Vous êtes sur la page 1sur 105

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

LAPORAN KEUANGAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2005
DI
UNGARAN

PERWAKILAN BPK-RI
DI YOGYAKARTA

Nomor : 74/R/XIV.Yk/06/2006
Tanggal : 27 Juni 2006
DAFTAR ISI

Halaman
BAGIAN PERTAMA
Laporan Auditor Independen …………………………………………………………………. 1
Laporan Keuangan Yang Diberi Opini oleh BPK …………………………………………… 4
A. Neraca………………………………………………………………………………………… 4
B. Laporan Realisasi Anggaran………………………………………………………………….. 5
C. Laporan Aliran Kas…………………………………………………………………………… 7
D. Catatan atas Laporan Keuangan………………………………………………………………. 9
1. Kebijakan Akuntansi ……………………………………………………………………… 9
2. Penjelasan Pos-Pos Neraca………………………………………………………………... 12
3. Penjelasan Laporan Realisasi Anggaran ………………………………………………….. 21

BAGIAN KEDUA
BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN ……………………………………. …... 26
A. Gambaran Umum ………………………………………………………………….
1. Dasar Hukum Pemeriksaan …………………………………………................ 26
2. Tujuan Pemeriksaan ……………………………………………………............. 26
3. Lingkup Pemeriksaan ………………………………………………….............. 26
4. Standar Pemeriksaan ……………………………………………................ 27
5. Batasan dan Kendala Pemeriksaan ……………… ……………….................... 27
B. Laporan Keuangan yang diperiksa BPK …………………………………..……… 28
BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN ……………………………………………………... 33
A. Penelaahan atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan
Laporan Keuangan Kabupaten Semarang................................................................ 33
B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten
Semarang................................................................................................................... 36
C. Catatan Pemeriksaan …………………………………………………………........ 54
1. Catatan Pemeriksaan yang mempengaruhi kewajaran Laporan Keuangan …... 54
a. Pembebanan pengeluaran sebesar Rp415.698.500,00 pada Pos Belanja
Tidak Tersangka tidak sesuai ketentuan....................................................... 54
b. Penganggaran Belanja Modal atas Rehabilitasi MI dan SDLB Swasta
pada Dinas Pendidikan tidak tepat................................................................ 57
c. Penganggaran dan Realisasi kepada BPS melalui Belanja Bagi Hasil dan
Bantuan Keuangan tidak tepat...................................................................... 60
d. Biaya Bahan Bakar Minyak Kendaraan Dinas tidak dilengkapi dengan
bukti yang lengkap dan sah…....................................................................... 62
2. Catatan Pemeriksaan yang tidak mempengaruhi kewajaran Laporan
Keuangan……………………………………………………………………… 64
a. Pelaksanaan perjalanan dinas tidak sesuai ketentuan dan membebani
keuangan daerah sebesar Rp97.931.000,00.................................................. 64
b. Pembebanan Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar
Rp829.600.000,00 pada SMP dan SMA Negeri tidak tepat......................... 70
c. Realisasi Belanja Operasi dan Pemeliharaan berupa aspal tidak tepat… 73
d. Pengeluaran uang saku untuk anggota Pansus DPRD sebesar
Rp69.989.000,00 tidak sesuai ketentuan...................................................... 75
e. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai bestek/kontrak berpotensi merugikan
keuangan daerah sebesar Rp290.692.464,43............................................... 78
f. Pelaksanaan kewenangan di bidang pertanahan tidak sesuai ketentuan....... 82

LAMPIRAN
I. Neraca (dalam bentuk worksheet)
II. Laporan Realisasi Anggaran (dalam bentuk worksheet)
III. Laporan Aliran Kas (dalam bentuk worksheet)
IV. Daftar Koreksi
V. Lampiran-lampiran lainnya
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

Jl. HOS Cokroaminoto No. 52, Telp.0274-563635, 566152, Fax.588736


Yogyakarta 55244

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan


Pemerintah Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2005

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1973 dan Pasal 31 UU No. 17 Tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2005 yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Semarang.
Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten
Semarang. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan
Keuangan Tahun Anggaran 2005 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan
berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI.
Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti

1
yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa sebagai dasar untuk memberikan pendapat.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2005 bertujuan
untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005 telah
disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam
Peraturan Perundangan yang berlaku.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Semarang Tahun Anggaran
2005 meliputi pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2005,
Neraca Daerah per 31 Desember 2005, Laporan Aliran Kas untuk periode yang
berakhir pada 31 Desember 2005, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Kabupaten Semarang telah menyajikan Neraca Awal per 31
Desember 2004 namun BPK-RI tidak melakukan pemeriksaan atas neraca tersebut.
Dalam penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2005, dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembebanan Pengeluaran sebesar Rp415.698.500,00 pada Pos Belanja Tidak
Tersangka tidak sesuai ketentuan.
Menurut pendapat kami permasalahan tersebut mengakibatkan pemborosan
keuangan daerah minimal sebesar Rp415.698.500,00, seperti tertuang dalam
Catatan Pemeriksaan 1.a;
2. Penganggaran Belanja Modal atas Rehabilitasi MI dan SDLB Swasta pada Dinas
Pendidikan tidak tepat senilai Rp1.600.000.000,00
Menurut pendapat kami permasalahan tersebut mengakibatkan Realisasi Belanja
Modal Bangunan dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2005
dilaporkan lebih tinggi (overstated) dan tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya, seperti tertuang dalam Catatan Pemeriksaan 1.b;
3. Biaya Bahan Bakar Minyak Kendaraan Dinas tidak dilengkapi dengan bukti yang
lengkap dan sah.
Menurut pendapat kami permasalahan tersebut mengakibatkan belanja Biaya
Bahan Bakar Minyak senilai minimal Rp91.683.730,00 tidak dapat diyakini
kebenarannya, seperti tertuang dalam Catatan Pemeriksaan 1.d.

2
Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2005, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten
Semarang Tahun Anggaran 2005, kecuali atas akibat paragraph atas hal-hal yang
dimuat dalam paragraph sebelumnya, telah disajikan secara wajar untuk semua hal
yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai
peraturan perundangan yang berlaku

Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Semarang


Tahun Anggaran 2005, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Semarang dalam upaya
penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Yogyakarta, 27 Juni 2006


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Perwakilan BPK-RI di Yogyakarta
Ketua Tim,

Cahyaningtyas Ary W, SE. Ak


Akuntan Reg. Neg. D-16855

3
II. Laporan Keuangan Yang Diberi Opini oleh BPK
A. Neraca
NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
PER 31 DESEMBER 2005
(Setelah Koreksi)
(Dalam Rupiah)
URAIAN PER 31 DES 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas 70.100.415.473,00
Piutang Pajak 1.139.577.415,00
Piutang Lain-lain 4.524.257.856,00
Persediaan 13.180.078.698,00
Jumlah Aktiva Lancar 88.944.329.442,00

INVESTASI JANGKA PANJANG


Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 18.858.100.589,00
Investasi Non Permanen Lainnya 767.500.000,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang 19.625.600.589,00

AKTIVA TETAP
Tanah 486.967.773.098,00
Jalan dan Jembatan 278.642.428.920,00
Bangunan Air 68.129.359.234,00
Instalasi dan Jaringan 4.019.563.400,00
Gedung 312.636.481.935,00
Mesin, Peralatan, Kendaraan dan Mebelair 81.598.172.239,00
Buku Perpustakaan 25.367.747.220,00
Aktiva Tetap Lainnya 288.208.350,00
Jumlah Aktiva Tetap 1.257.649.734.396,00

AKTIVA LAIN-LAIN
Bangunan Dalam Pengerjaan 1.562.001.490,00
Aktiva Tak Berwujud 866.501.000,00
Tuntutan Ganti Rugi 383.985.310,00
Jumlah Aktiva Lain-lain 2.812.487.800,00
TOTAL AKTIVA 1.369.032.152.227,00

HUTANG
HUTANG JANGKA PENDEK
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 37.318.435,00
Hutang Belanja 2.202.877.216,00
Jumlah Hutang Jangka Pendek 2.240.195.651,00

HUTANG JANGKA PANJANG


Hutang Kepada Pemerintah Pusat 243.367.683,00
Jumlah Hutang Jangka Panjang 243.367.683,00
TOTAL HUTANG 2.483.563.334,00

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar 86.704.133.791,00
Ekuitas Dana Diinvestasikan 1.279.844.455.102,00
Ekuitas Dana Dicadangkan 0,00
TOTAL EKUITAS DANA 1.366.548.588.893,00
TOTAL HUTANG dan EKUITAS DANA 1.369.032.152.227,00

4
B. Laporan Realisasi Anggaran (Perhitungan APBD)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (PERHITUNGAN APBD)


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2005
(Setelah Koreksi)
(Dalam Rupiah)
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI
I PENDAPATAN
1.1 Pendapatan Asli Daerah 53.679.973.008,00 56.511.823.626,00
1.1.1 Pajak Daerah 12.871.720.000,00 13.239.760.608,00
1.1.2 Retribusi Daerah 31.341.483.347,00 29.974.710.653,00
1.1.3 Bagian Laba 4.538.715.895,00 4.102.723.696,00
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 4.928.053.766,00 9.194.628.669,00

1.2 Dana Perimbangan 329.009.350.448,00 336.039.078.561,00


1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 22.170.385.448,00 23.465.016.952,00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 279.060.000.000,00 279.060.000.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 11.000.000.000,00 11.000.000.000,00
1.2.4 Bantuan Keuangan Propinsi 16.778.965.000,00 22.514.061.609,00

1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 15.161.210.000,00 17.762.800.000,00


1.3.1 Dana penyeimbang 15.161.210.000,00 17.762.800.000,00

JUMLAH PENDAPATAN (I) 397.850.533.456,00 410.313.702.187,00

II BELANJA
2.1 APARATUR DAERAH 110.600.412.063,00 99.620.953.799,00
2.1.1 Belanja Administrasi Umum 91.087.771.582,00 83.101.742.618,00
2.1.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 77.372.011.306,00 71.391.031.872,00
2.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa 6.498.976.434,00 5.613.299.467,00
2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 3.003.407.500,00 2.144.898.711,00
2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan 4.213.376.342,00 3.952.512.568,00

2.1.2 Belanja Opersional dan Pemeliharaan 16.619.752.399,00 13.996.469.814,00


2.1.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 3.806.987.719,00 3.280.667.484,00
2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 9.434.930.500,00 7.963.348.060,00
2.1.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.358.829.300,00 1.889.307.300,00
2.1.2.4 Belanja Pemeliharaan 1.019.004.880,00 863.146.970,00

2.1.3 Belanja Modal 2.892.888.082,00 2.522.741.367,00

2.2 PELAYANAN PUBLIK 265.950.092.079,00 242.911.396.786,00


2.2.1 Belanja Administrasi Umum 187.975.687.415,00 171.794.601.222,00
2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 172.218.193.545,00 156.268.159.435,00
2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 14.199.627.806,00 13.999.038.772,00
2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 149.290.000,00 147.487.500,00
2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan 1.408.576.064,00 1.379.915.515,00

2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan 42.194.197.609,00 41.203.744.321,00


2.2.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 9.254.334.803,00 8.756.793.148,00
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 22.773.827.599,00 22.521.883.113,00
2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.328.871.200,00 2.221.452.900,00
2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan 7.837.164.007,00 7.703.615.160,00

5
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI
2.2.3 Belanja Modal 35.780.207.055,00 29.913.051.243,00
2.3 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 31.165.388.300,00 30.502.234.246,00
2.4 Belanja Tidak Tersangka 1.000.000.000,00 561.158.800,00

JUMLAH BELANJA (II) 408.715.892.442,00 373.595.743.631,00

SURPLUS (DEFISIT) / JUMLAH I-II (10.865.358.986,00) 36.717.958.556,00

III PEMBIAYAAN

SURPLUS (DEFISIT) (10.865.358.986,00) 36.717.958.556,00

3.1 Penerimaan Daerah 40.981.626.981,00 41.019.407.367,00


3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu 37.451.876.981,00 38.111.091.567,00
3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan 0,00 0,00
3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
3.1.4 Hasil Penjualan Aset yang Dipisahkan 0,00 0,00
3.1.5 Penerimaan Lain-lain 0,00 0,00
3.1.6 Penerimaan Dana Bergulir 2.529.750.000,00 1.908.315.800,00

3.2 Pengeluaran Daerah 30.116.267.995,00 77.737.365.923,00


3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan 0,00 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal 4.667.000.000,00 4.667.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 1.090.825.450,00 1.090.825.450,00
3.2.4 Pembayaran Lain-lain 0,00 0,00
3.2.5 Pengeluaran Dana Bergulir 2.529.750.000,00 1.879.125.000,00
3.2.6 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan 21.828.692.545,00 70.100.415.473,00

PEMBIAYAAN NETTO (III) 10.865.358.986,00 (36.717.958.556,00)

6
C. Laporan Aliran Kas

LAPORAN ALIRAN KAS


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2005
(Setelah Koreksi)
(Dalam Rupiah)
NO. URAIAN SALDO AKHIR
I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
1 Arus Masuk Kas
a Pendapatan Asli Daerah 56.511.823.626,00
Pajak Daerah 13.239.760.608,00
Retribusi Daerah 29.974.710.653,00
Bagian Laba 4.102.723.696,00
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 9.194.628.669,00

b Pendapatan Dana Perimbangan 336.039.078.561,00


Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 23.465.016.952,00
Dana Alokasi Umum 279.060.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 11.000.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Propinsi 22.514.061.609,00

c Lain-lain Pendapatan yang sah 17.762.800.000,00


Dana Penyeimbang 17.762.800.000,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Operasi 410.313.702.187,00

2 Arus Keluar Kas


a BELANJA APARATUR 97.098.212.432,00
Belanja Administrasi Umum 83.101.742.618,00
Belanja Pegawai/Personalia 71.391.031.872,00
Belanja Barang dan Jasa 5.613.299.467,00
Belanja Perjalanan Dinas 2.144.898.711,00
Belanja Pemeliharaan 3.952.512.568,00

Belanja Opersional dan Pemeliharaan 13.996.469.814,00


Belanja Pegawai/Personalia 3.280.667.484,00
Belanja Barang dan Jasa 7.963.348.060,00
Belanja Perjalanan Dinas 1.889.307.300,00
Belanja Pemeliharaan 863.146.970,00

b BELANJA PUBLIK 212.998.345.543,00


Belanja Administrasi Umum 171.794.601.222,00
Belanja Pegawai/Personalia 156.268.159.435,00
Belanja Barang dan Jasa 13.999.038.772,00
Belanja Perjalanan Dinas 147.487.500,00
Belanja Pemeliharaan 1.379.915.515,00

7
NO URAIAN SALDO AKHIR
Belanja Operasi dan Pemeliharaan 41.203.744.321,00
Belanja Pegawai/Personalia 8.756.793.148,00
Belanja Barang dan Jasa 22.521.883.113,00
Belanja Perjalanan Dinas 2.221.452.900,00
Belanja Pemeliharaan 7.703.615.160,00

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 30.502.234.246,00


Belanja Tidak Tersangka 561.158.800,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi 341.159.951.021,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 69.153.751.166,00

II ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


1 Arus Masuk Kas
Penjualan Investasi Jangka Panjang 0,00
Penjualan Aktiva Tetap 0,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Investasi 0,00

2 Arus Keluar Kas


Belanja Modal/Pembangunan 32.435.792.610,00
Pembelian Investasi Jangka Panjang 0,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Investasi 32.435.792.610,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (32.435.792.610,00)

III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN


1 Arus Masuk Kas
Penerimaan Pinjaman 1.000.000.000,00
Penerimaan Dana Bergulir/Revolving 1.908.315.800,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Pembiayaan 2.908.315.800,00

2 Arus Keluar Kas


Pembayaran Pokok Pinjaman dan Obligasi 1.090.825.450,00
Penyertaan Modal 4.667.000.000,00
Pengeluaran Dana Bergulir/Revolving 1.879.125.000,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Pembiayaan 7.636.950.450,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN (4.728.634.650,00)
Kenaikan Bersih Kas Selama Periode 31.989.323.906,00
Saldo Awal Kas 38.111.091.567,00
Saldo Akhir Kas 70.100.415.473,00

8
D. Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Kebijakan Akuntasi
Kebijakan akuntansi yang diberlakukan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Kabupaten Semarang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000
tentang pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan
Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pendahuluan :
a. Tujuan kebijakan akuntansi neraca ini memberikan penjelasan dasar-dasar
pemikiran yang melatarbelakangi penyusunan neraca daerah Kabupaten
Semarang.
b. Inventarisasi dan atau penilaian barang/kekayaan milik Pemerintah Kabupaten
Semarang berdasarkan barang/kekayaan yang dikuasai dan dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Semarang
Kebijakan Umum :
a. Pelaporan aset/kekayaan milik dan atau dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten
Semarang dalam neraca berdasarkan hasil inventarisasi dan penilaian harga pasar
yang dilakukan oleh konsultan apraisal pihak ketiga PT Survindo Putra Pratama
(sesuai kontrak no.050/01972/2003 tanggal 14 Mei 2003), ditambah mutasi
penambahan tahun sesudahnya yang belum diperhitungkan oleh PT Survindo
Putra Pratama.
b. Barang/kekayaan yang dimiliki atau dikuasai Pemerintah Kabupaten Semarang
yang telah dihitung oleh PT Survindo Putra Pratama sesuai data masukan dari unit
kerja, dinilai berdasarkan Harga Pasar saat penilaian (periode Juni s.d September
2003), sedangkan sesudahnya berdasarkan nilai perolehan.
c. Tidak termasuk dalam nilai neraca adalah barang/kekayaan yang berasal dari
Milik Desa, pengadaan swadaya dari masing-masing unit kerja serta yang
digunakan dan dikelola oleh BUMD.

9
Kebijakan Khusus :
a. Kas Daerah
Kas Daerah dinilai sebesar nilai nominal uang tunai pada Pemegang Kas,
Rekening Giro dan Deposito yang tersimpan di Bank.
b. Piutang Pajak
Piutang pajak pada Pemerintah Kabupaten Semarang dihitung berdasarkan nilai
nominal pajak yang telah dikeluarkan SKP-nya oleh Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah.
c. Persediaan
1) Persediaan obat dinilai berdasarkan jumlah barang yang ada per 31 Desember
2005 dengan memakai harga pembelian terakhir yang dimiliki masing-masing
unit yang memiliki persediaan.
2) Persediaan hewan dinilai berdasarkan jumlah ternak yang belum terjual per 31
Desember 2005 dengan memakai harga perolehan.
3) Persediaan bahan habis pakai dinilai berdasarkan jumlah barang yang ada per
31 Desember 2005 dengan memakai harga perolehan berdasarkan data yang
diperoleh .
d. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dinilai berdasarkan nilai nominal sertifikat
penyertaan yang ada pada Pemerintah Daerah dan atau nilai buku dari masing-
masing perusahaan tempat dilakukannya penyertaan modal.
e. Aktiva Tetap
1) Tanah
Aset tanah yang disajikan dalam neraca berdasarkan tanah yang dimiliki
dan atau dikuasai dan dilaporkan oleh masing-masing Unit Kerja baik
berasal dari perolehan hak, ataupun yang berasal dari instansi vertikal.
Pemisahan klasifikasi tanah berdasarkan legalitas status kepemilikan tidak
disajikan mengingat validitas data belum teruji, serta belum pernah
dilakukan inventarisasi dan atau pemutakhiran data seluruh sertifikat tanah
Pemerintah Kabupaten Semarang. Dalam nilai tanah termasuk peruntukan
jalan yang dinilai sejak Tahun 2005.

10
2) Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan disajikan berdasarkan aset yang ada yang dilaporkan
oleh unit kerja pada konsultan apraisal, dan dinilai berdasarkan harga pasar
saat dinilai. Sesudahnya setiap terjadi penambahan dinilai dengan harga
perolehan.
3) Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan, Jembatan, Bangunan Irigasi dan Jaringan yang ada diwilayah
Pemerintah Kabupaten Semarang disajikan berdasarkan harga apraisal yang
ditetapkan oleh PT Survindo berdasarkan harga saat dinilai. Sesudahnya setiap
terjadi penambahan dinilai dengan harga perolehan.
4) Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin dinilai berdasarkan eksistensinya/keberadaannya pada
saat inventarisasi tanpa membedakan aset tersebut berasal dari hasil
pembelian APBD, atau pelimpahan dari instansi vertikal, dan dinilai
berasarkan harga pasar yang berlaku saat inventarisasi dan penilaian oleh
konsultan apraisal PT Survindo Putra Pratama. Sesudahnya setiap terjadi
penambahan dinilai dengan harga perolehan.
5) Aktiva Tetap Lainnya
Aktiva Tetap lainnya merupakan aset buku, monumen rambu, gapura dan tugu
batas disajikan berdasarkan nilai wajar aset/barang yang ada saat dilakukan
inventarisasi PT Survindo Putra Pratama. Sedangkan penambahan sesudahnya
berdasarkan harga perolehan.
6) Aktiva Lain-lain
Aktiva Tak Berwujud (software/program aplikasi ) yang disajikan merupakan
tambahan mutasi berdasarkan realisasi anggaran belanja modal sejak tahun
2003 yang dapat diinventarisasi dan dinilai dengan menggunakan harga
perolehan
f. Hutang
Hutang merupakan kewajiban Pemerintah Kabupaten Semarang kepada pihak
ketiga, yang secara nominal yaitu nilai yang harus dibayar pada saat jatuh tempo
sesuai perjanjian dengan kreditur.

11
2. Penjelasan Pos-Pos Neraca
a. AKTIVA LANCAR Rp88.944.392.442,00
Aktiva Lancar per 31 Desember 2005 sebesar Rp88.944.392.442,00 terdiri atas :
1). Kas Rp70.100.415.473,00
Jumlah tersebut merupakan Saldo Kas per 31 Desember 2005 dengan rincian
sebagai berikut:
a). Kas di Kas Daerah Rp15.423.369.622,00
Jumlah tersebut merupakan saldo Bank Rekening Kas Daerah di BPD Jateng
Cabang Ungaran per 31 Desember 2005 dengan rincian sebagai berikut:
- Rekening No.1-022-000001 BPD Jateng Cabang Ungaran Rp8.679.886.953,00
- Rekening No.1-022-009632 BPD Jateng Cabang Ungaran Rp6.743.482.669,00
Jumlah Rp15.423.369.622,00

b). Kas di Bendahara Pengeluaran Rp2.527.045.851,00


Jumlah tersebut merupakan sisa kas di Pemegang Kas per 31 Desember 2005 yang
belum disetor ke Kas Daerah. (Lampiran 5).
c). Deposito Rp52.150.000.000,00
Jumlah tersebut merupakan jumlah deposito per 31 Desember 2005 yang tersimpan
pada BPD Jateng Cabang Ungaran dan BPR-BKK (Lampiran 6).

2). Piutang Pajak Rp1.139.577.415,00


Jumlah tersebut merupakan Pajak Daerah tahun 2005 yang telah dikeluarkan
SKPD-nya dan sampai dengan 31 Desember 2005 belum diterima pembayarannya
dengan rincian sebagai berikut:
- Pajak Hotel Rp13.903.000,00
- Pajak Restoran /RM Rp4.502.500,00
- Pajak Reklame Rp4.040.000,00
- Pajak Hiburan Rp3.300.000,00
- PPJU Rp1.113.831.915,00
Jumlah Rp1.139.577.415,00
Jumlah tersebut belum termasuk Piutang Pajak Galian C yang belum tertagih
sebesar Rp3.147.200,00

12
3). Piutang Lain-lain Rp4.524.257.856,00
Jumlah tersebut merupakan saldo Piutang kepada Petani/Pedagang Kecil dan
Koperasi melalui program dana bergulir, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi,
Piutang Askes dan Piutang RSUD Ungaran kepada perusahaan yang melakukan
kerjasama pengobatan per 31 Desember 2005 dengan rincian sbb :
- Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Rp1.664.057.067,00
- Dinas Peternakan dan Perikanan Rp163.176.800,00
- Dinas Perindustrian Perdagangan dan PM Rp1.784.227.325,00
- Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Rp5.000.000,00
- Piutang Askes Rp767.145.922,00
- Piutang Pihak ketiga Rp140.650.742,00
Jumlah Rp4.524.257.856,00

4). Persediaan Rp13.180.078.698,00


Jumlah tersebut merupakan nilai persediaan per 31 Desember 2005 dengan rincian
sebagai berikut :
a). Persediaan Barang Habis Pakai
- ATK dan Barang Cetakan Rp20.543.650,00
- Balngko Dokumen Penduduk Rp28.178.000,00
- Karcis Rp1.774.615,00
- Peptisida Wereng Rp61.973.560,00
Jumlah Rp112.469.825,00
b). Persediaan Obat-obatan di :
- Instalasi Perbekalan Farmasi Rp2.587.511.002,00
- Puskesmas Rp1.011.231.049,00
- BP4 Rp179.352.810,00
- Labkesda Rp78.808.266,00
- RSUD Ungaran Rp650.964.198,00
- RSUD Ambarawa Rp634.002.515,00
Jumlah Rp5.141.869.840,00

13
c). Persediaan Hewan
Jumlah tersebut merupakan nilai hewan yang berada di petani per 31 Desember
2005 dengan rincian sebagai berikut :
- Sapi ( 2.576 ekor) Rp7.616.466.000,00
- Ikan - Bagi Hasil Rp78.875.000,00
- Ikan – di BBI Rp200.325.000,00
Jumlah Rp7.895.666.000,00

d). Persediaan Aspal Rp30.073.033,00,00


Jumlah tersebut merupakan nilai 71 drum aspal per 31 Desember 2005 yang
berada di Dinas Pekerjaan Umum.

b. INVESTASI JANGKA PANJANG Rp19.625.600.589,00


Investasi Jangka Panjang merupakan saldo investasi yang terdiri dari:
1). Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp18.858.100.589,00
Jumlah tersebut merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten
Semarang pada Bank dan perusahaan milik daerah per 31 Desember 2005 dengan
rincian sebagai berikut :
- Bank BPD Jateng Cabang Ungaran Rp7.908.000.000,00
- PDAM Kabupaten Semarang Rp7.842.258.738,00
- Apotik Sidowaras I Rp4.500.000,00
- Apotik Sidowaras III Rp35.711.894,00
- BPR – BKK se Kabupaten Semarang Rp2.834.025.407,00
- BKPD (Badan Kredit Produksi Desa) Rp9.804.550,00
- PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Jateng) Rp223.800.000,00
Jumlah Rp18.858.100.589,00

2). Investasi Non Permanen Lainnya Rp767.500.000,00


Jumlah tersebut merupakan nilai penyaluran dana bergulir yang dikelola oleh :
- Bagian Bina Perekonomian Rp617.500.000,00
- Dinas Koperasi dan UKM Rp150.000.000,00
Jumlah Rp767.500.000,00

14
c. AKTIVA TETAP Rp1.257.649.734.396,00
Jumlah tersebut merupakan nilai Aktiva Tetap per 31 Desember 2005 sebesar
Rp1.257.649.734.396,00 dengan rincian sbb:
1). Tanah Rp486.967.773.098,00
Terdapat mutasi penambahan nilai Tanah tahun 2005 sebesar Rp3.560.927.798,00
sehingga secara keseluruhan saldo per 31 Desember 2005 sebesar
Rp486.967.773.098,00 dengan rincian sbb:
- Kantor Rp64.730.670.000,00
- Sekolah Rp106.225.062.500,00
- Perkebunan,Pertanian Rp211.385.722.500,00
- Mess, RD, Asrama Rp32.083.275.000,,00
- RSU, Puskesmas Rp7.459.271.000,00
- Lapangan, kosong Rp3.224.445.000,00
- Fasilitas Umum Rp50.593.993.598,00
- Lainnya Rp11.265.333.500,00
Jumlah Rp486.967.773.098,00

2). Jalan dan Jembatan Rp278.642.428.920,00


Jumlah tersebut merupakan nilai jalan dan jembatan per 31 Desember 2005 dengan
rincian sbb:
- Jalan Rp224.775.939.420,00
- Jembatan Rp53.866.489.500,00
Jumlah Rp278.655.428.920,00

3). Bangunan Air Rp68.129.359.234,00


Jumlah tersebut merupakan nilai bangunan air per 31 Desember 2005

4). Instalasi dan Jaringan Rp4.019.563.400,00


Jumlah tersebut merupakan nilai bangunan air per 31 Desember 2005

15
5). Gedung dan Bangunan Rp312.636.481.935,00
Terdapat mutasi penambahan dan pengurangan nilai Gedung dan Bangunan tahun
2005 sehingga secara keseluruhan saldo menjadi Rp312.636.481.935,00 dengan
rincian sbb:
- Sekolah Rp189.529.992.862,00
- Dinas Rp24.615.251.462,00
- Badan Rp1.176.450.800,00
- Kantor Rp1.774.000.275,00
- Sekretariat Daerah Rp8.591.434.000,00
- Sekretariat Dewan Rp3.002.068.900,00
- Kecamatan Rp13.126.333.550,00
- RSUD Rp34.987.491.630,00
- Puskesmas Rp22.114.768.979,00
- Pasar Rp12.886.019.596,00
- Monumen Rp832.669.881,00
Jumlah Rp312.636.481.935,00
Dalam Kelompok pemanfaatan Bangunan untuk Badan dan RSUD, terdapat
penghapusan nilai sebesar Rp80.915.620,00 sesuai SK Bupati. Sedangkan mutasi
Monumen merupakan koreksi klasifikasi dari Aset Tetap Lainnya.

6). Mesin, Peralatan, Kendaraan dan Mebelair Rp81.598.172.239,00


Terdapat mutasi penambahan nilai Peralatan dan Mesin tahun 2005 sebesar
Rp8.176.792.161,00 sehingga secara keseluruhan saldo per 31 Desember 2005
menjadi sebesar Rp 81.349.001.139,00 dengan rincian sebagai berikut:
- Alat Besar / Berat Rp2.317.865.000,00
- Alat Angkutan / Kendaraan Rp28.323.357.950,00
- Alat Bengkel Rp3.563.167.370,00
- Alat Pertanian Rp347.463.000,00
- Alat Kantor-Rumah Tangga Rp35.820.041.607,00
- Alat Studio dan Komunikasi Rp1.505.767.635,00

16
- Alat Kedokteran/Kesehatan Rp7.819.021.100,00
- Alat Laboratorium Rp1.901.488.577,00
Jumlah Rp81.598.172.239,00

7). Buku Perpustakaan Rp25.367.747.220,00


Jumlah tersebut merupakan saldo Buku Perpustakaan per 31 Desember 2005

8). Aktiva Tetap Lainnya Rp288.208.350,00


Jumlah tersebut merupakan nilai Aktiva Tetap Lainnya berupa Barang Seni dan
Budaya per 31 Desember 2005

d. AKTIVA LAIN-LAIN Rp2.812.487.800,00


Jumlah Aktiva Lain-lain per 31 Desember 2005 senilai Rp2.812.487.800,00 dengan
rincian sbb:
1). Bangunan Dalam Pengerjaan Rp1.562.001.490,00
Jumlah tersebut merupakan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember
2005 untuk Bangunan Pasar Karangjati, Bangunan Wisata Pemandian Air Hangat
Gedongsongo dan SD Pojoksari sedangkan saldo sebelumnya telah dipindahkan ke
rekening Gedung dan Bangunan.
2). Aktiva Tak Berwujud Rp866.501.000,00
Saldo tersebut merupakan nilai Aktiva Tak Berwujud yang merupakan perangkat
lunak komputer yang berupa aplikasi software.(Lampiran 7)
3). Tuntutan Ganti Rugi Rp383.985.310,00
Mutasi TGR merupakan koreksi klasifikasi rekening dari Bagian Lancar TGR
karena kesulitan ditagih dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.

e. HUTANG JANGKA PENDEK Rp2.240.195.651,00


Jumlah tersebut merupakan Bagian Lancar dari Hutang Jangka Panjang yang akan
jatuh tempo pada tahun 2006 , dan Hutang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember
2005 yang terinci sebagai berikut :

17
1). Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang Rp37.318.435,00
Jumlah tersebut merupakan Hutang kepada Pemerintah Pusat atas penerusan
Pinjaman ADB Loan Agreement No.1198-INO yang akan jatuh tempo pada tahun
2006. Jumlah tersebut termasuk bunga sebesar Rp19.625.075,00 dan jasa bank
sebesar Rp426.632,00

2). Hutang Belanja Rp2.202.877.216,00


Jumlah tersebut merupakan Hutang Belanja listrik, air, telpon dinas dan tagihan
listrik PJU pada Pemerintah Kota Semarang per 31 Desember 2005 dengan rincian
sebagai berikut:
- Hutang Belanja PJU Rp1.953.785.167,00
- Hutang Belanja Listrik, Telpon dan Air Rp249.092.049,00
Jumlah Rp2.202.877.216,00

f. HUTANG JANGKA PANJANG Rp243.367.683,00


Jumlah tersebut merupakan saldo Hutang Jangka Panjang dengan rincian sbb:
Hutang Kepada Pemerintah Pusat. Rp243.367.683,00
Jumlah tersebut merupakan saldo Hutang Kepada Pemerintah Pusat atas Penerusan
Pinjaman dari ADB sesuai dengan Loan Agreement No.1198-INO tanggal 10 Pebruari
1993 dan perjanjian penerusan pinjaman no.SLA-836/DP3/1996 tanggal 19 Januari
1996 per 31 Desember 2005. (Lampiran 8)

g. EKUITAS DANA Rp1.366.548.588.893,00


Jumlah tersebut merupakan jumlah kekayaan netto Pemerintah Daerah Kabupaten
Semarang per 31 Desember 2005 yang terdiri dari :
- Ekuitas Dana Lancar Rp86.704.133.791,00
- Ekuitas Dana Diinvestasikan Rp1.279.844.455.102,00
- Ekuitas Dana Dicadangkan Rp0,00
Jumlah Rp1.366.548.588.893,00

18
1). Ekuitas Dana Lancar Rp86.704.133.791,00
Saldo tersebut terdiri dari:
- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Rp70.100.415.473,00
- Cadangan Piutang Rp5.663.835.271,00
- Cadangan Persediaan Rp13.180.078.698,00
- Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek (Rp2.240.195.651,00)
Jumlah Rp86.704.133.791,00

Jumlah Ekuitas Dana Lancar senilai Rp86.704.133.791,00 merupakan kekayaan


Pemerintah Kabupaten Semarang per 31 Desember 2005 yang berasal dari selisih
Aktiva Lancar dengan Hutang Jangka Pendek dengan perhitungan sebagai berikut :
- Kas Rp70.100.415.473,00
- Piutang Pajak Rp1.139.577.415,00
- Piutang Lain-lain Rp4.524.257.856,00
- Persediaan Rp13.180.078.698,00
Jumlah Rp88.944.329.442,00
dikurangi :
- Hutang Jangka Pendek Rp2.240.195.651,00
Nilai Ekuitas Dana Lancar Rp86.704.133.791,00

2). Ekuitas Dana Diinvestasikan Rp1.279.844.455.102,00


Saldo tersebut terdiri dari:
- Diinvestasikan Dalam Investasi Jk. Panjang Rp19.625.600.589,00
- Diinvestasikan Dalam Aktiva Tetap Rp1.257.649.734.396,00
- Diinvestasikan Dalam Aktiva Lain-lain Rp2.812.487.800,00
- Dana yang harus disediakan utk pembayaran
Hutang Jangka Panjang (Rp243.367.683,00)
Jumlah Rp1.279.844.455.102,00
Jumlah Ekuitas Dana Diinvestasikan senilai Rp1.279.844.455.102,00 merupakan
kekayaan Pemerintah Kabupaten Semarang per 31 Desember 2005 yang berasal

19
dari selisih Investasi Permanen ditambah Aset Tetap dan Aset Lainnya dikurangi
dengan Hutang Jangka Panjang dengan rincian sebagai berikut:
- Penyertaan Modal Pemerintah Rp18.858.100.589,00
- Investasi Non Permanen Lainnya Rp767.500.000,00
- Aktiva Tetap Rp1.257.649.734.396,00
- Aktiva Lain-lain Rp2.812.487.800,00
Jumlah Rp1.280.087.822.785,00
dikurangi :
- Hutang Jangka Panjang Rp243.367.683,00
Nilai Ekuitas Dana Diinvestasikan Rp1.279.844.455.102,00

3). Ekuitas Dana Dicadangkan Rp0,00


Jumlah Ekuitas Dana Dicadangkan merupakan kekayaan Pemerintah Kabupaten
Semarang yang dicadangkan secara khusus untuk keperluan tertentu per 31
Desember 2005 adalah Nihil.

20
3. Penjelasan Laporan Realisasi Anggaran

I. PENDAPATAN Rp 410.313.702.187,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah Rp 56.511.823.626,00
1.1.1 Pajak Daerah Rp 13.239.760.608,00
Jumlah realisasi PAD yg berasal dari Pajak Daerah tersebut terdiri dari :
1. Pajak Hotel Rp 804.658.496,00
2. Pajak Restoran Rp 280.917.197,00
3. Pajak Hiburan Rp 66.986.500,00
4. Pajak Reklame Rp 364.892.250,00
5. Pajak Penerangan Jalan Rp 11.642.300.005,00
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol.C Rp 80.006.160,00
Jumlah Rp 13.239.760.608,00

1.1.2 Retribusi Daerah Rp 29.974.710.653,00


Jumlah realisasi PAD yang berasal dari Retribusi Daerah tersebut terdiri dari :
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp 22.866.660.968,00
2. Retribusi Pelayanan Persampahan Rp 102.638.200,00
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP & KK Rp 960.147.000,00
4. Retribusi Penggantian Akta Catatan Sipil Rp 150.430.000,00
5. Retribusi Pelayanan Pemakaman Rp 8.866.000,00
6. Retribusi Pelayanan Pengabuan Mayat Rp 4.253.250,00
7. Retribusi Parkir di Jalan Umum Rp 190.035.000,00
8. Retribusi Pelayanan Pasar Rp 2.124.734.100,00
9. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Rp 400.858.400,00
10. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Rp 1.500.000,00
11. Retribusi Jasa Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 459.809.532,00
12. Retribusi Jasa Usaha Pasar Grosir dan Pertokoan Rp 127.004.000,00
13. Retribusi Jasa Usaha Terminal Rp 271.677.300,00
14. Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir Rp 40.180.000,00
15. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan Rp 80.104.000,00
16. Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi & OR Rp 450.793.690,00
17. Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Rp 128.730.000,00
18. Retribusi IMB Rp 584.104.640,00
19. Retribusi Ijin Gangguan Rp 207.376.970,00
20. Retribusi Ijin Trayek Rp 40.900.000,00
21. Retribusi Ijin Usaha Angkutan Rp 66.088.400,00
22. Retribusi Ijin Usaha Perikanan Peternakan Rp 8.308.900,00
23. Retribusi Ijin Tebang & Angkut Kayu Rakyat Rp 332.199.153,00
24. Retribusi Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian Rp 182.120.150,00
25. Retribusi Ijin Penggunaan Jalan Rp 114.345.000,00
26. Retribusi Penerbitan SIUP Rp 42.570.000,00
27. Retribusi Ijin Pembuangan Limbah Cair Rp 1.395.000,00
28. Retribusi Ijin Usaha Tempat Parkir Rp 3.600.000,00
29. Retribusi Sertifikat Perbengkelan Rp 6.181.000,00
30. Retribusi Ijin Usaha (jasa konstruksi) Rp 17.100.000,00
Jumlah Rp 29.974.710.653,00

1.1.3 Bagian Laba Rp 4.102.723.696,00


Jumlah Bagian Laba adalah jumlah realisasi PAD yang berasal dari Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan yang terdiri dari :
1. Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah Rp 206.723.696,00
2. Bagian Laba BPD Jateng Rp 3.896.000.000,00
Jumlah Rp 4.102.723.696,00

Jumlah Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah berasal dari PDAM, Badan Kredit Kecamatan

21
dan Badan Kredit Pasar.

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Rp 9.194.628.669,00


Jumlah realisasi PAD yang berasal dari Lain-lain PAD terdiri dari:
1. Penjualan milik daerah Rp 385.266.100,00
2. Penerimaan jasa giro Rp 963.297.733,00
3. Penerimaan bunga deposito Rp 3.829.323.537,00
4. TP-TGR Rp 3.165.550,00
5. Pengembalian Premi Bumida Rp 448.710.089,00
6. Laba Revolving Rp 38.330.000,00
7. BAP-TDP Rp 14.345.000,00
8. Lain-lain Rp 3.512.190.660,00
Rp 9.194.628.669,00

Pendapatan Lain-lain sebesar Rp3.512.190.660,00 diantaranya berasal dari Tali Asih dan Royalti
dari PDAM Kota Semarang Rp1.047.729.600,00 dan pengembalian dana ke kas daerah sebesar
Rp1.456.000.000,00

1.2 Dana Perimbangan Rp 336.039.078.561,00


Dana Perimbangan tersebut terdiri dari:
1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Rp 23.465.016.952,00
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak terdiri dari :
1. Dana Bagi Hasil Pajak Rp 23.060.280.789,00
Jumlah pendapatan tersebut berasal dari Penerimaan PBB, Perolehan Hak atas Tanah, serta
Restitusi PPh
2. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp 404.736.163,00
Jumlah pendapatan tersebut berasal dari IHH, Penerimaan Pungutan Perikanan, serta Sektor
Pertambangan

1.2.2 Dana Alokasi Umum Rp 279.060.000.000,00


1.2.3 Dana Alokasi Khusus Rp 11.000.000.000,00
Jumlah DAK dikhususkan untuk Bidang Pendidikan, Kesehatan Pekerjaan Umum, Peternakan,
serta Pertanian

1.2.4 Bantuan Keuangan Propinsi Rp 22.514.061.609,00


Bantuan Keuangan Propinsi terdiri dari:
1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp 20.700.924.935,00
Jumlah pendapatan tersebut merupakan alokasi bagi hasil pajak dari provinsi yang berasal dari
Pajak & BBN Kendaraan Bermotor, Pajak Pemanfaatan ABT, Tera, serta Kelebihan Muatan
2. Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Rp 1.813.136.674,00
Jumlah pendapatan tersebut merupakan alokasi bagi hasil lainnya dari provinsi untuk TMMD, Jalan-
Jembatan-Drainase, Lampu Penerangan Jalan, Bidang Industri Koperasi, serta Sumbangan Pihak III

1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah Rp 17.762.800.000,00


Jumlah tersebut merupakan Dana Penyeimbang dari Pemerintah Pusat yang terdiri dari :
1. Ad-hoc gaji XIII Rp 14.008.000.000,00
2. Pilkada Rp 3.754.800.000,00
Rp 17.762.800.000,00

II. BELANJA Rp 373.595.743.631,00

2.1 BELANJA APARATUR DAERAH Rp 99.620.953.799,00


2.1.1 Belanja Administrasi Umum Rp 83.101.742.618,00
Belanja Administrasi Umum Tahun Anggaran 2005
sebesar Rp83.101.742.618,00 terdiri dari :

22
2.1.1.1 Belanja Pegawai/Personalia Rp 71.391.031.872,00
2.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa Rp 5.613.299.467,00
2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas Rp 2.144.898.711,00
2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan Rp 3.952.512.568,00

2.1.2 Belanja Opersional dan Pemeliharaan Rp 13.996.469.814,00


Belanja Operasional dan Pemeliharaan Tahun Anggaran 2005
sebesar Rp13.996.469.814,00 terdiri dari :
2.1.2.1 Belanja Pegawai/Personalia Rp 3.280.667.484,00
2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa Rp 7.963.348.060,00
2.1.2.3 Belanja Perjalanan Dinas Rp 1.889.307.300,00
2.1.2.4 Belanja Pemeliharaan Rp 863.146.970,00

2.1.3 Belanja Modal Rp 2.522.741.367,00


Belanja Modal Aparatur Tahun Anggaran 2005
sebesar Rp2.522.741.367,00 terdiri dari :
- Belanja Modal Jalan dan Jembatan Rp 39.650.000,00
- Belanja Modal Instalasi Rp 3.250.000,00
- Belanja Modal Jaringan Rp 5.765.800,00
- Belanja Modal Gedung Rp 296.715.400,00
- Belanja Modal Monumen Rp 87.353.581,00
- Belanja Modal Alat Angkut Rp 383.285.500,00
- Belanja Modal Alat Kantor dan RT Rp 1.485.515.586,00
- Belanja Modal Studio Komunikasi Rp 208.445.500,00
- Belanja Modal Laboratorium Rp 400.000,00
- Belanja Modal Buku Perpustakaan Rp 9.860.000,00
- Belanja Modal Hewan Ternak serta Tanaman Rp 2.500.000,00
Rp 2.522.741.367,00

2.2 BELANJA PELAYANAN PUBLIK Rp 242.911.396.786,00


2.2.1 Belanja Administrasi Umum Rp 171.794.601.222,00
Belanja Administrasi Umum Tahun Anggaran 2005
sebesar Rp171.794.601.222,00 terdiri dari :
2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia Rp 156.268.159.435,00
2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa Rp 13.999.038.772,00
2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas Rp 147.487.500,00
2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan Rp 1.379.915.515,00

2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan


Belanja Operasional dan Pemeliharaan Tahun Anggaran 2005 Rp 41.203.744.321,00
sebesar Rp41.203.744.321,00 terdiri dari :
2.2.2.1 Belanja Pegawai/Personalia Rp 8.756.793.148,00
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa Rp 22.521.883.113,00
2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas Rp 2.221.452.900,00
2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan Rp 7.703.615.160,00

2.2.3 Belanja Modal


Belanja Modal Publik Tahun Anggaran 2005 Rp 29.913.051.243,00
sebesar Rp29.913.051.243,00 terdiri dari :
- Belanja Modal Tanah Rp 3.998.627.798,00
- Belanja Modal Jalan dan Jembatan Rp 6.184.619.230,00
- Belanja Modal Instalasi Rp 1.094.362.000,00
- Belanja Modal Jaringan Rp 1.541.179.500,00
- Belanja Modal Gedung Rp 12.903.226.005,00
- Belanja Modal Alat Kantor dan RT Rp 210.501.500,00

23
- Belanja Modal Studio Komunikasi Rp 17.418.000,00
- Belanja Modal Alat Pertanian Rp 256.533.900,00
- Belanja Modal Buku Perpustakaan Rp 2.474.472.160,00
- Belanja Modal Hewan Ternak serta Tanaman Rp 68.500.000,00
- Belanja Modal Laboratorium Rp 172.987.500,00
- Belanja Modal Alat Kedokteran Rp 650.809.950,00
- Belanja Modal Bangunan Air Rp 132.665.000,00
- Belanja Modal Alat Angkutan Rp 47.255.500,00
- Belanja Modal Alat Bengkel Rp 15.475.000,00
- Belanja Modal Barang Bercorak Seni Rp 144.418.200,00
Rp 29.913.051.243,00

2.3 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Rp 30.502.234.246,00


Belanja Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2005
sebesar Rp30.502.234.246,00 terdiri dari :
1. Kepada Organisasi kemasyarakatan Rp 7.096.248.819,00
- PKK Rp 165.000.000,00
- Bantuan Keagamaan Rp 2.099.000.000,00
- Bantuan Kepada Kelompok Tani Rp 775.750.000,00
- Bantuan Kepada UKM dan Koperasi Rp 393.596.500,00
- Bantuan Kepada Partai Politik Rp 460.992.500,00
- Bantuan Kepada Organisasi Sosial dan Masyarakat Rp 2.787.709.819,00
- Bantuan Kepada Hansip Rp 384.200.000,00
- Bantuan Kepada Keluarga Pahlawan Rp 30.000.000,00
Rp 7.096.248.819,00
2. Kepada Organisasi Profesi Rp 34.000.000,00

3. Kepada Instansi Vertikal Rp 5.031.337.235,00


- Bantuan Kepada Perwakilan Sekt. KPU (Linmas) Rp 4.303.745.650,00
- Bantuan Kepada Panitia Pengawas Pemilu Rp 259.735.915,00
- Bantuan Operasional Pertanahan dan BPS Rp 317.855.670,00
- TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa) Rp 150.000.000,00
Rp 5.031.337.235,00

4. Bantuan Kecamatan Rp 1.026.958.000,00

5. Belanja Penunjang Kegiatan Pemerintahan Rp 1.960.000,00

6. Belanja Bantuan Pemdes/Kelurahan Rp 15.722.403.544,00

7. Belanja Bagi Hasil Retribusi Kepada Pemdes Rp 361.639.130,00

7. Premi Asuransi Kebakaran Rp 1.127.687.518,00

8. Bantuan Kepada Korban Bencana Alam Rp 100.000.000,00

2.4 Belanja Tidak Tersangka Rp 561.158.800,00


Realisasi Belanja Tidak Tersangka tersebut antara lain digunakan untuk penanggulangan bencana
alam, tambahan dana kegiatan Pilkada, Keolahragaan, Kepramukaan, serta BBM
pengangkutan sampah.

Surplus/Defisit Rp 36.717.958.556,00
Realisasi surplus/defisit merupakan selisih antara pendapatan dikurangi belanja dengan rincian sebagai berikut:
1. Pendapatan Rp 410.313.702.187,00
2. Belanja Rp 373.595.743.631,00
Surplus Rp 36.717.958.556,00

24
III PEMBIAYAAN Rp (36.717.958.556,00)
Realisasi pembiayaan netto merupakan selisih antara Penerimaan Pembiayaan dikurangi
Pengeluaran Pembiayaan dengan rincian sebagai berikut:

3.1 PENERIMAAN DAERAH Rp 41.019.407.367,00


3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu Rp 38.111.091.567,00
3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan Rp 0,00
3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Rp 1.000.000.000,00
3.1.4 Hasil Penjualan Aset yang Dipisahkan Rp 0,00
3.1.5 Penerimaan Lain-lain Rp 0,00
3.1.6 Penerimaan Dana Bergulir Rp 1.908.315.800,00
Rp 41.019.407.367,00

3.2 PENGELUARAN DAERAH Rp 77.737.365.923,00


3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan Rp 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal Rp 4.667.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo Rp 1.090.825.450,00
3.2.4 Pembayaran Lain-lain Rp 0,00
3.2.5 Pengeluaran Dana Bergulir Rp 1.879.125.000,00
3.2.6 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan Rp 70.100.415.473,00
Rp 77.737.365.923,00

Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan Rp 70.100.415.473,00


Saldo tersebut adalah jumlah dana daerah dengan rincian sebagai berikut:
- Kas Daerah Rp 15.423.369.622,00
- Deposito Rp 52.150.000.000,00
- Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 2.527.045.851,00
Rp 70.100.415.473,00

25
BAB I
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

A. Gambaran Umum

1. Dasar Hukum Pemeriksaan


a. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
b. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
c. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
d. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
f. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

2. Tujuan Pemeriksaan
Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Semarang sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun
Anggaran 2005 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
ditetapkan dalam berbagai peraturan perundangan mengenai Pengelolaan
Keuangan Daerah.

3. Lingkup Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2005,
meliputi:
a. Laporan Perhitungan Anggaran dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2005;
b. Neraca per tanggal 31 Desember Tahun 2005 (tidak termasuk Neraca Awal);
c. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2005;
d. Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005.

26
4. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2005 dilakukan dengan berpedoman pada :
a. Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995;
b. Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) Tahun 2002;
c. Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 54/SK/VIII-VIII.3/2/2004 tentang
Penetapan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan.

5. Batasan dan Kendala Pemeriksaan


Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu
pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala antara
lain daerah belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan ganda (double entry)
maupun penyusunan Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Neraca,
Perhitungan Anggaran, Laporan Aliran Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Hal tersebut dapat dipahami karena sistem akuntansi tersebut relatif baru dan
untuk Pemerintah Kabupaten Semarang baru pertama kali menerapkan sistem
tersebut.

27
B. Laporan Keuangan Yang Diperiksa oleh BPK

A. Neraca
NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)
URAIAN PER 31 DES 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas 70.100.415.473,00
Piutang Pajak 25.745.500,00
Piutang Lain-lain 3.616.461.192,00
Persediaan 13.068.410.837,00
Jumlah Aktiva Lancar 86.811.033.002,00

INVESTASI JANGKA PANJANG


Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 18.858.100.589,00
Investasi Non Permanen Lainnya 767.500.000,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang 19.625.600.589,00

AKTIVA TETAP
Tanah 486.967.773.098,00
Jalan dan Jembatan 278.642.428.920,00
Bangunan Air 68.129.359.234,00
Instalasi dan Jaringan 4.019.563.400,00
Gedung 313.579.618.525,00
Mesin, Peralatan, Kendaraan dan Mebelair 81.349.001.239,00
Buku Perpustakaan 25.367.747.220,00
Aktiva Tetap Lainnya 288.208.350,00
Jumlah Aktiva Tetap 1.258.343.699.986,00

AKTIVA LAIN-LAIN
Bangunan Dalam Pengerjaan 318.864.900,00
Aktiva Tak Berwujud 866.501.000,00
Tuntutan Ganti Rugi 383.985.310,00
Jumlah Aktiva Lain-lain 1.569.351.210,00
TOTAL AKTIVA 1.366.349.684.787,00

HUTANG
HUTANG JANGKA PENDEK
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 37.318.435,00
Hutang Belanja 350.243.967,00
Jumlah Hutang Jangka Pendek 387.562.402,00

HUTANG JANGKA PANJANG


Hutang Kepada Pemerintah Pusat 243.367.683,00
Jumlah Hutang Jangka Panjang 243.367.683,00
TOTAL HUTANG 630.930.085,00

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar 86.423.470.600,00
Ekuitas Dana Diinvestasikan 1.279.295.284.102,00
Ekuitas Dana Dicadangkan 0,00
TOTAL EKUITAS DANA 1.365.718.754.702,00
TOTAL HUTANG dan EKUITAS DANA 1.366.349.684.787,00

28
B. Laporan Realisasi Anggaran (Perhitungan APBD)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (PERHITUNGAN APBD)


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2005
(Dalam Rupiah)
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI
I PENDAPATAN
1.1 Pendapatan Asli Daerah 53.679.973.008,00 56.511.823.626,00
1.1.1 Pajak Daerah 12.871.720.000,00 13.239.760.608,00
1.1.2 Retribusi Daerah 31.341.483.347,00 29.974.710.653,00
1.1.3 Bagian Laba 4.538.715.895,00 4.102.723.696,00
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 4.928.053.766,00 9.194.628.669,00

1.2 Dana Perimbangan 329.009.350.448,00 336.039.078.561,00


1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 22.170.385.448,00 23.465.016.952,00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 279.060.000.000,00 279.060.000.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 11.000.000.000,00 11.000.000.000,00
1.2.4 Bantuan Keuangan Propinsi 16.778.965.000,00 22.514.061.609,00

1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 15.161.210.000,00 17.762.800.000,00


1.3.1 Dana penyeimbang 15.161.210.000,00 17.762.800.000,00

JUMLAH PENDAPATAN (I) 397.850.533.456,00 410.313.702.187,00

II BELANJA
2.1 APARATUR DAERAH 110.600.412.063,00 99.620.953.799,00
2.1.1 Belanja Administrasi Umum 91.087.771.582,00 83.101.742.618,00
2.1.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 77.372.011.306,00 71.391.031.872,00
2.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa 6.498.976.434,00 5.613.299.467,00
2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 3.003.407.500,00 2.144.898.711,00
2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan 4.213.376.342,00 3.952.512.568,00

2.1.2 Belanja Opersional dan Pemeliharaan 16.619.752.399,00 13.996.469.814,00


2.1.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 3.806.987.719,00 3.280.667.484,00
2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 9.434.930.500,00 7.963.348.060,00
2.1.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.358.829.300,00 1.889.307.300,00
2.1.2.4 Belanja Pemeliharaan 1.019.004.880,00 863.146.970,00

2.1.3 Belanja Modal 2.892.888.082,00 2.522.741.367,00

2.2 PELAYANAN PUBLIK 265.950.092.079,00 242.911.396.786,00


2.2.1 Belanja Administrasi Umum 187.975.687.415,00 171.794.601.222,00
2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 172.218.193.545,00 156.268.159.435,00
2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 14.199.627.806,00 13.999.038.772,00
2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 149.290.000,00 147.487.500,00
2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan 1.408.576.064,00 1.379.915.515,00

2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan 42.194.197.609,00 41.203.744.321,00


2.2.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 9.254.334.803,00 8.756.793.148,00
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 22.773.827.599,00 22.521.883.113,00
2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.328.871.200,00 2.221.452.900,00
2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan 7.837.164.007,00 7.703.615.160,00

29
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI
2.2.3 Belanja Modal 35.780.207.055,00 29.913.051.243,00
2.3 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 31.165.388.300,00 30.502.234.246,00
2.4 Belanja Tidak Tersangka 1.000.000.000,00 561.158.800,00

JUMLAH BELANJA (II) 408.715.892.442,00 373.595.743.631,00

SURPLUS (DEFISIT) / JUMLAH I-II (10.865.358.986,00) 36.717.958.556,00

III PEMBIAYAAN

SURPLUS (DEFISIT) (10.865.358.986,00) 36.717.958.556,00

3.1 Penerimaan Daerah 40.981.626.981,00 41.019.407.367,00


3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu 37.451.876.981,00 38.111.091.567,00
3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan 0,00 0,00
3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
3.1.4 Hasil Penjualan Aset yang Dipisahkan 0,00 0,00
3.1.5 Penerimaan Lain-lain 0,00 0,00
3.1.6 Penerimaan Dana Bergulir 2.529.750.000,00 1.908.315.800,00

3.2 Pengeluaran Daerah 30.116.267.995,00 77.737.365.923,00


3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan 0,00 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal 4.667.000.000,00 4.667.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 1.090.825.450,00 1.090.825.450,00
3.2.4 Pembayaran Lain-lain 0,00 0,00
3.2.5 Pengeluaran Dana Bergulir 2.529.750.000,00 1.879.125.000,00
3.2.6 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan 21.828.692.545,00 70.100.415.473,00

PEMBIAYAAN NETTO (III) 10.865.358.986,00 (36.717.958.556,00)

30
C. Laporan Aliran Kas

LAPORAN ALIRAN KAS


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2005

(Dalam Rupiah)
NO URAIAN SALDO AKHIR
I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
1 Arus Masuk Kas
a Pendapatan Asli Daerah 56.511.823.626,00
Pajak Daerah 13.239.760.608,00
Retribusi Daerah 29.974.710.653,00
Bagian Laba 4.102.723.696,00
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 9.194.628.669,00

b Pendapatan Dana Perimbangan 336.039.078.561,00


Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 23.465.016.952,00
Dana Alokasi Umum 279.060.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 11.000.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Propinsi 22.514.061.609,00

c Lain-lain Pendapatan yang sah 17.762.800.000,00


Dana Penyeimbang 17.762.800.000,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Operasi 410.313.702.187,00

2 Arus Keluar Kas


a BELANJA APARATUR 97.098.212.432,00
Belanja Administrasi Umum 83.101.742.618,00
Belanja Pegawai/Personalia 71.391.031.872,00
Belanja Barang dan Jasa 5.613.299.467,00
Belanja Perjalanan Dinas 2.144.898.711,00
Belanja Pemeliharaan 3.952.512.568,00

Belanja Opersional dan Pemeliharaan 13.996.469.814,00


Belanja Pegawai/Personalia 3.280.667.484,00
Belanja Barang dan Jasa 7.963.348.060,00
Belanja Perjalanan Dinas 1.889.307.300,00
Belanja Pemeliharaan 863.146.970,00

b BELANJA PUBLIK 212.998.345.543,00


Belanja Administrasi Umum 171.794.601.222,00
Belanja Pegawai/Personalia 156.268.159.435,00
Belanja Barang dan Jasa 13.999.038.772,00
Belanja Perjalanan Dinas 147.487.500,00
Belanja Pemeliharaan 1.379.915.515,00

31
NO URAIAN SALDO AKHIR
Belanja Operasi dan Pemeliharaan 41.203.744.321,00
Belanja Pegawai/Personalia 8.756.793.148,00
Belanja Barang dan Jasa 22.521.883.113,00
Belanja Perjalanan Dinas 2.221.452.900,00
Belanja Pemeliharaan 7.703.615.160,00

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 30.502.234.246,00


Belanja Tidak Tersangka 561.158.800,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi 341.159.951.021,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 69.153.751.166,00

II ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


1 Arus Masuk Kas
Penjualan Investasi Jangka Panjang 0,00
Penjualan Aktiva Tetap 0,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Investasi 0,00

2 Arus Keluar Kas


Belanja Modal/Pembangunan 32.435.792.610,00
Pembelian Investasi Jangka Panjang 0,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Investasi 32.435.792.610,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (32.435.792.610,00)

III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN


1 Arus Masuk Kas
Penerimaan Pinjaman 1.000.000.000,00
Penerimaan Dana Bergulir/Revolving 1.908.315.800,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Pembiayaan 2.908.315.800,00

2 Arus Keluar Kas


Pembayaran Pokok Pinjaman dan Obligasi 1.090.825.450,00
Penyertaan Modal 4.667.000.000,00
Pengeluaran Dana Bergulir/Revolving 1.879.125.000,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Pembiayaan 7.636.950.450,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN (4.728.634.650,00)
Kenaikan Bersih Kas Selama Periode 31.989.323.906,00
Saldo Awal Kas 38.111.091.567,00
Saldo Akhir Kas 70.100.415.473,00

32
BAB II
LAPORAN PEMERIKSAAN

A. Penelaahan Atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan


Laporan Keuangan Kabupaten Semarang

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten


Semarang dilakukan oleh Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Semarang.
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2005 diselenggarakan dengan menggunakan sistem pembukuan
ganda dengan dasar kas modifikasian dan kebijakan akuntansi yang diberlakukan
dalam penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2005
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Kebijakan di bidang keuangan telah disusun Perda tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Nomor 24 tahun 2004
tanggal 13 Desember 2004. Peraturan tersebut mulai berlaku pada saat diundangkan
tanggal 14 Desember 2004.
Tahun Anggaran 2005 merupakan masa transisi sistem pembukuan dari sistem
berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 ke sistem berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan pada akhir tahun 2005 Pemerintah Kabupaten
Semarang telah melakukan konversi Laporan Keuangan Daerah ke sistem yang
berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP) dan disajikan sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 serta Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar dan
Kebijakan Akuntansi Daerah dalam Penyajian Laporan Keuangan.

33
Personil pada Bagian Keuangan masih kurang memadai dan pegawai yang
berlatar belakang akuntansi masih terbatas. Dengan penerapan pola baru sistem
pengelolaan keuangan daerah, kebutuhan personil yang memiliki latar belakang
akuntansi semakin tinggi karena tuntutan penggunaan pembukuan accrual basis. Bagi
para pelaksana antara lain Pemegang Kas maupun Pembantu Pemegang Kas
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Hal
ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada Kode Rekening. Oleh karena itu
rekonsiliasi antara Pemegang Kas dengan Pembantu Pemegang Kas menjadi lama dan
pencatatan atas rekonsiliasi anggaran daerah terlambat dari yang diperkirakan,
Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Pemerintah Kabupaten Semarang berkewajiban menyusun Laporan
Keuangan Daerah yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Aliran Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Daerah.
Dari hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan
keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten
Semarang yang kami uji ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan
yang berlaku, sehingga masih terdapat kelemahan-kelemahan minimal sebanyak
empat kelemahan. Terhadap sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan
yang tidak kami uji kami tidak menemukan bahwa Pemerintah Daerah menyimpang
dari sistem tesebut. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada review dan persetujuan memadai untuk transaksi pencatatan akuntansi
atau output dari suatu sistem, hal ini ditunjukkan pada beberapa hal :
a. Belanja modal yang diakui sebagai aset pada Neraca lebih besar karena
adanya pengakuan belanja operasi dan pemeliharaan sebagai penambah aset
pada Neraca, sehingga nilai aset menjadi lebih tinggi dari nilai perolehan yang
sebenarnya;
b. SPJ dari unit-unit kerja terlambat masuk ke Bagian Verifikasi yang
mengakibatkan sampai dengan tahun anggaran berakhir (31 Desember)
banyak SPJ yang belum diverifikasi/disahkan bahkan ada yang belum dikirim
ke Bagian Verifikasi;

34
2. Bukti kegagalan dalam menjalankan tugas yang menjadi bagian dari pengendalian
intern adalah pelaksanaan kewenangan di bidang pertanahan tidak sesuai
ketentuan serta pelaksanaan belanja modal dan belanja bantuan keuangan untuk
instansi vertikal yaitu Badan Pertanahan Nasional;
3. Kelemahan yang signifikan dalam desain atau pelaksanaan pengendalian intern
dapat mengakibatkan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang
berdampak langsung atas laporan keuangan dan material, yaitu:
a. Pelaksanaan Belanja Perjalanan Dinas dilaksanakan oleh pihak ketiga,
sehingga mengakibatkan pemborosan keuangan daerah;
b. Penganggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga laporan keuangan
tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya;
c. Penganggaran dan penyaluran belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
tidak sesuai ketentuan yaitu melalui 32 unit kerja yang seharusnya
dilaksanakan melalui satu unit kerja;
d. Adanya realisasi upah pungut retribusi sehingga memboroskan keuangan
daerah;
4. Kurangnya kesadaran manajemen akan pentingnya pengendalian dan
menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah. Hasil
penelaahan SPI menunjukkan masih dijumpainya kelemahan pengendalian pada
manajemen tingkat atas dan menengah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
instruksi atau disposisi dinas untuk pengeluaran yang tidak sesuai ketentuan.
Hasil pemeriksaan BPK Tahun 2004 mengungkapkan adanya Belanja Tidak
Tersangka yang tidak sesuai ketentuan dan terulang kembali pada Tahun 2005
dengan materi yang tidak signifikan mengalami perbaikan. Hal tersebut
mengakibatkan pengeluaran belanja tidak terkendali dan kesalahan yang sama
terulang kembali.
Atas kelemahan pengendalian intern tersebut. BPK-RI menyarankan agar
Pemerintah Kabupaten Semarang melakukan review atas sistem pembukuan dan
penyusunan Laporan Keuangannya.

35
B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan
Kabupaten Semarang Tahun 2005

Dari hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005 yang telah
disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang. BPK-RI telah mengajukan 31
koreksi dengan nilai koreksi saldo akun menurut obyek sebesar
Rp5.826.788.407,00 kepada Pemerintah Kabupaten Semarang dhi. Dinas Pengelola
Keuangan Daerah (DPKD) Kabupaten Semarang. Koreksi yang dilakukan BPK-RI
berdasarkan atas kebenaran formal dari bukti akuntansi.
Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan karena belum dicatat/kesalahan pembukuan


a. DPKD
1) Berdasarkan konfirmasi kepada DPKD diketahui terdapat tagihan PPJU yang
belum diterima sampai dengan 31 Desember 2005 senilai Rp1.113.831.915,00
belum dicatat pada Neraca.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Piutang PPJU Rp1.113.831.915,00
EDL Rp1.113.831.915,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Piutang Pajak bertambah sebesar Rp1.113.831.915,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp1.113.831.915,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

2) Dari hasil konfirmasi dengan DPKD diketahui bahwa pada akhir Tahun
Anggaran 2005 terdapat tagihan Pajak Galian C yang telah diterbitkan
SKPDnya tetapi belum dibayar oleh Wajib Pajak. Tagihan sebesar
Rp3.147.200,00 tersebut belum disajikan di Neraca per 31 Desember 2005

36
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Piutang Pajak Galian C Rp3.147.200,00
EDL Rp3.147.200,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Piutang Pajak Galian C bertambah sebesar Rp3.147.200,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp3.147.200,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang tidak bersedia
melakukan perbaikan pada Laporan Keuangannya.

3) Berdasarkan pemeriksaan atas buku dan kartu karcis di DPKD diketahui


bahwa pada akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai
habis berupa barang cetakan (persediaan karcis) pada DPKD senilai
Rp1.774.615,00 belum dicatat dalam akun Persediaan pada Neraca per 31
Desember 2005. Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada
akun Neraca per 31 Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp1.774.615,00
EDL Rp1.774.615,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp1.774.615,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp1.774.615,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

b. Dinas Pekerjaan Umum


1) Dari hasil konfirmasi dengan DPU diketahui bahwa pada akhir tahun anggaran
terdapat Tagihan Listrik PJU yang masih harus dibayar sampai dengan 31
Desember 2005 senilai Rp1.603.541.200,00 belum dicatat pada akun Hutang

37
Belanja pada Neraca. Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada
akun Neraca per 31 Desember 2005 sebagai berikut :
EDL Rp1.603.541.200,00
Hutang Belanja-PJU Rp1.603.541.200,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Hutang Belanja bertambah sebesar Rp1.603.541.200,00


Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang sebesar Rp1.603.541.200,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

2) Dari hasil konfirmasi dengan DPU diketahui bahwa pada akhir Tahun
Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa ATK dan
barang cetakan pada DPU senilai Rp2.311.200,00 belum dicatat dalam akun
Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp2.311.200,00
EDL Rp2.311.200,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp2.311.200,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp2.311.200,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

c. Dinas Perhubungan
Dari hasil konfirmasi dengan Dinas Perhubungan diketahui bahwa pada akhir
tahun anggaran masih terdapat tagihan Biaya Telepon yang masih harus
dibayar sampai dengan 31 Desember 2005 senilai Rp205.414,00 belum dicatat
pada akun Hutang Belanja pada Neraca.

38
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
EDL Rp205.414,00
Hutang Belanja - Telepon Rp205.414,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Hutang Belanja bertambah sebesar Rp205.414,00


Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang sebesar Rp205.414,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya

d. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil


1) Dari hasil konfirmasi dengan Pemegang Kas Kantor Kapenduk Capil
diketahui bahwa pada akhir tahun masih terdapat tagihan Biaya Langganan
Air yang masih harus dibayar sampai dengan 31 Desember 2005 senilai
Rp109.460,00 belum dicatat pada akun Hutang Belanja pada Neraca.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
EDL Rp109.460,00
Hutang Belanja –
Langganan Air Rp109.460,00

Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Hutang Belanja bertambah sebesar Rp109.460,00


Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang sebesar Rp109.460,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

2) Dari hasil konfirmasi dengan Kapenduk Capil diketahui bahwa pada akhir
Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa ATK dan

39
barang cetakan dan blanko dokumen penduduk senilai Rp28.178.000,00
belum dicatat dalam akun Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp28.178.000,00
EDL Rp28.178.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp28.178.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp28.178.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

e. Kecamatan Suruh
Dari hasil konfirmasi dengan Kecamatan Suruh diketahui bahwa pada akhir
Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa ATK dan
barang cetakan senilai Rp102.000,00 belum dicatat dalam akun Persediaan
pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp102.000,00
EDL Rp102.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp102.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp102.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.
.

40
f. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
1) Berdasarkan konfirmasi dengan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
diketahui bahwa pada akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan
pakai habis berupa Peptisida Wereng senilai Rp61.973.560,00 belum dicatat
dalam akun Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp61.973.560,00
EDL Rp61.973.560,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp61.973.560,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp61.973.560,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

2) Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan, SPJ dan Daftar Mutasi


Aset diketahui bahwa pada selama Tahun Anggaran 2005 telah direalisasikan
pembelian Alat-Alat Pertanian senilai Rp231.457.000,00, namun pada akhir
tahun belum dicatat dalam akun Mesin dan Peralatan pada Neraca per 31
Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Mesin dan Peralatan Rp231.457.000,00
EDI Rp231.457.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Mesin dan Peralatan bertambah sebesar Rp231.457.000,00


Akun Ekuitas Dana Diinvestasikan bertambah sebesar Rp231.457.000,00

41
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

g. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan


Berdasarkan konfirmasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan diketahui
bahwa pada akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai
habis berupa ATK dan barang cetakan senilai Rp2.293.550,00 belum dicatat
dalam akun Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp2.293.550,00
EDL Rp2.293.550,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp2.293.550,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp2.293.550,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

h. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Berdasarkan konfirmasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
diketahui bahwa pada akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan
pakai habis berupa ATK dan barang cetakan senilai Rp1.493.875,00 belum
dicatat dalam akun Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp1.493.875,00
EDL Rp1.493.875,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

42
Akun Persediaan bertambah sebesar Rp1.493.875,00
Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp1.493.875,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.
.
i. Dinas Koperasi UKM
Berdasarkan konfirmasi dengan Dinas Koperasi UKM diketahui bahwa pada
akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa
ATK dan barang cetakan senilai Rp224.000,00 belum dicatat dalam akun
Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp224.000,00
EDL Rp224.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp224.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp224.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

j. Badan Kepegawaian Daerah


Berdasarkan konfirmasi dengan Badan Kepegawaian Daerah diketahui bahwa
pada akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis
berupa ATK dan barang cetakan senilai Rp11.885.025,00 belum dicatat dalam
akun Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp11.885.025,00
EDL Rp11.885.025,00

43
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp11.885.025,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp11.885.025,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

k. Dinas LHPE
Berdasarkan konfirmasi dengan Dinas LHPE diketahui bahwa pada akhir
Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa ATK dan
barang cetakan senilai Rp930.000,00 belum dicatat dalam akun Persediaan
pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp930.000,00
EDL Rp930.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp930.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp930.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

l. Dinas Kesehatan
1) Berdasarkan konfirmasi dengan Dinas Kesehatan diketahui bahwa pada akhir
Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa ATK,
barang cetakan, alat listrik, perlengkapan RT dan bahan laboratorium senilai
Rp850.000,00 belum dicatat dalam akun Persediaan pada Neraca per 31
Desember 2005

44
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp850.000,00
EDL Rp850.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp850.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp850.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

2) Dari realisasi Belanja Modal Alat-Alat Laboratorium (2.10.01.3.15.01.01.2)


diketahui bahwa terdapat pengeluaran sebesar Rp4.590.000,00 dipergunakan
untuk pengadaan aset dengan rincian sebagai berikut :
- Alat-alat laboratorium Labkesda Rp1.790.000,00
- AC Split Labkesda Rp2.800.000,00
Sedangkan dari realisasi Belanja Modal Alat Kantor dan Rumah Tangga
(2.10.01.3.12.02.05.2) diketahui bahwa terdapat pengeluaran sebesar
Rp192.000,00 dipergunakan untuk pengadaan kipas angin berdiri.
Pengadaan aset senilai Rp4.782.000,00 (Rp4.590.000,00 + Rp192.000,00)
tersebut seharusnya dicatat menambah aktiva tetap berupa Mesin dan
Peralatan pada Neraca per 31 Desember 2005.

Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Mesin dan Peralatan Rp4.782.000,00
EDI Rp4.782.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Mesin dan Peralatan bertambah sebesar Rp4.782.000,00


Akun Ekuitas Dana Diinvestasikan bertambah sebesar Rp4.782.000,00

45
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya

m. RSUD Ambarawa
1) Dari realisasi Biaya Pemeliharaan Komputer (2.10.02.01.1.4.11.03.02) dan
Biaya Alat Tulis (2.10.02.01.1.2.02.2) diketahui bahwa terdapat pengeluaran
sebesar Rp1.425.000,00 dipergunakan untuk pembelian flashdisc. Sedangkan
dari realisasi Biaya Bahan Habis Pakai Kesehatan Medis (2.10.02.2.2.01.10.2)
.diketahui bahwa terdapat pengeluaran sebesar Rp11.507.000,00 dipergunakan
untuk pembelian alat kesehatan.
Pengadaan aset senilai Rp12.932.000,00 (Rp1.425.000,00 + Rp11.507.000,00)
tersebut seharusnya dicatat menambah aktiva tetap berupa Mesin dan
Peralatan pada Neraca per 31 Desember 2005.

Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Mesin dan Peralatan Rp12.932.000,00
EDI Rp12.932.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Mesin dan Peralatan bertambah sebesar Rp12.932.000,00


Akun Ekuitas Dana Diinvestasikan bertambah sebesar Rp12.932.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya

2) Berdasarkan konfirmasi dengan RSUD Ambarawa pada akhir Tahun


Anggaran 2005 terdapat Tagihan kepada PT Askes senilai Rp382.526.200,00
belum dicatat dalam akun Piutang Lain-lain pada Neraca per 31 Desember
2005.

46
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :

Piutang Lain-lain Rp382.526.200,00


EDL Rp382.526.200,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Piutang Lain-lain bertambah sebesar Rp382.526.200,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp382.526.200,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

n. Kecamatan Jambu
Berdasarkan konfirmasi dengan Kecamatan Jambu diketahui bahwa pada
akhir Tahun Anggaran 2005 terdapat persediaan bahan pakai habis berupa
ATK dan barang cetakan senilai Rp454.000,00 belum dicatat dalam akun
Persediaan pada Neraca per 31 Desember 2005
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan Rp454.000,00
EDL Rp454.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp454.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp454.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

o. RSUD Ungaran
1) Berdasarkan konfirmasi dengan RSUD Ungaran diketahui bahwa pada akhir
Tahun Anggaran 2005 terdapat Tagihan kepada PT Askes senilai

47
Rp384.619.722,00 belum dicatat dalam akun Piutang Lain-lain pada Neraca
per 31 Desember 2005.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :

Piutang Lain-lain Rp384.619.722,00


EDL Rp384.619.722,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :
Akun Piutang Lain-lain bertambah sebesar Rp384.619.722,00
Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp384.619.722,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

2) Dari hasil konfirmasi dengan RSUD Ungaran diketahui terdapat tagihan


kepada perusahaan yang mempunyai kerjasama dengan RSUD Ungaran dalam
pemeriksaan kesehatan karyawan senilai Rp140.650.742,00 dan belum dicatat
dalam akun Piutang Lain-lain pada Neraca per 31 Desember 2005.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Piutang Lain-lain Rp140.650.742,00
EDL Rp140.650.742,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :
Akun Piutang Lain-lain bertambah sebesar Rp140.650.742,00
Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp140.650.742,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

3) Dari hasil konfirmasi dengan Pemegang Kas RSUD Ungaran diketahui


terdapat Tagihan Biaya Telepon, BBM dan Jasa Pelayanan yang masih harus

48
dibayar sampai dengan 31 Desember 2005 senilai Rp245.369.393,00 belum
dicatat pada akun Hutang Belanja pada Neraca.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
EDL Rp245.369.393,00
Hutang Belanja Rp245.369.393,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Hutang Belanja bertambah sebesar Rp245.369.393,00


Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang sebesar Rp245.369.393,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya

p. Kecamatan Sumowono
Dari hasil konfirmasi dengan Pemegang Kas Kecamatan Sumowono diketahui
terdapat Tagihan Biaya Telepon yang masih harus dibayar sampai dengan 31
Desember 2005 senilai Rp1.532.782,00 belum dicatat pada akun Hutang
Belanja pada Neraca.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
EDL Rp1.532.782,00
Hutang Belanja - Telepon Rp1.532.782,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Hutang Belanja bertambah sebesar Rp1.532.782,00


Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang sebesar Rp1.532.782,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya

49
q. Kecamatan Susukan
Dari hasil konfirmasi dengan Pemegang Kas Kecamatan Susukan diketahui
terdapat Tagihan Biaya Telepon yang masih harus dibayar sampai dengan 31
Desember 2005 senilai Rp1.875.000,00 belum dicatat pada akun Hutang
Belanja pada Neraca.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
EDL Rp1.875.000,00
Hutang Belanja - Telepon Rp1.875.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Hutang Belanja bertambah sebesar Rp1.875.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang sebesar Rp1.875.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya

2. Kesalahan Pengklasifikasian/Pembebanan
a. Dinas Pekerjaan Umum
Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan, SPJ dan Daftar Mutasi
Aset diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2005 terdapat realisasi Belanja
Modal berupa Bangunan SD Pojoksari senilai Rp1.243.136.590,00. Sampai
dengan akhir tahun bangunan tersebut masih dalam proses pengerjaan, namun
bangunan tersebut diklasifikasikan sebagai Gedung. Seharusnya bangunan
tersebut diklasifikasikan dalam akun Bangunan Dalam Pengerjaan pada
Neraca per 31 Desember 2005.
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Bangunan Dalam Pengerjaan Rp1.243.136.590,00
Gedung Rp1.243.136.590,00

50
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :
Akun Bangunan Dalam Pengerjaan bertambah sebesar Rp1.243.136.590,00
Akun Gedung berkurang sebesar Rp1.243.136.590,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

3. Kesalahan Aritmatika/Penghitungan
a. Dinas Pendidikan
Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan, SPJ dan konfirmasi ke
lapangan diketahui bahwa dalam tahun anggaran 2005 telah direalisasikan
melalui Dinas Pendidikan rehab bangunan sekolah dengan nilai yang dapat
dikapitalisir sebagai aset sebesar Rp3.647.872.000 namun bangunan tersebut
hanya disajikan sebesar Rp3.335.854.298,00 sehingga terdapat selisih kurang
senilai Rp312.017.702,00 yang terdiri dari pembangunan Ruang Bengkel
Kerja SMK Kecil senilai Rp300.000.000,00 dan Biaya Administrasi sebesar
Rp12.017.702,00 sehingga nilai yang belum dikapitalisir sebagai aset senilai
Rp300.000.000,00
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Gedung Rp300.000.000,00
EDI Rp300.000.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :
Akun Gedung bertambah sebesar Rp300.000.000,00
Akun Ekuitas Dana Diinvestasikan bertambah sebesar Rp300.000.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

51
b. Dinas Peternakan dan Perikanan
Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan, SPJ dan konfirmasi dengan
Dinas Peternakan dan Perikanan diketahui terdapat persediaan bergulir berupa
sapi senilai Rp7.616.466.000,00 tapi di Neraca per 31 Desember 2005
disajikan senilai Rp7.602.566.000,00 atau lebih rendah sebesar
Rp13.900.000,00
Atas kejadian tersebut, BPK-RI melakukan koreksi pada akun Neraca per 31
Desember 2005 sebagai berikut :
Persediaan-Sapi Rp13.900.000,00
EDL Rp13.900.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu :

Akun Persediaan bertambah sebesar Rp13.900.000,00


Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah sebesar Rp13.900.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

c. DPKD
Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan diketahui bahwa pada akhir
tahun 2005 terdapat Persediaan Obat-obatan sebesar Rp5.156.571.804,00
namun berdasar konfirmasi dengan RSUD Ungaran diketahui bahwa
persediaan obat-obatan adalah sebesar Rp5.164.571.804,00 atau disajikan
terlalu rendah sebesar Rp8.000.000,00. Atas kejadian tersebut, BPK-RI
melakukan koreksi pada akun Neraca per 31 Desember sebagai berikut:
Persediaan-Obat Rp8.000.000,00
EDL Rp8.000.000,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu:
Akun Persediaan bertambah senilai Rp8.000.000,00

52
Akun Ekuitas Dana Lancar bertambah senilai Rp8.000.000,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

d. RSUD Ambarawa
Berdasarkan konfirmasi dengan RSUD Ambarawa diketahui bahwa saldo
persediaan obat di RSUD Ambarawa per 31 Desember 2005 sebesar
Rp634.062.515,00 tetapi di Neraca disajikan sebesar Rp656.764.479,00 atau
terlalu tinggi sebesar Rp22.701.964,00. Atas kejadian tersebut, BPK-RI
melakukan koreksi pada akun Neraca per 31 Desember sebagai berikut:
EDL Rp22.701.964,00
Persediaan-Obat Rp22.701.964,00
Dengan pencatatan tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada Neraca per 31
Desember 2005, yaitu:
Akun Persediaan berkurang senilai Rp22.701.964,00
Akun Ekuitas Dana Lancar berkurang senilai Rp22.701.964,00
Atas koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang bersedia melakukan
perbaikan pada Laporan Keuangannya.

53
C. Catatan Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2005 yang
disajikan Pemerintah Kabupaten Semarang dapat diungkapkan sebanyak 10 catatan
pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD untuk
meningkatkan kualitas laporan keuangannya.

1. Catatan Pemeriksaan yang Mempengaruhi Kewajaran Laporan Keuangan


a Pembebanan pengeluaran sebesar Rp415.698.500,00 pada Pos Belanja
Tidak Tersangka tidak sesuai ketentuan

Pos 2.15.1. Belanja Tidak Tersangka pada Sekretariat Daerah Tahun


Anggaran 2005 dianggarkan sebesar Rp1.000.000.000,00 dan telah
direalisasikan sebesar Rp561.158.600,00 (56,12%).

Pemeriksaan atas Laporan Realisasi dan SPJ untuk Belanja Tidak


Tersangka menunjukkan bahwa dari realisasi tersebut di antaranya sebesar
Rp415.698.500,00 dipergunakan untuk bantuan-bantuan yang tidak termasuk
dalam kriteria Belanja Tidak Tersangka, yaitu :

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Dukungan dana operasional untuk Karya Bhakti dalam 3.010.500,00
rangka rehabilitasi Rawa Pening Kodim 0714
2. Uang saku atlit Porda dan Bonus Atlet Peraih medali 110.000.000,00
3. Tambahan alokasi dana kegiatan Kwarcab Kabupaten 69.688.000,00
Semarang tahun 2005
4. Bantuan Gugus Sekolah RA Kartini Sidomulyo 2.500.000,00
Kecamatan Ungaran
5. Tambahan Dana Pilkada Tahun 2005 230.500.000,00
Jumlah 415.698.500,00

Pengeluaran tersebut sebetulnya sudah tersedia anggarannya dalam pos belanja


bantuan, sehingga tidak dibenarkan apabila dibebankan pada Pos Belanja Tidak
Tersangka.
Dari bantuan-bantuan tersebut terdapat pengeluaran yang belum
diberitahukan ke DPRD sesuai ketentuan yaitu Bantuan Gugus Sekolah RA
Kartini Sidomulyo Kecamatan Ungaran sebesar Rp2.500.000,00.

54
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :
1) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tanggal 10 Nopember 2000
tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah :
a) Pasal 12 ayat (2) menyebutkan bahwa pengeluaran yang dibebankan
pada pengeluaran tidak tersangka adalah untuk penanganan bencana
alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak tersangka lainnya yang
sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan
pemerintahan daerah;
b) Pasal 10 ayat (3) menyatakan bahwa setiap pejabat dilarang melakukan
tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBD apabila tidak
tersedia atau tidak cukup tersedia anggaran untuk membiayai
pengeluaran tersebut.
2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni
2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD Pasal 7 :
a) Ayat (1) menyatakan bahwa Belanja Tidak Tersangka dianggarkan untuk
pengeluaran penanganan bencana alam, bencana sosial atau pengeluaran
lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan Pemerintahan Daerah.
b) Ayat (2) menyatakan bahwa Pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah, yaitu
pengeluaran-pengeluaran yang sangat dibutuhkan untuk penyediaan
sarana dan prasarana langsung dengan pelayanan masyarakat, yang
anggarannya tidak tersedia dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

Hal tersebut disebabkan:


1) Kebijakan Bupati dalam melakukan pengelolaan Belanja Tidak Tersangka
kurang memperhatikan ketentuan yang berlaku;
2) Kelalaian Kepala Dinas Pengelola Keuangan Daerah dalam melaksanakan
pengelolaan Belanja Tidak Tersangka.

Keadaan tersebut mengakibatkan membebani keuangan daerah minimal


sebesar Rp415.698.500,00

55
Sekretaris Daerah menjelaskan bahwa pada intinya kegiatan-kegiatan
tersebut perlu dilaksanakan tetapi tidak dianggarkan pada Tahun Anggaran 2005
sehingga dibiayai dari Pos Belanja Tidak Tersangka.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang agar mempedomani ketentuan yang berlaku setiap
melakukan tindakan/kegiatan yang berakibat terjadinya pengeluaran anggaran.

56
b Penganggaran Belanja Modal atas Rehabilitasi MI dan SDLB Swasta pada
Dinas Pendidikan tidak tepat

Berdasarkan Laporan Realisasi APBD Tahun Anggaran 2005 Pemerintah


Kabupaten Semarang telah menganggarkan Belanja Modal Bangunan Gedung
pada Dinas Pendidikan dengan kode rekening nomor 2.11.01.3.6.01.03.2
Belanja Modal Rehabilitasi Bangunan Gedung Pendidikan senilai
Rp4.566.530.400,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp4.552.455.900,00 atau
99,69%, yang sumber dananya dari Dana Alokasi Khusus.
Hasil pemeriksaan atas pengeluaran Belanja Modal Gedung Pendidikan
menunjukkan bahwa pengeluaran tersebut digunakan untuk rehabilitasi gedung
pendidikan Sekolah Dasar Negeri sebanyak dua puluh sembilan sekolah, dan
swasta berupa MI sebanyak dua belas sekolah, dan SDLB sebanyak empat
sekolah dengan biaya rehabilitasi masing-masing SD/MI/SDLB sebesar
Rp100.000.000,00 yang dilaksanakan secara swakelola oleh penerima belanja
modal.
Dari realisasi sebesar Rp4.552.455.900,00, seharusnya yang dicatat
sebagai mutasi aktiva pada neraca per 31 Desember 2005 hanya sebanyak dua
puluh sembilan SD Negeri dengan nilai sebesar Rp3.010.000.000,00 terdiri dari
belanja modal yang diakui sebagai penambah aktiva sebesar
Rp2.900.000.000,00 (29 x Rp100.000.000,00) dan nilai perencanaan sebesar
Rp110.000.000,00.
Sedangkan belanja modal untuk Rehabilitasi Bangunan Pendidikan untuk
duabelas MI dan empat SDLB sebesar Rp1.600.000.000,00 (16 x
Rp100.000.000,00) seharusnya tidak dimasukkan dalam neraca dan dibebankan
dalam belanja modal karena pengeluaran tersebut pada hakikatnya merupakan
bantuan keuangan kepada pihak swasta, dan setelah dibangun seharusnya
dihibahkan kepada pihak pengelola SD/MI/SDLB dengan membuat Berita Acara
Hibah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri


Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara

57
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, pada :
1) Pasal 8 disebutkan bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria sebagai berikut:
a) Tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya
yang terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan;
b) Tidak mengharapkan akan diterima kembali dimasa yang akan datang
seperti lazimnya piutang;
c) Tidak mengharap adanya hasil seperti lazimnya suatu penyertaan
Modal/Investasi;
2) Lampiran VIII tentang Penyusunan Usulan Program, Kegiatan Dana
Anggaran Berdasarkan Prinsip-Prinsip Anggaran Kinerja dijelaskan bahwa
Belanja Modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai
kegiatan investasi (menambah aktiva);
3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada:
a) Pasal 45 ayat (2) disebutkan bahwa Pemindahtanganan barang untuk
negara/daerah dilakukan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan
atau disertakan sebagai modal pemerintah setelah mendapat persetujuan
DPR/DPRD;
b) Pasal 47 ayat (1) huruf a angka 4) disebutkan Persetujuan DPRD
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (2) dilakukan untuk
pemindahtanganan tanah dan atau bangunan.

Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman dari para perencana


kegiatan dalam menyusun Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK), khususnya
mengenai pengelompokan anggaran Belanja Modal dan Belanja Bagi Hasil dan
Bantuan Keuangan APBD Tahun Anggaran 2005.

Keadaan tersebut mengakibatkan Realisasi Belanja Modal Bangunan


dalam Laporan Realisasi Anggaran pada APBD Tahun Anggaran 2005
dilaporkan lebih tinggi (overstated) dan tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.

58
Terkait dengan masalah tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang
menjelaskan bahwa pada saat penyusunan RASK dana tersebut dimasukkan
dalam Belanja Modal dengan asumsi hasil rehab akan menambah aset
Pemerintah Daerah, karena pada saat itu sekolah penerima alokasi dana belum
ditentukan, baik untuk sekolah swasta maupun negeri. Untuk tahun yang akan
datang sekolah-sekolah swasta yang telah menerima DAK dengan menggunakan
kode rekening Belanja Modal akan dibuatkan berita acara hibah dari Pemerintah
Daerah kepada Pengurus Yayasan.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang agar :
1) Menegur Kepala Dinas Pendidikan supaya dalam menyusun Rencana
Anggaran Satuan Kerja memperhatikan ketentuan yang berlaku;
2) Membuat Surat Keputusan dan Berita Acara Hibah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

59
c. Penganggaran dan Realisasi kepada BPS melalui Belanja Bagi Hasil dan
Bantuan Keuangan tidak tepat

Dalam Laporan Keuangan Kabupaten Semarang TA 2005 telah dianggarkan


dan direalisasikan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan (BHBK) Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebesar Rp844.318.500,00. Realisasi
belanja tersebut sebesar 100% dari anggarannya. Dari realisasi belanja BHBK
tersebut terdapat Belanja Bantuan kepada Instansi Vertikal sebesar
Rp32.840.500,00.
Berdasarkan pemeriksaan SPJ diketahui bahwa Belanja tersebut diberikan
kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang dengan Berita Acara
Penyerahan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, untuk kegiatan operasional
pengelolaan data dan informasi penunjang perencanaan pembangunan daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2005. Penyaluran BHBK kepada BPS dilakukan
sebanyak tiga kali dengan rincian sebagai berikut:
(dalam Rp)
No. Tgl SPMU Jumlah Berita Acara Penyerahan
1. 8 Juni 2005 9.250.000,00 No. 954/011A/2005, 8 Juni 2005
2. 11 Oktober 2005 9.250.000,00 No. 954, tanggal 24 Oktober 2005
3. 7 Desember 2005 14.340.000,00 No. 954/016, 15 Desember 2005
32.840.500,00

Dari hasil konfirmasi dengan penanggung jawab kegiatan penyaluran BHBK


dan BPS diketahui bahwa penyaluran belanja tersebut digunakan untuk membuat
Buku Daerah Dalam Angka (DDA), Buku Produk Domestik Bruto (PDRB), dan
Buku Profil Desa.
Berdasarkan kriteria, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan adalah
belanja yang dikeluarkan tetapi tidak menerima langsung barang atau jasa.
Sedangkan belanja yang diberikan kepada BPS melalui rekening Bagi Hasil dan
Bantuan Keuangan adalah belanja yang menerima imbal barang dan jasa secara
langsung, sehingga penganggaran tersebut tidak sesuai dengan tujuan belanjanya.

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri 29 tahun 2002


pasal 8 huruf a. yang menyatakan bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan

60
dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria antara lain tidak menerima secara
langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya yang terjadi dalam transaksi
pembelian dan penjualan.

Hal tersebut di atas disebabkan oleh penyusun RASK yang tidak memahami
ketentuan yang berlaku.

Penganggaran dan belanja seperti tersebut di atas mengakibatkan realisasi


Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan di Laporan Realisasi Anggaran disajikan
lebih tinggi.

Terkait dengan masalah tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang


menjelaskan bahwa kerjasama antara Bappeda dan BPS dilaksanakan antara lain
dengan pertimbangan penyediaan data akan lebih efisien dan terwujud adanya
kesatuan data (mencegah perbedaan data antar instansi). Untuk Tahun Anggaran
2006 kegiatan penyusunan DDA, PDRB dan Profil Desa akan dianggarkan dalam
BOP Bappeda.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang agar menegur Kepala Bappeda supaya dalam
menganggarkan biaya yang bersifat kegiatan melalui Biaya Operasional dan
Pemeliharaan.

61
d. Biaya Bahan Bakar Minyak Kendaraan Dinas tidak dilengkapi dengan
bukti yang lengkap dan sah

Dalam Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005 telah dianggarkan


Biaya Pembelian Bahan Bakar Minyak dalam Belanja Operasional Pemeliharaan
Aparatur, yang diberikan kepada karyawan yang memakai kendaraan dinas,
dengan rincian sebagai berikut:
(dalam Rp)
Dinas Kode Rekening Uraian Anggaran Realisasi
DPKD 2.01.05.1.4.02.03.1 Biaya Bahan Bakar Minyak 138.892.020,00 22.277.440,00
Kantor 2.01.09.1.4.02.03.1 Biaya Bahan Bakar Minyak 15.264.000,00 15.264.000,00
Kesbanglinmas
Sekretariat 2.01.04.1.4.02.03.1 Biaya Bahan Bakar Minyak 79.005.600,00 50.542.290,00
Dewan
Kecamatan 2.01.20.1.4.02.03.1 Biaya Bahan Bakar Minyak 3.600.000,00 3.600.000,00
Tuntang
Jumlah 91.683.730,00

Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik terhadap pemegang kendaraan


dinas, Surat Pertanggung Jawaban dan BKU diketahui hal-hal berikut:
1) Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Pada Bulan Desember 2005 telah di SPJ-kan Biaya BBM untuk Bulan
Nopember dan Desember 2005 sebesar Rp24.491.000,00 dengan bukti
pendukung transaksi hanya berupa daftar nama dan tanda tangan penerima
Biaya BBM.
2) Kantor Kesbang dan Linmas
Realisasi Biaya BBM sampai dengan Bulan Juli 2005 sebesar
Rp7.029.000,00 dengan bukti pendukung transaksi hanya berupa daftar
nama dan tanda tangan penerima Biaya BBM dan kuitansi model A.2.
3) Sekretariat Dewan
Pada Bulan Desember 2005 telah di SPJ-kan Biaya BBM dan Biaya Pelumas
Kendaraan Dinas untuk Bulan Desember 2005 sebesar Rp4.058.000,00
dengan bukti pendukung transaksi hanya berupa daftar nama penerima Biaya
BBM dan kuitansi model A.2.
Belanja tersebut pada hakekatnya adalah belanja barang dan jasa
sehingga bukti transaksinya atau SPJ-nya seharusnya berupa pembelian barang
bukan diterimakan secara tunai.

62
Hal tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 pasal
49 ayat (5) Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah
mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.

Permasalahan tersebut disebabkan adanya pengarahan dari DPKD bahwa


SPJ Biaya BBM tidak perlu menggunakan bukti transaksi dari pihak ketiga
tetapi cukup dengan nama dan tanda tangan penerima Biaya BBM dan kuitansi
model A.2.

Hal tersebut mengakibatkan belanja Biaya Bahan Bakar Minyak senilai


minimal Rp91.683.730,00 tidak dapat diyakini kebenarannya.

Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang telah memahami permasalahan


tersebut, dan untuk Tahun Anggaran 2006 belanja BBM akan disertai dengan
bukti yang lengkap dan sah.

Rekomendasi BPK-RI :
1) Bupati Semarang agar menegur Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran BBM dimaksud;
2) Menghentikan pemberian BBM secara tunai.

63
2. Catatan Pemeriksaan yang tidak mempengaruhi kewajaran Laporan
Keuangan

a. Pelaksanaan perjalanan dinas tidak sesuai ketentuan dan membebani


keuangan daerah sebesar Rp97.931.000,00
1) DPRD
Pada Tahun Anggaran 2005 Biaya Akomodasi dan Transportasi pada
Sekretariat DPRD Kabupaten Semarang dengan rekening nomor
2.01.04.2.2.02.02.1 dianggarkan sebesar Rp698.350.650,00 dan
direalisasikan sebesar Rp455.905.400,00. Hasil pemeriksaan atas SPJ
pelaksanaan kegiatan tersebut diketahui dari realisasi sebesar
Rp455.905.400,00 diantaranya digunakan untuk melakukan kunjungan kerja
Anggota DPRD ke Sumatera Barat selama 5 hari dari tanggal 6 s.d 10
Desember 2005 untuk biaya transportasi dan akomodasi sebesar
Rp302.551.000,00. Pelaksanaan perjalanan dilakukan melalui Biro Jasa
Perjalanan Wisata PT. Hallo Wisata Jl. Merdeka, Ungaran, dengan bukti
pertanggungjawaban hanya berupa kuitansi pembayaran tanpa dilampiri
surat perjanjian dan analisa perhitungan biaya. Selain biaya transportasi dan
akomondasi juga diberikan uang saku kepada para peserta DPRD sebanyak
28 orang sebesar Rp24.500.000,00 dan Staf sebanyak 15 orang sebesar
Rp12.150.000,00. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan perjalanan tersebut seluruhnya sebesar Rp302.551.000,00+
Rp24.500.000,00 + Rp12.150.000,00 = Rp339.201.000,00.
Besar biaya perjalanan dinas tersebut apabila dilaksanakan
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 16 Tahun 2004 tanggal 31
Agustus 2004 tentang Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2005
adalah sebagai berikut:
a) Anggota DPRD terdiri dari 28 orang:
(1) Lumpsum :
- Uang Saku : 5 x 28 x Rp175.000,00 = Rp24.500.000,00
- Akomodasi : 5 x 28 x Rp200.000,00 = Rp28.000.000,00

64
(2) Transport :
- Ungaran–Semarang PP : 2 x 75 x Rp50.000,00 = Rp 7.500.000,00
- Semarang – Jakarta : 75 x Rp325.000,00 = Rp24.375.000,00
- Jakarta – Padang PP : 2 x 75 x Rp545.000,00 = Rp81.750.000,00
- Jakarta – Semarang : 75 x Rp338.000,00 = Rp25.350.000,00
- Transport lokal : 5 x 75 x Rp75.000,00 = Rp28.125.000,00
Rp219.600.000,00
Biaya transportasi dibelanjakan untuk pembelian tiket pesawat
sebanyak 75 orang, atas nama 45 orang anggota DPRD dan 30 orang
dari dinas terkait dan sekretariat DPRD. Dari jumlah anggota DPRD
sebanyak 45 orang, ternyata hanya 28 orang anggota DPRD yang
melaksanakan perjalanan dinas.

b) Staf Sekretrariat DPRD terdiri dari 15 orang:


Lumpsum :
(Golongan IV)
- Uang Saku : 5 x 2 x Rp175.000,00 = Rp 1.750.000,00
- Akomodasi : 5 x 2 x Rp200.000,00 = Rp 2.000.000,00
(Golongan III)
- Uang Saku : 5 x 13 x Rp160.000,00 = Rp10.400.000,00
- Akomodasi : 5 x 13 x Rp200.000,00 = Rp13.000.000,00
Jumlah = Rp27.150.000,00
Jumlah a) + b) = Rp246.750.000,00
Dari rincian tersebut terlihat bahwa pengeluaran biaya kunjungan kerja ke
Sumatera Barat selama 5 hari apabila dibandingkan dengan yang
dilaksanakan oleh biro perjalanan terjadi pengeluaran yang memboroskan
keuangan daerah sebesar Rp339.201.000,00 - Rp246.750.000,00 =
Rp92.451.000,00.

2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Anggaran Biaya Akomodasi dan Transportasi rekening Nomor


2.09.01.2.2.02.02.2 pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
Anggaran 2005 sebesar Rp68.054.500,00 dan direalisasikan sebesar
Rp66.100.000,00. Hasil pemeriksaan atas kegiatan tersebut dari realisasi

65
sebesar Rp66.100.000,00 di antaranya digunakan untuk melakukan
kunjungan kerja Pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta
Anggota DPRD ke Bengkulu selama 4 hari dari tanggal 2 s.d. 5 Agustus
2005 untuk biaya transportasi dan akomodasi sebesar Rp34.130.000,00.
Pelaksanaan perjalanan dinas tersebut dilakukan melalui Biro Jasa
Perjalanan Wisata Pusaka Tours, Jl. Taman Siswa No. 156 Yogyakarta,
tanpa surat perjanjian dan perhitungan biaya terlebih dahulu. Selain biaya
transportasi dan akomondasi juga diberikan uang saku kepada para peserta
peninjauan lokasi tujuan transmigrasi Bengkulu sebanyak 9 orang selama 4
hari dengan tarif per hari Golongan III sebesar Rp160.000,00 atau
seluruhnya sebesar Rp5.760.000,00. Dengan demikian biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan perjalanan tersebut seluruhnya sebesar
Rp34.130.000,00 + Rp5.760.000,00 = Rp39.890.000,00
Besar biaya perjalanan dinas tersebut apabila dilaksanakan
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 16 Tahun 2004 tanggal 31
Agustus 2004 tentang Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2005
adalah sebagai berikut:
a) Lumpsum:
- Golongan IV : 4 x 5 x Rp450.000,00 = Rp9.000.000,00
- Golongan III : 4 x 4 x Rp395.000,00 = Rp6.320.000,00
b) Transport:
- Ungaran – Semarang PP:
Golongan IV : 2 x 5 x Rp50.000,00 = Rp500.000,00
Golongan III : 2 x 4 x Rp40.000,00 = Rp320.000,00
- Semarang – Jakarta PP : 2 x 9 x Rp450.000,00 = Rp8.100.000,00
- Jakarta – Bengkulu PP : 2 x 9 x Rp530.000,00 = Rp9.540.000,00
- Aiport tax:
Semarang : 1 x 9 x Rp15.000,00 = Rp135.000,00
Jakarta : 2 x 9 x Rp20.000,00 = Rp360.000,00
Bengkulu : 1 x 9 x Rp15.000,00 = Rp135.000,00
= Rp34.410.000,00

66
Dari rincian tersebut apabila dibandingkan dengan besarnya biaya
yang dikeluarkan melalui biro perjalanan maka terjadi perbedaan yang
memboroskan keuangan daerah sebesar Rp39.890.000,00 - Rp34.410.000,00
= Rp5.480.000,00.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :


1) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tanggal 10 November
2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
pada:
a) Pasal 4 dinyatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.
b) Pasal 27 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pembebanan APBD harus
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang
diperoleh pihak yang menagih.
2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni
2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan
Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata usaha Keuangan
Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, pada pasal 57 ayat (1)
disebutkan bahwa Pengguna anggaran wajib mempertanggungjawabkan
uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ yang dilampiri dengan
bukti-bukti yang sah.
3) Surat Keputusan Bupati Nomor 16 Tahun 2004 tanggal 31 Agustus 2004
tentang Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2005, pada
Lampiran tentang Indeks biaya kegiatan dinyatakan bahwa biaya
perjalanan dinas ke luar daerah Golongan III ditentukan sebesar
Rp395.000,00 dan untuk golongan IV ditentukan sebesar Rp450.000,00
setiap hari.
4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 7/KMK.02/2003 tanggal 3 Januari
2003 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap, pada pasal 1 angka 4

67
dinyatakan bahwa yang dimaksud Lumpsum adalah uang yang
dibayarkan sekaligus untuk semua biaya.
5) Surat Edaran Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan RI
Nomor SE-11/A/2003 tanggal 20 Januari 2003 angka 3 tentang
Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri
Sipil dan Pegawai Tidak Tetap dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan
perjalanan dinas para Kepala Kantor/Satuan Kerja hendaknya tetap
berpedoman pada batas anggaran yang tersedia bagi instansi masing-
masing dengan cara pembatasan jumlah petugas, jumlah hari, frekuensi
perjalanan dinas, serta selektif untuk keperluan yang benar-benar sangat
penting.
6) Surat Edaran Bupati Semarang Nomor 903/03323 tanggal 30 Agustus
2004 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2005 pada
Romawi VII huruf f dinyatakan bahwa kegiatan kunjungan kerja dan
studi banding ditiadakan, sementara perjalanan dinas keluar daerah
dibatasi hanya untuk hal-hal yang sangat urgen bagi kemajuan daerah
dengan kajian yang matang. Dalam hal berkoordinasi dengan luar daerah
agar lebih mengutamakan sarana komunikasi yang ada seperti telepon,
faximile dan sejenisnya.

Permasalah tersebut di atas disebabkan oleh Sekretaris DPRD dan


Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menggunakan biaya
perjalanan dinas tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Penggunaan biaya perjalanan dinas yang tidak sesuai ketentuan


tersebut berakibat membebani keuangan daerah sebesar Rp97.931.000,00
(Rp92.451.000,00+ Rp5.480.000,00).

Sekretaris DPRD dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


menjelaskan bahwa :
a) Pertimbangan menggunakan Pihak Ketiga karena volume kegiatan dan
anggaran cukup besar, perhitungan pelaku aktivitas sesuai Keppres No.

68
80 Tahun 2000, memudahkan dalam pelaksanaannya dan hasil survai
sebagai dasar untuk pembayaran secara Beban Tetap;
b) Terjadinya pemborosan karena adanya pembatalan pemberangkatan
secara mendadak oleh beberapa anggota Dewan pada saat akan
berangkat;
c) Pada Tahun 2006 DPRD tidak lagi menganggarkan kunjungan kerja
secara kelembagaan ke luar Jawa demi melaksanakan tertib administrasi
SPJ;
d) Untuk memudahkan koordinasi, efisiensi dan ketepatan waktu maka
digunakan jasa pihak ketiga yang terdapat dalam rekening Biaya
Transportasi dan Akomodasi. Biaya Transportasi dan Akomodasi masuk
pada kelompok Belanja Barang dan Jasa sedangkan Uang Saku masuk
dalam Belanja Perjalanan Dinas.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang agar menegur Sekretaris DPRD dan Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, supaya dalam melaksanakan kegiatan
mematuhi ketentuan yang berlaku.

69
b. Pembebanan Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar Rp829.600.000,00
pada SMP dan SMA Negeri tidak tepat.

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran atas Pengeluaran Bagi Hasil


dan Bantuan Keuangan pada Dinas Pendidikan rekening nomor 2.11.01.4.5.09.2
Tahun Anggaran 2005 dianggarkan sebesar Rp2.059.569.750,00 dan telah
direalisasikan sebesar Rp2.049.828.819,00 (99,53%).

Pemeriksaan atas Laporan Realisasi dan SPJ untuk Pengeluaran Bagi


Hasil dan Bantuan Keuangan menunjukkan bahwa pada pengeluaran tersebut
dipergunakan untuk bantuan-bantuan kepada 40 SMP Swasta sebesar
Rp476.400.000,00, 32 SMA/SMK Swasta sebesar Rp204.000.000,00, 45 SMP
Negeri sebesar Rp523.600.000,00 dan SMA Negeri sebesar Rp306.000.000,00
atau seluruhnya sebesar Rp1.510.000.000,00. Dari hasil pemeriksaan SPJ
diketahui bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan kepada SMP dan
SMA Negeri sebesar Rp829.600.000,00 ternyata antara lain digunakan untuk
pembelian meja KBM, ATK dan Biaya Lembur Pegawai yang pada hakekatnya
merupakan Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan
serta Belanja Modal bukan merupakan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
Keuangan (BHBK). Hakekat Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan pada
Lampiran IV Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 diperuntukkan bagi Pemerintah
Desa/Kelurahan dan Organisasi Kemasyarakatan, Panti Asuhan, Panti Jompo
dan PKK bukan kepada perangkat daerah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri


Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD pada :
1) Pasal 6 ayat (3) menyebutkan bahwa setiap kelompok belanja dirinci
menurut jenis belanja, setiap jenis belanja dirinci menurut obyek belanja,
setiap obyek belanja dirinci menurut rincian belanja.
2) Pasal 8 disebutkan bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria sebagai berikut:

70
a) Tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya
yang terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan;
b) Tidak mengharapkan akan diterima kembali dimasa yang akan datang
seperti lazimnya piutang;
c) Tidak mengharap adanya hasil seperti lazimnya suatu penyertaan
Modal/Investasi;
3) Lampiran IV tentang kode rekening, pada Nomenklatur tentang Belanja Bagi
Hasil dan Bantuan Keuangan terdiri dari Belanja Bagi Hasil Retribusi
kepada Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Desa/Kelurahan dan Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi
Kemasyarakatan seperti Panti Asuhan, Panti Jompo, PKK dan Belanja
Bantuan Keuangan kepada Organisasi Profesi seperti Ikatan Bidan dan
PGRI;

Permasalah tersebut di atas disebabkan kurangnya pemahaman dari para


perencana kegiatan dalam menyusun Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK)
dan Panitia Anggaran dalam menetapkan APBD Tahun Anggaran 2005
khususnya mengenai anggaran Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan.

Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya beban pengeluaran Bagi Hasil


dan Bantuan Keuangan dan pertanggungjawaban keuangan pada pos tersebut
kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Terkait dengan hal ini Kepala Dinas Pendidikan menjelaskan bahwa


penggunaan BHBK untuk membiayai belanja yang pada hakikatnya merupakan
BAU, BOP, dan BM disebabkan oleh banyaknya kendala dalam pengelolaan
keuangan pada Dinas Pendidikan. Selain itu banyak keluhan dari sekolah untuk
melaksanakan pembukuan dan menyusun pertanggungjawaban Keuangan serta
kurangnya pemahaman dalam menyusun RASK.

71
Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang agar memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan supaya
menegur perencana kegiatan agar dalam menyusun Rencana Anggaran Satuan
Kerja dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan menyarankan Panitia Anggaran
untuk menyusun APBD sesuai dengan ketentuan.

72
c. Realisasi Belanja Operasi dan Pemeliharaan berupa aspal tidak tepat

Berdasarkan Laporan Realisasi APBD Tahun Angaran 2005 Pemerintah


Kabupaten Semarang telah menganggarkan Belanja Operasi dan Pemeliharaan
(BOP) pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang dengan kode
rekening nomor 2.15.01.2.4.01.01.2 Belanja Pemeliharaan Jalan dianggarkan
senilai Rp4.826.053.820,00 dan direalisasikan sebesar Rp4.774.796.000,00
atau 98,94 %.
Dari hasil pemeriksaan atas pengeluaran Belanja Pemeliharaan Jalan
tersebut diketahui bahwa di antaranya digunakan untuk pengadaan aspal
sebanyak 4.378 drum senilai Rp2.039.878.000,00. Aspal tersebut disalurkan
kepada desa-desa yang membutuhkan pemeliharaan jalan dan dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri. Dalam DASK disebutkan bahwa pengadaan aspal tersebut
berupa kegiatan bantuan aspal ke pedesaan, sehingga pengeluaran tersebut
merupakan bantuan yang seharusnya disalurkan melalui Bagi Hasil dan Bantuan
Keuangan (BHBK) dan bukan merupakan belanja BOP. Dengan demikian
pelaksanaan pengadaan aspal tidak dapat diakui sebagai Belanja Operasi dan
Pemeliharaan tetapi lebih tepat diakui sebagai bantuan keuangan untuk
rehabilitasi jalan desa.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri


Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, pada :
1) Pasal 8 disebutkan bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria sebagai berikut:
a) Tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya
yang terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan;
b) Tidak mengharapkan akan diterima kembali di masa yang akan datang
seperti lazimnya piutang;
c) Tidak mengharap adanya hasil seperti lazimnya suatu penyertaan
Modal/Investasi;

73
2) Lampiran VIII tentang Penyusunan Usulan Program, Kegiatan Dana
Anggaran Berdasarkan Prinsip-prinsip Anggaran Kinerja dijelaskan adalah
bahwa Belanja Operasi dan Pemeliharaan adalah belanja langsung yang
digunakan untuk membiayai kegiatan.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman dari para perencana


kegiatan dalam menyusun Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK). Khususnya
mengenai pengelompokan anggaran Belanja Langsung dan Belanja Bagi Hasil
dan Bantuan Keuangan APBD Tahun Anggaran 2005.

Keadaan tersebut mengakibatkan Realisasi Belanja Bagi Hasil dan


Bantuan Keuangan dalam Laporan Realisasi Anggaran pada APBD Tahun
Anggaran 2005 tersebut di atas tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya
(lebih rendah).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang menjelaskan


bahwa Pemerintah Daerah mengharapkan hasil/produk dari bantuan aspal
pedesaan tersebut berupa pengaspalan jalan desa/kelurahan, maka kegiatan
tersebut tidak dianggarkan melalui Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan melainkan
melalui Biaya Operasional dan Pemeliharaan.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang agar memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum
supaya menegur perencana kegiatan agar dalam menyusun Rencana Anggaran
Satuan Kerja dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

74
d. Pengeluaran uang saku untuk anggota Pansus DPRD sebesar
Rp69.989.000,00 tidak sesuai ketentuan

Dalam rangka penyusunan dan pembahasan Rencana Strategis dan Arah


Kebijakan Umum (AKU) serta pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
dibentuk dua Panitia Khusus DPRD (Pansus) masing-masing beranggotakan
tujuh belas orang. Untuk membahas Rencana Strategis dan pembahasan
Rancangan Peraturan Daerah telah dilaksanakan rapat-rapat Pansus di
Bandungan pada tanggal 17 s.d 20 Desember 2005 dengan biaya sebesar
Rp15.441.250,00 dan tanggal 23 s.d. 30 November 2005 dengan biaya sebesar
Rp61.572.500,00.
Dari kegiatan rapat-rapat tersebut, kepada para peserta diberikan uang
saku seluruhnya sebesar Rp82.340.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

No Tanggal Uang Saku Pansus Jumlah PPh 15% Diterima


1 10/10/2005 16/10/2005 Pansus 7 Raperda Rp13.900.000,00 Rp 2.085.000,00 Rp 11.815.000,00
2 10/10/2005 16/10/2005 Pansus 8 Raperda Rp12.480.000,00 Rp 1.872.000,00 Rp 10.608.000,00
3 18/10/2005 22/10/2005 Pansus 7 Raperda Rp7.800.000,00 Rp 1.170.000,00 Rp 6.630.000,00
4 18/10/2005 22/10/2005 Pansus 8 Raperda Rp8.320.000,00 Rp 1.248.000,00 Rp 7.072.000,00
5 18/11/2005 19/11/2005 Pansus 7 Raperda Rp4.160.000,00 Rp 624.000,00 Rp 3.536.000,00
6 23/11/2005 30/11/2005 Pansus Renstra Rp13.000.000,00 Rp 1.950.000,00 Rp 11.050.000,00
7 24/11/2005 30/11/2005 Pansus AKU Rp13.650.000,00 Rp 2.047.500,00 Rp 11.602.500,00
8 23/11/2005 30/11/2005 Pansus SOTK Rp5.090.000,00 Rp 763.500,00 Rp 4.326.500,00
9 28/12/2005 28/12/2005 Pansus SOTK Rp3.940.000,00 Rp 591.000,00 Rp 3.349.000,00
Jumlah Rp82.340.000,00 Rp12.351.000,00 Rp 69.989.000,00

Pembayaran uang saku rapat tersebut berdasarkan Surat Keputusan


Bupati Nomor 16 Tahun 2004 tanggal 31 Agustus 2004 tentang Standar Harga
Satuan Barang dan Jasa Tahun 2005, pada Lampiran tentang Indeks biaya
kegiatan dinyatakan bahwa biaya perjalanan dinas yang melaksanakan rapat dari
pagi s.d. malam hari atau dengan cara karantina berlaku di dalam daerah
Kabupaten Semarang dipersamakan untuk Golongan IV ditentukan sebesar
Rp130.000,00 per hari. Padahal untuk kegiatan tersebut setiap anggota DPRD
telah menerima uang paket yang dibayarkan rutin setiap bulan, dengan demikian

75
terjadi duplikasi pembayaran atas kegiatan yang sama sebesar Rp69.989.000,00
(Rp82.340.000,00 dikurangi pajak yang telah disetor sebesar Rp12.351.000,00).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


1) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tanggal 10 November 2000
tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pada Pasal
4 dinyatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif,
transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan
kepatutan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 jo Keputusan Presiden Nomor
37 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan DPRD pada
pasal 10 dinyatakan bahwa Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD
terdiri dari :
a) Uang Representasi;
b) Uang Paket;
c) Tunjangan Jabatan;
d) Tunjangan Panitia Musyawarah;
e) Tunjangan Komisi;
f) Tunjangan Panitia Anggaran;
g) Tunjangan Badan Kehormatan;
h) Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya;
3) Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 188.31/006/BAKD tanggal 4 Januari
2006 tentang Tambahan Penjelasan Terhadap Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2006 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD, pada angka 5
dinyatakan bahwa:
a) Ayat (1) telah menegaskan bahwa belanja penunjang kegiatan disediakan
untuk mendukung kelancaran tugas, fungsi, dan wewenang DPRD yang
diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD;
b) Sehubungan dengan angka 1) di atas, biaya penunjang kegiatan DPRD
bukan untuk mendanai pembayaran uang lelah/upah/insentif/honorarium/

76
uang kehormatan/uang saku atau sejenisnya dalam mengikuti kegiatan
rapat-rapat, kunjungan kerja, penyiapan rancangan peraturan daerah,
pengkajian dan penelaahan peraturan daerah, peningkatan sumber daya
manusia dan profesionalisme, koordinasi dan konsultasi/kegiatan
pemerintahan dan kemasyarakatan. Mengingat untuk keperluan tersebut
sudah disediakan dan dibayarkan estiap bulan dari APBD berupa uang
representasi, tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket, tunjangan
komisi, tunjangan panitia anggaran dan tunjangan badan kehormatan
atau tunjangan alat kelengkapan lainnya.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman pelaku aktivitas


terhadap Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Kedudukan Protokoler
dan Keuangan DPRD.

Permasalahan tersebut mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar


Rp69.989.000,00.

Sekretaris DPRD menjelaskan bahwa pertimbangan dalam pemberian


uang saku untuk anggota Pansus antara lain karena saat itu adalah masa transisi
ke Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 dan belum terbit SE
188.31/000/BAKD tentang tambahan penjelasan terhadap Peraturan Pemerintah
Nomor 37 tahun 2005 yang menegaskan pemberian uang saku bagi DPRD tidak
dibenarkan. Adapun untuk Tahun Anggaran 2006 uang saku untuk anggota
DPRD tidak dibayarkan lagi.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang untuk memerintahkan Sekretaris DPRD supaya:
1) Menegur Pelaku dan Pengendali Aktivitas agar melaksanakan kegiatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2) Menarik kembali pembayaran uang saku yang tidak sesuai ketentuan
sebesar Rp69.989.000,00 serta menyetorkannya ke Kas Daerah.

77
e. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai bestek/kontrak berpotensi merugikan
keuangan daerah sebesar Rp290.692.464,43

Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Semarang


Tahun Anggaran 2005 diketahui Anggaran Belanja Modal Jalan pada Dinas
Pekerjaan Umum sebesar Rp5.773.761.340,00 dengan realisasi sebesar
Rp5.637.639.030,00. Dari realisasi tersebut antara lain dipergunakan untuk
meningkatkan sarana jalan kabupaten sebesar Rp2.092.267.000,00 yang didanai
dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tertuang dalam DASK Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Semarang.
Pemeriksaan lapangan atas Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan (DAK)
Paket I dan Paket II pada tanggal 18 sampai dengan 20 April 2006. Berdasarkan
pemeriksaan atas dokumen kontrak dan laporan dokumentasi proyek,
pemeriksaan lapangan, serta hasil wawancara dengan pelaku aktivitas diketahui
hal-hal sebagai berikut:
1) Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan (DAK) Paket I yang berlokasi di
Kecamatan Ungaran dan Kecamatan Bawen, dengan nilai kontrak sebesar
Rp1.053.424.000,00, terdapat pelaksanaan pekerjaan HRS yang tidak sesuai
dengan kontrak/bestek sebesar Rp77.079.352,71 (Lampiran 9). Pekerjaan
tersebut dilaksanakan oleh CV. Calatedas dengan kontrak Nomor
050/029/PK/BM/2005, tanggal 23 September 2005, dan Addendum Nomor
050/03/ADD.1/PK-BM/2005, tanggal 14 Desember 2005.
2) Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan (DAK) Paket II yang berlokasi di
Kecamatan Ungaran, Tuntang, dan Sumowono, dengan nilai kontrak sebesar
Rp1.127.074.000,00, terdapat pelaksanaan pekerjaan HRS yang tidak sesuai
dengan kontrak/bestek sebesar Rp213.613.111,72 (Lampiran 9). Pekerjaan
tersebut dilaksanakan oleh CV. Harmony International Technology dengan
kontrak Nomor 050/030/PK/BM/2005, tanggal 23 September 2005, dan
Addendum Nomor 050/04/ADD.1/PK-BM/2005, tanggal 14 Desember
2005.
3) Selain itu pada Pekerjaan Paket I dan II telah terjadi kerusakan perkerasan di
beberapa tempat antara lain retak-retak, ambles, serta terkelupasnya lapis aus
dan belum diperbaiki.

78
Adapun hasil pekerjaan pemeliharaan jalan berkala Paket I dan Paket II
telah diserahterimakan pada tanggal 24 Desember 2005 dengan Berita Acara
Serah Terima No.050/02680.A/2005 untuk Paket I dan No.050/08/PHO/2005
untuk Paket II. Selanjutnya masa pemeliharaan akan berlangsung selama 180
(seratus delapan puluh) hari sejak penyerahan pertama.

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan:


1) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta
Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah
dan Penyusunan Perhitungan APBD dalam pasal 64 ayat (1) yang
menyatakan bahwa prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa dalam rangka
pelaksanaan APBD antara lain sebagi berikut:
a) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan/ditetapkan;
b) Terarah dan terkendali sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi perangkat daerah;
c) Rencana Kerja dan Syarat dari masing-masing kontrak antara lain
menyebutkan bahwa rekanan/pemborong wajib melaksanakan/
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Surat Perjanjian
Pemborongan (Kontrak);
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tanggal 7 Mei
1999 dalam pasal 43 ayat (2) ditentukan bahwa pelaksana pekerjaan
konstruksi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi
atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama lima tahun penjara
atau dikenakan denda paling banyak 5% dari kontrak.
3) Pasal 2 dalam Surat Perjanjian pada Kontrak Paket Pekerjaan Pemeliharaan
Berkala Jalan (DAK) Paket I, Nomor 050/029/PK/BM/2005 menyatakan
bahwa PIHAK KEDUA, dhi. CV. CALATEDAS, harus melaksanakan,
menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian
dan lampirannya (kontrak).

79
4) Pasal 2 dalam Surat Perjanjian pada Kontrak Paket Pekerjaan Pemeliharaan
Berkala Jalan (DAK) Paket II, Nomor 050/030/PK/BM/2005 menyatakan
bahwa PIHAK KEDUA, dhi. CV. HARMONY INTERNATIONAL
TECHNOLOGY, harus melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki
pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian dan lampirannya (kontrak).

Hal tersebut terjadi karena kelalaian para rekanan/pemborong yang tidak


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak.

Pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak/bestek tersebut


mengakibatkan kualitas dan volume pekerjaan tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan berpotensi menimbulkan kerugian keuangan daerah sebesar
Rp77.079.352,71 + Rp213.613.111,72 = Rp290.692.464,43. Selain itu pelaksana
berpotensi untuk dikenai denda atas penyimpangan keteknikan atas pelaksanaan
pekerjaan sebesar 5% dari nilai kontrak atau sebesar Rp52.671.200,00 untuk
Paket I dan Rp56.353.700,00 untuk Paket II, apabila tidak melaksanakan
perbaikan selama masa pemeliharaan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
yang telah disepakati dalam kontrak.

Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang telah memahami permasalahan


tersebut dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum telah menerbitkan surat teguran
kepada rekanan penyedia jasa yang bersangkutan untuk memperbaiki pekerjaan
sesuai dengan ketentuan, karena paket pekerjaan tersebut masih dalam masa
pemeliharaan.

Rekomendasi BPK-RI :
Bupati Semarang supaya memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum
agar:
1) Memerintahkan Pelaku dan Pengendali Aktivitas Peningkatan Jalan dan
Jembatan untuk memerintahkan pelaksana pekerjaan, dhi. CV. Calatedas dan
CV. Harmony International Tech, supaya memperbaiki pekerjaannya sesuai
dengan bestek/kontrak selama masa pemeliharaan;
2) Menarik ganti rugi dan mengenakan denda kepada CV. Calatedas sebesar
Rp77.079.352,71 dan Rp52.671.200,00, serta kepada CV. Harmony

80
International Tech sebesar Rp213.613.111,72 dan Rp56.353.700,00, apabila
sampai dengan saat pemeliharaan berakhir tidak dilaksanakan perbaikan
sesuai dengan bestek;
3) Memberikan sanksi kepada rekanan yang lalai dalam melaksanakan
pekerjaannya.

81
f. Pelaksanaan kewenangan di bidang pertanahan tidak sesuai ketentuan.

Berdasarkan Laporan Realisasi APBD Tahun Anggaran 2005,


Pemerintah Kabupaten Semarang telah menganggarkan Belanja Modal pada
Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang sebagai
berikut:
1) Kode Rekening Nomor 2.01.03.3.16.01.04.2 Belanja Modal Pembuatan Peta
Photo Skala 1:1000 senilai Rp500.000.000,00 dan direalisasikan sebesar
Rp499.640.000,00 atau 99,93%;
2) Kode Rekening Nomor 2.01.03.3.12.01.07.1 Belanja Modal Alat Kantor,
Belanja Modal Alat Ukur Survai dan Pemetaan/Total Station seharga
Rp360.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp356.388.000,00 atau
98,99%
Dari hasil pemeriksaan atas Belanja Modal tersebut ternyata alat-alat
hasil pengadaan tersebut digunakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Semarang yang merupakan bagian dari Badan Pertanahan Nasional yang
berkedudukan sebagai instansi vertikal.
Selain memperoleh belanja modal, Kantor Pertanahan juga memperoleh
Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Tahun 2005 melalui rekening
2.01.03.4.7.05.2 sebesar Rp330.531.485,00. Bantuan Keuangan tersebut antara
lain untuk kegiatan peningkatan kelembagaan dan ketatalaksanaan, kegiatan
pelayanan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian,
kegiatan proyek jalan lingkar Ambarawa.
Berdasarkan penjelasan Kepala Sub Bagian Pertanahan (Bagian Tata
Pemerintahaan) Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang bahwa pengeluaran-
pengeluaran tersebut didasarkan atas Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2005
tanggal 17 Februari 2005 yang antara lain mengatur pelimpahan kewenangan
pemerintah daerah di bidang pertanahan kepada Kantor Pertanahan yang
meliputi:
1) Pemberian ijin lokasi;
2) Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan;
3) Penyelesaian sengketa tanah garapan;

82
4) Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan;
5) Penetapan subyek, obyek, redistribusi tanah dan ganti kerugian tanah
kelebihan maksimum dan tanah absensi;
6) Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat;
7) Pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong;
8) Pemberian ijin membuka tanah;
9) Perencanaan penggunaan tanah di wilayah kabupaten/kota.
Berdasarkan Perda tersebut di atas Kantor Pertanahan Kabupaten
Semarang, mengajukan anggaran untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas.
Dari pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang diperoleh penjelasan
bahwa pelaksanaan belanja modal Peta Foto sebesar Rp499.640.000,00 tersebut
dimaksudkan untuk membantu pembuatan peta foto untuk seluruh wilayah
Kabupaten Semarang secara bertahap, karena anggaran dari APBN hanya
mampu untuk membuat peta foto seluas 10.000 ha/tahun. Sedangkan Peta Foto
wilayah Kabupaten Semarang yang harus dibuat seluruhnya seluas ± 98.000 ha.
Peta foto dimaksud rencananya akan dipergunakan sebagai persiapan adanya
Bantuan Luar Negeri dalam rangka pembuatan sertifikat tanah secara gratis
untuk masyarakat.
Sedangkan pengadaan alat ukur digunakan untuk keperluan survai dan
pemetaan untuk mendukung pekerjaan:
- Proyek jalan lingkar ungaran dan ambarawa (7,2 km);
- Jalan tol Semarang – Solo (52 km)
- Pelebaran jalan Semarang – Salatiga dan Bawen – Magelang;
- Proda setiap tahun rata-rata 1.000 – 2.000 bidang;
- Ajudikasi setiap tahun rata-rata 15.000 bidang (75 ribu dalam waktu 5
tahun);
- Asset pemda;
- Sertifikasi masal swadaya setiap tahun rata-rata 5.000 bidang;
- Pekerjaan pelayanan rutin setiap tahun rata-rata 1.000 bidang.
Pengeluaran Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan dipergunakan untuk
kegiatan operasional dengan adanya pelaksanaan kewenangan yang diserahkan

83
kembali. Dari kondisi tersebut di atas terlihat bahwa kewenangan yang telah
dilimpahkan sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi kepada Kabupaten/Kota,
dikembalikan lagi kepada instansi vertikal semula.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal
14 ayat (1) menyebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah untuk kabupaten kota merupakan urusan yang bersekala
kabupaten kota pada huruf k antara lain menyebutkan bahwa pelayanan
pertanahan merupakan kewenangan kabupaten/kota;
2) Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang kebijakan nasional di
bidang pertanahan pada :
a) Pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa sebagian kewenangan pemerintah di
bidang peratanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;
b) Pasal ayat (2) disebutkan bahwa kewenangan sebagaimana ayat (1)
adalah:
• Pemberian ijin lokasi;
• Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan;
• Penyelesaian sengketa tanah garapan;
• Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan;
• Penetapan subyek, obyek, redistribusi tanah dan ganti kerugian tanah
kelebihan maksimum dan tanah absensi;
• Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat;
• Pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong;
• Pemberian ijin membuka tanah;
• Perencanaan penggunaan tanah di wilayah kabupaten/kota.
c) Pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa penyusunan norma-norma dan atau
standarisasi mekanisme ketatalaksanaan, kualitas produk dan kualifikasi
sumber daya manusia diselesaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
setelah ditetapkannya keputusan presiden;
d) Pasal 4 bahwa Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 1 adalah oleh Badan Pertanahan Nasional diselesaikan paling
lambat 1 Agustus 2004.

84
Hal tersebut disebabkan kebijakan Pemerintah Daerah yang dituangkan
dalam Perda tidak mempedomani peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.

Keadaan tersebut mengakibatkan:


1) Aktiva yang dihasilkan dari Belanja Modal dimanfaatkan oleh instansi
vertikal;
2) Pengeluaran Belanja Modal dan Bantuan Keuangan membebani keuangan
daerah.

Terkait dengan masalah tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang


menjelaskan bahwa pelimpahan wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten
Semarang di bidang pertanahan kepada Kantor Pertanahan disebabkan oleh
kurang mampunya sumber daya manusia yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah
untuk melaksanakan wewenang di bidang pertanahan.

Rekomendasi BPK-RI :
Pemerintah Kabupaten Semarang agar melaksanakan kegiatan sesuai
dengan bidang kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat dalam
rangka otonomi daerah dan mencabut Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2005
tanggal 17 Februari 2005.

85
Lampiran 1
NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)
SEBELUM KOREKSI SETELAH
URAIAN Ref
KOREKSI DEBET KREDIT KOREKSI
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas 70.100.415.473,00 70.100.415.473,00
Piutang Pajak 25.745.500,00 1.139.577.415,00
DPKD-PPJU 1.a.1) 1.113.831.915,00
Piutang Lain-lain 3.611.461.192,00 4.524.257.856,00
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 5.000.000,00
Piutang Askes
RSUD Ambarawa 1.m.2) 382.526.200,00
RSUD Ungaran 1.o.1) 384.619.722,00
Piutang Pihak Ke-3
RSUD Ungaran 1.o.2) 140.650.742,00
Persediaan 13.068.410.837,00 13.180.078.698,00
DPU 1.b.2) 2.311.200,00
Kapendukcapil 1.d.2) 28.178.000,00
Kecamatan Suruh 1.e 102.000,00
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan 1.f.1) 61.973.560,00
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1.g 2.293.550,00
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1.h 1.493.875,00
Dinas Koperasi UKM 1.i 224.000,00
Badan Kepegawaian Daerah 1.j 11.885.025,00
Dinas LHPE 1.k 930.000,00
Dinas Kesehatan 1.l.1) 850.000,00
Kecamatan Jambu 1.n 454.000,00
DPKD 1.a.3) 1.774.615,00
DPKD 3.c 8.000.000,00
Dinas Peternakan dan Perikanan 3.b 13.900.000,00
RSUD Ambarawa 3.d 22.701.964,00
Jumlah Aktiva Lancar 86.811.033.002,00 88.944.329.442,00

INVESTASI JANGKA PANJANG

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 18.858.100.589,00 18.858.100.589,00


Investasi Non Permanen Lainnya 767.500.000,00 767.500.000,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang 19.625.600.589,00 19.625.600.589,00

AKTIVA TETAP
Tanah 486.967.773.098,00 486.967.773.098,00
Jalan dan Jembatan 278.642.428.920,00 278.642.428.920,00
Bangunan Air 68.129.359.234,00 68.129.359.234,00
Instalasi dan Jaringan 4.019.563.400,00 4.019.563.400,00
Gedung 313.579.618.525,00 312.636.481.935,00
DPU 2.a 1.243.136.590,00
Dinas Pendidikan 3.a.1) 300.000.000,00
Mesin, Peralatan, Kendaraan dan Mebelair 81.349.001.239,00 81.598.172.239,00
Dinas Kesehatan 1.l.2) 4.782.000,00
RSUD Ambarawa 1.m.1) 12.932.000,00
Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan 1.f.2) 231.457.000,00
Buku Perpustakaan 25.367.747.220,00 25.367.747.220,00
Aktiva Tetap Lainnya 288.208.350,00 288.208.350,00
Jumlah Aktiva Tetap 1.258.343.699.986,00 1.257.649.734.396,00

AKTIVA LAIN-LAIN
Bangunan Dalam Pengerjaan 318.864.900,00 1.562.001.490,00
DPU 2.a 1.243.136.590,00
Aktiva Tak Berwujud 866.501.000,00 866.501.000,00
SEBELUM KOREKSI SETELAH
URAIAN Ref
KOREKSI DEBET KREDIT KOREKSI
Dinas Perhubungan 1.c 205.414,00
DPU 1.b.1) 1.603.541.200,00
Kapenduk Capil 1.d.1) 109.460,00
RSUD Ungaran 1.o.3) 245.369.393,00
Kecamatan Sumowono 1.p 1.532.782,00
Kecamatan Susukan 1.q 1.875.000,00
Jumlah Hutang Jangka Pendek 387.562.402,00 2.240.195.651,00

HUTANG JANGKA PANJANG


Hutang Kepada Pemerintah Pusat 243.367.683,00 243.367.683,00
Jumlah Hutang Jangka Panjang 243.367.683,00 243.367.683,00
TOTAL HUTANG 630.930.085,00 2.483.563.334,00

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar 86.423.470.600,00 86.704.133.791,00
DPU 1.603.541.200,00 2.311.200,00
Kapendukcapil 109.460,00 28.178.000,00
Kecamatan Suruh 102.000,00
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan 61.973.560,00
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 2.293.550,00
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1.493.875,00
Dinas Koperasi UKM 224.000,00
Badan Kepegawaian Daerah 11.885.025,00
Dinas LHPE 930.000,00
Dinas Kesehatan 850.000,00
DPKD 1.113.831.915,00
DPKD 1.774.615,00
DPKD 8.000.000,00
Dinas Perhubungan 205.414,00
Kecamatan Jambu 454.000,00
RSUD Ambarawa 22.701.964,00 382.526.200,00
RSUD Ungaran 245.369.393,00 384.619.722,00
RSUD Ungaran 140.650.742,00
Dinas Peternakan dan Perikanan 13.900.000,00
Kecamatan Sumowono 1.532.782,00
Kecamatan Susukan 1.875.000,00

Ekuitas Dana Diinvestasikan 1.279.295.284.102,00 1.279.844.455.102,00


Dinas Kesehatan 4.782.000,00
RSUD Ambarawa 12.932.000,00
Dinas Pendidikan 300.000.000,00
Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan 231.457.000,00

Ekuitas Dana Dicadangkan 0,00 0,00


TOTAL EKUITAS DANA 1.365.718.754.702,00 1.366.548.588.893,00
TOTAL HUTANG dan EKUITAS DANA 1.366.349.684.787,00 1.369.032.152.227,00

Jumlah Koreksi - 5.823.641.207,00 5.823.641.207,00 -


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PERIODE 1 JANUARI S.D 31 DESEMBER 2005

SEBELUM KOREKSI
NO URAIAN
KOREKSI DEBET KREDIT
I PENDAPATAN 410.313.702.187,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah 56.511.823.626,00
1.1.1 Pajak Daerah 13.239.760.608,00
1.1.2 Retribusi Daerah 29.974.710.653,00
1.1.3 Bagian Laba 4.102.723.696,00
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 9.194.628.669,00

1.2 Dana Perimbangan 336.039.078.561,00


1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 23.465.016.952,00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 279.060.000.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 11.000.000.000,00
1.2.4 Bantuan Keuangan Propinsi 22.514.061.609,00

1.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 17.762.800.000,00


1.3.1 Dana penyeimbang 17.762.800.000,00

II BELANJA 373.595.743.631,00
2.1 BELANJA APARATUR DAERAH 99.620.953.799,00
2.1.1 Belanja Administrasi Umum 83.101.742.618,00
2.1.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 71.391.031.872,00
2.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa 5.613.299.467,00
2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.144.898.711,00
2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan 3.952.512.568,00

2.1.2 Belanja Opersional dan Pemeliharaan 13.996.469.814,00


2.1.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 3.280.667.484,00
2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 7.963.348.060,00
2.1.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 1.889.307.300,00
2.1.2.4 Belanja Pemeliharaan 863.146.970,00

2.1.3 Belanja Modal 2.522.741.367,00

2.2 BELANJA PELAYANAN PUBLIK 273.974.789.832,00


2.2.1 Belanja Administrasi Umum 171.794.601.222,00
2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 156.268.159.435,00
2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 13.999.038.772,00
2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 147.487.500,00
2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan 1.379.915.515,00

2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan 41.203.744.321,00


2.2.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 8.756.793.148,00
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 22.521.883.113,00
2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.221.452.900,00
2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan 7.703.615.160,00

2.2.3 Belanja Modal 29.913.051.243,00

2.3 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 30.502.234.246,00


2.4 Belanja Tidak Tersangka 561.158.800,00
Surplus/ (Defisit) 36.717.958.556,00

III PEMBIAYAAN
3.1 Penerimaan Daerah 41.019.407.367,00
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu 38.111.091.567,00
3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan 0,00
3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 1.000.000.000,00
3.1.4 Hasil Penjualan Aset yang Dipisahkan 0,00
3.1.5 Penerimaan Lain-lain 0,00
3.1.6 Penerimaan Dana Bergulir 1.908.315.800,00
SEBELUM KOREKSI
NO URAIAN
KOREKSI DEBET KREDIT
3.2 Pengeluaran Daerah 77.737.365.923,00
3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal 4.667.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 1.090.825.450,00
3.2.4 Pembayaran Lain-lain 0,00
3.2.5 Pengeluaran Dana Bergulir 1.879.125.000,00
3.2.6 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan 70.100.415.473,00

Jumlah Pembiayaan Netto (36.717.958.556,00)


Jumlah Koreksi 0,00 0,00
Lampiran 2

(Dalam Rupiah)
SETELAH
KOREKSI
410.313.702.187,00
56.511.823.626,00
13.239.760.608,00
29.974.710.653,00
4.102.723.696,00
9.194.628.669,00

336.039.078.561,00
23.465.016.952,00
279.060.000.000,00
11.000.000.000,00
22.514.061.609,00

17.762.800.000,00
17.762.800.000,00

373.595.743.631,00
99.620.953.799,00
83.101.742.618,00
71.391.031.872,00
5.613.299.467,00
2.144.898.711,00
3.952.512.568,00

13.996.469.814,00
3.280.667.484,00
7.963.348.060,00
1.889.307.300,00
863.146.970,00

2.522.741.367,00

273.974.789.832,00
171.794.601.222,00
156.268.159.435,00
13.999.038.772,00
147.487.500,00
1.379.915.515,00

41.203.744.321,00
8.756.793.148,00
22.521.883.113,00
2.221.452.900,00
7.703.615.160,00

29.913.051.243,00

30.502.234.246,00
561.158.800,00
36.717.958.556,00

41.019.407.367,00
38.111.091.567,00
0,00
1.000.000.000,00
0,00
0,00
1.908.315.800,00
SETELAH
KOREKSI
77.737.365.923,00
0,00
4.667.000.000,00
1.090.825.450,00
0,00
1.879.125.000,00
70.100.415.473,00

(36.717.958.556,00)
Lampiran 3
LAPORAN ALIRAN KAS
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)
SEBELUM KOREKSI SETELAH
NO URAIAN
KOREKSI DEBET KREDIT KOREKSI
I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
1 Arus Masuk Kas
a Pendapatan Asli Daerah 56.511.823.626,00 56.511.823.626,00
Pajak Daerah 13.239.760.608,00 13.239.760.608,00
Retribusi Daerah 29.974.710.653,00 29.974.710.653,00
Bagian Laba 4.102.723.696,00 4.102.723.696,00
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 9.194.628.669,00 9.194.628.669,00

b Pendapatan Dana Perimbangan 336.039.078.561,00 336.039.078.561,00


Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 23.465.016.952,00 23.465.016.952,00
Dana Alokasi Umum 279.060.000.000,00 279.060.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 11.000.000.000,00 11.000.000.000,00
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Propinsi 22.514.061.609,00 22.514.061.609,00

c Lain-lain Pendapatan yang sah 17.762.800.000,00 17.762.800.000,00


Dana Penyeimbang 17.762.800.000,00 17.762.800.000,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Operasi 410.313.702.187,00 410.313.702.187,00

2 Arus Keluar Kas


a BELANJA APARATUR 97.098.212.432,00 97.098.212.432,00
Belanja Administrasi Umum 83.101.742.618,00 83.101.742.618,00
Belanja Pegawai/Personalia 71.391.031.872,00 71.391.031.872,00
Belanja Barang dan Jasa 5.613.299.467,00 5.613.299.467,00
Belanja Perjalanan Dinas 2.144.898.711,00 2.144.898.711,00
Belanja Pemeliharaan 3.952.512.568,00 3.952.512.568,00

Belanja Opersional dan Pemeliharaan 13.996.469.814,00 13.996.469.814,00


Belanja Pegawai/Personalia 3.280.667.484,00 3.280.667.484,00
Belanja Barang dan Jasa 7.963.348.060,00 7.963.348.060,00
Belanja Perjalanan Dinas 1.889.307.300,00 1.889.307.300,00
Belanja Pemeliharaan 863.146.970,00 863.146.970,00

b BELANJA PUBLIK 212.998.345.543,00 212.998.345.543,00


Belanja Administrasi Umum 171.794.601.222,00 171.794.601.222,00
Belanja Pegawai/Personalia 156.268.159.435,00 156.268.159.435,00
Belanja Barang dan Jasa 13.999.038.772,00 13.999.038.772,00
Belanja Perjalanan Dinas 147.487.500,00 147.487.500,00
Belanja Pemeliharaan 1.379.915.515,00 1.379.915.515,00

Belanja Operasi dan Pemeliharaan 41.203.744.321,00 41.203.744.321,00


Belanja Pegawai/Personalia 8.756.793.148,00 8.756.793.148,00
Belanja Barang dan Jasa 22.521.883.113,00 22.521.883.113,00
Belanja Perjalanan Dinas 2.221.452.900,00 2.221.452.900,00
Belanja Pemeliharaan 7.703.615.160,00 7.703.615.160,00

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 30.502.234.246,00 30.502.234.246,00


Belanja Tidak Tersangka 561.158.800,00 561.158.800,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi 341.159.951.021,00 341.159.951.021,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 69.153.751.166,00 69.153.751.166,00

II ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


1 Arus Masuk Kas
Penjualan Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00
Penjualan Aktiva Tetap 0,00 0,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Investasi 0,00 0,00

2 Arus Keluar Kas


Belanja Modal/Pembangunan 32.435.792.610,00 32.435.792.610,00
Pembelian Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Investasi 32.435.792.610,00 32.435.792.610,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (32.435.792.610,00) (32.435.792.610,00)
SEBELUM KOREKSI SETELAH
NO URAIAN
KOREKSI DEBET KREDIT KOREKSI
III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
1 Arus Masuk Kas
Penerimaan Pinjaman 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
Penerimaan Dana Bergulir/Revolving 1.908.315.800,00 1.908.315.800,00
Jumlah Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Pembiayaan 2.908.315.800,00 2.908.315.800,00

2 Arus Keluar Kas


Pembayaran Pokok Pinjaman dan Obligasi 1.090.825.450,00 1.090.825.450,00
Penyertaan Modal 4.667.000.000,00 4.667.000.000,00
Pengeluaran Dana Bergulir/Revolving 1.879.125.000,00 1.879.125.000,00
Jumlah Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Pembiayaan 7.636.950.450,00 7.636.950.450,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN (4.728.634.650,00) (4.728.634.650,00)
Kenaikan Bersih Kas Selama Periode 31.989.323.906,00 31.989.323.906,00
Saldo Awal Kas 38.111.091.567,00 38.111.091.567,00
Saldo Akhir Kas 70.100.415.473,00 70.100.415.473,00
Jumlah Koreksi 0,00 0,00
Lampiran 4
DAFTAR KOREKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2005

NO REKENING DEBET KREDIT KET


1. Kesalahan karena belum dicatat
a DPKD
1 Piutang Pajak 1.113.831.915,00
EDL 1.113.831.915,00
PPJU yang belum diterima sampai dengan tanggal 31
Desember 2005 sebesar Rp1.113.831.915,00 yang belum
dicatat di Neraca

2 Piutang Pajak 3.147.200,00 Tidak bersedia


EDL 3.147.200,00 dikoreksi
Pajak Galian C yang belum disajikan di Neraca per 31
Desember 2005 sebesar Rp3.147.200,00 berdasarkan SKPD

3 Persediaan 1.774.615,00
EDL 1.774.615,00
Persediaan karcis per 31 Desember 2005 sebesar
Rp1.774.615,00 yang belum disajikan di Neraca.

b DPU
1 EDL 1.603.541.200,00
Hutang PJU 1.603.541.200,00
Tagihan Listrik PJU bulan Desember yang masih harus
dibayar per 31 Desember 2005 sebesar Rp1.603.541.200

2 Persediaan 2.311.200,00
EDL 2.311.200,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp2.311.200,00 yang belum dicatat di Neraca.

c Dinas Perhubungan
EDL 205.414,00
Hutang Belanja 205.414,00
Tagihan biaya telpon bulan Desember yang masih harus
dibayar s.d 31 Desember 2005 sebesar Rp205.414,00
yang belum disajikan di Neraca.

d Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil


1 EDL 109.460,00
Hutang Belanja 109.460,00
Tagihan biaya langganan air bulan Desember yang
masih harus dibayar s.d 31 Desember 2005 sebesar
Rp109.460,00 yang belum dicatat di Neraca.

2 Persediaan 28.178.000,00
EDL 28.178.000,00
NO REKENING DEBET KREDIT KET

Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005


sebesar Rp28.178.000,00 yang belum dicatat di Neraca.

e Kecamatan Suruh
Persediaan 102.000,00
EDL 102.000,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp102.000,00 yang belum dicatat di Neraca.

f Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan


1 Persediaan 61.973.560,00
EDL 61.973.560,00
Saldo Pestisida Wereng per 31 Desember 2005 sebesar
Rp61.973.560,00 yang belum dicatat di Neraca.

2 Peralatan dan Mesin 231.457.000,00


EDI 231.457.000,00
Alat-alat pertanian yang belum disajikan di Neraca
sebesar Rp231.457.000,00

g Dinas Pariwisata dan Kebudayaan


Persediaan 2.293.550,00
EDL 2.293.550,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp2.293.550,00 yang belum dicatat di Neraca.

h Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Persediaan 1.493.875,00
EDL 1.493.875,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp1.493.875,00 yang belum dicatat di Neraca.

i Dinas Koperasi UKM


Persediaan 224.000,00
EDL 224.000,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp22.400,00 yang belum dicatat di Neraca.

j Badan Kepegawaian Daerah


Persediaan 11.885.025,00
EDL 11.885.025,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp11.885.025,00 yang belum dicatat di Neraca.

k Dinas LHPE
Persediaan 930.000,00
EDL 930.000,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp930.000,00 yang belum dicatat di Neraca.
NO REKENING DEBET KREDIT KET

l Dinas Kesehatan
1 Persediaan 850.000,00
EDL 850.000,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan, Alat Listrik,
Perlengkapan RT dan Bahan Laboratorium per 31
Desember 2005 Rp850.000,00 yang belum dicatat.

2 Peralatan dan Mesin 4.782.000,00


EDI 4.782.000,00
Pembelian alat laboratorium senilai Rp1.790.000,00,
AC Split senilai Rp2,800,000,00 dan kipas angin
berdiri senilai Rp192,000,00 yang belum dicatat

m RSU Ambarawa
1 Peralatan dan Mesin 12.932.000,00
EDI 12.932.000,00
Pembelian flashdisc senilai Rp1.425,000,00, dan
Alat kesehatan senilai Rp11,507,000,00 yang belum
disajikan di Neraca

2 Piutang Lainnya - Askes 382.526.200,00


EDI 382.526.200,00
Tagihan kepada PT Askes per 31 Desember 2005 yang
belum disajikan di Neraca sebesar Rp382,526,200,00

n Kecamatan Jambu
Persediaan 454.000,00
EDL 454.000,00
Saldo ATK dan Barang Cetakan per 31 Desember 2005
sebesar Rp454.000,00 yang belum disajikan di Neraca.

o RSU Ungaran
1 Piutang Lainnya -Askes 384.619.722,00
EDL 384.619.722,00
Tagihan kepada PT Askes per 31 Desember 2005 yang
belum disajikan di Neraca sebesar Rp384.619.722,00

2 Piutang Lainnya 140.650.742,00


EDL 140.650.742,00
Tagihan kepada Perusahaan yang bekerjasama dlm
pemeriksaan kesehatan karyawan yang belum disajikan
di Neraca sebesar Rp384.619.722,00

3 EDL 245.369.393,00
Hutang Belanja 245.369.393,00
Hutang Belanja telpon, BBM dan jasa pungut sebesar
Rp245.369.393,00 yang belum disajikan di Neraca
NO REKENING DEBET KREDIT KET

p Kecamatan Sumowono
EDL 1.532.782,00
Hutang Belanja 1.532.782,00
Biaya telepon yang masih harus dibayar sampai dengan
31 Desember 2005 Rp1.532.782,00 yang belum disajikan
di Neraca

q Kecamatan Susukan
EDL 1.875.000,00
Hutang Belanja 1.875.000,00
Biaya telepon yang masih harus dibayar sampai dengan
31 Desember 2005 sebesar Rp1.875.000,00 yang belum
disajikan di Neraca

2. Kesalahan pengklasifikasian/pembebanan
a DPU
Bangunan Dalam Pengerjaan 1.243.136.590,00
Gedung 1.243.136.590,00
Bangunan dalam Pengerjaan yang diklasifikasikan
sebagai Gedung sebesar Rp1.243.136.590,00

3. Kesalahan aritmatika/penghitungan
a Dinas Pendidikan
Gedung 300.000.000,00
EDI 300.000.000,00
Nilai gedung yang disajikan di Neraca per 31
Desember 2005 terlalu rendah sebesar Rp300.000.000,00

b Dinas Peternakan dan Perikanan


Persediaan - Sapi 13.900.000,00
EDL 13.900.000,00
Persediaan sapi bergulir yang disajikan terlalu rendah
di Neraca sebesar Rp13.900.000,00

c DPKD
Persediaan - Obat 8.000.000,00
EDL 8.000.000,00
Saldo persediaan obat yang disajikan di Neraca
terlalu rendah sebesar Rp8.000.000,00

d RSU Ambarawa
EDL 22.701.964,00
Persediaan - Obat 22.701.964,00
Saldo persediaan obat di RSUD Ambarawa yang disajikan
di Neraca terlalu tinggi sebesarRp22.701.964,00

Jumlah koreksi 5.826.788.407,00 5.826.788.407,00


Lampiran 5

DAFTAR SALDO KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN


PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)
No Satuan Kerja Jumlah
1 Sekretariat Daerah 33.292.200,00
2 Sekretariat DPRD 1.726.190.353,00
3 DPKD 2.124.000,00
4 Bappeda 53.025.712,00
5 Bawasda 82.500,00
6 Kantor Satpol PP 19.456.320,00
7 Kec. Ungaran 898.475,00
8 Kec. Bergas 1.174.900,00
9 Kec. Bawen 3.628.540,00
10 Kec. Ambarawa 95.840,00
11 Kec. Tuntang 1.619.003,00
12 Kec. Getasan 57.500,00
13 Kec. Suruh 1.757.800,00
14 Disnakan 113.000,00
15 Disperindag 550,00
16 RSU Ambarawa 42.228.313,00
17 RSU Ungaran 42.952.638,00
18 Dinas Pendidikan 549.247.386,00
19 Dinas Kesos 85.250,00
20 Dinas PU 22.388.180,00
21 Dinas Perhubungan 3.016.044,00
22 Dinas LHPE 21.919.632,00
23 Kapendukcapil 335.905,00
24 Dinas Parbud 1.355.810,00
Jumlah 2.527.045.851,00
Lampiran 6
DEPOSITO KAS DAERAH KABUPATEN SEMARANG
PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)
No Bank Nomor Bilyet Tgl. Penanaman Jumlah
1 BPR BKK Suruh 031.01.00477 30 Agustus 05 25.000.000,00
2 BPR BKK Getasan 134 30 Agustus 05 30.000.000,00
3 BPR BKK Bawen 0314/BPR-BKK/BWN/VIII/2003 30 Agustus 05 34.000.000,00
4 BPR BKK Ungaran 428/08/03 30 Agustus 05 50.000.000,00
5 BPR BKK Susukan 00178 30 Agustus 05 55.000.000,00
6 BPR BKK Tengaran 001400.08.003 30 Agustus 05 66.000.000,00
7 BPR BKK Sumowono 595/BKK/IX/2003 30 Agustus 05 82.000.000,00
8 BPR BKK Tuntang 2278 30 Agustus 05 105.000.000,00
9 BPR BKK Jambu 000306/D 30 Agustus 05 136.000.000,00
10 BPR BKK Ambarawa 5200.3351 30 Agustus 05 208.000.000,00
11 BPR BKK Pabelan 156 30 Agustus 05 209.000.000,00
12 Bank Jateng Cabang Ungaran DB/1/725/200000/070105/22 7 Januari 05 20.000.000.000,00
13 Bank Jateng Cabang Ungaran DB/1/725/115000/070105/22 7 Januari 05 1.150.000.000,00
14 Bank Jateng Cabang Ungaran DB/1/725/1000000/080205/22 8 Februari 05 10.000.000.000,00
15 Bank Jateng Cabang Ungaran DB/1/725/1000000/080405/22 8 April 05 10.000.000.000,00
16 Bank Jateng Cabang Ungaran DB/1/725/1000000/250505/22 25 Mei 05 10.000.000.000,00
Jumlah 52.150.000.000,00
Lampiran 7

DAFTAR AKTIVA TAK BERWUJUD


(Dalam Rupiah)
NO URAIAN JUMLAH
1 Software Aplikasi Simkeuda-DPKD 233.000.000,00
2 Software Aplikasi IMB-KPDAD 26.000.000,00
3 Aplikasi WEB dan GIS-KPDAD 82.480.000,00
4 Software Aplikasi SIM ARDA KPDAD 45.500.000,00
5 Software Aplikasi SIM KAP-KPDAD 150.000.000,00
6 Software Aplikasi Sistem Pendapatan Daerah - DPKD 131.500.000,00
7 Software Aplikasi Mapada - DPKD 22.000.000,00
8 Software SIPU - KANTOR DUKPIL 29.436.000,00
9 Data Base Perijinan - KANTOR DUKPIL 14.750.000,00
10 Software Aplikasi SIMDUK - Dispenduk, Kecamatan 131.835.000,00
Jumlah 866.501.000,00
Lampiran 8

HUTANG JANGKA PANJANG


PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)
Uraian Pokok Bunga Jasa Bank Jumlah
So Total Hutang per 31 172.667.269,00 105.720.575,00 2.298.274,00 280.686.118,00
Desember 2005
Pengalihan ke Hutang 17.266.728,00 19.625.075,00 426.632,00 37.318.435,00
Jangka Pendek
So per 31 Desember 2005 155.400.541,00 86.095.500,00 1.871.642,00 243.367.683,00
Lampiran 9
PEKERJAAN TIDAK SESUAI BESTEK

No Nama Kegiatan Nilai Pekerjaan, Ruas Jalan Tebal Perkerasan Panjang Lebar Volume Harga per 0,03 m3 Kekurangan
Lokasi Rekanan Pelaksana (HRS) kontrak hasil cek Selisih Jalan Jalan HRS (1m2 HRS t=3cm) Pekerjaan
(cm) (cm) (cm) (m) (m) (m3)

(10)=(7)x
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (8)x(9) (11) (12)=(10)/0,03x(11)

1 Pemeliharaan Berkala Jalan Rp1.053.424.000,00 Jl. Brigjen Katamso 3,0 2,31 0,69 1.531,25 4,00 42,26 Rp32.982,15 Rp46.463.603,81
(DAK) Paket I CV. Calatedas Jl. Semeru 3,0 2,41 0,59 350,00 2,70 5,58 Rp32.982,15 Rp6.129.732,58
Lokasi: Kec. Ungaran 050/018/SPMK/BM/2005 Jl. Halmahera 3,0 2,73 0,27 783,13 4,00 8,46 Rp32.982,15 Rp9.298.492,64
dan Kec. Bawen 26 September 2005 Gedang Anak - Beji 3,0 2,74 0,26 1.230,00 4,00 12,79 Rp32.982,15 Rp14.063.588,76
Rengas - Bawen 3,0 2,99 0,01 2.044,62 5,00 1,02 Rp32.982,15 Rp1.123.934,92
JUMLAH 1 Rp77.079.352,71

2 Pemeliharaan Berkala Jalan Rp1.088.523.000,00 Jl. Yudhistira 3,0 3,21 -0,21 1.212,50 4,00 (10,19) Rp33.926,37 (Rp11.518.002,62)
(DAK) Paket II CV. Harmony Jl. Candi Gedong Songo 3,0 2,02 0,98 2.250,00 4,00 88,20 Rp33.926,37 Rp99.743.527,80
Lokasi: Kec. Ungaran, International Tech Tapen - Candran 3,0 2,18 0,82 3.380,37 4,00 110,88 Rp33.926,37 Rp125.387.586,54
Tuntang, dan Sumowono 050/019/SPMK/BM/2005
26 September 2005
JUMLAH 2 Rp213.613.111,72
JUMLAH 1 + 2 Rp290.692.464,43

Vous aimerez peut-être aussi