. MM dengan gerbang NOR Keadaan stabil dari monostabil pada gambar 4 adalah Q=0 dan A=0. Selanjutnya, cobalah untuk menjelaskan cara kerja rangkaian tersebut dengan memberikan pemicu singkat dengan transisi dari 0 ke 1 (pemicu positif). Kegiatan 1 Perhatikan gambar 2. di atas ! Dengan memperhatikan gambar 2. Di atas maka bagian-bagian dari rangkaian tersebut adalah
Bagian 1. Bagian 2. Bagian 3, Bagian 4.
Kegiatan 2. Dari hasil kegiatan 1 lengkapi logika keluaran (tabel kebenaran) dari gambar tersebut! Bagian 1. Masukan (T) Keluaran (A) 1 0 1 0 0 1
Bagian 2. Masukan (A) Keluaran (B)
Bagian 3. Masukan (B) Keluaran (Q)
Bagian 4. Masukan (Q) Keluaran (Q)
Kegiatan 3 Dari hasil kegiatan 2 lengkapi diagram (pulsa) keluarannya Bagian 1. Diagram (pulsa) keluaranya adalah
Bagian 2. Diagram (pulsa) keluaranya adalah
Bagian 3. Diagram (pulsa) keluaranya adalah
Bagian 4. Diagram (pulsa) keluaranya adalah
Kegiatan 4. Diagram keluaran rangkaian akan menjadi gabungan dari diagram bagian1, 2 dan 3. Maka dari hasil kegiatan 3 desainlah diagram keluaran rangkaiannya.
Dari hasil kegiatan 3 dan 4 tuliskan cara kerja (prinsif kerja) rangkaian MM di atas.