Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TOPIK
: Resin Komposit
KELOMPOK
: A7
TANGGAL PRAKTIKUM IM
: 23 Oktober 2013
PEMBIMBING
: Dr.Intan Nirwana,drg.,M.Kes
021211131037
021211131038
021211131039
021211131040
021211131041
021211131042
1.
TUJUAN
a. Mahasiswa mampu melakukan manipulasi komposit secara tepat
b. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan kekerasan hasil palomerasi
resin komposit berdasarkan pengamatan yang dilakukan berdasarkan
jarak dan ketebalan.
2.
2.2 Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Gambar 2. a) light curing unit b) sonde, pisau model,plat kaca c) cure light meter d)
pemberat e) cetakan Teflon
3.
CARA KERJA
Untuk cetakan Teflon tinggi 2 mm, dilakukan penyinaran dengan jarak 0 mm
dan 10 mm.
Untuk cetakan Teflon tinggi 5 mm, dilakukan penyinaran dengan jarak 0 mm dan
10 mm
a. Teflon diletakkan diatas lempeng kaca yang telah dilapisi celluloid strip.
b. Bahan tumpatan resin komposit dikeluarkan dari tube, kemudian masukkan
sedikit demi sedikit ke dalam cetakan teflon tinggi 2 mm dengan plastic
filling. Cetakan harus terisi penuh dengan resin komposit tanpa ada rongga
(diusahakan setinggi cetakan teflon).
Gambar 4.Intensitas sinar di cek terlebih dahulu dengan cure light meter
d. Celluloid strip diletakkan di atas cetakan teflon yang telah diisi resin
komposit, kemudian diberi pemberat 1 kg selama 30 detik, ujung alat curing
(light tip) ditempelkan pada celluloid strip dan sinari selama 20 detik.
e. Hasil kekerasan permukaan yang terkena light tip alat curing langsung (0
mm) dibedakan dengan permukaan yang jauh dari light tip alat curing (10
mm) dengan cara digores dengan sonde.
HASIL PRAKTIKUM
Berikut adalah tabel hasil praktikum:
No
Tebal resin
Jarak
Intensitas
Lama
Kekerasan
komposit
Pemaparan
sinar
Penyina
permukaan
Atas
bawah
1.
2 mm
0 mm
594
ran
20 detik
Keras
Keras
2.
2 mm
10 mm
180
20 detik
Keras
Keras
3.
5 mm
0 mm
584
20 detik
Keras
Lunak
4.
5 mm
10 mm
148
20 detik
Keras
Lunak
5.
8 mm
(penuh)
0 mm
623
20 detik
Keras
Lunak
6.
8 mm
(berlapis)
0 mm
614 (lapis I)
20 detik
Keras
Keras
20 detik
Keras
Keras
20 detik
Keras
Keras
20 detik
Keras
Keras
5.
waktu penyinaran 20 detik, yaitu dengan cetakan setebal 2 mm, 5 mm, 8 mm pada
jarak penyinaran 0 mm, dengan tebal 8mm pada jarak penyinaran 0 mm diisi dan
disinar secara bertahap, dengan tebal cetakan 2 mm dan jarak penyinaran 10 mm dan
dengan tebal cetakan 5 mm dengan jarak penyinaran 10 mm.
Pada ketebalan 2 mm setelah disinari pada jarak 0 mm maupun 10 mm tidak
memberikan bekas goresan sonde baik pada bagian atas ataupun bawah. Hal ini
menandakan bahwa komposit
penyinaran sehingga yang mengeras hanya bagian permukaan saja dan menghasilkan
lapisan lunak pada bagian dasar. (Susanto 2005, hal 33)
Pada percobaan layer per layer diperoleh hasil akhir komposit, ketebalan 8
mm dengan kekerasan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan komposit 8 mm
yang diaplikasikan dengan sekali tahapan tumpatan. Hal ini dikarenakan pada teknik
layer per layer lapisan komposit yang tidak terlalu tebal saat penyinaran sehingga
polimerisasi dapat terjadi secara sempurna dan kekerasan menjadi lebih baik. Oleh
karena itu untuk mempertahankan kekerasan agar tetap baik , teknik layer per layer
sebaiknya dilakukan apabila cavitas yang harus ditumpat memiliki kedalaman lebih
dari 2 mm.
6.
PEMBAHASAN
Kekerasan resin komposit dipengaruhi oleh kedalaman polimerisasinya (depth
of cure). Hal ini bergantung pada beberapa faktor antara lain ketebalan, tipe komposit
(warna komposit / translucence), jarak dan posisi sumber sinar terhadap resin
komposit, lama penyinaran, intensitas dan panjang gelombang sinar. Jarak antara
sumber sinar dengan resin komposit yang semakin jauh akan menyebabkan intensitas
sinar menurun dan menghambat polimerisasi sehingga kekerasan menjadi berkurang.
Kontak langsung antara ujung sumber sinar dengan permukaan resin komposit akan
meningkatkan kekerasan, tetapi jarak yang dianjurkan adalah 1 mm dan tidak lebih
dari 6 mm. (Thome, dkk, 2007)
Macam-macam komposit:
1. Light Cured Composites
Komposit jenis ini disuplai dalam berbagai bentuk seperti spills, syringes,
compules.
dalamnya dari paparan cahaya dan menyediakan umur penyimpanan yang adekuat.
Jika dipak dengan compules, compules diletakkan pada ujung dari syringe, dan
pasta akan diekstruksi setelah protective tip dilepaskan. Keuntungan dari compules
adalah penempatan pasta komposit yang mudah, mengurangi cross infection, dan
memproteksi pasta dari paparan cahaya
2. Self-Cured/Dual Cured Composites
Komposit jenis ini biasanya dipak dalam syringes atau tube pasta dan
katalis membutuhkan pencampuran.(Craig, page 236-237) Intensitas cahaya pada
permukaan resin merupakan faktor penting dalam kelengkapan curing pada
permukaan dan di dalam material. Ujung sumber cahaya harus diberikan dalam
jarak 1mm dari permukaan untuk mendapatkan penetrasi yang optimum. Shade
yang semakin opaque dapat mengurangi transmisi cahaya dan hanya dapat mengcuring pada kedalaman minimal, yaitu 1mm. Standart lamanya penyinaran dengan
menggunakan sinar tampak adalah 20 detik. Pada umumnya, waktu (20 detik)
tersebut cukup untuk meng-curing resin dengan light-shade untuk kedalaman 2
atau 2,5 mm. Penyinaran selama 40 detik dapat memperbaiki derajat curing pada
seluruh kedalaman, tetapi hal ini diperlukan untuk mendapatkan curing yang
cukup dengan shade yang lebih gelap. Aplikasi dari pancaran sinar pada ketebalan
1 mm atau pada struktur gigi dengan tingkat ketebalan yang sedikit lebih rendah
akan menghasilkan curing yang tepat pada kedalaman yang dangkal, dengan nilai
kekerasanyang didapat akan tidak konsisten. Light curing units dibuat dengan
ujung yang lebar. Tetapi, pancaran sinar yang didistribusikan pada permukaan
yang luas dapat menyebabkan turunnya intensitas penyinaran pada titik yang
diberi sinar. Penggunaan waktu penyinaran yang lebih lama yaitu hingga 60 detik
diperlukan ketika menggunakan ujung emitting yang lebih lebar.
Waktu penyinaran untuk polimerisasi sangat bervariasi tergantung pada jenis
light-curing unit serta jenis, kedalaman dan shade dari komposit. Waktu
penyinarannya juga bervariasi dari 20 sampai 60 detik untuk restorasi dengan
ketebalan 2 mm. Komposit microfilled membutuhkan waktu penyinaran yang lebih
lama daripada komposit microhybrid karena partikel fillernya yang kecil
menghamburkan cahaya lebih banyak. Komposit dengan shade yang lebih gelap atau
lebih opaque membutuhkan waktu penyinaran yang lebih lama yaitu lebih dari 60
detik daripada komposit dengan shade yang lebih terang atau lebih translucent.
Untuk restorasi yang cukup dalam, komposit ditambahkan dan dipolimerisasi dalam
bentuk lapis per lapis. Satu lapis terikat dengan lapis lainnya tanpa kehilangan
kekuatannya. Setting time komposit light cured dan kedalaman curing dalam massa
yang diberikan tergantung pada intensitas dan penetrasi cahaya. (Craig & Powers.
2002)
Pabrik biasanya memberikan informasi mengenai waktu pengerasan untuk
warna yang berbeda, waktu tersebut didasarkan pada ketebalan resin tertentu yang
terpolimerisasi oleh unit sinar tertentu. Waktu yang dianjurkan biasanya merupakan
batas minimal. Untuk memastikan polimerisasi maksimal dan keberhasilan klinis,
harus digunakan unit sinar dengan intensitas tinggi, dan intensitas sinar harus
dievaluasi secara periodik. Ujung sinar harus diletakkan sedekat mungkin dengan
permukaan resin. Idealnya, pengerasan harus diawali pada batas resin/gigi sehingga
resin mengkerut ke arah dinding kavitas bukan malah menjauhi dinding kavitas. Ini
dapat dicapai pada pengerasan pertama melalui struktur gigi yang berdekatan dengan
tepi proksimal. Namun, karena sinar ketika melewati jaringan gigi, tambahan
pengerasan diperlukan bila cara ini dilakukan. Waktu pemaparan harus kurang dari 40
detik, dan ketebalan resin harus tidak lebih tebal dari 2-2,5 mm. Warna yang lebih
gelap memerlukan pemaparan yang lebih lama, seperti resin yang terpolimerisasi
melalui email dan dentin. (Anusavice, 2003)
Intensitas maksimum dari radiasi cahaya yang terpapar lebih terkonsentrasi
pada bagian permukaan dari light cure composite. Cahaya yang masuk kemudian
berpenetrasi dan menyebar keseluruh bagian dari light cure composite. Sejumlah
faktor yang mempengaruhi tingkat polimerisasi pada kedalaman tertentu dari
permukaan setelah curing cahaya. Konsentrasi fotoinisiator atau penyerap cahaya
dalam komposit harus sedemikian rupa sehingga akan bereaksi pada panjang
gelombang yang tepat dan hadir dalam konsentrasi yang cukup. Filler konten dan
ukuran partikel sangat penting untuk dispersi sinar. Untuk alasan ini, microfilled
komposit yang memiliki lebih kecil dan lebih banyak partikel menghamburkan lebih
banyak cahaya daripada microhybrid komposit dengan kaca yang lebih besar dan
lebih sedikit partikel. Diperlukan waktu pemaparan lebih lama untuk memperoleh
kedalaman memadai curing microfilled dari komposit. (Craig, 2002)
Waktu paparan yang dibutuhkan untuk polimerisasi bervariasi tergantung pada
jenis light curing unit dan kedalaman komposit. Waktu yang digunakan dapat
bervariasi dari 20 sampai 60 detik untuk restorasi 2 mm tebal. Intensitas cahaya pada
permukaan resin merupakan faktor penting dalam kelengkapan curing di permukaan
dan dibagian dalam komposit. Ujung sumber cahaya harus berada pada jarak 1 mm
dari permukaan untuk mendapatkan penetrasi optimal. Waktu yang dibutuhkan untuk
paparan standar yang menggunakan sinar tampak adalah 20 detik. Secara umum, hal
ini sudah cukup untuk curing resin hingga kedalaman 2 atau 2,5 mm.
Kebanyakan reaksi polimerisasi terdiri dari dua jenis, yaitu polimerisasi adisi
dan polimerisasi kondensasi. Material yang digunakan polimerisasi adisi meliputi
poli(metil metakrilat) yang digunakan dalam konstruksi gigi palsu, dan bis-GMA
yang merupakan komponen umum dari matriksresin komposit. Sedangkan material
yang digunakan polimerisasi kondensasi meliputi karet polysulfide rubber dan
beberapa material silicone rubber impression (Obrien, 2002, p. 145).
Terdapat tiga tahap pada reaksi polimerisasi adisi radikal bebas. Tahapan
tersebut dapat dipercepat dengan panas, cahaya, atau sedikit peroksida. Tahap-tahap
tersebut adalah inisiasi, propagasi, dan terminasi(Obrien, 2002, p. 145).
1.
Inisiasi
Tahap inisiasi melibatkan produksi radikal bebas, dengan mendorong
rangkaian polimer untuk tumbuh. Molekul radikal bebas memiliki kelompok
kimia dengan elektron yang tidak terbagi. Pada resin dengan sistem pengaktifan
menggunakan cahaya, pemutusan rantai dengan camphorquinone menghasilkan
produksi dari dua molekul dengan satu elektron yang tak terbagi untuk masingmasing molekul. Radikal bebas menyerang ikatan ganda dari molekul monomer
yang tersedia, menghasilkan pergeseran elektron yang tak terbagi ke bagian akhir
Propagasi
Propagasi ditandai dengan penambahan molekul monomer ke radikal bebas
secara pesat. Tahap propagasi berlanjut seiring dengan penambahan panjang
rangkaian (OBrien, 2002, p. 146).
3.
Terminasi
Tahap terminasi ialah pertumbuhan radikal bebas yang terjadi karena beberapa
mekanisme dan menghasilkan pembentukan cabang-cabang dan cross-links
(OBrien, 2002, p. 146).
Gambar 5. Tiga tahap polimerisasi adisi dari metil metakrilat (OBrien, 2002, p. 145)
a.
ini juga disebur cold curing atau self-curing. Polimerisasi aktivasi secara kimia
dilakukan dengan mencampurkan dua pasta sebelum penggunaan komposit. Selama
pencampuran, mustahil untuk menghindari masuknya udara ke dalam campuran yang
menyebabkan terbentuknya pori-pori yang membuat struktur lebih rapuh dan
membuat oksigen terjebak. Oksigen ini menghambat proses polimerisasi selama
proses curing. Operator juga tidak memiliki control terhadap waktu pengerjaan
setelah kedua komponen tercampur. Insersi dan pembentukan kontur harus dilakukan
segera setelah komponen resin tercampur (Anusavice, 2003, p. 410).
b.
resin yang tak membutuhkan proses pencampuran(mixing). Hal ini dilakukan dengan
penggunaan sistem inisiator photosensitive dan sumber cahaya untuk aktivasi
Selain menghindari porositas resin kimia,bahanlight-curing
operator untuk
menyelesaikan
inisiasi. Setiap
curing
insersi
membutuhkan
and
waktu
juga
pembentukan
memungkinkan
kontur
eksposur 40 detik
atau
sebelum
kurang,
untuk curing lapisan setebal2mm.Keuntungan lain dari light-curing adalah bahan ini
tidak sensitif terhadap inhibisi oksigen (Anusavice, 2003, p. 410).
Tujuan dari unit aktivitas cahaya adalah untuk memberikan radiasi intensitas
tinggi dari panjang gelombang yang tepat ke permukaan material untuk mengaktifkan
polimerisasi. Panjang gelombang kritis yang digunakan oleh sebagian besar unit dan
bahan adalah 470 nm yang sesuai dengan daerah biru dari spektrum yang terlihat.
Beberapa jenis dan desain light activation unit tersedia untuk mengaktifkan
polimerisasi light-activated materials. (McCabe, 2008, p. 204).
Jenis-jenis lampu yang digunakan sebagai photoiniator curing dari intensitas
terendah ke intensitas tertinggi adalah sebagai berikut:
1. Lampu LED. Menggunakan solid-state, proses elektronik, sumber-sumber
cahaya ini memancarkan radiasi hanya di bagian biru dari spektrum yang
terlihat antara 440 dan 480 nm, dan mereka tidak memerlukan filter. LED
7.
KESIMPULAN
Kekerasan resin komposit dipengaruhi oleh ketebalan dan jarak penyinaran
(jarak komposit dari sumber sinar). Semakin jauh sumber sinar terhadap komposit,
semakin rendah kekerasan yang dihasilkan. Dan semakin tebal komposit yang disinari
akan menghasilkan kekerasan yang semakin rendah pula.
8.
DAFTAR PUSTAKA