Vous êtes sur la page 1sur 17

Askep Abortus

Pengertian
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum
mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&ones! 2002".
#erdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal ini adalah abortus yaitu
abortus spontan! abortus buatan! dan terapeutik. Abortus spontan terjadi karena kualitas sel
telur dan sel sperma yang kurang baik untuk berkembang menjadi sebuah janin. Abortus
buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 2$
minggu.%engguguran kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik
(%rawirohardjo! &! 2002". 'enariknya pembahasan tentang abortus dikarenakan pemahaman
di kalangan masyarakat masih merupakan suatu tindakan yang masih dipandang sebelah
mata. (leh karena itu! pandangan yang ada di dalam masyarakat tidak boleh sama dengan
pandangan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan! dalam hal ini adalah perawat setelah
membaca pokok bahasan ini.
Angka kejadian abortus diperkirakan )rekuensi dari abortus spontan berkisar *0+*5,.
-rekuensi ini dapat mencapai angka 50, jika diperhitungkan banyak wanita mengalami
kehamilan dengan usia sangat dini! terlambatnya menarche selama beberapa hari! sehingga
seorang wanita tidak mengetahui kehamilannya. Di .ndonesia! diperkirakan ada 5 juta
kehamilan per+tahun! dengan demikian setiap tahun terdapat 500.000+/50.000 janin yang
mengalami abortus spontan.
Abortus terjadi pada usisa kehamilan kurang dari $ minggu! janin dikeluarkan seluruhnya
karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. %ada kehamilan $0*1
minggu villi koriales menembus desidua secara mendalam! plasenta tidak dilepaskan
sempurna sehingga banyak perdarahan. %ada kehamilan diatas *1 minggu! setelah ketubah
pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong dan
kemudian plasenta (%rawirohardjo! &! 2002".
%eran perawat dalam penanganan abortus dan mencegah terjadinya abortus adalah dengan
memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Asuhan keperawatan yang tepat untuk klien
harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi serius yang dapat terjadi seiring
dengan kejadian abortus.
Klasifkasi
1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
2aitu3
Abortus imminens 3 %eristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu! dimana hasil konsepsi masih dalam uterus! dan tanpa adanya
dilatasi serviks.
Abortus insipiens 3 %eristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat! tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus.
Abortus inkompletus 3 %engeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Abortus kompletus 3 &emua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
2aitu3
'enghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. %ada umumnya
dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum
mencapai umur 2$ minggu! atau berat badanbayi belum *000 gram! walaupun
terdapat kasus bahwa bayi dibawah *000 gram dapat terus hidup.
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu 3
*. 4elainan pertumbuhan hasil konsepsi! biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia $ minggu. -aktor yang menyebabkan kelainan ini adalah 3
a. 4elainan kromosom! terutama trimosoma dan monosoma 5
b. 6ingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. %engaruh teratogen akibat radiasi! virus! obat+obatan temabakau dan alcohol
2. 4elainan pada plasenta! misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
7. -aktor maternal seperti pneumonia! typus! anemia berat! keracunan dan toksoplasmosis.
1. 4elainan traktus genetalia! seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua"!
retroversi uteri! mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
%enyebab dari segi 'aternal
%enyebab secara umum3
.n)eksi akut
*. virus! misalnya cacar! rubella! hepatitis.
2. .n)eksi bakteri! misalnya streptokokus.
7. %arasit! misalnya malaria.
.n)eksi kronis
*. &i)ilis! biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
2. #uberkulosis paru akti).
7. 4eracunan! misalnya keracunan tembaga! timah! air raksa! dll.
1. %enyakit kronis! misalnya 3
*. hipertensi
2. nephritis
7. diabetes
1. anemia berat
5. penyakit jantung
8. to9emia gravidarum
5. :angguan )isiologis! misalnya &yok! ketakutan! dll.
8. #rauma )isik.
%enyebab yang bersi)at lokal3
*. -ibroid! inkompetensia serviks.
2. ;adang pelvis kronis! endometrtis.
7. ;etroversi kronis.
1. <ubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil! sehingga menyebabkan
hiperemia dan abortus
%enyebab dari segi anin
4ematian janin akibat kelainan bawaan.
'ola hidatidosa.
%enyakit plasenta dan desidua! misalnya in)lamasi dan degenerasi.
Patofisiologi
%ada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis! diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
4emudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
%ada kehamilan kurang dari $ minggu! villi korialis belum menembus desidua secara dalam
jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. %ada kehamilan $ sampai *1 minggu!
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak perdarahan. %ada kehamilan lebih dari *1 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu
daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau
benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum"!janin lahir mati! janin masih hidup!
mola kruenta! )etus kompresus! maserasi atau )etus papiraseus.
Manifestasi Klinis
*. #erlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. %ada pemeriksaan )isik 3 keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun! tekanan
darah normal atau menurun! denyut nadi normal atau cepat dan kecil! suhu badan
normal atau meningkat
7. %erdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
1. ;asa mulas atau kram perut! didaerah atas sim)isis! sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus
5. %emeriksaan ginekologi 3
a. .nspeksi =ulva 3 perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi!
tercium bau busuk dari vulva
b..nspekulo 3 perdarahan dari cavum uteri! osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup! ada atau tidak jaringan keluar dari ostium! ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
c. >olok vagina 3 porsio masih terbuka atau sudah tertutup! teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri! besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan! tidak nyeri saat porsio digoyang! tidak nyeri pada perabaan
adneksa! cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Komplikasi
*. %erdarahan! per)orasi! syok dan in)eksi
2. %ada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah
Pemeriksaan Penunjang
*. #es 4ehamilan
%ositi) bila janin masih hidup! bahkan 2+7 minggu setelah abortus
2. %emeriksaaan Doppler atau ?&: untuk menentukan apakah janin masih hidup
7. %emeriksaan kadar )ibrinogen darah pada missed abortion
iagnosa !anding
4ehamilan etopik terganggu! mola hidatidosa! kemamilan dengan kelainan serviks. Abortion
imiteins perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi yang biasanya sedikit! berwarna
merah! cepat terhenti! dan tidak disertai mules+mules.
Penatalaksanaan
Abortus dapat dibagi dalam 2 golongan! yaitu 3
Abortus spontaneus
2aitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului )aktor+)aktor mekanis atau medisinalis!
tetapi karena )aktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi 3
*. Abortus .mminens
Abortus .mminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu! dimana hasil konsepsi masih dalam uterus! dan
tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila
terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. 2ang pertama
kali muncul biasanya adalah perdarahan! dari beberapa jam sampai beberapa
hari kemudian terjadi nyeri kram perut. @yeri abortus mungkin terasa di
anterior dan jelas bersi)at ritmis! nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah
yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul! atau rasa tidak nyaman
atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. 4adang+kadang terjadi
perdarahan ringan selama beberapa minggu. Dalam hal ini perlu diputuskan
apakah kehamilan dapat dilanjutkan.
&onogra)i vagina!pemeriksaan kuantitati) serial kadar gonadotropin korionik
(h>:" serum! dan kadar progesteron serum! yang diperiksa tersendiri atau
dalam berbagai kombinasi! untuk memastikan apakah terdapat janin hidup
intrauterus. Dapat juga digunakan tekhnik pencitraan colour and pulsed
Doppler )low per vaginam dalam mengidenti)ikasi gestasi intrauterus hidup.
&etelah konseptus meninggal! uterus harus dikosongkan. &emua jaringan yang
keluar harus diperiksa untuk menentukan apakah abortusnya telah lengkap.
4ecuali apabila janin dan plasenta dapat didenti)ikasi secara pasti! mungkin
diperlukan kuretase. ?lhasonogra)i abdomen atau probe vagina Dapat
membantu dalam proses pengambilan keputusan ini. Apabila di dalam rongga
uterus terdapat jaringan dalam jumlah signi)ikan! maka dianjurkan dilakukan
kuretase.
%enanganan abortus imminens meliputi 3
.stirahat baring. #idur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan! karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah
ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
#erapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai Aat
progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Balaupun
bukti e)ektivitasnya tidak diketahui secara pasti.
%emeriksaan ultrasonogra)i untuk menentukan apakaCr janin masih
hidup.
2. Abortus .nsipiens
Abortus .nsipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering
dan kual perdarahan bertambah. %engeluaran hasil konsepsi dapat
dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum! disusul dengan
kerokan.
%enanganan Abortus .nsipiens meliputi 3
*" ika usia kehamilan kurang *8 minggu! lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. ika evaluasi tidak dapat! segera lakukan3
Derikan ergome)iin 0!2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah
*5 menit bila perlu" atau misoprostol 100 mcg per oral (dapat
diulang sesudah 1 jam bila perlu".
&egera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus.
2" ika usia kehamilan lebih *8 minggu 3
#unggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa+sisa
hasil konsepsi.
ika perlu! lakukan in)us 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan
intravena (garam )isiologik atau larutan ringer laktat dengan
kecepatan 10 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil
konsepsi.
7" %astikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
7. Abortus lnkompletus
Abortus .nkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian" tertahan di uterus! cepat atau
lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkompletus. %ada abortus yang lebih lanjut! perdarahan kadang+kadang
sedemikian masi) sehingga menyebabkan hipovolemia berat.
%enanganan abortus inkomplit 3
*" ika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang *8
minggu! evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui
serviks. ika perdarahan berhenti! beri ergometrin 0!2 mg
intramuskulera taum iso prostol1 00 mcg per oral.
2" ika perdarahanb anyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan
kurang *8 minggu! evaluasi hasil konsepsi dengan 3
Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang
terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya
dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
ika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin
0!2 mg intramuskuler (diulang setelah *5 menit bila perlu"
atau misoprostol 100 mcg peroral (dapat diulang setelah 1 jam
bila perlu".
7" ika kehamilan lebih dari *8 minggu3
Derikan in)us oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena
(garam )isiologik atau ringer laktat" dengan k ecepatan 10
tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
ika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 1
jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal $00
mcg"
Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
1" %astikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
1. Abortus 4ompletus
%ada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. %ada
penderita ditemukan perdarahan sedikit! ostium uteri telah menutup! dan
uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil
konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar
dengan lengkap.
%enderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus!
hanya apabila penderita anemia perlu diberikan tablet sul)as )errosus 800 mg
perhari atau jika anemia berat maka perlu diberikan trans)usi darah.
5. Abortus &ervikalis
%ada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh
ostium uteri eksternum yang tidak membuka! sehingga semuanya terkumpul
dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar! kurang lebih bundar!
dengan dinding menipis. %adap emeriksaand itemukan serviks membesar dan
di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. #erapi terdiri atas dilatasi
serviks dengan busi <egar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi
dari kanalis servikalis.
". 'issed Abortion
'issed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu! tetapi
janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama $ minggu atau lebih.
Etiologi missed abortion tidak diketahui! tetapi diduga pengaruh hormone
progesterone. %emakaian <ormone progesterone pada abortus imminens
mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.
iagnosis
'issed abortion biasanya didahului oleh tanda+tanda abortus imminens yang
kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan. :ejala
subyekti) kehamilan menghilang! mamma agak mengendor lagi! uterus tidak
membesar lagi malah mengecil! tes kehamilan menjadi negati). Dengan
ultrasonogra)i dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besamya
sesuai dengan usia kehamilan. %erlu diketahui pula bahwa missed abortion
kadang+kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena
hipo)ibrinogenemia! sehingga pemeriksaan ke arah ini perlu dilakukan.
Penanganan
&etelah diagnosis missed abortion dibuat! timbul pertanyaan apakah hasil
konsepsi perlu segera dikeluarkan. #indakan pengeluaran itu tergantung dari
berbagai )aktor! seperti apakah kadar )ibrinogen dalam darah sudatr mulai
turun. <ipo)ibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari .
bulan tidak dikeluarkan. &elain itu )aktor mental penderita perlu diperhatikan
karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah! mengetahui ia
mengandung janin yang telah mati! dan ingin supaya janin secepatnya
dikeluarkan.
/. Abortus <abitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 7 kali atau lebih
berturut turut. %ada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil! tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 2$ minggu.
K#$%EP A%&'A$ KEPE()A*A$
%roses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk
menganalisa masalah pasien secara sistematis! menentukan cara pemecahannya! melakukan
tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
%roses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan!
merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien
untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. #indakan keperawatan
tersebut dilaksanakan secara berurutan! terus menerus! saling berkaitan dan dinamis.
Pengkajian
%engkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal+hal yang perlu dikaji adalah 3
!iodata 3 mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi F nama! umur!
agama! suku bangsa! pendidikan! pekerjaan! status perkawinan! perkawinan ke+ !
lamanya perkawinan dan alamat
Kelu+an utama 3 4aji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
(i,ayat kese+atan ! yang terdiri atas 3
*" ;iwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
;umah &akit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di
luar siklus haid! pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2" ;iwayat kesehatan masa lalu
(i,ayat pembeda+an 3 4aji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien!
jenis pembedahan ! kapan ! oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
(i,ayat penyakit yang perna+ dialami 3 4aji adanya penyakit yang pernah
dialami oleh klien misalnya D' ! jantung ! hipertensi ! masalah ginekologiGurinary
! penyakit endokrin ! dan penyakit+penyakit lainnya.
(i,ayat kese+atan keluarga 3 2ang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidenti)ikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
(i,ayat kese+atan reproduksi 3 4aji tentang mennorhoe! siklus menstruasi!
lamanya! banyaknya! si)at darah! bau! warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi! gejala serta keluahan yang menyertainya
(i,ayat ke+amilan - persalinan dan nifas 3 4aji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini! bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
(i,ayat seksual 3 4aji mengenai aktivitas seksual klien! jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
(i,ayat pemakaian obat 3 4aji riwayat pemakaian obat+obatankontrasepsi oral!
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
Pola aktivitas se+ari.+ari 3 4aji mengenai nutrisi! cairan dan elektrolit! eliminasi
(DAD dan DA4"! istirahat tidur! hygiene! ketergantungan! baik sebelum dan saat
sakit.
%emeriksaan )isik! meliputi 3
/nspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain :
mengobservasi kulit terhadap warna! perubahan warna! laserasi! lesi terhadap drainase!
pola perna)asan terhadap kedalaman dan kesimetrisan! bahasa tubuh! pergerakan dan
postur! penggunaan ekstremitas! adanya keterbatasan )i)ik! dan seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan 3 merasakan suatu pembengkakan! mencatat suhu! derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan 3 menentukan karakter nadi! mengevaluasi edema! memperhatikan posisi
janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam 3 menentukan teganganGtonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh
tertentu untuk memastikan in)ormasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari 3 ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan ! massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi 3 ketuk lutut dan amati ada tidaknya re)leksGgerakan
pada kaki bawah! memeriksa re)leks kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan
menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. 'endengar 3
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah! dada untuk bunyi jantungGparu
abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.
(ohnson & #aylor! 2005 3 7H"
%emeriksaan laboratorium 3
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang 3 rontgen! ?&:! biopsi! pap smear.
4eluarga berencana 3 4aji mengenai pengetahuan klien tentang 4D! apakah klien
setuju! apakah klien menggunakan kontrasepsi! dan menggunakan 4D jenis apa.
Data lain-lain :
4aji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di
;&.Data psikososial.
4aji orang terdekat dengan klien! bagaimana pola komunikasi dalam keluarga! hal
yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
&tatus sosio+ekonomi 3 4aji masalah )inansial klien
Data spiritual 3 4aji tentang keyakinan klien terhadap #uhan 2'E! dan kegiatan
keagamaan yang biasa dilakukan.
iagnosa Keper,atan
*. Devisit =olume >airan s.d perdarahan
2. :angguan Aktivitas s.d kelemahan! penurunan sirkulasi
7. :angguan rasa nyaman3 @yeri s.d kerusakan jaringan intrauteri
1. ;esiko tinggi .n)eksi s.d perdarahan! kondisi vulva lembab
5. >emas s.d kurang pengetahuan
/ntervensi Keper,atan
*. Devisit =olume >airan s.d %erdarahan
#ujuan 3
#idak terjadi devisit volume cairan! seimbang antara intake dan output baik jumlah
maupun kualitas.
.ntervensi 3
*" 4aji kondisi status hemodinamika
Rasional 3 %engeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik
bervariasi
2" ?kur pengeluaran harian
Rasional 3 umlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang pervaginal
7" Derikan sejumlah cairan pengganti harian
Rasional 3 #ran)usi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massi)
1" Evaluasi status hemodinamika
Rasional 3 %enilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan )isik
2. :angguan Aktivitas s.d kelemahan! penurunan sirkulasi
#ujuan 3
4llien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
.ntervensi 3
*" 4aji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
Rasional 3 'ungkin klien tidak mengalami perubahan berarti! tetapi perdarahan masi) perlu
diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
2" 4aji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterusGkandungan
Rasional 3 Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
7" Dantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari+hari
Rasional 3 'engistiratkan klilen secara optimal
1" Dantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuanGkondisi klien
Rasional 3 'engoptimalkan kondisi klien! pada abortus imminens! istirahat mutlak sangat
diperlukan
5" Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
Rsional 3 'enilai kondisi umum klien
7. :angguan rasa nyaman 3 @yeri s.d 4erusakan jaringan intrauteri
#ujuan 3
4lien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
.ntervensi 3
*" 4aji kondisi nyeri yang dialami klien
Rasional 3 %engukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
2" #erangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
Rasional 3 'eningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
7" 4olaborasi pemberian analgetika
Rasional 3 'engurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika
oral maupun sistemik dalam spectrum luasGspesi)ik
1. ;esiko tinggi .n)eksi s.d perdarahan! kondisi vulva lembab
#ujuan 3
#idak terjadi in)eksi selama perawatan perdarahan
.ntervensi 3
*" 4aji kondisi keluaranGdischart yang keluar F jumlah! warna! dan bau
Rasional 3 %erubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya
warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda in)eksi
2" #erangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
Rasional 3 .n)eksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
7" 6akukan pemeriksaan biakan pada dischart
Rasional 3 Derbagai kuman dapat teridenti)ikasi melalui dischart
1" 6akukan perawatan vulva
Rasional 3 .nkubasi kuman pada area genital yang relati) cepat dapat menyebabkan in)eksi.
5" #erangkan pada klien cara mengidenti)ikasi tanda inveksi
Rasional 3 Derbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesi)ik in)eksiF demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala in)eksi
8" Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama seFama masa perdarahan
Rasional 3 %engertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibuF senggama
dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus
meningkatkan resiko in)eksi pada pasangan.
5. >emas s.d kurang pengetahuan
#ujuan 3
#idak terjadi kecemasan! pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
.ntervensi 3
*" 4aji tingkat pengetahuanGpersepsi klien dan keluarga terhadap penyakit
Rasional 3 4etidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
2" 4aji derajat kecemasan yang dialami klien
Rasional 3 4ecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objekti) klien
tentang penyakit
7" Dantu klien mengidenti)ikasi penyebab kecemasan
Rasional 3 %elibatan klien secara akti) dalam tindakan keperawatan merupakan support yang
mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
1" Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
Rasional 3 %eningkatan nilai objekti) terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan
5" #erangkan hal+hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
Rasional 3 4onseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan
pengetahuan dan membangun support system keluargaF untuk mengurangi kecemasan klien
dan keluarga.
A0*A( P&%*AKA
>arpenito! 6ynda! (200*"! Duku &aku Diagnosa 4eperawatan! %enerbit Duku 4edokteran
E:>! akarta
<amilton! >. 'ary! *HH5! Dasar+dasar 4eperawatan 'aternitas! edisi 8! E:>! akarta
'ansjoer! Ari)! dkk. 200*. 4apita &elekta 4edokteran! ilid .. 'edia Aesculapius. akarta

Vous aimerez peut-être aussi