NIM : 08320093 TUGAS UAS AIK 1. Peran Alquran dan Hadist dibidang Iman, Taqwa, manusia, dan ilmu pengetahuan. Peran Alquran dan hadist terhadap iman: Hakikat iman (nur iman) adalah Cahaya Allah yang memancar di hati orang yang dikehendaki Allah bersih dari segala sesuatu yang tidak disukai-Nya. Fungsi iman adalah sebagai Syarat untuk mendapat petunjuk/ pimpinan Allah. Fungsi Alquran dan hadist dibidang iman: a. mendapat petunjuk/pimpinan Allah dijelaskan dalam : QS. Al baqarah (272), adapun ayatnya:
Artinya: Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah- lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). QS. Ar Radu: 27-28, adapun ayatnya:
Artinya: Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya", (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. b. Mengerti penjelasan Alquran QS. Asy Syura : 52
Artinya: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. QS. Fushilaat : 53
Artinya: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur'an itu benar. c. Iman merupakan media pengenalan Allah SWT dan Rasul-Nya. QS. Al Hadiid : 19
Artinya: Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang yang Shiddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabb mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Peran Alquran dan hadist terhadap Taqwa: Kata taqwa yang terulang dalam Alquran sebanyak 17 kali, berasal dari akar kata waqa yaqiy yang menurut pengertian bahasa berarti antara lain, menjaga, menghindari, menjauhi dan sebagainya. Kata taqwa dalam bentuk kalimat perintah terulang sebanyak 79 kali, Allah yang menjadi objeknya sebanyak 56 kali, neraka 2 kali, hari kemudian 4 kali, fitnah (bencana) 1 kali, tanpa objek 1 kali. Sedangkan selebihnya yakni 15 kali, objeknya bervariasi seperti rabbakum (Tuhanmu), al-ladzi khalaqakum (yang menciptakan kamu), al-ladzi amaddakum bi ma tamalun (yang menganugerahkan kepada kamu anak dan harta benda) dan lain-lain. Sebagaimana dikemukakan di atas, secara bahasa, arti taqwa bisa berarti menjaga, menghindari, menjauhi; dan ada juga yang mengartikan dengan takut. Dengan mengambil pengertian takut, maka taqwa berarti takut kepada Allah. Karena ketakutan ini, maka ia harus mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Pengertian ini, misalnya, terungkap pada salah satu ayat yang sangat populer, karena sering dikumandangkan pada pengajian-pengajian keagamaan dan khutbah-khutbah Jumat, yaitu dalam surat Ali Imran/3:102 yang berbunyi :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Selain itu juga ada pada surat Al-Furqan/25:15
Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?" Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?." Peran Alquran dan hadist terhadap manusia: Kata insan jika dilihat dari asalnya nasiya yang artinya lupa, menunjuk adanya kaitan dengan kesadaran diri. Untuk itu, apabila manusia lupa terhadap sesuatu hal, disebabkan karena kehilangan kesadaran terhadap hal tersebut. Maka dalam kehidupan agama, jika seseorang lupa sesuatu kewajiban yang seharusnya dilakukannya, maka ia tidak berdosa, karena ia kehilangan kesadaran terhadap kewajiban itu. untuk menunjukkan manusia dari sudut lahiriyahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Karena itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan bahwa "Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu [QS. al-Kahf (18): 110].
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
Peran Alquran dan hadist terhadap ilmu pengetahuan: Di dalam Al Quran terdapat kata-kata tentang ilmu dalam berbagai bentuk (ilma, ilmi, ilmu, ilman, ilmihi, ilmuha, ilmuhum) terulang sebanyak 99 kali, (Ali Audah, 1997: 278-279). Kata ilmu dalam pengertian teknis operasional ialah kesadaran tentang realitas. Pengertian ini didapat dari makna-makna ayat yang ada di dalam Al Quran. Orang yang memiliki kesadaran tentang realitas lewat pendengaran, penglihatan dan hati akan berfikir rasional dalam menggapai kebenaran (QS. 17 : 36).
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Jika ilmu diistilahkan sebagai kesadaran tentang realitas, maka realitas yang paling utama ketika manusia itu lahir adalah alam semesta (mikro kosmos dan makro kosmos). Di alam inilah manusia mulai mendengar, melihat dan merasakan obyek- obyek yang dialaminya berupa suara, bentuk dan perasaan. Alam ini merupakan satu titik kesadaran awal untuk mengenal realitas terutama diri sendiri. Setelah manusia mengalami kedewasaan dan sempurna akalnya, maka ia mulai berpikir tentang metarealitas, yakni suatu kekuatan supernatural yang ikut bermain dan sibuk mengurus proses-proses penciptaan dari tiada menjadi ada, dari ada menjadi tiada. Atau dari mati menjadi hidup, kemudian dari hidup menjadi mati (QS.2: 28).
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
2. Pandangan muslim terhadap ilmu pengetahuan. Sejak akhir abad ke-19 hingga kini, salah satu persoalan besar yang diangkat para pemikir Muslim adalah sikap yang mesti diambil terhadap ilmu pengetahuan modern di dunia Barat. Timbul berbagai macam tanggapan dari yang akhirnya terpecah dalam dua wacana besar: a. Pandangan Instrumentalis tentang Ilmu Pengetahuan Beberapa pandangan dari tokoh-tokoh dunia, tentang ilmu pengetahuan yang mengalami banyak kemajuan dan perubahan. Selain perubahan, ada juga pengkajian atas beberapa disiplin tersebut, telah mulai pula muncul kajian sistematis tentang pola perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Salah satu persoalan yang dalam Islam. Dalam tahap awalnya saat ini, analisis historis tersebut masih terbatas dalam lingkungan akademis sejarawan ilmu pengetahuan. Jika ini telah tersosialisasi dalam lingkungan yang lebih luas, tentu akan menjadi amat penting dalam setiap pembicaraan tentang upaya pembangkitan kembali ilmu pengetahuan di dunia Islam. b. Islamisasi Ilmu pengetahuan Setidaknya sejak dasawarsa 1970-an hingga sekitar awal 1990-an, berkembang sebuah wacana baru tentang Islam dan ilmu pengetahuan, dengan munculnya gagasan Islamic science (ilmu pengetahuan Islam) atau Islamization of knowledge (islamisasi ilmu). Perkembangan teknologi juga merupakan buah dari perkembangan ilmu pengetahuan ini juga amat memukau banyak orang, tak terkecuali Muslim. Sebagai akibat, sebagian ilmuwan Muslim hanya berusaha mengejar ketertinggalan umat Islam dengan mengambil alih secara menyeluruh teknologi dan ilmu pengetahuan Barat modern. Gagasan-gagasan para pemikir yang menganjurkan islamisasi ilmu pengetahuan atau penciptaan suatu ilmu pengetahuan Islam di atas dapat dikatakan telah mewujud dalam suatu gerakan dan sebelum konsep komprehensif tentang ilmu pengetahuan Islam terumuskan dengan baik, maka yang bisa dilakukan adalah memperkecil dampaknya, dengan cara menggunakan etika sebagai kriteria pemilihan unit-unit ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan dikembangkan.
3. Konsep Alquran dan hadist terhadap dukun Mengenai konsep Alquran dan hadist tentang dukun, telah disalahkan dalam alquran. Dalam riwayat Bukhari dari Aisyah ra., sesungguhnya beliau mendengar Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya para Malaikat turun ke Al-Anan -awan- lalu mereka saling bercakap-cakap tentang masalah yang diputuskan di langit. Dan ternyata setan mendengar pembicaraan mereka, dan ia pun berhasil mendengarnya, lalu ia sampaikan kepada para dukun, maka para dukun itu mencampurkannya dengan kebohongan dari diri mereka sendiri. Hanya orang buta dan bodoh saja, yang percaya pada dukun, bahkan sampai meng-kultus individukan- menjadikannya sebagai kiblat kepercayaan, serta memujanya sebagai tumpuan bertanya dan meminta nasehat. Paranormal/dukun/ bomo akan menyisipkan ajaran- ajaran ilmu sihir (meramal, menyembuhkan kesurupan, dongeng- dongeng kesaktian dll) kepada pengikutnya dalam mempelajari Al-Quran, karena mereka beranggapan bahwa mempelajari Al-Quran tidaklah akan laku dikalangan orang- orang frustasi tanpa ajaran- ajaran ilmu sihir tersebut. Oleh karena itu Janganlah heran kalau para tukang sihir selalu mencampur adukan ajaran Agama dengan ajaran sihir untuk maksud-maksud keduniaan (komersial: uang dan kehormatan), bahkan dengan segala cara mereka berusaha menempatkan dirinya sebagai wali Allah untuk maksud-maksud pengkultusan. Sebenarnya mereka (paranormal) telah menutup mata umat untuk mengetahui ayat-ayat dibawah ini: An-Nisa (48):
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. (Az-Zumar : 65)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Al-Anam : 88).
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
4. Fungsi Harta dalam hidup bermasyarakat Harta merupakan salah satu perangai manusia yang Allah Subhanahu wa Taala sebutkan dalam Al Quran, dan Maha Benar Allah Subhanahu wa Taala dan segala firman-Nya. Harta seolah-olah sudah menjadi tolok ukur tinggi dan rendahnya status sosial seseorang di masyarakat. Sehingga tidaklah mengherankan jika kemudian harta menjadi buruan yang senantiasa diintai oleh para pemburunya, apapun yang terjadi yang penting bisa mendapatkan harta buruannya, walaupun dengan menghalalkan segala cara. Kondisi seperti ini diperparah dengan munculnya sikap bakhil / kikir disebabkan kecintaan mereka yang sangat berlebihan terhadap hartanya. Mengenai harta telah dijelaskan pada QS. Al Baqarah: 3
Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menginfaqkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka. Dalam hidup bermasyarakat, harta memiliki dua fungsi: fungsi sosial; harta benda merupakan milik bersama (public goods) meskipun dimiliki oleh perorangan, tertuang dalam QS; Adz-Dzariyat; (19)
Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian fungsi ekonomik-edukatif - sirkulatif distributife dalam system ekonomi masyarakat untuk mencegah terkonsentrasikannya modal atau harta di tangan para aghniya tertuang dalam (QS al Hasyr;7)
Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya - sifat harta adalah berkembang dan nilainya berkembang. Nilai edukatif harta bertujuan untuk mendidik manusia menjauhi sifat tamak dan bakhil (QS ali Imran;180)
Artinya: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. - efektif; harus berperan dalam lapangan produktif untuk menghindari penimbunan (QS at-Taubah;34)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.