Vous êtes sur la page 1sur 13

TUGAS MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RUAM POPOK





DISUSUN OLEH

GILANG MAULANA SYARIF
201110300511008
IV A


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013



ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RUAM POPOK
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat. Ini bisa terjadi jika ia
popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat,
infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema
Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit
sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari
jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau
dengan melepaskan popok beberapa waktu.
Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada bayi. Gangguan
ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan, terutama pada kisaran usia 8
10 bulan
B. ANATOMI FISIOLOGI ORGAN KULIT
1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki
struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain
seperti berikut :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini
disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-
lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan
menjadi semakin gelap.
Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku
tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk
melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit.
Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk
mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang
berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar
matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini
disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam.
Berdasarkan riset, sinar ultraviolet
dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan
perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit
kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum
granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini
terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis.
d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini
merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk
membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel
yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang
lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
2) Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri
atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm.
Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas
kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh.
Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah
sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis
terletak di bawah
lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan
struktur sekitarnya

a)Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan
ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi
dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa
nyeri apabila rambut dicabut.
b)Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh
darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini
dapat menjaga agar rambut tidak kering.
d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk
botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat
kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar
keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e)Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf
sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan
sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki
bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan
jenisDermis (Kulit Jangat)
C. EPIDEMIOLOGI
Setiap anak yang menggunakan popok, maka berpotensiuntuk menderita
ruam popok ini. Bahkan berdasarkan penelitian Philipp dkk, seperti yang
dipublikasikan dalam The ALSPAC Survey team.British Journal of General
Practicepada bulan Agustus 1997, dikatakan semua anak akan menderita ruam
popok minimal satu kali selama masa kanak-kanaknya. Sementara di Indonesia
memang belum tersedia data mengenai kelainan ini.
D. ETIOLOGI
Ruam disebabkan oleh roseola dan erythema infectiosum (penyakit fith) adalah
tidak berbahaya dan biasanya mereda tanpa pengobatan. Ruam disebabkan campak,
rubella, dan cacar air menjadi tidak umum karena anak mendapatkan vaksin.
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis,
napkin dermatitis ), antara lain:
Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.
Faktor kelembaban.
Kurangnya menjaga hygiene. popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera
diganti setelah pipis atau BAB (feces).
Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
Alergi bahan popok.
Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.
E. GEJALA KLINIS
Gejalanya antara lain ruam kemerahan atau lecet pada kulit di daerah yang
ditutupi popok. Selain itu, bayi biasanya terlihat rewel, terutama saat penggantian
popok. Bayi juga mungkin menangis saat kulit di daerah yang ditutupi popok dicuci
atau disentuh. Terdapat bercak-bercak kemerahan pada daerah pantat karena iritasi
popok.
Gejala dari ruam popok bervariasi :
Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada daerah popok
yang sifatnya terbatas disertai lecet-lecet ringan atau luka pada kulit.
Pada derajat sedang berupa kemerahan dengan atau tanpa adanya bintil-bintil
yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet pada permukaan luas.
Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman.
Pada kondisi yang parah ditemukan kemerahan yang disertai bintil-bintil,
bernanah dan meliputi daerah kulit yang luas.
Bayi atau anak dengan kelainan itu dapat menjadi rewel akibat adanya rasa
nyeri, terutama pada waktu buang air kecil atau besar
F. PATOFISIOLOGI
Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian
popok.Lokasi yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun
paha.
Bahkan, jika bakteri yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadi amonia, ruam
ini bisa bertambah parah. Tentu saja keadaan ini sangat tidak menyenangkan buat si
kecil.
G. KOMPLIKASI
Jika tidak diobati atau diabaikan maka dapat terjadi:
Disuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang air kecil
Retensio urine, yaitu tidak bisa buang air kecil. Hal ini biasanya terjadi karena
adanya rasa sakit, maka anak akan menahan keinginannya untuk buang air kecil.
H. PENATALAKSANAAN
1. Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah basah
karena menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi. Kontak yang lama
antara urin atau tinja dengan kulit bayi dapat menimbulkan ruam popok.
2. Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok (bokong, paha,
selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahan dengan handuk bersih.
Usahakan menghindari menggosok-gosok dengan keras daerah tersebut.
3. Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama beberapa
saat. Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok tetap kering dan
bersih.
4. Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapat
merangsang ruam popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain yang
lebih cocok.
5. Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali, cucilah
popok kain tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak terlalu keras.
Hindari memakai pelembut, karena pewangi dalam pelembut tersebut dapat
mengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk membilas popok dengan baik agar
deterjen tidak tertinggal di dalam popok.
6. Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok dengan
kulit bayi.
Pengobatan :
Yang biasa diberikan adalah salep yang mengandung zinc oksida yang bersifat
mengeringkan, serta mengandung zat anti-jamur dan atau anti-bakteri Salah
satu sediaan yang tersedia di pasaran adalah miconazole yang selainbersifat
antijamur juga memiliki aktivitas anti-bakteri
I. CARA MENGATASI RUAM POPOK
Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur, maka
hanya dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu
menyembuhkan.
Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan
mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim
khusus untuk membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.
Berikut tips untuk menghindari ruam popok:
gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut.
Jangan terlalu ketat memakakan diaper, agar kulit bayi tidak tergesek.
Bila diaper penuh, sudah menggelembung atau menggantung, segera ganti dengan
yang baru.
Hindari pemakaian diaper yang terlalu sering (bahkan saat bepergian).
Jangan ada sisa urine/kotoran saat membersihkan bayi, karena kulit yang tidak
bersih sangat mudah mengalami ruam popok.
Jangan menggunakan sabun bila kulit bayi yang tertutup diaper merah dan kasar.
Jika ruam belum hilang, konsultasi dengan dokter

J. PEMILIHAN POPOK
Di bulan-bulan pertama kelahirannya, bayi memerlukan produk popok yang lembut,
aman, dan memiliki sirkulasi udara yang lancar agar terhindar dari ruam popok. Yang
patut diketahui para orang tua, produksi kelenjar keringat dan minyak kulit bayi relatif
lebih sedikit dibandingkan kulit orang dewasa. Akibatnya, lebih mudah terganggu
perubahan suhu dan kelembaban di sekitarnya. Kulit bayi jadi lebih rentan terhadap
bahan iritan, juga terhadap infeksi.
Studi klinis yang dilakukan oleh Kimberly Clark Amerika pada 500 bayi di Amerika
berusia 3-15 bulan menunjukkan Huggies Ultra dengan lapisan higly breathable yang
menjaga kelancaran sirkulasi udara terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri
albicans dan mencegah terjadinya ruam popok hingga 50 persen.
Selain pemilihan popok yang tepat, menurut dr.Tina ruam popok bisa dicegah dengan
berbagai cara, yang utama adalah mengganti popok segera setelah anak buang air besar.
"Setiap mengganti popok, kulit hendaknya dibersihkan dengan air yang mengalir dan
dikeringkan sebelum memakai popok baru," Bila perlu, oleskan krim atau losion di
daerah bokong dan selangkangan agar tidak terjadi gesekan. Selain itu, biarkan bayi tak
memakai popok sekitar 15-30 menit dalam sehari. Tidak disarankan menggunakan
popok sekali pakai sepanjang hari.
Segera bawa bayi ke dokter bila kelainan kulit akibat ruam popok meluas ke daerah
perut, paha, dan sekitarnya. Waspadai pula bila mulai timbul lecet disertai nanah dan
bintik merah. "Anak bisa rewel karena lukanya terasa perih, apalagi bila buang air kecil
atau BAB," katanya.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Aktivitas/ istrahat
Gejala : kelemahan umum
Tanda : penurunan aktifitas
Sirkulasi.
Gejala : baik
Eliminasi.
Gejala : oliguri
Tanda : penurunan frekuensi BAK akibat bayi menahan keinginanya untuk BAK akibat
nyeri yang di rasakan
Makanan/cairan.
Gejala : ada keinginan untuk makan
Tanda : tidak ada penurunan BB
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri pada area pemakaian popok, Nampak kemerahan dan iritasi, lecet
Tanda : Tingkah laku gelisah dan rewel
Pernapasan
Gejala : pernapasan baik

Dampak hospitalisasi bagi orang tua
Gejala : kecemasan
Tanda : khawatir dengan keadaan klien
Prioritas keperawatan
Mengatasi nyeri pada anak
Memperbaiki integritas kulit
Meningktkan pemenuhan aktifitas anak
Mencegah infeksi
Mengurangi/menghilangkan kecemasan pada orang tua anak
Meningkatkan haluaran urin
Analisa data
No. Data Etologi Masalah
keperawatan
1. Ds :
Ibu klien mengatakan
anaknya rewel dan
sering menangis
Do :
-Klien Nampak
rewel,gelisah
-Area pemakain popok
Nampak
kemerahan,lecet

Alergi bahan popok,factor
kelembaban



dan gangguan kelenjar keringat



Pemakaian popok pada bayi

Popok yang kasar,iritasi karena air
seni



Gesekan pada kulit



Bercak-bercak kemerahan



Lecet pada kulit

Nyeri


Luka pada kulit
nyeri
2. Ds :
Ibu klien menyatakan
pada area popok
anaknya lecet
Do :
Nampak Destruksi
jaringan,lecet,Nampak
kerusakan permukaan
kulit
Lecet pada kulit



Destruksi jaringan

Kerusakan permukaan kulit



Gangguan integritas kulit
Gangguan integritas
kulit
3. Ds :
Ibu klien mengatakan
anaknya jarang BAK
Do :
Frekwensi urin sedikit
Lecet pada kulit



Adanya ruam kemerahan pada kulit

Ruam popok

Ketdaknyamanan pada bayi

Ruam terkena air seni
bayi mengalami nyeri pada ruam
setelah BAK
Gangguan pola eliminasi urin; Disuria

Gangguan pola
eliminasi urin: disuria
4. Ds :-
Do :
-Nampak iritasi karena
air seni
-Ibu klien Nampak tdak
menjaga hygiene area
popok

Iritasi karena air seni



Infeksi mikroorganisme meningkat



Kurangnya orang tua menjaga
hygiene

Resiko tnggi infeksi
Resiko tnggi infeksi
5. Ds :
Ibu klien mengatakan
anaknya tdak seaktf
biasanya
Do :
-Anak Nampak bedrest
total
-anak rewel
Lecet pada kulit



Adanya ruam kemerahan pada kulit



Ruam popok



Ketdaknyaman pada bayi



Intoleransi aktvitas
Intoleransi aktftas
6. Ds :
Ibu klien mengatakan
Ruam popok

kecemasan
khawatr dengan
kondisi anaknya
Do :
Ibu klien Nampak
cemas
Perubahan status kesehatan



Hospitalisasi anak



Kecemasan otang tua

B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. nyeri berhubungan dengan lecet, perlukaan pada area pemakaian popok di tandai
dengan kulit bercak-barcak kemerahan
2. gangguan integritas kulit berhubungan dengan destruksi jaringan, kerusakan
permukaan kulit di tandai dengan kulit Nampak melepuh
3.Gangguan pola eliminasi urin; Disuria berhubungan dengan ketidaknyamanan yang di
rasakan oleh klien
4. resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya menjaga hygiene
5. intoleransi aktifitas berhubungan dengan ruam popok
6. kecemasan orang tua berhubungan dengan hospitalisasi pada anak di tandai dengan
ibu klien Nampak khawatir kondisi anaknya

Vous aimerez peut-être aussi