Vous êtes sur la page 1sur 28

NAMA: AISYAH

MAKALAH LENGKAP BRONKITIS


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi
(ektasis)bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik . perubahan
bronkos tersebut disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi
elemen elastis dan otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side),sedangakan
bronkus besar jarang terjadi .bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan
pada seorang pasien dalam keadaan lanjut ,penyakit ini sering menyebabkan obstruksi
saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.
Penyebab utama adalah merokok yang berat dan berjangka panjang, yang
mengititasi tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang
berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik dan di derita oleh laki-laki dan dapat di
derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital .

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi bronkitis
2. Manifestasi klinik bronkitis
3. Pemeriksaan penunjang pada bronkitis
4. Pentalaksanaan pada bronchitis.
C. TUJUAN
1. Tujuan secara umum
Mengerti tentang bronkitis dan memahami apa yang hrus di lakukan seorang perawat
untuk menangani bronkitis .
2. Tujuan khusus :
a. Mengetahui definisi bronkitis
b. Mengetahui manifestasi klinik bronkitis
c. Pemeriksaan penunjang pada bronkitis
d. Mengetahui penatalaksanaan pada bronkitis
D. MANFAAT
Dengan pembuatan makalah ini kami dapat mengerti tentang bronkitis dan
memahami apa yang harus di lakukan seorang perawat untuk menangani bronkitis

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada
pembuluh bronkus,trakea dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada
permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan
inflamsi
Bronchitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus
local yang bersifat patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam
dinding bronkus berupa destruksi elemen elemen elastic dan otot-otot polos bronkus
. pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal ini dapat menghalangi
aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati
bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai
penyakit lain juga.
Definisi bronchitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan
batuk produktif kronis berulang ulang minimal selam3 bulan pertahun atau paling
sedikit 2 tahun berturut turut pada pasien yang diketahui tidak terdapatpenyebab lain.
B. TANDA DAN GEJALA
1. Batuk mulai pagi hari, timbul siang hari maupun malam hari,
2. Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau
mukopurulen
3. Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah,
4. kadang kadang terdengar ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada
keluhan sesak, akan terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun inspirasi
C. ETIOLOGI
Adalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok,
infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan
status sosial.
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok
adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara
merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis
rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia
skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang
kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling
banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie
3. Polusi
Pulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat zat kimia dapat juga menyebabkan
bronchitis adalah zat zat pereduksi seperti O2, zat zat pengoksida seperti N2O,
hidrokarbon, aldehid, ozon.
4. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali
pada penderita defisiensi alfa 1 antitripsin yang merupakan suatu problem,
dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir
enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan,
termasuk jaringan paru.
5. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi
rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
D. PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa
bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan
ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil
kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat
pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan
pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme
pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel
sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami
kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
Perubahan perubahan pada sel sel penghasil mukus dan sel sel silia ini
mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus
dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas
E. PATHWAY

Alergen

Aktivas I.M

Fenomena infeksi

Invasi kuman ke jalan nafas

Peningkatan laju metabolismetubuh umum

Edema mokusa sel goblet memproduksi mucus

Penyebaran bakteri/ virus keseluruh tubuh .bakteriamia//piremia

Iritasi mucus bronkus

Peningkatan pelepasan histamin

hipertermi

Peningkatan akumulasi secret bronkus

Ndx. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Ndx.Gangguan keseimbangan cairan

Demam

Ndx.Intoleransi Aktifitas

Malaise

Batuk produktif

Penyempitan jalan nafas

Nafas pendek

Ndx. Gangguan rasa nyaman :Nyeri

Nyeri

Tidak nafsu makan

Penurunan otot nafas tambahan

Nyeri pada retrosternal

Ndx. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ndx. Gangguan pola nafas

Ndx.kerusakan pertukaran gas

Brokiulos melebar

Kerusakan bronkiolus

Batuk darah

Kematian

Etiologi

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologisTubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang
paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan
bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
2. Pemeriksaan fungsi paru
3. Analisa gas darah antaralain :
a. Pa O2 : rendah (normal 25 100 mmHg)
b. Pa CO2 : tinggi (normal 36 44 mmHg).
c. Saturasi hemoglobin menurun.
d. Eritropoesis bertambah.
G. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN
1. tindakan suportif
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang :
a. Menghindari merokok
b. Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup.
c. Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.
d. Nutrisi yang baik.
e. Hidrasi yang adekuat.
3. Terapi khusus (pengobatan) :
a. Bronchodilator
b. Antimikroba
c. Kortikosteroid
d. Terapi pernafasan
e. Terapi aerosol
f. Terapi oksigen
g. Penyesuaian fisik
h. Latihan relaksasi
H. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Intoleran aktivitas
5. Gangguan rasa nyaman
6. Nyeri
7. Gangguan keseimbangan cairan
8. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9. Gangguan pola tidur
I. NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION.
1. Respiratory status : airway patency
2. Respiratory status: ventilation
3. Respiratory status : gas exchange
4. Activity tolerance
J. NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION
1. Airway suction
2. Mechanical ventilation
3. Respiratory management
4. Activity therapy

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA
MEDIS BRONKITIS
A. KASUS
Tn Z berumur 58 tahun mengalami nyeri ketika batuk kira-kira 4 bulan terakhir
dan masih sampai sekarang ,ketika itu pagi hari dia merasa gatal-gatal di daerah
tenggorokannnya kemudian batuk berulang-ulang disertai dahak dan itu membuat
pekerjaannya tertunda sebagai seorang penjahit.hal itu terus menerus dirasakanya
sampai suatu hari dia merasa sesak nafas dan dibawa ke rumah sakit,dengan hasil
pemeriksaan dada terasa nyeri saat batuk,sesak nafas, S : 40
0
C,
N : 80 x/menit, RR : 28 , TD : 130/80

B. PENGKAJIAN

1. I dentitas pasien dan penanggung jawab
Pasien Penanggung jawab
Nama :Tn. Z
Umur : 58 tahun
Agama :Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Penjahit
Status pernikahan : Kawin
Alamat : Malaysia

Nama : Ny. Z
Umur :40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status pernikahan : Kawin
Alamat : Malaysia
Hubungan pasien :Istri pasien

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh sering batuk dengan mengeluarkan dahak
b. Riwayat penyakit sekarang
1) Waktu terjadinya sakit
Pasien batuk disertai dahak selama 4 bulan terakhir sampai sekarang
2) Proses terjadinya sakit
Pagi itu pasien merasa nyeri ketiks batuk yang disertai dahak sehingga dia susah
bernafas
3) Upaya yang telah dilakukan
Pasien dibelikan obat mextril dan konidin oleh istrinya ditoko terdekat
c. Riwayat penyakit dahulu
1) Penyakit dahulu
Menderita tyfus ketika berumur 14 tahun
2) Perlukaan
Tidak ada perlukaan
3) Di rawat rumah sakit
Pernah dirawat dirumah sakit
4) Riwayat alergi obat dan makanan
Tidak ada alergi obat-obatan maupun makanan.
5) Riwayat keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti dia
3. Genogram
Keterangan :
: meninggal
: pasien
: laki-laki
: perempuan
4. Pola fungsi kesehatan
a. Pola manajemen kesehatan- persepsi kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan atau penyakit
Pasien mengatakan sakit itu adalah sebuah cobaan yang diterima dengan lapang dada
2) Prilaku untuk mengatasai masalah kesehatan
Pasien mengatakan telah berusaha minum obat yang dibeli istrinya
3) Factor- factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Pasien sangat tergantung dengan rokok
b. Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakain
Eliminasi
Mobilisasi
Berpindah
Ambulasi

2) Selama sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakain
Eliminasi
Mobilisasi
Berpindah
Ambulasi
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung / tidak mampu
c. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit tidur pasien 8 jam /hari dan tidak terganggu. Sedangkan selama
sakit,Pasien mengatakan tidurnya terganggu akibat batuk terus menerus dari pagi
sampai malam hari.
d. Pola nutrisi metabolic
Sebelum sakit makan teratur, selama sakit pasien merasa mual atau muntah Nafsu
makan buruk /anoreksia . Ketidakmanpuan untuk makan karna distress pernapasan
Penurunan berat badan 2 kg.
e. Pola eliminasi
Sebelum sakit BAB dan BAK normal , sedangkan selama sakit pasien mengatakan
tidak ada masalah dalam hal buang air besar akan tetapi air kencingnya lebih kuning
dan pekat,badannya pun lebih hangat dari biasanya.
f. Pola kognitif dan perceptual
Sebelum sakit pasien mampu berkomunikasi dengan orang lain,selama sakit pasien
tetap berorientasi dengan orang lain.
g. Pola konsep diri
Gambaran diri : pasien mengatakan saya senang dengan postur tubuh saya seperti
ini.
Identitas diri : pasien senang menjadi diri sendiri
Peran diri : pasien mengatakan dengan malu saya seorang suami belum bias
menafkahi anak istri seperti biasa.
Ideal diri: pasien mengatakan saya berdoa semoga saya cepat sembuh dan kembali
kepada keluarga saya
Harga diri : pasien mengatakan harga diri tidak terganggu
h. Pola toleransi stress koping
Selama sakit pertahan tubuh saya kurang sekali mudah lelah.
i. Pola reproduktivitas seksualitas
Hanya tidak mampu memeberi nafkah bathin pada istri karena batuk disertai sesak
nafas.
j. Pola hubungan peran
Pasien mengatakan hubungan dengan orang lain maupun keluarga keadaan baik saja.
k. Pola nilai dan keyakinan
Pasien selalu teratur melakukan shalat 5 waktu baik sebelum sakit mapun selama
sakit walaupun tidak semampu sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : malaise,gelisah
Kesadaran : composementis
GCS : 14
TD : 130/80
Suhu : 40
0
C
RR : 28 x/menit
Nadi : 80 x/menit
BB sebelum sakit : 50 kg
BB selama sakit : 48 kg
Nyeri : 3

HEAD TO TOE
Rambut: gelombang,hitam, tidak ada ketombe,tidak ada rambut rontok
Mata : konjungtiva tidak anemia, skelera tida ikretik, pupil isokor
Telinga : tidak ada serumen ,tidak ada tanda inflamasi,bentuk telinga kiri dan
kanan simetris.
Hidung : tidak ada bunyi cuping hidung ,tidak ada pembengkakan,Reaksi
alergi bersin bila berdebu
Mulut : kebersihan kurang karena sakit
Gigi : tidaka ada yang berlubang
Leher : warna leher sama dengan anggota tubuh lainnya ,tidaka da
ketegangan vena jugularis
Kulit :Turgor kering

DADA
Inspeksi : ekspansi dada kadang cepat kadang lambat, Pola nafas takipnea
Palpasi : ada sensasi nyeri didaerah dada
Perkusi : suara dada sedikit redup karna ada sputum yang berlebihan
Auskultasi : suara nafas ronki dan krekels

JANTUNG
Inspeksi : denyut jantung tidak terlihat di intercosta ke 4,5 karna badan pasien
sedikit gemuk
Palapasi : denyut jantung teraba
Perkusi : bunyi jantung pekak atau redup
Auskultasi : suaraS 1 dan S 2
ABDOMEN
Inspeksi : warna kulit perut sam dengan anggota tubuh lain
Auskultasi : bunyi peristaltic 34 x/ menit
Perkusi : bunyi timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau yang lain
INGUINAL DAN GENETALIA
Pasien menolak untuk diperiksa
EKSTREMITAS
Tidak ada gangguan pada ekstremitas atas maupun bawah,tidak ada tanda
tanda inflamasi,akan tetapi ada sianosis atau kebiruan.

6. Pemeriksaan penunjang
Leukosit > 17.500
Analisa gas darah
Pa O2 : 16- rendah ( normal 25-100 mmHg)
PaCO2 : 67 mmHg ( normal 36-44 mmHg)
Saturasi oksigen menurun
Eritropoesis bertambah

7. Pengobatan atau medikamentosa
Bronchodilator
Antimikroba
Kortikosteroid
Terapi pernafasan
Terapi aerosol
Terapi oksigen
Penyesuaian fisik
Latihan relaksasi

8. Data Fokus

Data subyektif (DS) Data obyektif
Pasien mengatakan batuk disertai
sputum sejak 4 bulan terakhir

Pasien mengatakan Sesak nafas

Pasien mengatakan nyeri ketika batuk
.

Pasien mengatakan mudah lelah

Suara nafas krekels dan ronki
KU gelisah, malaise
Takipnae (28 x/menit)
suhu 40
0
C
Broncus menebal
Corak paru bertambah
Saturasi Hb menurun
Pa O2 : 16- rendah mmHg
PaCO2 : 67 mmHg
Nyeri skla :3



ekspansi abnormal
sensasi nyeri didaerah dada
suara dada sedikit redup karna ada
sputum yang berlebihan
Kulit :Turgor kering
Sianosis


9. Analisa Data

Symptom Etiologi Problem
DS : pasien mengatakan
batuk disertai sputum sejak
4 bulan terakhir
DO :
Suara nafas krekels dan
ronki.
Sputum dalam jumlah yang
berlebihan
KU gelisah,malaise
Takipnae (28 x/menit)
Corak paru bertambah

Peningkatan produksi
secret
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
DS : pasien mengatakan
sesak nafas
DO
KU gelisah,malaise
Broncus menebal
Perubahan membrane
alveolar kapiler
Gangguan pertukaran
gas
Corak paru bertambah
Saturasi Hb menurun
Pa O2 : 16- rendah mmHg
PaCO2 : 67 mmHg
Sianosis
DS:
Pasien mengatakan tidak
beraktivitas seperti biasanya
Pasien mengatakan mudah
lelah

DO :
KU letih,lemah,malaise
Dispnea
Suara nafas krekels dan
ronki
Ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dan
kebutuhan oksigen
Intoleransi aktivitas
DS :
Pasien mengatakan nyeri
didaerah dada ketika batuk

DO :
Malaise
Skala nyeri : 3

Agen cedera biologis
pada saluran pernafasan
Nyeri akut

10. Diagnose keperawatan dan prioritas masalah

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
secret
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis pada saluran pernafasan

11. Perencanan

Dx.keperawatan Tujuan keperawatan (NOC)
Rencana tindakan ( NIC)

Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas b/d
peningkatan
produksi secret

Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24 jam
ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dapat teratasi dengan
criteria hasil :
Respiratory status: airway
patency (0410)
Frekuensi pernafasan
Irama pernafsan
Kedalaman inspirasi
kemampuan mngeluarkan
secret
Temuan rongtsen

Tingkat target tujuan
5: rentang normal
AirwaySuction
-Auskultasi suara napas sebelum
dan setelah hisap
-Monitor kemampuan klien untuk
batuk efektif
-Memberitahukan pasien dan
keluarga tentang penyedotan
-Masukkan alat jalan napas hidung
untuk memfasilitasi penyedotan
nasotracheal, sesuai
-Anjurkan pasien untuk mengambil
napas dalam-dalam berat sebelum
penyedotan nasotracheal
-Gunakan jumlah terendah hisap
dinding yang diperlukan untuk
memindahkan sekresi
4:adadeviasi tingkat ringan
3:ada deviasi tingkat sedang
2:ada deviasi tingkat berat
1: ada deviasi tingkat sangat
berat

-Memantau oksigen status pasien
Catat jenis dan jumlah sekresi yang
diperoleh
-Anjurkan keluarga pasien dan atau
bagaimana hisap jalan napas, yang
sesuai.
-kolaborasi dengan dokter untuk
terapi obat.
Gangguan
pertukaran gas
b/d perubhan
membrane
alveolar

Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam gangguan pertukaran gas
dapat teratasi dengan criteria
hasil :

Respiratory status : gas
exchange
PaO2
PaCO2
Saturasi oksigen
Temuan rontgen dada
Keseimbangan perfusi
ventilasi
End tidal karbondioksida
Tingkat target tujuan
5: rentang normal
4:adadeviasi tingkat ringan
3:ada deviasi tingkat sedang
2:ada deviasi tingkat berat
Respiratory Monitoring
-Monitor frekuensi ,Irama,
kedalaman pernafasan
-Monitor pola pernafasan
(bradypnea,takipnea,)
-Catat peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan volume
tidal
-Catat perubahan dalam SaO2,End
tidal CO2 dan
-Monitor laporan rontgen dada
-Berikan terapi nebulizer jika
diperlukan
1: ada deviasi tingkat sangat
berat

Intoleransi
aktivitas b/d
ketidakseimbang
an antara suplai
dan kebutuhan
oksigen

Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24jam
ketidakmampuan beraktivitas
dapat teratasi dengan criteria
hasil :
Activity Tolerance-0005
Frekuensi pernafasan dengan
aktivitas
Mudah bernafas
Langkah dan jarak kaki
melangkah
Kekuatan ekstremitas atas
Kekuatan ekstremitas bawah
Mudah melakukan aktivitas
sehari-hari
5: tidak kompromi
4: ada kompromi tingkat
ringan
3:ada kompromi tangkat
sedang
2: ada kompromi tingkat berat
1: ada kompromi tingkat
sangat berat

Activity Therapy
-tentukan penyebab toleransi
aktivitas(fisik,psikologis,atau
motivasi)
-berikan periode selama aktivitas
-monitor respon kardiopulmonal
setelah melakukan aktivitas
- -monitor dan catat kemampuan
untuk mentoleransi aktivitas
- monitor intake nutrisi untuk
memastikan kecukupan sumber
energy

Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan Pain Management
agen cedera
biologis saluran
pernafasan
keperawatan selama 2x 24 jam
rasa nyeri dapat teratasi
dengan criteria hasil :
Pain control-1605
Mengenali factor penyebab
Menggunakan metode
pencegahan non analgetik
untuk mengurangi ras nyeri
Mengenali gejala nyeri
Melaporkan nyeri terkontrol
5 : selalu dilakukan
4: sering dilakukan
3 : kadang dilakukan
2 : jarang dilakukan
-Lakukan pengkajian nyeri secara
kompherensif termasuk
,lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi nyeri.

-Gunakan tehnik komunikasi
teraputikuntuk mengetahui
pengalamannyeri

-Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri

-Ajarkan tehnik non farmakologi

-Tingkatkan istirahat

12. Pelaksanaa tindakan

Waktu No
Dx
Implementasi Respon Paraf
Tgl Jam
1-12-
11
08.00







1. Menerima pasien

Menanyakan keluhan pasien

Mengukur tanda-tanda vital

Memasang infus
Bekerjasama dengan dokter
DS :
Pasien mengeluh batuk
disertai dahak

DO :
Nadi :80 x/menit
Suhu : 40
0
C
RR :28 x/menit
Sari






10.00





14.00




20.00










untuk terapi obat





Mendengarkan suara paru pasien
dengan stestoskop

Melatih pasien untuk batuk
efektif

Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga pasien akan
dilakukan penyedotan.

Melakukan penyedotan sambil
menyarankan pasien untuk
mengambil nafas dalam

Menggunakan tekanan 100-200
mmHg

Mencatat sputum yang keluar

Memantau status pernafasan
pasien

TD : 130/80 mmHg
Infuse : Ns 15
tetes/menit
Amioksisilin
Ampisilin

DO :
Suara ronki atau
krekels
Sputum tidak keluar



DS :
pasien mengatakan
lakukan saja
penyedotan



DS :
Saya akan mencoba
ambil nafas

DO :
Sputum keluar 145 cc


05.00


08.00
Mengajarkan pada keluaraga
pasien untuk batuk efektif




DO :
Pola pernafasan regular

DS :
Keluarga pasien
mengatakan kami
akan mencoba
melakukan batuk
efektif pada pasien



1-12-
11
08.00








10. 00



20.00
2.








Memantau frekuensi ,Irama
,kedalaman dan pola pernafsan
pasien





mencatat peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan volume
tidal

mencatat perubahan dalam
SaO2,End tidal CO2 dan nilai
DS:
Pasien mengeluh sesak
nafas.

DO :
28 x/menit
Ekspansi dada cepat
dan lambat
Takipnea



DO:
Inspirasi dan ekspirasi
Yani





05.00



08.00
gas darah arteri

Memantau laporan rontgen dada

Membantu pasien menggunakan
nebulizer jika diperlukan

cepat
Volume tidal menurun


DO :
Pa O2 : 16- rendah
PaCO2 : 67

DO:
Corak paru bertambah
Radiopaque
1-12-
11
08.00 3. -Menenentukan penyebab
toleransi aktivitas


-Memberikan periode selama
aktivitas

-Memantau respon pernafasan
setelah melakukan aktivitas

- Monitor intake nutrisi untuk
memastikan kecukupan sumber
energy

DS :
Pasien mengatakan
saya tidak beraktivas
karna mudah lelah,dan
sesak nafas.

DO :
Pasien beraktivitas 20
menit dan melangkah
28 langkah kaki

DS :
Pasien mengatakan
saya meras lelah dan
sesak nafas


Sari
DO :
Makan 4 x/hari sering
tapi sedikit.

1-12-
11
08.00 4. Mengkaji
daerah,karakteristik,,lama nyeri

Menggunakan tehnik
komunikasi teraputik untuk
mengurangi rasa nyeri


Meintruksikan pasien untuk
mengambil nafas dalam

Menganjurkan pada pasien
untuk banyak istirahat
DS :
Pasien mengatakan
saya merasa nyeri
ketika batuk didaerah
dada,seperti dihimpit
sesuatu,

DS:
Pasien mengatakan
saya senang biasa
berbicara dengan
perawat disini

DS :
Pasien mengatakan :
baiklah saya akan
mencoba menarik nafas
panjang dan istirahat
yang cukup

DO :
Skala nyeri 2
Yani

13. Evaluasi ( harian )

Waktu Dx.
Keperawatann
Evaluasi Ttd
Hr
/Tgl
Jam
Jumat
1-12-
11
08.00 Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas b/d
peningkatan
produksi secret










S :
Pasien mengeluh batuk disertai
dahak

O :
Suhu : 40
0
C
RR :28 x/menit
TD : 130/80 mmHg
Suara ronki atau krekels
Sputum tidak keluar

A :
Masalah belum teratasi

P :
Lanjutkan intervensi

Sari
Jumat
1-12-
11
08.00 Gangguan
pertukaran gas b/d
perubahan
membrane
alveolar-kapiler

S:
Pasien mengeluh sesak nafas.

DO :
Takipnea
Inspirasi dan ekspirasi cepat
Volume tidal munurun
Yani
Pa O2 : 16- rendah
PaCO2 : 67
Corak paru bertambah
Radiopaque


A :
Masalah belum teratasi

P :lanjutkan intervensi

Jumat
1-12-
11
08.00 Intoleransi
aktivitas b/d
ketidakseimbangan
suplai oksigen dan
kebutuhan oksigen
S :
Pasien mengatakan a mudah
lelah,dan sesak nafas.

O :
Pasien beraktivitas 20 menit dan
melangkah 28 langkah kaki
Makan 4 x/hari sering tapi sedikit.

A:
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi

Sari
1-12-
11
08.00 Nyeri akut b/d
agen cedera
biologis saluran
S :
Saya senang bisa berbicara
dengan perawat disini
Yani
pernafasan
O :
Skala nyeri 2

A :
Masalah teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
( Pain Management )

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bronkitis berarti infeksi bronkus , bronkitis dapat di katakan penyakit
tersendiri ,tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas
atau bersamaan dngan penyakit saluran pernapasan antara lain seperti sindbronkitis ,
bronkitis pada asmadan sebagainya ,yg terdiri dari bronkitis akut dan kronik.
B. SARAN
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesimpulan ,jadi di harapkan
untuk para pembaca lebih mengembangkanya lagi .Jadikanlah makalah ini sbagai
perimbangan , pengembangan dari penyakit yg telah di bahas di atas .
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC;
Jakarta.
Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor,
Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Tucker, Susan Martin, 1998, Standar Perawatan Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis dan
Evaluasi, Edisi 5, EGC, Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Penerbit FKUI, Jakarta.
Long, Barbara C, 1998, Perawatan Medikal Bedah, 1998, EGC, Jakarta.
PRICE, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi; Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, EGC,
Jakarta.
Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan

Vous aimerez peut-être aussi