Vous êtes sur la page 1sur 2

Nilai Pancasila

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, kemungkinan akan pudarnya r


asa nasionalisme juga semakin besar. Generasi muda banyak terpengaruh akan buday
a barat dan semakin sedikit pula rasa nasionalisme yang dimiliki. Nilai-nilai ak
an pancasila dirasa semakin menipis saat ini, tak seperti saat masa perjuangan k
emerdekaan Indonesia. Hal ini menjadi tugas para generasi muda yang memiliki ras
a nasionalisme untuk menyebarkan rasa nasionalisme dan nilai-nilai pancasila kep
ada generasi muda lainnya.
Pancasila mengalami beberapa problem antara lain saat pasca reformas
i, pancasila dilupakan dan ditinggalkan. Saat pancasila dihapus inilah di negara
Indonesia terjadi kekacauan. Hal ini dikarenakan pancasila yang merupakan dasar
negara dihapus dan membuat bangsa Indonesia seperti rumah tanpa memiliki fondas
i dan harus membangun dari awal (Pandin,2014). UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 men
ghapus pendidikan pancasila dalam kurikulum pendidikan dan sebagian perguruan ti
nggi tak lagi mengajarkan pancasila karena dinilai tak menarik untuk dipelajari.
Pancasila dalam konteks sejarah adalah dengan adanya quote dari Soek
arno yaitu jas merah, mengerti akan dinamika perkembangan pancasila serta memili
ki tekad untuk melestarikan pancasila. Pancasila sendiri sebenarnya memiliki ban
yak dasar filosofi. Dasar filosofi pancasila antara lain adalah Philosophische g
rondslag, sebagai ideologi negara, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sert
a sebagai wujud karakter bangsa Indonesia. Pada tahun 2011, Badan Pengamat Sosia
l (BPS) melakukan survey mengenai penilaian masyarakat Indonesia akan pancasila.
BPS melakukan wawancara dengan sekitar 12.000 responden.
Dari wawancara yang didapat, BPS mendapatkan hasil dan dihitung dala
m bentuk presentase. Hasil dari survey yang diadakan BPS yaitu sekitar 79,26% pa
ncasila dinilai penting untuk dipertahankan. Dan BPS juga menyatakan bahwa sekit
ar 89% responden menilai bahwa masalah yang dimiliki bangsa ini yaitu tak pahamn
ya masyarakat akan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal ini membuat
rasa nasionalisme bangsa Indonesia menurun.
BPS juga memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah akan kurang p
ahamnya masyarakat akan nilai pancasila. Survey menyatakan bahwa sekitar 30% men
ilai nilai-nilai pancasila dapat diajarkan melalui pendidikan, 19% melalui peril
aku elit pejabat untuk dijadikan contoh, 10% melalui ceramah, 43% melalui pengaj
aran dosen ataupun guru, 20% akan adanya badan pemerintahan dan 3% melalui elit
politik. Dan BPS menilai sekitar 75% responden tak ingin Indonesia menjadi negar
a agama.
Dalam dunia nyata, nilai pancasila dapat disebarluaskan melalui berb
agai macam kegiatan. Dalam masyarakat, nilai pancasila dapat disebarluaskan mela
lui organisasi penggiat pancasila. Di lingkungan kampus dapat diadakan kegiatan
diskusi, seminar, kongres yang membahas nilai pancasila. Pemerintah pun juga dap
at mempertahankan nilai pancasila melalui lahirnya Pokja Pancasila di dikti, kem
endikbud RI. MPR juga mempertahankan nilai pancasila dengan lahirnya 4 pilar ber
bangsa dan bernegara. Dan akhirnya DPR pun menetapkan UU PT No 12 Tahun 2012 u
ntuk memasukkan pancasila ke dalam kurikulum. Hal ini dimaksudkan agar para gene
rasi muda mengetahui dan mempertahankan nilai-nilai pancasila.
Penilaian akan nilai pancasila dapat dilihat melalui karakter seseor
ang. Karakter seseorang dilihat melalui perilaku yang sudah menjadi kebiasaan da
ri tindakan yang dilakukan. Tindakan seseorang dapat dilihat melalui perkataan y
ang bermula dari akal pikiran. Oleh karena itu, dalam mempertahankan nilai panca
sila diperlukan pemahaman yang nantinya akan tertanam dalam akal pikirandan seca
ra otomatis akan terlihat dari karakter seseorang.
Setiap butir pancasila dapat dilihat penerapannya melalui karakter y
ang terlihat dari perilakunya. Di dalam nilai pancasilatak terdapat unsur nilai
individualisme tetapi lebih ke kepentingan bangsa Indonesia sendiri (Pandin,2014
). Disini, individualisme adalah paham yang menonjolkan kepentingan individu. Di
dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 3 disebutkan Allah Yang Maha Esa dan dinilai
mengandung unsur individualisme.Kata "Allah" disini bukanlah hanya menunjukkan
kata ganti Tuhan dari beberapa agama tetapi juga terdapat kata esa yang dimaknai
untuk segala agama dalam kalimat tersebut yang menunjukkan bahwa nilai pancasil
a tak mengandung unsur individualisme. Dan ini hanyalah sejarah yang kita tak bi
sa mengulang dan meyalahkan, serta kita juga tak tahu bagaimana situasi pada saa
t perancangan pembukaan UUD 1945 tersebut terjadi (Pandin,2014).
Dan dalam menunjukkan sikap pancasilais, kita sebagai generasi muda
sebaiknya menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita bis
a memahami nilai pancasila dari penjelasan dosen maupun guru, saling tolong meno
long antar sesama, menghormati agama lain, dan lain-lain. Dimulai dari hal seder
hana inilah kita menerapkan nilai pancasila. Kebiasaan menerapkan nilai pancasil
a di keseharian juga akan menimbulkan seberapa kita dalam mencintai pancasila se
bagai dasar negara.

Kesimpulan dan Opini:
Dalam sejarah, pancasila mengalami banyak prolem. Tetapi dengan adan
ya rasa nasionalisme, problem tersebut dapat terselesaikan. Dalam masa modern se
perti sekarang, untuk mempertahankan nilai pancasila dapat dilakukan dengan berb
agai cara, salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan akan nilai pancasila dir
asa penting bagi generasi muda untuk memahami dan mempertahankan pancasila sebag
ai karakter bangsa Indonesia.

Referensi:
PPT PARADIGMA MK Pancasila & Kewarganegaraan oleh Moses Glorino R. Pandin, 2014
yang disampaikan pada kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universi
tas Airlangga, 17 Maret 2014.
Pandin, Moses Glorino R. 2014. PARADIGMA MK Pancasila & Kewarganegaraan.Materi
disampaikan pada kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Ai
rlangga, 17 Maret 2014.

Vous aimerez peut-être aussi