0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
84 vues14 pages
Tugas makalah ini membahas tentang akad nikah dalam perspektif fiqih. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, yaitu pengertian akad nikah, unsur-unsur sahnya akad nikah, dan bentuk lafadz yang digunakan dalam akad nikah menurut mazhab-mazhab fikih."
Tugas makalah ini membahas tentang akad nikah dalam perspektif fiqih. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, yaitu pengertian akad nikah, unsur-unsur sahnya akad nikah, dan bentuk lafadz yang digunakan dalam akad nikah menurut mazhab-mazhab fikih."
Tugas makalah ini membahas tentang akad nikah dalam perspektif fiqih. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, yaitu pengertian akad nikah, unsur-unsur sahnya akad nikah, dan bentuk lafadz yang digunakan dalam akad nikah menurut mazhab-mazhab fikih."
D I S U S U N OLEH KELOMPOK 4 NAMA: NIM: 1. RORIZQINA PASARIBU 12 310 0079 2. MELINDAYANI PULUNGAN 12 310 0064 3. MARAUS SOLEHAH 12 310 0061 4. PAIMAH HANNUM 12 310 0073 !AKULAN : ARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN "URUSAN : PAI#2 SEMESER : I$ %EMPA& D'()* P)+,-+,-*. Mhd Mahmud Nasution, LC., MA NIP: 19590907 199103 1 003 1 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PADANGSIDIMPUAN T.A. 2014 AKAD NIKAH (PERJANJIAN) A. Pendahuluan Perkawinan merupakan salah satu perikatan yang telah disyariatkan dalam Islam. Hal ini dilaksanakan untuk memenuhi perintah Allah agar manusia tidak terjerumus ke dalam perzinaan. Perkawinan dalam hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaaqon gholiidhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Karena perkawinan merupakan ikatan yang sangat kuat maka akad nikah dalam sebuah perkawinan memiliki kedudukan yang sentral. Begitu pentingnya akad nikah ia ditempatkan sebagai salah satu rukun nikah yang disepakati. Kendati demikian tidak ada syarat bahwa akad nikah itu harus dituliskan atau di aktekan. Atas dasar inilah fikih Islam tidak mengenal adanya penatatan perkawinan. 1 !alaupun Al "uran telah menganjurkan penatatan transaksi muamalah dalam keadaan tertentu. #elah begitu banyak permasalahan yang munul ke permukaan akibat tidak terak$m$dirnya hukum penatatan nikah dalam fi%h. &leh karenanya, hemat pemakalah penting untuk mengkaji permasalahan ini. Permasalahannya adanya regulasi penatatan perkawinan ini telah menimbulkan perdebatan tersendiri, mengenai dimana ia harus ditempatkan p$sisinya. Apakah penatatan perkawinan ini termasuk syarat sah 'rukun( ataukah hanya sebagai syarat administratif saja. Kesalahan dalam menempatkan p$sisi hukum penatatan perkawinan ini akan menimbulkan akibat hukum tersendiri. )alam pandangan Islam di samping perkawinan itu sebagai perbuatan ibadah, ia 1 Kh$iruddin *asuti$n, Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap Perundangundangan Per!a"inan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Mala#sia, '+akarta,-eiden. I*I/, 0110(, hlm. 123 0 juga merupakan sunnah Allah dan sunnah 4asul. )engan melihat kepada hakekat perkawinan itu merupakan akad yang memperb$lehkan laki,laki dan perempuan melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dib$lehkan, maka dapat dikatakan bahwa hukum asal dari perkawinan itu adalah b$leh atau mubah. . A!ad N"!ah 1. Pen#e$%"an A!ad N"!ah Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan perkawinan dalam bentuk i$a% dan qa%ul. 0 Ijab adalah lafadz yang berasal dari wali atau $rang yang mewakilinya, sedangkan %abul adalah lafadz yang berasal dari suami atau $rang yang mewakilinya. 2. S&a$a% I'a( )a(ul 5ntuk terjadinya a%ad yang mempunyai akibat,akibat hukum pada suami istri haruslah memenuhi syarat,syarat sebagai berikut. 2 a. Kedua mempelai sudah tamyiz. Bila salah satu pihak ada yang gila atau masih keil dan belum tamyiz, maka pernikahan tidak sah. b. Ijab %abulnya dalam satu majlis.. 6aitu ketika menguapkan ijab %abul tidak b$leh diselingi dengan kata,kata lain, atau menurut adat dianggap ada penyelingan yang menghalangi peristiwa ijab dan %abul. Hal ini diperkuat di dalam KHI Pasal 07 bahwa ijab dan %abul antara wali dan al$n mempelai pria harus jelas, beruntun dan tidak diselangi waktu. 8 Hal ini juga didukung $leh /yafi9i dan Hanbali, sementara :aliki penyelingan yang sekedarnya, misalnya $leh khutbah nikah yang pendek tidak apa,apa. /edangkan mazhab Hanafi tidak mensyaratkan segera. 0 Amir /yarifuddin. Hu!um Per!a"inan Islam di Indonesia& '+akarta. Kenana, 0117(, hlm. ;1 2 /ayyid /abi%. Fi!ih Sunnah 'ilid (. 'Bandung. P#. Alma9arif, 13<1(, hlm. =2 8 #im 4edaksi >&K5/:?)IA. Kompilasi Hu!um Islam. 'Bandung. >&K5/:?)IA, 0117(. hlm. 12. 2 . Hendaklah uapan %abul tidak menyalahi uapan ijab. d. Pihak,pihak yang melakukan a%ad harus dapat mendengarkan pernyataan masing,masingnya. )ikuatkan pula di dalam KHI Pasal 07 bahwa ijab dan %abul harus jelas sehingga dapat didengar. *. La+ad, Dala- I'a( )a(ul Ibnu #aimiyah mengatakan, a%ad nikah ijab kabulnya b$leh dilakukan dengan bahasa, kata,kata atau perbuatan apa saja yang $leh masyarakat umumnya dianggap sudah menyatakan terjadinya nikah. Para 5lama :azhab sepakat bahwa nikah itu sah bila dilakukan dengan menggunakan redaksi @aku mengawinkanA atau @aku menikahkanA dari pihak yang dilamar atau $rang yang mewakilinya dan redaksi @aku terimaA atau @aku setujuA dari pihak yang melamar atau $rang yang mewakilinya. Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang sahnya akad nikah yang tidak menggunakan redaksi )i*il madhi atau menggunakan lafadz selain nikah atau kawin. = :azhab Hanafi berpendapat bahwa akad b$leh dilakukan dengan segala redaksi yang menunjukan maksud menikah, bahkan sekalipun dengan lafadz attamli! 'pemilikan(, alhi%ah 'penyerahan(, al%a#* 'penjualan(, al+atha* 'pemberian(, ali%ahah 'pemb$lehan(, dan alihlal 'penghalalan(, sepanjang akad tersebut disertai dengan %arinah yang menunjukkan arti nikah. Akan tetapi akad tidak sah jika dilakukan dengan lafadz ali$arah 'upah( atau al+ari#ah 'pinjaman(, sebab kedua kata tersebut tidak memberi arti kelestarian atau k$ntinuitas. ; :aliki dan Hanbali berpendapat bahwa akad nikah dianggap sah jika menggunakan lafadz alni!ah dan al,a"a$. +uga dianggap sah dengan lafadz = :uhammad +awad :ughniyah. Fiqih Lima Ma,ha%& '+akarta. -?*#?4A, 011=(, hlm. 213. ; Abdur 4ahman al,+aziri. Kita%ul Fiqh +alal Mad,ahi% alAr%a*ah 'u, -& 'Beirut. )aarul >ikr, 0112(, hlm. 12. 8 alhi%ah, dengan syarat harus disertai penyebutan mas kawin, selain kata,kata tersebut di atas tidak dianggap sah. /ementara itu, mazhab /yafi9i berpendapat bahwa redaksi akad harus merupakan kata dari lafadz alta,"i$ dan alni!ah saja, selain itu tidak sah. 7
4. I'a( )a(ul .$an# "/u Ijab %abul $rang bisu sah dengan isyaratnya, bilamana dapat dimengerti, sebagaimana halnya dengan akad jual belinya yang sah dengan jalan isyaratnya. #etapi Pengadilan Agama ':esir( dalam pasal 0< menetapkan bahwa $rang bisu yang bisa menulis, pernyataan dengan isyarat dianggap tidak sah. <
0. Mendahulu!an P"ha! Pe$e-1uan A%au La!"2La!" )alam akad nikah itu tidak disyaratkan harus mendahulukan salah satu pihak. +adi mendahulukan pihak laki,laki atau perempuan itu sama saja 'sah(. /ebagaimana dimaklumi dalam kitab,kitab fi%h dan andaikata salah satu akad tersebut tidak benar, maka dalam kitab S#ar!hur .audahh diterangkan bahwa kesalahan dalam susunan kata,kata tidak merusakkan. 3 /esungguhnya kesalahan dalam redaksi$nal selama tidak merusak pengertian yang dimaksud, sey$gyanya disamakan dengan kesalahan dalam tata bahasa, sehingga tidak berpengaruh pada keabsahannya. )i dalam kitab mughni muhtaj pun dikatakan bahwa ijab b$leh dilakukan $leh sang al$n suami, sedangkan %abulnya diuapkan $leh wali sang mempelai wanita. 3. Ke%en%uan S"#h4% Dala- A!ad N"!ah /highat akad nikah ialah perkataan,perkataan yang diuapkan $leh pihak al$n suami dan pihak al$n istri diwaktu dilakukan akad nikah. /high$t akad 7 :uhammad +awad :ughniyah, /p&0it&1 hlm 211. < Amir /yarifuddin, /p&0it&1 hlm. =3. 3 Ahkamul >u%aha. Solusi Pro%lemati!a A!tual Hu!um Islam. '/urabaya. -#* *5 +awa #imur, 0118(, hlm. 101. = nikah terdiri atas @ijab dan %abul.A Ijab ialah pernyataan pihak al$n istri bahwa ia bersedia dinikahkan dengan al$n suaminya. /edangkan %abul ialah pernyataan atau jawaban pihak al$n suami bahwa ia menerima kesediaan al$n istrinya untuk menjadi istrinya. 11
Ibnu #aimiyah mengatakan bahwasannya akad nikah, ijab %abul b$leh dilakukan dengan bahasa, kata,kata atau perbuatan apa saja yang $leh masyarakat umumnya dianggap sudah menyatakan terjadinya nikah. 11
)alam Al,"ur9an, surat Al,Ahzab ayat 27, Allah /!#, berfirman.
A/0-*12: dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu Menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala aid telah mengakhiri keperluan terhadap !strinya (men"eraikannya), #ami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. /abda 4asulullah saw. 2ari 3a%r %in A%dillah ia %er!ata1 %ah"asann#a .asulullah SAW %ersa%da4Ta!utlah !amu se!ailan !epada Allah dalam hal orangorang perempuan1 sesungguhn#a !amu se!alian mengam%il mere!a dan mem%uat halal !emaluan!emaluan mere!a dengan !alimat Allah&5 6H.& Muslim7 11 Kamal :uhtar, Asasasas Hu!um Islam tentang Per!a"inan1 '+akarta. Bulan Bintang, 1378(, hlm. 78 11 /ayyid /abi%, Fiqih Sunnah (, 'Bandung. P# Alma9arif,13<1(, hlm. == ; )engan demikian, lafadz ijab %abul $leh waliBayah terhadap al$n mempelai pria adalah. .5 6 789 . . . : ; <= > 9 ? @ . . . AB@C = D @ ? @ E 9 B F G= HI J 9 H E 9 B F K= L 9 M = N 9 ArtinyaC 4A!u ni!ah!an eng!au1 atau a!u !a"in!an eng!au dengan ana!!u8& 6nama7 dengan mas!a"inn#a8&tunai&5 'ijab( .5 6 789 . . . : @ <= > 9 ? @ E 9 GHOPH 7<9 89 7L 9 M@ QF R = D @ S 9 ArtinyaC 4A!u terima ni!ahn#a dengan mas!a"inn#a8&tunai&5 '%abul( :engenai lafadz ijab %abul ini harus dengan lafadz nikah atau tazwij atau artinya. Bagi yang bisa bahasa dan mengerti bahasa Arab hendaklah dengan bahasa Arab, tetapi bagi yang tidak bisa dengan artinya. 10
TRU H VWRX YZ AR[ \DC]Z ^X _VCX YZ \`a bacd]Z cWeU \?N ^X fghUa f7S i j7hhk jZH lhhm 7hh?g<n hhYZ o7hhBk Ahhn phhW] q:r lk TRUH VWRX Y Z AR[ YZ s (VWRX tuBv) .q:r Artinya: 42ari a%u sa*id al!hudr# ra dari na%i sa"& 9eliau %ersa%da: Segala s#arat #ang tida! terdapat dalam !ita%ullah adalah %atal se!alipun seratus !ali s#arat56Mutta)aqun +alaih7 /yarat,syarat sigh$t dalam akad nikah antara lain. 1. /igh$t hendaknya dilakukan dengan bahasa yang dapat dimengerti $leh $rang yang melakukan akad, penerima akad dan saksi. 0. Adanya Persamaan Antara Ijab dan "abul. Harus ada persanaan antara ijab dan %abul baik seara jelas maupun kandungan maknanya. +ika terjadi perbedaan antara ijab dan %abul maka tidak sah akad nya, baik itu dalam ukuran mahar maupun dalam permasalahan yang diakadi. 10 )jamaan *ur, Fiqih Muna!ahat1 '/emarang. )ina 5tama /emarang,1332(, hlm.00,08 7 2. Ketersambungan "abul /etelah Ijab. Ijab dan %abul dilaksanakan dalam suatu majelis untuk menapai keterpautan antara keduanya, jika suatu ijab diuapkan di suatu majelis, %abul diuapkan di majelis lain berarti tidak terkait antara %abul dan ijab karena dimajelis yang terpisah. Apabila ijab dan %abul diuapkan di satu majelis maka sahlah akadnya. 8. #idak :eralat Ijab /ebelum "abul. +ika pihak ijab meralat ijabnya sebelum %abul, maka ijabnya dianggap tidak ada, berarti ijabnya tidak jadi. =. /ighat Akad 4ingkas./ighat akad hendaknya terlepas dari atatan atau syarat, sehingga menimbulkan pengaruh seketika ;. /ighat akad untuk selamanya. /highat yang akian digunakan dalam akad nikah hendaknya selamanya, tidak b$leh dibatasi waktunya dengan pembatas tertentu, baik dalm waktu jangka panjang maupun jangka waktu yang lama. 12 5lama sepakat menempatkan ijab dan %abul sebagai rukun perkawinan. 5ntuk sahnya suatu akad perkawinan disyaratkan beberapa syarat. )i antara syarat yang telah disepakati $leh ulama adalah sebagai berikut. 18
1. Akad harus dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan %abul. Ijab adalah penyerahan dari pihak perempuan kepada pihak laki,laki. /eperti uapan wali pengantin perempuan. @saya nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Al,%uranA. "abul adalah penerimaan dari pihak laki,laki. /eperti uapan mempelai laki,laki. @saya terima nikahnya anak bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Al,%uran. 0. :ateri dari ijab dan %abul tidak b$leh berbeda, seperti nama si perempuan seara lengkap dan bentuk mahar yang disebutkan. 2. Ijab dan %abul harus diuapkan seara bersambungan tanpa terputus walaupun sesaat. 12 Abdul Aziz :uhammad Azzam, Fiqh Muna!ahat1 '+akarta. /inar Drafika, 0113(, hlm. 70, <1 18 I%id&1 hlm. ;0,;2 < 8. Ijab dan %abul tidak b$leh menggunakan ungkapan yang bersifat membatasi masa berlangsungnya perkawinan, karena perkawinan ditujukan untuk selama hidup. =. Ijab dan %abul harus menggunakan lafaz yang jelas dan terus terang. #idak b$leh menggunakan uapan sindiran, karena untuk penggunaan lafaz sindiran itu diperlukan niat, sedangkan saksi yang hadir dalam perkawinan itu tidak akan dapat mengetahui apa yang diniatkan $leh sese$rang. /yarat bentuk kalimat ijab dan "abul. para )uqaha* telah mensyaratkan harus dalam bentuk mad,i 'lampau( bagi kedua belah pihak. Atau salah satunya dengan bentuk madhi1 sedangkan lainnya berbentuk mustaq%al 'yang datang(. E$nt$h untuk bentuk pertama adalah si wali mengatakan, U,a""a$tu!a i%natii 'aku nikahkan kamu dengan putriku(, sebagai bentuk madhi. -alu si mempelai laki,laki menjawab, :a%iltu 'aku terima(, sebagi bentuk madhi juga. /edangkan $nt$h bagi bentuk kedua adalah si wali mengatakan. U,a""i$u!a i%natii 'aku akan menikahkanmu dengan putriku(, sebagai bentuk musta!%al. -alu si mempeli laki,laki menjawab. :a%iltu 'aku terima nikahnya(, sebagai bentuk madhi& ;<
:ereka mensyaratkan hal itu, karena adanya persetujuan dari kedua belah pihak merupakan rukun yang sebenarnya bagi akad nikah. /edangkan Ijab dan "abul hanya merupakan manifestasi dari persetujuan tersebut. )engan kata lain kedua belah pihak harus memperlihatkan seara jelas adanya persetujuan dan kesepakatan tersebut pada waktu akad nikah berlangsung. Adapun bentuk kalimat yang dipakai menurut s#ari*at bagi sebuah akad nikah adalah bentuk madhi. 6ang demikian itu, juga karena adanya persetujuan dari kedua belah pihak yang bersifat pasti dan tidak mengandung persetujuan lain. )i lain pihak, bentuk mustaq%al tidak menunjukkan seara pasti persetujuan antara kedua belah pihak tersebut pada saat perakapan berlangsung. /ehinggaa, jika salah se$rang di antaranya mengatakan . U,a""a$tu!a i%natii 1= /yaikh Kamil :uhammad F5waidah, Fiqh Wanita, terj. Abdul Dh$ffar, '+akarta. Pustaka al, Kautsar(, hlm. 818 3 'aku nikahkan kamu dengan putriku(. -alu pihak yang lain menjawab . Aq%alu ni!ahaha 'aku akan menerima nikahnya(. :aka, bentuk tersebut tidak dapat mensahkan akad nikah. Karena, kalimat yang dikemukakan mengandung pengertian yang bersifat janji, sedangkan perjanjian nikah untuk masa mendatang belum disebut sebagai akad pada saat itu. /eandainya mempelai laki,laki mengatakan ,a""i$nii i%nata!a 'nikahkan aku dengan putrimu(, lalu si wali mengatakan . 3a""a$tuha la!a 'aku telah menikahkannya untuk kamu(. :aka dengan demikian akad nikah pada saat itu telah terlaksana. Karena, kata Gawwijnii 'nikahkan aku( menunjukkan arti perwakilan dan akad nikah itu dibenarkan jika diwakili $leh salah satu dari kedua belah pihak. 1; D. A!ad N"!ah Dala- K4-1"la/" Hu!u- I/la- Akad *ikah )alamK$mpilasi Hukum Islam. Istilah perkawinan sebagai istilah Ind$nesia untuk pernikahan melalui k$mpilasi sudah dibakukan dalam hukum Islam Ind$nesia. Akan tetapi istilah wali nikah, saksi nikah atau akad nikah masih dipergunakan. !alaupun kita sudah paham bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan antara @nikahA dan @kawinA. )alam pasal 0 K$mpilasi Hukum Islam disebutkan bahwa perkawinan menurut Hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau :itsa%$n Dhalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. 17
Akad *ikah )alam K$mpilasi Hukum Islam. )i dalam Bab IH K$mpilasi Hukum Islam telah diatur tentang rukun dan syarat perkawinan sekalipun tidak tegas pembedaannya satu dengan lain. Pada pasal 18 menyebutkan apa yang biasa 1; Abdul 4ahman Dh$zali, Fiqh muna!hahat1 '+akarta. Prenada :edia Dr$up, 0112(, hlm. 28. 17 Abdurrahman, Kompilasi Hu!um Islam di Indonesia, '+akarta. Akademik Presind$, 1330, ( hlm. 01 11 dalam kitab fikih disebut dengan rukun nikah. )ikatakan bahwa untuk melaksanakan perkawinan harus ada. 1< 1. Eal$n suamiC 0. Eal$n istriC 2. !ali *ikahC 8. )ua $rang saksi, dan =. Ijab dan "abul. Pengertian tentang akad nikah disebutkan dalam pasal 1 huruf ialah @akad nikah rangkaian Ijab yang diuapkan $leh wali dan "abul yang diuapkan $leh mempelai pria atau wakilnya disaksikan $leh dua $rang saksiA. )an tentang pelaksanaan akad nikah diatur seara khusus dalam pasal 07, 0< dan 03. 13 Pasal 07 K$mpilasi Hukum Islam berbunyi . @Ijab dan "abul antara wali dan al$n mempelai pria harus jelas beruntung dan tidak berselang waktuA. Pasal 0<. @Akad nikah dilaksanakan sendiri seara pribadi $leh wali nikah yang bersangkutan. !ali nikah dapat mewakilkan kepada $rang lain.A Pasal 03. 1. 6ang berhak menguapkan "abul ialah al$n mempelai pria seara Pribadi 0. )alam hal,hal tertentu uapan "abul nikah dapat diwakilkan kepada pria lain dengan ketentuan al$n mempelai pria memberi kuasa yang tegas seara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah itu adalah untuk mempelai pria. 2. )alam hal al$n mempelai wanita atau wali keberatan al$n mempelai pria diwakili, maka akad nikah tidak b$leh dilangsungkan. Berdasarkan pasal,pasal tersebut, dalam hal pelaksanaan akad nikah tidak diberikan pengaturan tentang kemungkinan dilakukannya Ijab "abul pada tempat 1< I%id&1 13 I%id&1 11 yang berbeda. *amun di sini yang lebih ditekankan bahwa al$n mempelai dapat menyatakannya melalui $rang yang dikuasakan seara khusus. )engan pengaturan yang masih baku ini maka hakim dituntut untuk lebih berperan aktif dalam memutuskan suatu perkara, karena keberadaan KHI itu sendiri tidak dimaksudkan untuk memandulkan kreatiIitas dan penalaran serta bukan untuk menutup pintu dalam melakukan ter$b$san dan pembaharuan hukum ke arah yang lebih aktual. :isalnya saja tenang masalah pernikahan Iia telep$n atau masalah,masalah k$ntemp$rer lainnya yang erat kaitannya sebagai dampak dari perkembangan zaman. Akad *ikah )alamK$mpilasi Hukum Islam. -ahirnya K$mpilasi Hukum Islam dimaksudkan agar ke simpangsiuran keputusan dalam lembaga,lembaga Peradilan Agama dan sebab,sebab khilaf yang disebabkan $leh masalah fikih akan dapat diakhiri. /ehingga bahasa dan nilai,nilai hukum yang dipertarungkan di f$rum Peradilan Agama $leh masyarakat penari keadilan, sama kaidah dan rumusannya dengan apa yang mesti diterapkan $leh para hakim di seluruh nusantara. E. Ke/"-1ulan Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan perkawinan dalam bentuk i$a% dan qa%ul. 01 Ijab adalah lafadz yang berasal dari wali atau $rang yang mewakilinya, sedangkan %abul adalah lafadz yang berasal dari suami atau $rang yang mewakilinya. 4ukun dan syarat menentukan suatu perbuatan hukum, terutama yang menyangkut dengan sah atau tidaknya perbuatan tersebut dari segi hukum. /yarat itu ada yang berkaitan dengan rukun dalam arti syarat yang berlaku untuk setiap unsur yang menjadi rukun. Ada pula syarat itu berdiri sendiri dalam arti tidak merupakan kriteria dari unsur,unsur hukum. 01 Amir /yarifuddin. Hu!um Per!a"inan Islam di Indonesia& '+akarta. Kenana, 0117(, hlm. ;1 10 )alam pandangan islam di samping perkawinan itu sebagai perbuatan ibadah, ia juga merupakan sunnah Allah dan sunnah 4asul. )engan melihat kepada hakekat perkawinan itu merupakan akad yang memperb$lehkan laki,laki dan perempuan melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dib$lehkan, maka dapat dikatakan bahwa hukum asal dari perkawinan itu adalah b$leh atau mubah. Agar akad nikah dapat terlaksana, ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi. 4ukun nikah adalah . 1. Eal$n suami istri 0. !ali 2. )ua $rang saksi 8. Akad nikah 12 DAwTAR KEPUSTAKAAN Abdurrahman. Kompilasi Hu!um Islam di Indonesia, +akarta. Akademik Presind$, 1330. Ahkamul >u%aha. Solusi Pro%lemati!a A!tual Hu!um Islam. /urabaya. -#* *5 +awa #imur, 0118. Al,+aziri, Abdur 4ahman. Kita%ul Fiqh +alal Mad,ahi% alAr%a*ah 'u, -& Beirut. )aarul >ikr, 0112. Dh$zali, Abdul 4ahman. Fiqh Muna!hahat1 +akarta. Prenada :edia Dr$up, 0112. :uhtar, Kamal. Asasasas Hu!um Islam tentang Per!a"inan1 +akarta. Bulan Bintang, 1378 :ughniyah, :uhammad +awad. Fiqih Lima Ma,ha%& +akarta. -?*#?4A, 011=. :uhammad F5waidah, /yaikh Kamil. Fiqh Wanita, terj. Abdul Dh$ffar, +akarta. Pustaka al, Kautsar. :uhammad Azzam, Abdul Aziz. Fiqh Muna!ahat1 +akarta. /inar Drafika, 0113. *asuti$n, Kh$iruddin. Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap Perundangundangan Per!a"inan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Mala#sia, +akarta,-eiden. I*I/, 0110. *ur, )jamaan. Fiqih Muna!ahat1 /emarang. )ina 5tama /emarang,1332. /abi%, /ayyid. Fi!ih Sunnah 'ilid (. Bandung. P#. Alma9arif, 13<1. /yarifuddin, Amir. Hu!um Per!a"inan Islam di Indonesia& +akarta. Kenana, 0117. #im 4edaksi >&K5/:?)IA. Kompilasi Hu!um Islam. Bandung. >&K5/:?)IA, 0117.