Vous êtes sur la page 1sur 16

Kasus

Bayi sehat korban malapraktik


George Tirtadihatmo 030.06.101
Ratih Puspitasari 030.05.181
Hadian Widyatmojo 030.07.100
Titi Anjasmoro 030.06.259
Pendahuluan
Dengan berkembangnya kesadaran
masyarakat akan kebutuhan tentang
perlindungan hukum menjadikan dunia
pengobatan bukan saja sebagai
hubungan keperdataan, bahkan sering
berkembang menjadi persoalan pidana.
Profesi dokter merupakan suatu profesi
yang penuh dengan resiko dan kadang-
kadang dalam mengobati penderita atau
pasien dapat terjadi kematian sebagai
akibat dari tindakan dokter.
Pelayanan kesehatan pada dasarnya
bertujuan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit, termasuk
didalamnya pelayanan medis yang
dilaksanakan atas dasar hubungan
individual antara dokter dengan
pasien yang membutuhkan
penyembuhan.

Kasus
Maulana, Usia 18 Tahun dengan
kegagalan multi organ. Berat badannya
6,8 Kg dan terbaring di tempat tidur.
Keluhan dimulai sejak diberi imunisasi
BCG, DPT, Polio oleh dinas kesehatan
saat usianya 45 hari
Setelah 2 jam imunisasi Maulana kejang
dan demam, 5 hari perawatan di RS
Pasien justru tidak sadar diri.
Pasien didiagnosa meningitis, namun
setelah itu berangsur tubuhnya mulai
mengerut, sering sesak nafas dan
kejang.
Orangtua Pasien yakin bahwa anaknya
korban malapraktik berdasarkan pernyataan
dokter bahwa terjadi kesalahan imunisasi.
Orangtua pasien kemudian memilih prosedur
hukum. Ia melaporkan pemerintah
Kalimantan Barat secara pidana, dan juga
menggugatnya secara perdata. Namun di
pengadilan, hakim memintanya dan
perwakilan pemerintah sebagai tergugat,
untuk berdamai. Hasilnya cukup menjanjikan.
Pemerintah Daerah Kalimantan Barat,
berjanji akan menanggung penuh obat dan
kebutuhan perawatan maulana di rumah
sakit seumur hidup.
Ternyata kesanggupan Pemerintah
Daerah Kalimantan Barat hanya janji janji
kosong. Setelah berjalan lebih sepuluh
tahun, Pemerintah Daerah Kalimantan
Barat tidak memenuhi janjinya.

Tinjauan Pelanggaran menurut
UU Kesehatan
1. UU No 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan
Pasal 55 ayat(1) : Setiap orang berhak atas
ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian
yang dilakukan tenaga kesehatan
Syarat kelalaian :
DUTY
DERELICTION
DAMAGES
DIRECT CAUSALSHIP
Dokter dalam hal ini memenuhi syarat
kelalaian seorang dokter yaitu menyebabkan
cedera (damage) sehingga pasien tersebut
merasa dirugikan.

2. UU No 29 tahun 2004 tentang Kesehatan
Terkait tindak kelalaian yang menyebabkan
luka berat

a. Pasal 39
Praktik kedokteran diselenggarakan
berdasarkan pada kesepakatan antara dokter
atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya
untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pasal 45
1.Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi
terhadap pasien harus mendapat persetujuan
2.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan
secara lengkap
3. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekurang-kurangnya mencakup:
4.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun
lisan.
5. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang mengandung risiko tinggi harus diberikan
dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani
oleh pihak yang berhak memberikan persetujuan.

3. Pasal 51
1. Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan
praktik kedokteran mempunyai kewajiban:
2. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien.
3. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain
yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik, apabila tak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan; merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu
melaksanakannya.
5. Menambah pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya.
6. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi.


4. Pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan pada
praktik kedokteran, mempunyai hak:
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal
45 ayat 3
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis
Menolak tindakan medis
Mendapatkan isi rekam medis

Tinjauan Pelanggaran Menurut
KUHP
Pasal 359
Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya
orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 360 KUHP
1.Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya)
menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat,
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana kurungan paling lama 1 tahun
2.Barangsiapa karena kesalahannya atau kelalaiannya
menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa
sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu,
diancam dengan pidana penjara paling lama 6 bulan atau
pidana denda paling tinggi 4500 rupiah


Tinjauan Pelanggaran menurut
KUH Perdata
Pasal 1365 KUH Perdata
Tiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada setiap orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, menggantikan
kerugian tersebut.

Pasal 1366 KUH Perdata
Setiap orang bertanggung jawab tidak saja
untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan kelalaian atau
kekuranghati-hatiannya.

Pasal 1367 ayat (1) KUH Perdata
Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya
sendiri tetapi juga disebabkan karena perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau
disebabkan oleh barang-barang yang berada di
bawah pengawasannya.

Pasal 1371 tentang :
Penyebab luka atau penyebab cacatnya sesuatu
anggota badan dengan sengaja atau karena
kurang hati-hati memberikan hak kepada si
korban untuk selain penggantian biaya-biaya
penyembuhan, menuntut penggantian kerugian
yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut.
Juga peggantian ini dinilai menurut kedudukan
dan kemampuan keduabelah pihak dan menurut
keadaan.

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi