Vous êtes sur la page 1sur 18

9/17/2014

JOURNAL READING
Koas Stase Penyakit Dalam
Poliklinik Paru
RSUP Dr. Sardjito
JUDUL
Efikasi Levofloxacin dibanding dengan
Cefuroxime dalam Penanganan Penyakit Paru
Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut
Yoon et al., 2013
9/17/2014
PENULIS
Ho Il Yoon1, Chang-Hoon Lee2, Deog Kyeom Kim3, Geun Min Park4, Sang-Min Lee2, Jae-Joon
Yim2 Jae-Yeol Kim5, Jae Ho Lee1,Choon-Taek Lee1, Hee Soon Chung3, Young Whan Kim2, Sung
Koo Han2, Chul-Gyu Yoo2
1) Division of Pulmonary and Critical Care Medicine, Department of Internal Medicine and Lung
Institute, Seoul National University Bundang Hospital, Seongnam-si, Republic of Korea;
2) Division of Pulmonary and Critical Care Medicine, Department of Internal Medicine and Lung
Institute, Seoul National University College of Medicine, Seoul, Republic of Korea;
3) Division of Pulmonology, Department of Internal Medicine, Seoul National University Boramae
Hospital, Seoul, South Korea;
4) Division of Pulmonology and Critical Care Medicine, Department of Internal Medicine, Dongguk
University Ilsan Hospital, Dongguk University College
of Medicine, Goyang, Republic of Korea;
5) Division of Pulmonary and Critical Care Medicine, Department of Internal Medicine, Chung-Ang
University College of Medicine, Seoul, Republic of Korea
SUMBER
Sumber :Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2013; 8: 329334.
Tanggal Publikasi :Published online Jul 10, 2013. doi: 10.2147/COPD.S41749
Diunduh dari :http://dx.doi.org/10.2147/COPD.S41749
9/17/2014
LATAR BELAKANG
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) eksaserbasi akut merupakan kejadian yang
serius. Hal ini terkait dengan penurunan status kesehatan, peningkatan biaya
kesehatan, dan peningkatan mortalitas. Pengobatan utama untuk PPOK eksaserbasi
akut meliputi pemberian antibiotik dan steroid sistemik. Antibiotik dikatakan
bermanfaat pada pasien dengan peningkatan sputum dan pada eksaserbasi berat
yang membutuhkan ventilator.
LATAR BELAKANG
Antibiotik merupakan salah satu bentuk pengobatan farmakologis utama untuk
penanganan PPOK eksaserbasi akut. Akan tetapi, penggnaan antibiotik tergantung
dengan pola resistensi lokal.
Akan tetapi, pemilihan antibiotik cukup kompleks. Bakteri yang didapatkan pada
PPOK eksaserbasi akut biasanya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis, so-called atypical pathogens, dan virus
pernapasan. Pada eksaserbasi berat dan dengan faktor risiko, bakteri Pseudomonas
aeruginosa dan Enterobacteriaceae bisa ditemukan.
9/17/2014
LATAR BELAKANG
Levofloxacin adalah antibiotik fluoroquinolone antibiotic yang banyak digunakan
untuk mengobati PPOK eksaserbasi akut, disamping macrolides, kombinasi -
lactam/-lactamase inhibitor, dan sefalosporin generasi kedua dan ketiga. Efikasi
dan keamanan penggunaan levofloxacin belum banyak diteliti. Penelitian sebelumnya
tentang penggunaan levofloxacin menunjukkan hasil positif, akan tetapi penelitian
dilakukan pada pasien bronkitis kronis.
METODE
Desain penelitan : prospective, multicenter, randomized, open-label, parallel-
group clinical trial
Waktu : November 2006 s.d. Juni 2009
Tempat : 7 Rumah Sakit di Korea Selatan
9/17/2014
METODE
Perhitungan besar sampel:
Berdasarkan studi sebelumnya yang menunjukkan kesuksesan klinis levofloxacin
sebesar 75% dan 76% pada pemberian cefuroxime (1) diperkirakan diperlukan 62
pasien untuk masing-masing kelompok dengan asumsi kesuksesan klinis levofloxacin
Diasumsikan kesuksesan klinis levofloxacin tidak kurang dari 10% dibanding dengan
kelompok cefuroxime, dengan power 80%.
PICO
Patient / Problem = AECOPD (acute exacerbation of chronic obstructive pulmonary
disease)
Intervention = levofloxacin
Comparison = cefuroxime
Outcome = clinical success rates
9/17/2014
PASIEN
Eksaserbasi PPOK didefinisikan sebagai peningkatan batuk atau dispnea,
perubahan warna dan jumlah sputum, dan diagnosis PPOK dengan spirometri. Dalam
hal ini FEV1/FVC paska pemberian bronkodilator kurang dari 0,7.
Total didapatkan 141 laki-laki dan perempuan diatas 18 tahun dengan PPOK
eksaserbasi akut yang diikutkan dalam peneilitian.
9/17/2014
KARAKTERISTIK DATA DASAR
INTERVENSI
Pasien kelompok levofloxacin diobati selama 7 hari dengan levofloxacin 500mg
1x/hari.
9/17/2014
KONTROL
Pasien kelompok cefuroxime diobati selama 7 hari dengan cefiroxime 250 mg
2x/hari untuk eksaserbasi sedang atau 500 mg 2x/hari untuk eksaserbasi berat.
Semua pasien sudah memberikan persetujuan dan protokol penelitian sudah disetujui
oleh komite medik dari semua rumah sakit.
9/17/2014
LUARAN
Pada kunjungan pertama (3-5 hari setelah kunjuangan awal) dan kunjungan kedua (5-
7 hari setelah selesai nya pengobatan),
Evaluasi yang dilakukan: respon klinis, efek samping, dan kepatuhan terhadap
pengobatan, RO Thorax, sputum, darah rutin, kimia darah, dan urinalisis. Pada pasien
yang diduga bacterimia, darah rutin diambil dua kali.
LUARAN PRIMER
Luaran primer dalam studi ini berupa keuksesan klinis. Dikelompokkan menjadi
sembuh, membaik, dan gagal. Kondisi sembuh dan membaik dikategorisasikan
menjadi kesuksesan klinis.
9/17/2014
LUARAN SEKUNDER
Luaran sekunder pada penelitian ini adalah efikasi mikrobiologis. Respon mikrobiologis
dikelompokkan menjadi:
1. Tereradikasi : tidak terdapatnya bakteri pada kunjungan kedua.
2. Dianggap tereradikasi : Tidak adanya sputum karena perbaikan keadaan.
3. Persisten : (persistence of initial pathogenic bacteria),
4. Dianggap persisten : detection of pathogenic bacteria only on the second
visit with clinical evidence of persistence),
5. Superinfeksi : appearance of pathogenic bacteria other than initial
ones) at the second visit.
Kelompok tereradikasi, diduga tereradikasi atau superinfeksi didefinisikan sebagai Respon
mikrobiologis efektif.
9/17/2014
CRITICAL APPRAISAL
9/17/2014
KUTIPAN
Yoon HI et al., Efficacy of levofloxacin versus cefuroxime in
treating acute exacerbations of chronic obstructive
pulmonary disease, Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2013;
8: 329334.
1. APAKAH PENELITIAN INI VALID?
9/17/2014
APAKAH PENENTUAN PASIEN DIRANDOMISASI?
Ya, hal ini terungkap pada subjudul Material and methods, anak subjudul Study
design and patients, yaitu This prospective, multicentre, randomised, open-label .
clinical trial; All patients were judged to have mild, moderate, or severe AECOPD by
specialists and randomised to receive levofloxacin or cefuroxime in a ratio of 1:1.
APAKAH DAFTAR RANDOMISASI DIRAHASIAKAN?
Ya. Randomisasi dilakukan oleh pihak lain yang tidak terlibat dalam penelitian.
Tercantum pada pada subjudul Material and methods, anak subjudul Study design
and patients, yaitu A simple randomization was performed at the study
coordinating center by a single person who was not otherwise involved in the study. A
central computer was used to randomize patients stratified by site.
9/17/2014
APAKAH SEMUA SUBJEK YANG DITELITI TERCATAT
PADA KESIMPULAN PENELITIAN?
Ya. Dari 141 pasien yang memenuhi kriteria, 137 bersedia diikutkan dalam
penelitian. Hingga akhir penelitian 18 pasien tidak bisa meneruskan penelitian.
APAKAH ADA ANALISA UNTUK KELOMPOK YANG
DIRANDOMISASI? MISAL INTENTION TO TREAT ANALYSIS?
Ya, hal ini terungkap pada subjudul Material and methods, anak subjudul
Statistical analysis, yaitu The intention-to-treat population was used for all analyses.
9/17/2014
APAKAH PENELITIAN BLIND ?
Tidak. Penelitian ini menggunakan open-label trial. Sehingga baik peneliti maupun
pasien mengetahui pengobatan yang diberikan.
Hal ini tercantum dalam bagian metodologi subbagian study design and patient, This
prospective, multicenter, randomized, open-label, parallel-group clinical trial...
DISAMPING PENGOBATAN UNTUK PENELITIAN,
APAKAH PASIEN DIOBATI DENGAN SAMA?
Tidak jelas. Akan tetapi peneliti menuliskan bahwa protokol penelitian sudah disetujui
oleh komite medik masing-masing rumah sakit.
Hal ini tercantum dalam bagian metodologi subbagian study design and patient, All
patients provided their informed consent, and the study protocol was approved by the
local institutional review board for all hospitals.
9/17/2014
APAKAH SEMUA KELOMPOK SAMA KONDISINYA
SAAT AWAL PENELITIAN
Ya. Karakteristik data dasar berupa jenis kelamin, rerata umur, kondisi merokok, dan
keparahan eksaserbasi pada dua kelompok uji tidak berbeda secara statistik.
APAKAH HASIL PENELITIAN INI PENTING?
9/17/2014
HASIL PENELITIAN
Sukses Tidak Sukses Total
Levofloxacin 53 5 58
Cefuroxime 58 6 64
Efektifitas Klinis
ANALISIS HASIL
1. Experimental event rate = risk of outcome event in experimental group = EER = a/(a+b)
= 53/58 = 91,38%
2. Control event rate = risk of outcome event in control group = CER = c/(c+d)
= 58/64 = 90,63%
3. Relative Risk = EER/CER = 1,008
4. Odds Ratio (OR) = ad/bc = 1,096
4. Relative risk reduction (RRR) = (CER - EER)/CER or 1 - RR
5. Absolute risk reduction (ARR) = CER EER = 0, 75
6. Number needed to treat (NNT) = 1/ARR = 1/(CER - EER) = 1/0,75 = 1,33
9/17/2014
KESIMPULAN
Levofloxacin tidak inferior dibandingkan dengan cefuroxime dalam hal efikasi klinis
pada penanganan PPOK eksaserbasi akut.
TERIMA KASIH
Mohon Asupan

Vous aimerez peut-être aussi